Anda di halaman 1dari 7

1.

Sistem Pengisian Mobil - Pengertian, Cara Kerja


dan Rangkaian
Amrie Muchta 2/17/2018

Mengapa lampu mobil bisa menyala terus ? karena dispulai oleh arus listrik. Tapi, dari
mana sumber arus listrik mobil ?

Apakah dari baterai ? ternyata bukan.

Baterai atau aki merupakan komponen penyimpan arus listrik. Artinya, komponen ini
hanya bersifat menyimpan listrik yang dihasilkan oleh komponen lain.

Komponen apakah itu ?

Jawabannya, sistem pengisian. Sistem pengisian ini menjadi sumber tenaga listrik
untuk keberlangsungan semua sistem kelistrikan kendaraan. Lantas apa itu sistem
pengisian dan cara kerja sistem pengisian ?

Pengertian dan Fungsi Sistem Pengisian

img by bosch-presse.de

Sistem pengisian adalah skema penghasil energi listrik yang disalurkan ke semua
sistem kelistrikan kendaraan sebagai sumber arus serta melakukan pengisian terhadap
daya baterai.

Sistem pengisian akan menghasilkan energi listrik selama mesin dihidupkan. Itu
karena sistem pengisian menggunakan putaran mesin sebagai sumber tenaganya.
Listrik yang dihasilkan, akan langsung dipakai untuk menghidupkan lampu, klakson
serta kelistrikan mesin.

Fungsi sistem pengisian ada dua yakni ;

 Menyuplai kebutuhan listrik mobil ketika mesin hidup


 Mengisi daya baterai yang terkuras saat proses starting

Prinsip Kerja Sistem Pengisian

Sistem pengisian bekerja dengan mengubah energi gerak (putaran mesin) menjadi
energi listrik. Ini mirip dengan generator yang mengubah energi gerak menjadi energi
listrik.

Untuk melakukan perubahan energi tersebut, sistem pengisian menggunakan


komponen bernama altenator.

Altenator adalah komponen mirip seperti generator AC yang dapat melakukan


perubahan energi gerak ke energi listrik menggunakan prinsip elektromagnetik.

Prinsip elektromagnetik ini mengacu pada hukum Faraday yang berbunyi ;

 Ketika sebuah medan magnet berputar secara terus menerus memotong kumparan
maka akan membangkitkan beda potensial pada kumparan tersebut.

Dari hukum diatas bisa disimpulkan arus listrik akan mengalir pada kumparan yang
berpotongan dengan medan magnet.

Konstruksi dan Rangkaian Pengisian


Seperti yang kita singgung diatas, komponen utama sistem pengisian ada pada
altenator. Didalam altenator sendiri terdapat dua komponen utama yakni

Advertisement

 Rotor coil, merupakan kumparan berputar yang menghasilkan medan


magnet.
 Stator coil, merupakan kumparan diam yang terletak disekitar rotot
berfungsi untuk menangkap medan magnet yang berpotongan.

Cara kerjanya, rotor akan berputar didalam stator. Karena rotor ini memiliki medan
magnet, maka putaran rotor akan menimbulkan perpotongan garis gaya magnet yang
memicu terjadinya aliran listrik pada stator.

Siapa yang menggerakan rotor ?

Crankshaft mesin menjadi sumber tenaga dari rotor. Pada altenator, rotor akan
terhubung dengan sebuah pulley, dan pulley ini akan dihubungkan ke crankshaft
mengunakan V belt.

Besar kecilnya aliran listrik (tegangan) ini berbanding lurus dengan RPM rotor.

Artinya, apabila mesin bekerja pada RPM tinggi maka perpotongan antara rotor dan
stator akan semakin cepat, sehingga meningkatkan tegangan yang dihasilkan.

Sementara itu, kelistrikan mesin dibatasi hanya 12 Volt.

Oleh sebab itu, arus dari altenator tidak secara langsung dihubungkan ke beban
kelistrikan mobil.

1. Pertama arus akan disearahkan

Karena kelistrikan mobil menggunakan arus DC, maka arus dari altenator yang
memiliki arus AC harus disearahkan terlebih dahulu.

Rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi DC. Cara kerja rectifier ini
adalah dengan memanfaatkan dioda untuk memblok aliran listrik kesalah satu arah.

Sehingga arus hanya mengalir satu arah (DC).

2. Tegangan listrik dari altenator akan diregulasi

Ini dia komponen yang mencegah terjadinya overvoltage pada kelistrikan mobil.
Regulator adalah komponen yang bisa menahan tegangan listrik dari altenator agar
tidak berlebihan.
Tegangan maksimal pengisian listrik umumnya ada di angka 14 Volt.

Cara kerjanya, ketika RPM mesin naik hingga sekitar 2.000 RPM, maka akan ada
penambahan tegangan pengisian. Regulator akan mengurangi medan magnet pada
rotor.

Sehingga peningkatan tegangan output pengisian tidak terlalu signifikan sekitar 13 -


14 Volt saja.

Namun apabila RPM mesin tinggi, tegangan pengisian yang dihasilkan bisa melebihi
15 V sehingga regulator akan menghentikan kemagnetan pada rotor hingga RPM
mesin turun.

Bagaimana bisa regulator mengatur kemagnetan pada rotor ?

Ini ada pada internal regulator, ada yang menggunakan kontak point (regulator
konvensional) dan ada pula yang menggunakan IC regulator.

Setelah arus listrik pengisian melewati regulator, maka selanjutnya listrik ini bisa
lTotal ada sekitar 6 komponen pada sistem pengapian yang terdiri dari :

 Kunci kontak untuk mengaktifkan medan magnet pada rotor coil


 Altenator untuk mengubah energi
 Rectifier untuk menyearahkan arus listrik
 Regulator sebagai pengatur tegangan pengisian
 Aki/baterai sebagai penyimpan listrik
 Wiring sebagai pengalir arus listrik pada sistem pengisian

Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengisian


PADA MOBIL?
Tidak bisa dipungkiri jika mobil bak sebuah alat yang penuh dengan komponen
kompleks di dalamnya, seperti contohnya sistem pengisian. Peranti yang berfungsi
mengisi tegangan baterai dan komponen listrik saat starter ini ternyata punya
rangkaian yang rumit. Berikut uraian cara kerja sistem pengisian yang harus Anda
tahu. 

1. Saat Kunci Kontak On Namun Mesin


Dalam Keadaan Mati
Sistem charge dimulai saat kunci kendaraan dalam keadaan on, namun Anda masih
belum menyalakan mesin. Pada saat ini, mesin akan otomatis mengaktifkan lampu
dan memberi daya magnet pada rotor coil. Aktivitas tampak dengan jelas, pasalnya
lampu utama atau head light akan menyala.

Hal tersebut terjadi karena tegangan dari baterai masuk ke fusible link lalu ke
saklar ignition. Tegangan ini mengalir dari kontak poin O (Po) ke Poin 1 (P1) yang
kemudian membuat lampu menyala. Pada saat itu pula, tegangan menuju Terminal
IG, PL1, PL0 dan menuju ke terminal F, rotor coil, plus terminal E alternator. Di
sinilah daya kemagnetan terjadi. 

2. Saat Mesin Dalam Keadaan Stasioner Atau Diam


Cara kerja sistem pengisian berlanjut selaku Anda menyalakan mesin. Dalam
keadaan awal ignition, lampu akan mati dan terjadi pengisian baterai. Umumnya
hal ini terjadi karena sistem ignition meneruskan putaran mesin ke puli alternator.
Charge warning lampu tersebut harus dimatikan demi memperlancar pengalihan
tegangan. 

Bisa dikatakan hal tersebut terjadi dikarenakan switch tegangan mengarah ke


charge warning lamp dalam waktu sekejap. Kemudian berlanjut ke terminal B
regulator dan alternator. Di peranti ini terdapat dioda yang mengalihkan tegangan
menjadi satu arah saja, dan membuat lampu mati. 

Terjadi pula pengisian baterai karena tegangan stator coil. Stator tersebut
menghasilkan tegangan 3 phase AC dan DC. Arus tegangan bolak balik ini juga
diikuti dengan tegangan DC 12 volt, yang merupakan cara kerja sistem pengisian
daya pada semua komponen kelistrikan di mobil. 
3. Mesin Menyala Dengan Putaran Yang Rendah
Pada tahapan ini, kemagnetan dan juga voltage yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Tetapi, tegangan tersebut kemudian dialihkan ke resistor yang dilanjutkan ke
terminal F alternator dan regulator. Kemagnetan pada rotor coil cenderung rendah
dengan daya baterai kurang dari 12 volt. 

4. Mesin Hidup Dengan Keadaan Putaran Yang


Tinggi 
Berbeda lagi jika kendaraan dalam kendaraan bergerak dan memiliki putaran yang
sangat tinggi. Pada masa ini, tidak akan terjadi pengisian atau charge. Hal ini
dikarenakan daya magnet yang dihasilkan regulator sangat tinggi dan
menghubungkan PL0 dan PL2. Dengan begitu, daya dari baterai akan dialihkan
langsung ke fusible link. 

Kemudian, cara kerja sistem pengisian yang terhenti akan mengalirkan tegangan ke
ignition switch dan fuse. Dari jalur tersebut, daya akan tersalurkan ke terminal IG
dan berlanjut ke PL0 dan PL2. Namun, setelah mencapai PL2 tegangan justru
mengarah ke masa. Yang mana membuat rotor coil tidak memiliki tegangan untuk
pengisian. 

Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa charge ini berjalan dengan 4
kondisi sistem yang berbeda. Saat kunci kendaraan terpasang, saat mesin mulai
hidup namun stationer, saat memiliki putaran rendah, dan dalam putaran tinggi.
Empat kondisi tersebut termasuk dalam sistem yang berkesinambungan dalam
operasional mobil. 

Anda mungkin juga menyukai