Anda di halaman 1dari 8

Sistem Starter Motor Listrik 3 fasa dengan Auto Trafo

OLEH SUHINAR EL
APR 24, 2016

Bagikan :
Terdapat banyak teknik pengasutan motor listrik 3 phasa yang dibuat untuk mengurangi arus
asut / start yang tinggi, bahkan untuk motor induksi arus asut bisa sampai mencapai 4 s/d 7
kali dari arus I nominal motor. Salah satu teknik pengasutan yang populer yaitu pengasutan
star-delta. Pada artikel ini saya akan memperkenalkan teknik pengasutan dengan metode lain
yaitu sistem starter motor listrik 3 fasa dengan auto trafo.

Pada dasarnya beberapa teknik pengasutan motor adalah teknik supply tegangan motor yang
bertahap dari tegangan dibawah tegangan kerja motor sampai mencapai tegangan kerja motor
pada rentang waktu tertentu. Hal ini dilakukan karena motor listrik adalah beban listrik yang
bersifat dinamis, artinya menurunkan tegangan maka arus pun akan turun.;

Pengertian Auto Trafo

Auto trafo atau auto transformator adalah transformator yang memiliki 1 jenis gulungan
dimana gulungan tersebut merupakan gulungan primer sekaligus gulungan sekunder.
Dinamakan Auto trafo pastinya ada proses automatis dari trafo tersebut. Menurut hemat
penulis, auto tersebut ditujukan untuk proses perbandingan belitan primer dan sekunder yang
saling mempengaruhi secara otomatis jika posisi tap trafo dirubah. Berbeda dengan
transformator pada umumnya yang memiliki gulungan primer dan sekunder yang terpisah
secara induksi. Pada trafo biasa perubahan tap trafo hanya diatur pada salah satu lilitan
primer atau sekundernya saja, dan perubahan tap tersebut sama sekali tidak mempengaruhi
lilitan pasangannya, hanya tegangan dan arus pada belitan yang tapnya dirubahlah yang
terpengaruh. Itu sekilas tentang auto trafo agar anda mulai ada gambaran bahwa auto trafo
berbeda dengan trafo biasa pada umumnya.

Diagram Daya Pengasutan Motor dengan Auto Trafo

Berikut ini adalah diagram daya dari pengasutan / starter motor 3 phasa dengan menggunakan
auto trafo :
Diagram daya pengasutan motor 3 phasa dengan auto trafo

Pada diagram daya diatas terdapat 3 buah kontaktor K1, K2 dan K3. K1 dan K2 operasi
dalam proses pengasutan motor 3 phasa menggunakan auto trafo. Sedangkan K3 operasi pada
tegangan kerja motor 3 phasa sesuai dengan name plate nya. Jadi yang harus operasi pertama
dari proses pengasutan motor ini adalah K1 dan K2. K1 merupakan supply tegangan dari auto
trafo, sedangkan K2 merupakan hubungan belitan bintang dari auto trafo tersebut. Jika hanya
K1 saja yang bekerja tanpa operasi K2 maka auto trafo tersebut tidak bisa menghasilkan
output tegangan karena loop di trafo terbuka.

Ketika K1 dan K2 sudah operasi, maka supply tegangan ke motor 3 phasa bisa diatur dengan
merubah posisi tap trafo secara bertahap. Proses ini sama dengan menaikkan tegangan supply
motor 3 phasa secara bertahap sehingga arus asut motor 3 phasa bisa diredam / tidak terlalu
tinggi. Proses perpindahan dari tap auto trafo ini biasanya dilakukan secara manual oleh
operator motor walaupun tidak menutup kemungkinan jika dirancang secara otomatis
mengenai perpindahan tap auto trafo tersebut.

Auto trafo biasanya memiliki 3 posisi tap untuk setiap phasanya misalkan 80 %, 65 % dan 50
% sehingga karakteristik untuk pengasutan motor 3 phasa bisa dilakukan dengan
menyesuaikan kondisi beban. Jika tegangan output auto trafo yang merupakan supply motor
sudah bisa membuat putaran motor di kisaran 80 % s/d 90 % maka boleh dilakukan manufer
perpindahan supply tegangan menjadi tegangan kerja motor dengan cara membuka kontak
dari kontaktor K2. Membukanya kontak dari kontaktor K2 merupakan syarat bisa
dioperasikannya kontaktor K3 sebagai supply tegangan motor sesuai tegangan kerjanya, Dan
beroperasinya kontaktor K3 harus otomatis membuat kontak dari kontaktor K1 menjadi
terbuka, sehingga supply tegangan motor tidak dipengaruhi lagi auto trafo.

Diagram Kontrol Pengasutan Motor dengan Auto Trafo

Berikut ini adalah diagram kontrol dari proses pengasutan motor 3 phasa menggunakan auto
trafo yang bisa membuat proses pengasutan berlangsung sesuai yang sudah dijelaskan pada
diagram daya diatas.
Diagram kontrol pengasutan motor 3 phasa dengan auto trafo
Diagram kontrol sudah di uji via software simulasi.

Ket :
S0 = Push button Stop
S1 = Push button Start Pengasutan
S2 = Push button Start motor setelah pengasutan
K1 = Kontaktor supply tegangan auto trafo
K2 = Kontaktor close loop auto trafo
K3 = Kontaktor supply tegangan sesuai tegangan kerja motor

Prinsip kerja dari rangkaian kontrol pengasutan motor 3 phasa dengan auto trafo diatas adalah
sebagai berikut :

Motor hanya bisa dioperasikan jika push button yang ditekan pertama kali adalah push button
S1. Jika yang ditekan sebelum motor operasi adalah push button S2 terlebih dahulu maka
tidak akan ada reaksi apa-apa pada motor karena aliran arus menuju kontaktor K3 pada
kondisi ini adalah terbuka ( open loop ). Dengan prinsip kerja seperti ini maka proses
pengasutan menggunakan auto trafo sifatnya wajib, tidak ada fitur pilihan start motor
langsung tanpa pengasutan auto trafo tersebut. Ini juga dilakukan untuk menghindari salah
pencet push button start saat akan mengoperasikan motor.

Dengan menekan push button S1 terlebih dahulu maka kontaktor K1 dan K2 akan langsung
operasi dan motor otomatis disupply tegangan dari output auto trafo. Pada kondisi ini bisa
langsung dilakukan pengaturan tap auto trafo mengikuti kondisi beban. Jika putaran motor
sudah mencapai 80 % s/d 90 % maka bisa langsung dilakukan perpindahan supply tegangan
dari auto trafo menjadi supply lain sesuai tegangan kerja motor. Caranya adalah dengan
menekan push button S2. Ketika push button S2 ditekan maka K2 yang merupakan close loop
dari auto trafo menjadi terbuka, artinya tegangan output dari auto trafo menjadi nol karena
loop terbuka. Anda jangan khawatir pada kondisi ini motor akan stop karena kehilangan
tegangan, tetapi saat push button S2 tersebut ditekan tegangan output auto trafo memang
menjadi nol dan akan dengan cepat tergantikan dengan supply dari sumber lain sesuai
tegangan kerja motor dengan operasinya kontaktor K3. Operasinya kontaktor K3 juga
langsung memutuskan supply tegangan menuju auto trafo karena aliran arus menuju
kontaktor K1 menjadi terbuka. Setelah motor bekerja dengan supply tegangan kerjanya yaitu
dengan operasinya K3 maka push button S1 atau pun S2 jika ditekan pada kondisi ini tidak
akan mempengaruhi motor.

Untuk stop motor bisa langsung menekan push button S0 dan proses pengasutan mereset
kembali ke kondisi awal.

Pengasutan dengan menggunakan auto trafo akan lebih efisien meredam arus start
dibandingkan sistem pengasutan star - delta. Hal ini dikarenakan pada pengasutan
menggunakan auto trafo terdapat variable pengaturan tegangan asut yang lebih banyak.
Sedangkan pada sistem pengasutan star - delta variable tegangan asut hanya satu yaitu saat
motor terhubung star.

Demikianlah artikel singkat tentang sistem starter motor listrik 3 fasa dengan auto trafo.
Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.

Wassalam.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via
email, atau ketikan email anda pada kotak yang disediakan kemudian klik tombol
"Subscribe" Jangan lupa cek email untuk verifikasi. Nama email anda kami rahasiakan.
GRATISSS!!!

Ketikkan em listrik-praktisblogs listrik-praktisblogs en_US

Subscribe

Related Posts
#4 Syarat Sinkron Generator Listrik
#3 Jenis Instalasi Starter Motor Listrik Paling Populer
Permasalahan Photocell dan Solusinya.
Switching Jaringan Tegangan Menengah 20KV untuk Pemula
Konfigurasi Jaringan Tegangan Menengah 20KV untuk Pemula
Cara Instalasi Timer Theben Dilengkapi Saklar Manual Auto
Photocell vs Timer, Mana yang Lebih Bagus
Instalasi Genset untuk Rumah Tinggal

Tag : Aplikasi Listrik


6 Komentar untuk "Sistem Starter Motor Listrik 3 fasa
dengan Auto Trafo"
Balas
girham nurahman
OCTOBER 16, 2016 AT 11:27 PM

Assalamualaikum..
mas, saya mau nanya.. kenapa pada saat tegangannya diubah dari rendah menuju tinggi dgn
menggunakan auto trafo ,, arusnya juga memiliki nilai sebanding dari rendah menuju tinggi
ya??

bukankah rumus dari trafo adalah S=V.I ??


dengan demikian, apabila tegangan saya turunkan, maka secara otomatis arus yang akan
mengalir bukankan justru semakin besar ya mas??

mohon dikoreksi atas penalaran saya. terimakasih, mas.


Wassalamualaikum

Balas
suhinar El
OCTOBER 17, 2016 AT 7:01 PM

Waalaikum salam wr.wb..


Pertanyaan dan penalarannya bagus mas, namun ada kesalahan persepsi yang mudah-
mudahan bisa diluruskan bersama ya. Pahami juga tentang karakteristik beban sebuah
peralatan listrik tsb.

Daya trafo yang mas maksud secara ideal memang benar S primer = S sekunder, sehingga
dari unsur S yaitu I dan V jika salah satu parameter besarannya kita rubah maka akan
merubah pula besaran lainnya untuk mempertahankan nilai S yang tetap. Besaran yang
paling mudah dirubah dari S trafo adalah besaran V karena memang fungsi trafo adalah
konversi nilai tegangan pada variasi nilai tertentu berdasarkan persamaan terhadap jumlah
lilitannya (n). Lalu besaran I sebagai salah satu unsur S trafo dari mana didapatkan itulah
yang harus dipahami.

Nilai I pada sebuah trafo adalah tergantung dari besarnya S beban. Awas!!! jangan salah
persepsi, bukan S trafo yang mengendalikan nilai I trafo, tapi S bebanlah yang
mengendalikan nilai I trafo pada variasi nilai tertentu. Jadi jika S beban turun maka
sebenarnya nilai S trafo akan turun juga otomatis. Pada kondisi ini S primer trafo tetap akan
terjaga nilainya sama dengan S skunder trafo pada nilai S yang tentunya sudah berubah
sesuai nilai S beban tersebut (asumsi rugi2 penghantar saya abaikan).
Adapun nilai S yang tertera di nameplate trafo adalah nilai S maksimun yang diijinkan untuk
trafo tersebut.

Jadi penalaran mas tentang V trafo diturunkan maka nilai I trafo akan naik otomatis itu
adalah BENAR jika beban memiliki karakteristik mempertahankan nilai S pada besaran yang
TETAP meskipun terjadi penurunan tegangan pada trafo atau pada beban tersebut.

Pada konteks beban sebuah motor listrik punya karakteristik beban tersendiri. Semakin
kecil tegangan motor maka semakin kecil pula arus motor atau semakin kecil pula S motor,
sebaliknya semakin besar tegangan motor semakin besar pula arus motor atau semakin besar
pula S motor (fakta lapangan bisa membuktikan).

Jadi ingat kembali bukan S trafo yang mengendalikan nilai I trafo, tapi sebaliknya S
bebanlah yang mengendalikan nilai I trafo Saat motor diberikan tegangan yang kecil dari
trafo maka S motor pun kecil sehingga I trafo juga akan kecil menyesuaikan motor tersebut.

Demikian, semoga bisa dipahami.


Terimakasih sudah berkunjung.

Balas
girham nurahman
OCTOBER 19, 2016 AT 8:20 AM

ooohhh begitu tooh.. paham saya jadinya.. tapi masih ada yg sedikit ganjal, mas..

Mas bilang bahwa daya, tegangan, dan arus pada motor itu nilainya sebanding. Di mana
ketika tegangan diturunkan, maka arus dan dayanya pun bisa jadi turun.

Akan tetapi sejauh ini yang saya pahami mengenai rumus daya pada suatu beban bukannya:
P=V.I.cos phi
ya, mas?
dan kalau 3 phasa nya hanya tinggal dikalikan 3.

Itu sih yang saya tangkap pada teori rumusnya, saya belum pernah mengukur dalam konteks
lapangannya.

Apakah yang saya tangkap mengenai rumusnya benar seperti itu, mas?
Atau mungkin saya juga masih ada kesalahan dalam menalar rumusnya?

mohon koreksiannya,, terimakasih.

Balas
suhinar El
OCTOBER 20, 2016 AT 1:25 AM

Rumus daya P = I V cos phi (listrik 1 phasa), rumusnya benar tapi tidak menjawab
karakteristik beban motor yang saya maksudkan.
Pada rumus daya tersebut I memang berbanding terbalik terhadap V jika nilai daya P tetap.
Ingat JIKA nilai daya P tetap. I = P / (V Cos phi). Sedangkan pada karakteristik motor
perubahan nilai I atau nilai V akan diikuti juga dengan perubahan nilai P sehingga rumus
daya diatas tidak bisa dipakai untuk menyimpulkan karakteristik beban motor listrik.

Konversi rumus daya P dari system 1 phasa ke 3 phasa tidak hanya memperhatikan tinggal
kali akar 3 saja, tetapi perhatikan juga nilai V yang digunakan.

Pada system 1 phasa V = VLN; sedangkan system 3 phasa V = VLL. Asal muasal rumus 3
phasa tersebut berasal dan tak lepas dari rumus hubungan bintang dan segitiga. Mudah-
mudahan bisa saya jelaskan diartikel selanjutnya, he..he..

Semoga membantu.

Balas
Eddiyanto alisom
JULY 10, 2017 AT 11:30 AM

Maaf..pak..bisakah pust butom 2 diganti menggunakan timer..kalau bisa minta tolong pak
diagram kontrolnya...trimakasih banyak atas petunjuknya

Balas
suhinar El
JULY 11, 2017 AT 12:54 PM

bisa pak, gambar diagram kontrolnya ganti saja kontak yang berasal dari push button 2
tersebut menjadi kontak timer (referensi kondisi NO dan NC push button 2 tsb. Cuma
menurut saya kurang efektif saja pak jika pengendalian besaran tegangan dari auto trafonya
dilakukan secara manual, kecuali pengendalian besaran tegangan auto trafonya memang
sudah auto, pemasangan timer tidak masalah.

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi
komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif,
Tidak akan ditampilkan!

Penulis
Artikel Terbaru
SELF HOLDING, Instalasi Dasar Kontaktor
Permasalahan Photocell dan Solusinya.
Perbedaan Tegangan dan Arus Listrik untuk Troubleshooting
Switching Jaringan Tegangan Menengah 20KV untuk Pemula
Konfigurasi Jaringan Tegangan Menengah 20KV untuk Pemula
Memahami Konsep Daya Trafo Tanpa Keliru
Memahami Rumus Daya Listrik 3 Phasa Konsep Sederhana
Cara Instalasi Timer Theben Dilengkapi Saklar Manual Auto
Artikel Terpopuler
Cara Memasang Sendiri Instalasi Listrik Saklar + Stop kontak dan modifikasi fungsi
Cara Memasang Sendiri Instalasi Saklar dengan Baik dan Benar
1 Ampere Berapa Watt ?
Cara Pasang Instalasi Sensor Cahaya Photocell yang Baik, lengkap
Cara Instalasi ELCB Untuk Melindungi Keluarga dari Bahaya Listrik
Cara Menentukan Amper MCB Listrik di PHB Rumah yang Benar
1 KWH Berapa Watt ?
Cara Memahami Konsep Instalasi Dasar Kontaktor Listrik untuk Pemula
Instalasi Listrik Rumah dengan Memahami Wiring Diagram
Memahami Perbedaan Rumus Daya Watt dan VA untuk Pemula

<a href="http://www.histats.com" target="_blank"><img


src="http://sstatic1.histats.com/0.gif?3168338&amp;101" alt="counter easy hit" border="0"
/></a>

Copyright 2015 : LISTRIK PRAKTIS BLOGS - All Rights Reserved


Template by SepintasSeo

Anda mungkin juga menyukai