Mengapa lampu mobil bisa menyala terus ? karena dispulai oleh arus listrik. Tapi, dari
mana sumber arus listrik mobil ?
Baterai atau aki merupakan komponen penyimpan arus listrik. Artinya, komponen ini
hanya bersifat menyimpan listrik yang dihasilkan oleh komponen lain.
Jawabannya, sistem pengisian. Sistem pengisian ini menjadi sumber tenaga listrik
untuk keberlangsungan semua sistem kelistrikan kendaraan. Lantas apa itu sistem
pengisian dan cara kerja sistem pengisian ?
img by bosch-presse.de
Sistem pengisian adalah skema penghasil energi listrik yang disalurkan ke semua
sistem kelistrikan kendaraan sebagai sumber arus serta melakukan pengisian terhadap
daya baterai.
Sistem pengisian akan menghasilkan energi listrik selama mesin dihidupkan. Itu
karena sistem pengisian menggunakan putaran mesin sebagai sumber tenaganya.
Listrik yang dihasilkan, akan langsung dipakai untuk menghidupkan lampu, klakson
serta kelistrikan mesin.
Sistem pengisian bekerja dengan mengubah energi gerak (putaran mesin) menjadi
energi listrik. Ini mirip dengan generator yang mengubah energi gerak menjadi energi
listrik.
Ketika sebuah medan magnet berputar secara terus menerus memotong kumparan
maka akan membangkitkan beda potensial pada kumparan tersebut.
Dari hukum diatas bisa disimpulkan arus listrik akan mengalir pada kumparan yang
berpotongan dengan medan magnet.
Advertisement
Cara kerjanya, rotor akan berputar didalam stator. Karena rotor ini memiliki medan
magnet, maka putaran rotor akan menimbulkan perpotongan garis gaya magnet yang
memicu terjadinya aliran listrik pada stator.
Crankshaft mesin menjadi sumber tenaga dari rotor. Pada altenator, rotor akan
terhubung dengan sebuah pulley, dan pulley ini akan dihubungkan ke crankshaft
mengunakan V belt.
Besar kecilnya aliran listrik (tegangan) ini berbanding lurus dengan RPM rotor.
Artinya, apabila mesin bekerja pada RPM tinggi maka perpotongan antara rotor dan
stator akan semakin cepat, sehingga meningkatkan tegangan yang dihasilkan.
Oleh sebab itu, arus dari altenator tidak secara langsung dihubungkan ke beban
kelistrikan mobil.
Karena kelistrikan mobil menggunakan arus DC, maka arus dari altenator yang
memiliki arus AC harus disearahkan terlebih dahulu.
Rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi DC. Cara kerja rectifier ini
adalah dengan memanfaatkan dioda untuk memblok aliran listrik kesalah satu arah.
Ini dia komponen yang mencegah terjadinya overvoltage pada kelistrikan mobil.
Regulator adalah komponen yang bisa menahan tegangan listrik dari altenator agar
tidak berlebihan.
Tegangan maksimal pengisian listrik umumnya ada di angka 14 Volt.
Cara kerjanya, ketika RPM mesin naik hingga sekitar 2.000 RPM, maka akan ada
penambahan tegangan pengisian. Regulator akan mengurangi medan magnet pada
rotor.
Namun apabila RPM mesin tinggi, tegangan pengisian yang dihasilkan bisa melebihi
15 V sehingga regulator akan menghentikan kemagnetan pada rotor hingga RPM
mesin turun.
Ini ada pada internal regulator, ada yang menggunakan kontak point (regulator
konvensional) dan ada pula yang menggunakan IC regulator.
Setelah arus listrik pengisian melewati regulator, maka selanjutnya listrik ini bisa
lTotal ada sekitar 6 komponen pada sistem pengapian yang terdiri dari :
Hal tersebut terjadi karena tegangan dari baterai masuk ke fusible link lalu ke
saklar ignition. Tegangan ini mengalir dari kontak poin O (Po) ke Poin 1 (P1) yang
kemudian membuat lampu menyala. Pada saat itu pula, tegangan menuju Terminal
IG, PL1, PL0 dan menuju ke terminal F, rotor coil, plus terminal E alternator. Di
sinilah daya kemagnetan terjadi.
Terjadi pula pengisian baterai karena tegangan stator coil. Stator tersebut
menghasilkan tegangan 3 phase AC dan DC. Arus tegangan bolak balik ini juga
diikuti dengan tegangan DC 12 volt, yang merupakan cara kerja sistem pengisian
daya pada semua komponen kelistrikan di mobil.
3. Mesin Menyala Dengan Putaran Yang Rendah
Pada tahapan ini, kemagnetan dan juga voltage yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Tetapi, tegangan tersebut kemudian dialihkan ke resistor yang dilanjutkan ke
terminal F alternator dan regulator. Kemagnetan pada rotor coil cenderung rendah
dengan daya baterai kurang dari 12 volt.
Kemudian, cara kerja sistem pengisian yang terhenti akan mengalirkan tegangan ke
ignition switch dan fuse. Dari jalur tersebut, daya akan tersalurkan ke terminal IG
dan berlanjut ke PL0 dan PL2. Namun, setelah mencapai PL2 tegangan justru
mengarah ke masa. Yang mana membuat rotor coil tidak memiliki tegangan untuk
pengisian.
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa charge ini berjalan dengan 4
kondisi sistem yang berbeda. Saat kunci kendaraan terpasang, saat mesin mulai
hidup namun stationer, saat memiliki putaran rendah, dan dalam putaran tinggi.
Empat kondisi tersebut termasuk dalam sistem yang berkesinambungan dalam
operasional mobil.