Sistem Starting
STARTING SYSTEM
Gambar 9
Starting system merupakan sistem yang digunakan untuk memutar engine untuk pertama kali
dengan memanfaatkan energi listrik yang dirubah menjadi energi mekanik.
STARTING
SOLENOID
Gambar 10
Dari terminal S pada key start switch, arus mengalir ke koil pada start relay. Hal ini akan
membangkitkan medan magnet yang dapat menarik plunger yang berada didalam start relay
dan menghubungkan kedua terminalnya. Sehingga arus mengalir melewati terminal start
relay menuju terminal S pada starting solenoid dan membuat pull in winding serta hold in
winding bekerja (energized).
Kedua solenoid ini akan mengakibatkan mekanisme linkage bekerja mendorong overrunning
clutch & pinion supaya terhubung dengan flywheel dan menghubungkan switch di antara
terminal B pada starting solenoid dan starting motor. Selanjutnya arus mengalir menuju
starting motor sehingga starting motor berputar.
Battery
Battery menyuplai semua kebutuhan energi listrik ke starting motor guna memutar engine.
Battery harus terisi penuh dan dalam kondisi yang baik agar sistem starting dapat bekerja
secara maksimal.
8
ELECTRIC & ELECTRONIC
Gambar 11
Beberapa machine menggunakan netral safety switch yang akan terputus pada saat clutch
berada dalam posisi engage dan terhubung pada saat operator menekan pedal clutch. Hal ini
mencegah starting motor beroperasi saat clutch engage.
Beberapa transmisi juga menggunakan netral gear switch untuk mencegah starting motor
beroperasi, kecuali jika transmisi berada dalam posisi netral. Semua Neutral safety switch
harus dijaga dalam kondisi baik dan tidak boleh di bypass atau dihilangkan.
Pada machine yang lebih moderen, neutral switch merupakan salah satu fitur electronic
control dimana ECM hanya akan mengalirkan arus menuju ke start solenoid jika transisi lever
dideteksi dalam kondisi neutral atau parking brake dalam kondisi aktif
Gambar 12
Start Relay
Start relay merupakan switch magnetic yang diaktifkan oleh arus dari battery yang disuplai
melalui key start switch. Switch ini ditempatkan sedemikian rupa diantara key start switch
dan starter solenoid.
Start relay menggunakan arus yang kecil dari key start switch untuk mengendalikan arus
yang lebih besar ke starter solenoid guna mengurangi beban pada key start switch. Coil
pada relay yang dienergize akan menyebabkan plunger tertarik karena gaya magnet yang
dihasilkan dari aliran arus. Contact disk juga akan tertarik dan akan menghubungkan terminal
dari battery dengan terminal yang menuju starter solenoid sehingga arus mengalir dari battery
menuju starter solenoid.
Gambar 13
Starting motor
Starting motor merupakan salah satu komponen utama dalam sistem starting. Tersedia
dalam tipe 12 atau 24 volt tergantung dari sistim tegangan mesinnya.
Prinsip kerjanya adalah apabila field winding dan armature winding sama-sama mendapat
tegangan maka akan terjadi dua medan magnet yang saling menguatkan dan saling
menghilangkan pada masing-masing winding.
10
ELECTRIC & ELECTRONIC
Starter Solenoid
Starter solenoid merupakan sebuah relay yang sekaligus dapat melakukan gerakan
mekanikal. Starter solenoid menghasilkan medan magnet untuk menarik plunger dan disk
untuk menghubungkan battery dengan starting motor. Solenoid ditempatkan pada starting
motor sehingga dapat langsung terhubung dengan overrunning clutch drive untuk
menghubungkan pinion ke flywheel.
Solenoid memiliki dua lilitan yang berbeda untuk dapat beroperasi secara efektif. Pada saat
Key Start Switch diputar ke posisi start, arus dari battery mengalir melalui pull-in winding serta
hold-in winding. Lilitan ini memiliki banyak koil kawat/wire serta menghasilkan medan magnet
yang kuat untuk menarik plunger serta mengaktifkan starter drive.
Pada saat plunger mencapai akhir gerakan saat tertarik akibat medan magnet solenoid,
plunger mengaktifkan disk kontak yang akan bekerja sebagai relay serta menyebabkan arus
mengalir ke starting motor. Disk kontak juga dipergunakan untuk memutuskan arus menuju
pull in starting solenoid dan hanya membiarkan arus mengalir melalui lilitan hold-in winding.
Medan magnet yang diciptakan oleh hold-in winding lebih kecil karena hanya diperlukan
untuk menahan plunger pada tempatnya. Hal ini mengurangi jumlah arus sehingga
mengurangi panas serta menyediakan arus yang lebih banyak menuju starting motor.
Gambar 14
• Kutub yang sama tolak menolak, kutub yang berbeda tarik menarik
• Garis-garis fluks magnet merupakan garis kontinyu yang menghasilkan gaya
• Konduktor penghantar arus memiliki medan magnet yang mengelilingi konduktor tersebut
dalam arah yang ditentukan oleh aliran arus
Komponen dasar yang diperlukan pada sebuah rangkaian motor sederhana adalah sebuah
konduktor dan magnet permanen. Jika sebuah konduktor dialiri arus, maka akan terbentuk
medan magnet. Sebuah magnet permanen memiliki medan di antara kedua kutubnya.
Pada saat konduktor yang menghantarkan arus diletakkan didalam medan magnet
permanen, maka akan timbul gaya yang dihasilkan pada konduktor akibat medan magnet
tersebut. Semakin banyak lilitan konduktornya, maka akan semakin banyak medan
magnetnya. Karena aliran arus berada dalam arah yang berlawanan dengan coil, salah satu
sisi konduktor akan tertarik ke atas dan sisi lainnya terdorong ke bawah. Hal ini akan
membuat efek rotasi atau torsi pada koil.
Gambar 15
Pole Piece
Gambar diatas menunjukkan dua magnet yang ditempatkan berhadapan atau disebut Pole
Piece yang berguna menghasilkan medan magnet pada daerah diantara kutub ini.
Gambar 16
Field Winding
Pole piece dapat dibuat menggunakan logam besi yang dililit dengan sebuah kawat, disebut
field winding. Medan magnet dengan kekuatan tertentu di antara kedua kutub (pole piece)
akan timbul pada saat kawat tersebut dialiri arus.
12
ELECTRIC & ELECTRONIC
Gambar 17
Jika arus dialirkan dari sumber battery ke sebuah lilitan kawat/wire, maka juga akan
terbentuk medan magnet disekeliling kawat/wire.
Gambar 18
Armature Sederhana
Jika suatu lilitan kawat/wire yang dialiri arus diletakkan pada medan magnet antara dua kutub
(Pole Piece), maka akan terbentuk sebuah armature sederhana. Medan magnet di sekitar
lilitan dan medan magnet antara kutub (Pole Piece) akan tolak menolak dan tarik menarik
sehingga menyebabkan lilitan tersebut berputar.
Gambar 19
Commutator dan Brush
Sebuah commutator dan beberapa brush digunakan untuk menjaga motor listrik agar tetap
berputar dengan cara mengendalikan aliran arus yang melalui lilitan kawat. Commutator
berfungsi sebagai sebuah sambungan listrik gesek antara lilitan kawat dan brush yang terdiri
dari banyak segmen, yang saling terisolasi satu dengan lainnya.
Brush berada pada bagian atas commutator serta bergesekkan dengan commutator untuk
membawa arus battery ke lilitan kawat yang berputar. Ketika lilitan kawat/wire berputar
menjauhi segmen brush, segmen commutator merubah sambungan listrik antara brush dan
lilitan kawat/wire. Hal ini akan membalikkan medan magnet pada sekeliling lilitan kawat/wire.
Lilitan kawat/wire akan tertarik kembali serta melalui kutub (Pole Piece) yang lain. Hubungan
listrik yang berubah terus-menerus akan membuat motor berputar. Gerakan tarik-dorong
terus terjadi ketika setiap lilitan bergerak di dalam kutub (Pole Piece).
Sejumlah lilitan kawat/wire serta commutator dengan segmen yang banyak digunakan untuk
meningkatkan daya motor dan kehalusan putarannya . Setiap lilitan kawat/wire dihubungkan
dengan segmen tersendiri pada commutator untuk mengalirkan arus melalui setiap lilitan
kawat/wire ketika brush menyentuh setiap segmen. Pada saat motor berputar, sejumlah
lilitan kawat/wire akan terdorong dan tertarik sehingga menghasilkan gaya putar yang halus
dan konstan.
Gambar 20
Armature
Starting motor, berbeda dengan motor listrik sederhana, starting motor harus dapat
menghasilkan torsi yang sangat besar pada kecepatan yang relatif tinggi. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah sistem untuk mendukung lilitan kawat/wire serta untuk meningkatkan
kekuatan setiap medan magnet pada lilitan kawat/wire tersebut.
14
ELECTRIC & ELECTRONIC
Sebuah starting armature terdiri atas armature shaft, armature core, commutator dan
armature winding. Starting motor shaft menopang armature pada saat armature tersebut
berputar dalam housing.
Commutator diletakkan pada salah satu ujung armature shaft. Armature core menahan lilitan
pada tempatnya. Armature core terbuat dari bahan besi untuk meningkatkan kekuatan medan
magnet yang dihasilkan oleh lilitan.
Gambar 21
Field winding
Field winding adalah kawat/wire stationer terisolasi yang digulung dalam bentuk melingkar,
berguna untuk menghasilkan medan magnet yang kuat di sekitar motor armature. Pada saat
arus mengalir melalui lilitan kawat/wire, medan magnet antara kutub (Pole Piece) menjadi
sangat besar. Medan tersebut tersebut dapat berkekuatan 5 hingga 10 kali medan magnet
permanen. Pada saat medan magnet diantara sepatu kutub tolak menolak dengan medan
yang dihasilkan armature, maka motor akan berputar.
Gambar 22
Jika starter dibiarkan terhubung pada flywheel setelah engine dihidupkan, armature dapat
mengalami kerusakan karena kecepatan yang terlalu tinggi saat RPM engine meningkat.
Pada kecepatan yang tinggi, armature akan cendrung melemparkan lilitannya karena efek
gaya sentrifugal.
Gear yang engage dan menggerakkan flywheel disebut pinion gear dan gear pada flywheel
disebut ring gear. Mekanisme starter pinion gear engage dengan flywheel ring gear
tergantung pada jenis penggerak yang dipergunakan. Starter pinion gear serta mekanisme
penggeraknya dapat dibagi menjadi dua jenis yang berbeda:
Penggerak inersia digerakkan oleh gaya rotasi pada saat armature berputar. Penggerak ini
aktif setelah motor mulai bergerak. Lengan penggerak memiliki ulir sekrup yang kasar, yang
sesuai dengan ulir dalam pinion.
Pada saat motor mulai berputar, gaya inersia yang diciptakan pada penggerak membuat
pinion bergerak sepanjang ulir hingga pinion tersebut engage dengan ring gear pada
flywheel.
Anda dapat mensimulasikan proses ini dengan cara memutar sebuah nut pada sebuah baut
dan amati gerakan rotasi yang berubah menuju gerakan linear pada saat nut bergerak.
Kekurangan dari penggerak inersia ini adalah pinion belum engage sebelum starter mulai
berputar. Jika penggerak tidak engage dengan flywheel, maka starter akan berputar pada
kecepatan tinggi tanpa menghidupkan mesin atau jika pinion tertinggal maka pinion tersebut
akan menabrak gear dengan kekuatan tinggi dan dapat merusak giginya.
Gambar 23
Overrunning clutch drive adalah jenis penggerak clutch paling sederhana yang
dipergunakan pada starting motor. Overrunning clutch drive membutuhkan sebuah tuas untuk
menggerakkan pinion engage dengan flywheel ring gear. Pinion tersebut engage dengan
flywheel ring gear sebelum armature mulai berputar.
Akibat gear reduction ratio antara flywheel gear dan pinion, pinion tidak diperbolehkan
terhubung dengan gear flywheel saat engine sudah hidup karena armature akan berputar
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Untuk menghindari hal ini, hubungan antara gear
flywheel dan pinion harus secara otomatis terputus saat engine sudah mulai hidup. Supaya
fungsi ini dapat dipenuhi maka dipergunakan overrunning clutch diantara pinion dan
armature. Clutch akan memutuskan sambungan seketika kecepatan engine lebih tinggi
dibanding kecepatan starting motor. Overrunning clutch mengunci pinion pada satu arah
putaran dan mengijinkan putaran ke arah yang lain. Hal ini memungkinkan pinion gear dapat
memutar flywheel ring gear untuk menghidupkan mesin. Overrunning clutch juga membuat
pinion gear bergerak bebas pada saat engine mulai berputar.
16
ELECTRIC & ELECTRONIC
Gambar 24
Overrunning clutch terdiri atas sebuah roller yang ditahan dalam posisinya oleh pegas
terhadap overrruning clutch ring. Roller clutch ini memiliki sisi tirus yang memungkinkan roller
dapat mengunci pinion pada porosnya selama crank.
Torsi akan disalurkan melalui clutch housing dan ditransfer oleh roller ke pinion gear. Pada
saat engine dihidupkan dan kecepatan drive pinion melebihi kecepatan armature shaft, roller
didorong ke arah bawah ramp dan memungkinkan pinion berputar secara terpisah dari
armature shaft. Pada saat starter drive pinion dilepaskan dari flywheel serta tidak beroperasi,
tekanan pegas akan memaksa roller menyentuh ramp sebagai persiapan untuk starting
berikutnya. Terdapat berbagai rancangan heavy duty untuk penggerak ini.
Gambar 25
Pada saat ignition switch dihubungkan, arus battery mengalir ke dua arah. Arus mengalir dari
battery ke start switch dan kemudian melalui pull-in winding, field winding, armature, brush
dan ke ground.
Aktivasi dari pull-in winding dan hold-in winding menghasilkan gaya magnet. Gaya magnet
menarik plunger ke arah kiri, yang akan menggerakkan overrunning clutch dan pinion ke arah
flywheel ring gear.
Gambar 26
Pada saat plunger ditarik ke kiri, kontak solenoid akan terhubung. Pada tahap ini pinion mulai
engage dengan flywheel ring gear dan arus menuju pull-in winding di-short-kan, karena arus
mengalir melalui kontaktor solenoid, diteruskan menuju field winding, armature, brush dan
mengalir ke ground.
Arus masih mengalir melalui hold-in winding ke ground. Starting motor kemudian di-energize,
pinion akan engage dengan flywheel ring gear dan engine akan mulai berputar. Pada saat ini
plunger dipertahankan dalam posisi tertarik hanya oleh gaya magnet dari hold-in winding.
Gambar 27
Setelah engine hidup, flywheel ring gear akan memutar pinion lebih cepat daripada
kecepatan putar starting motor. Overrunning clutch akan memutuskan hubungan mekanis
antara clutch dengan starting motor.
Pada saat ignition switch diputus, arus yang mengalir melalui hold-in winding dan pull-in
winding berhenti, yang menyebabkan gaya magnet pada hold-in winding hilang. Kontak pada
solenoid kemudian terbuka.
Plunger dan overrunnning clutch ditarik kembali ke posisi awal oleh spring. Armature berhenti
dan motor berada dalam posisi OFF.
18
ELECTRIC & ELECTRONIC
SISTEM SERI-PARALEL
Mesin dengan engine diesel yang lebih besar memerlukan tenaga starting yang tinggi supaya
diperoleh kecepatan putaran yang sesuai untuk menghidupkan engine. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan tegangan system starting 24V.
Sebuah switch seri-paralel khusus dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih
battery secara paralel untuk aksesori dan operasi charging, dan kemudian menghubungkan
secara seri pada starter ketika cranking. Aksesori 12V dipilih karena jauh lebih murah
daripada lampu dan aksesori 24V.
Starting motor adalah motor listrik berkapasitas tinggi dengan intermittent duty yang
cenderung memiliki karakteristik spesifik operasi sebagai berikut :
• Jika motor tersebut diperlukan untuk memberikan daya pada komponen mekanik (atau
beban) tertentu, motor tersebut akan mengkonsumsi sejumlah daya.
• Jika beban tersebut dihilangkan, kecepatan akan meningkat dan arus akan turun.
• Jika beban ditambah, kecepatan akan menurun dan arus akan meningkat. Starting motor
memiliki resistensi yang rendah dan arus yang tinggi.
Jumlah torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor listrik meningkat seiring dengan peningkatan
arus yang mengalir. Starting motor dirancang untuk beroperasi dalam periode waktu yang
singkat dengan beban yang ekstrim. Motor starter menghasilkan horse power yang sangat
besar.
Counter Electromotive Force (CEMF) bertanggung jawab terhadap perubahan aliran arus jika
kecepatan berubah. CEMF meningkatkan resistansi aliran arus dari battery, melalui starter,
ketika kecepatan starter meningkat. Hal ini terjadi karena, pada saat konduktor dalam
armature dipaksa berputar, konduktor memotong medan magnet yang diciptakan oleh field
winding. Ini akan menginduksi suatu gaya yang menciptakan tegangan/voltage lawan pada
armature yang melawan tegangan/voltage battery, tegangan/voltage ini meningkat jika
kecepatan armature meningkat. Hal mengendalikan kecepatan serta mencegah kecepatan
bebas yang terlalu tinggi.
Walaupun sebagian motor listrik memiliki beberapa bentuk perangkat perlindungan arus pada
rangkaiannya, sebagian besar motor starter tidak memilikinya. Beberapa starter memiliki
perlindungan temperatur, ini disediakan dengan menggunakan switch termostatik yang
sensitif terhadap panas. Switch termostatik terbuka pada saat suhu starter naik karena arus
crank yang terlalu tinggi, switch menutup secara otomatis pada saat menjadi dingin kembali.
Starting motor dikategorikan sebagai motor operasi alternatif. Jika dipergunakan sebagai
motor yang beroperasi kontinyu, maka ukurannya akan hampir sebesar ukuran mesin itu
sendiri. Karena tuntutan torsi yang tinggi pada motor starter, sejumlah panas akan dihasilkan
selama operasi. Operasi motor starter yang terlalu lama akan menyebabkan kerusakan
internal karena panas. Semua komponen rangkaian listrik motor starter merupakan perangkat
keras yang dapat menahan arus yang tinggi saat beroperasi.
Jika beban yang diterima lebih besar, maka diperlukan daya yang lebih besar pula untuk
beroperasi, maka setiap motor starter harus memiliki torsi yang cukup untuk menyediakan
kecepatan putaran yang diperlukan untuk menghidupkan engine. Daya ini berhubungan
langsung dengan kekuatan medan magnet, karena kekuatan medan itulah yang
menghasilkan daya.
Gambar 28
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, starting motor memiliki komponen stasioner (field
winding) dan komponen yang berputar (armature). Field winding dan armature umumnya
dihubungkan bersama agar semua arus yang memasuki motor melalui field dan armature
tersebut. Inilah yang disebut rangkaian motor.
Brush merupakan sarana untuk membawa arus dari rangkaian eksternal (field winding) ke
rangkaian internal (lilitan armature).
Brush ditempatkan dalam brush holder. Umumnya, separuh jumlah brush digroundkan ke
rangka ujung dan separuh jumlah yang lainnya diisolasikan dan dihubungkan ke field
winding.
Gambar 29
Winding starting motor dapat dihubungkan bersama dengan empat konfigurasi yang berbeda
untuk menghasilkan kekuatan medan yang diperlukan :
a. Paralel
b. Seri parallel
c. Seri
d. Shunt
Motor paralel menyediakan aliran arus yang lebih tinggi dan torsi yang lebih besar dengan
cara membagi gulungan seri menjadi dua rangkaian paralel.
Motor seri-paralel menggabungkan keuntungan dari motor seri dan motor paralel.
Starter yang digulung secara seri dapat menghasilkan torsi awal yang sangat tinggi pada
saat diaktifkan. Torsi ini kemudian menurun pada saat beroperasi karena counter-
electromotive force menurunkan arus karena semua lilitan berada dalam rangkaian seri.
20
ELECTRIC & ELECTRONIC
Motor gabungan (Compound) memiliki tiga gulungan seri dan satu gulungan paralel. Hal ini
menghasilkan torsi awal yang baik untuk starting serta memiliki keuntungan dari penyesuaian
muatan karena gulungan paralelnya. Jenis starter ini juga memiliki keuntungan tambahan
berupa pengendali kecepatan karena medan paralel.
Banyak heavy duty motor starting memiliki empat medan dan empat brush. Starter yang
diperlukan untuk menghasilkan torsi yang sangat tinggi, bisa menggunakan enam field dan
brush, sementara starter untuk light duty mungkin hanya memiliki dua field.
Banyak motor starter heavy-duty tidak digroundkan ke rangka starter. Jenis motor starter
seperti ini digroundkan melalui sebuah insulated terminal yang harus dihubungkan dengan
ground battery agar dapat beroperasi. Sebuah kawat/wire ground untuk solenoid dan
perangkat listrik mesin lainnya juga harus dihubungkan pada terminal starter ground untuk
operasi listrik yang benar.
Hingga saat ini kita telah membahas komponen starting motor. Setelah daya listrik diteruskan
ke motor starter, diperlukan rangkaian yang berhubungan untuk membuat energi ini bekerja.
Penggerak starting motor memungkinkan penggunaan energi mekanik yang dihasilkan oleh
starting motor. Walaupun torsi yang dihasilkan oleh starting motor tinggi, torsi tersebut tidak
memiliki kemampuan untuk crank engine secara langsung. Sarana lain harus dipergunakan
guna menyediakan kecepatan yang cukup untuk mengcrank engine serta torsi yang
dibutuhkan.
Untuk menyediakan torsi yang mencukupi untuk menghidupkan engine, kecepatan starter
dirubah dengan rasio dari pinion gear pada flywheel starter dan mesin. Rasio ini dapat
bervariasi antara 15:1 hingga 20:1. Sebagai contoh, jika starter drive gear memiliki 10 gigi,
ring gear dapat memiliki 200 gigi untuk memperoleh rasio 200:10 atau 20:1.