Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Defenisi Starting System


Starting system adalah sistem yang bekerja dengan memutar engine
hingga tercapainya tekanan dan temperatur kompresi tertentu di ruang bakar
yang diperlukan untuk membakar bahan bakar. Pada semua starting system,
motor engkol memutar ring gear pada flywheel. Kemudian flyweheel
memutar crankshaft dan melalui connecting rod menggerakkan piston untuk
mengkompresi udara di dalam silinder. Ketika switch kunci start pada posisi
on, battery memberikan arus listrik ke komponen-komponen starting
system.Kemudian starting motor mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
mekanik untuk memutar engine.

2.2. Komponen-Komponen Starting System

Gambar Komponen Starting System


Starting Systemterdiridari: (1) Disconnect switch, (2) Battery, (3)
Circuit breaker, (4) Key start switch, (5) Relay, (6) Starter motor dan
selenoid, (7) Connector, (8) Wirring Harness.
2.2.1. Disconnect Switch

Gambar 2.2.1 Disconnect Switch

Disconnect switch memungkinkan kita untuk secara manual


memutus atau menyambungkan hubungan antara battery dengan
rangkaian listrik machine.

2.2.2. Battery

Gambar 2.2.2 Battery


Baterai menyediakan semua kebutuhan energi listrik ke starter
sehingga starter dapat menghidupakn mesin. Sangat penting bahwa
baterai terisi penuh serta berada dalam kondisi baik agar mesin dapat
beroperasi pada potensi penuh. Pada engine caterpillar dibutuhkan
sepasang battery bertegangan 12V dirangkai secara seri
menghasilkan tegangan sebesar 24V untuk menyuplai arus ke sirkuit
pada machine.

2.2.3. Circuit Breaker

Gambar 2.2.3 Circuit Breaker

Circuit Breaker berfungsi untuk membatasi jumlah arus yang


mengaliri suatu rangkaian. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
harness dan komponen lainnya dari short circuit.

2.2.4. Key Start Switch

Key start switch merupakan manual switch yang mampu


mengaktifkan dua sirkuit pada waktu yang bersamaan. Key start
switch dapat dioperasikan secara langsung dengan menggunakan
kunci atau tombol yang ditempatkan pada dash board atau pada
kolom kemudi. Bila di putar pada posisi tengah atau on, switch akan
mengaktifkan sirkuit utama, dan bila diputarkan lebih jauh lagi yaitu
ke posisi start, switch juga akan mengalirkan arus menuju start relay.
Gambar 2.2.4 Key Start Switch

2.2.5. Relay

Relay merupakan switch yang dikontrol oleh listrik


electromagnetic coil yang memiliki sepasang contact dan sebuah
armature. Pada saat diaktifkan oleh arus yang mengalir melalui start
relay, start relay contact akan menyambung dan mengalirkan arus
menuju starter solenoid.

Gambar 2.2.5 Relay

2.2.6. Selenoid dan Starter Motor


Gambar 2.2.6 Selenoid dan starting motor

Starter solenoid dipasang pada starter motor. Selanjutnya solenoid


akan mengaktifkan dan menghubungkan starter pinion gear dengan
flywheel engine, kemudian mengalirkan arus melalui starter motor
untuk memutarkan engine.
Starter motor merupakan powerfull electric yang berfungsi hanya
untuk memutarkan engine pertama kali. Agar mendapatkan tenaga
yang diperlukan untuk memutarkan engine maka diperlukan arus
yang cukup tinggi.

2.2.7. Connector

Gambar 2.2.7 Connector


Connector mengalirkan arus dari satu kabel ke kabel lainnya.
Connector memiliki bagian-bagian yang bertemu yaitu “Plug dan
Receptacle”. Connector dapat dilepas atau dihubungkan dengan
mudah. Ketika connector dihubungkan maka arus akan mengalir.

2.2.8. Wirring Harness

Gambar 2.2.8 Wirring Harness

Wirring Harness merupakan kumpulan kabel yang diikat secara


bersama dalam kelompok dengan satu connector atau lebih. Setiap
kabel memiliki rangkaian dari sistem yang berbeda. Wirring harness
mengarahkan dan mamandu aliran listrik menuju komponen-
komponen pada sirkuit.

2.3. Cara Kerja Starting System

Cara kerja pada starting system adalah sebagai berikut:


Pada saat key start switch pada posisi off tidak ada arus yang mengalir pada
sirkuit.
Gambar 2.3.1 Key start switch “OFF”

Bila key start switch diposisikan on, maka arus akan mengalir menuju
sirkuit. Hal ini belum mengakibatkan engine berputar.

Gambar 2.3.2 Key start switch “ON”

Starting terjadi bila key start switch ditempatkan pada posisi start.
Selanjutnya arus mengalir dari battery melalui key start switch, relay coil dan
kembali ke battery. Arus yang melalui start relay coil menghasilkan medan
magnet yang akan menyebabkan contact pada relay terhubung. Arus lalu
dapat mengalir dari battery menuju starter solenoid.
Bila start relay terhubung, arus sebesar 46A mengalir menuju starter
solenoid. 6A mengalir menuju hold-in winding kemudian ke ground, 40A
mengalir menuju pull-in winding kemudian ke ground melalui starter motor
winding. Arus ini menghasilkan medan magnet disekitar starter solenoid
yang akan menggerakkan starter pinion gear agar tehubung dengan engine
flywheel dan pada saat yang bersamaan menghubungkan starter solenoid
contact. Proses ini menghubungkan starter langsung ke battery sehingga
terdapat tegangan pada kedua ujung pull-in winding. Arus mengalir melalui
hold-in winding untuk mempertahankan medan magnet dan menjaga agar
contact terhubung terus selama proses cranking.

Gambar 2.3.3 Key start switch “START”

Sekarang arus dapat mengalir dari battery melalui starter motor dan
proses cranking dimulai. Cranking berlanjut sampai arus menuju starter
motor diputuskan dengan cara mengembalikan key start switch pada posisi
on.

2.4. Defenisi Strating Motor

Starting motor merupakan komponen engine berfungsisebagi penggerak


awal yang menggerak flywheel, sehingga flywheel berputar dan engine mengalami
siklus empat langkah yang membuat engine hidup.

Starting motor dapat berputar karena mengambil energy listrik dan


mengubahnya menjadi enrgi mekanik untuk memutar flywheel saat di-start. Gaya
perputaran yang terjadi di dalam starting motor diakibatkan dari interaksi gaya-
gaya magnet didalam starting motor tersebut.
2.5. Kontruksi Starting Motor

2.5.1. Armature(Rotor)

Gambar 2.5.1

Starter motor, berbeda dengan motor listrik sederhana. Starter


motor dapat menghasilkan torsi yang sangat besar pada kecepatan
yang relative tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem untuk
mendukung lilitan serta untuk meningkatkan kekuatan setiap medan
magnet pada lilitan tersebut. Sebuah starter armature (Gambar 2.5.1)
terdiri atas armature shaft, armature core, commutator dan armature
winding. Starter motor shaft menopang armature pada saat armature
tersebut berputar dalam housing. Commutator diletakkan pada salah
satu ujung armature shaft. Armature core menahan lilitan padat
empatnya. Armature core terbuat dari besi untuk meningkatkan
kekuatan medan magnet yang dihasilkanolehlilitan.
2.5.2. Field Winding (Stator)

Gambar 2.5.2

Field winding (Gambar 2.5.2) adalah sebuahkawat (fixed) terisolasi


yang digulung dengan bentuk melingkar, dan menciptakan medan
magnet yang kuat di sekitar motor armature. Pada saat arus mengalir
melalui kumparan, medan magnet antara kutub menjadi sangat besar.
Medan tersebut dapat berkisar 5 hingga 10 kali medan magnet
permanen. Pada saat medan magnet di antara sepatu kutub tolak
menolak dengan medan yang dihasilkan armature maka motor akan
berputar dengan daya besar

2.6. Karakteristik Starting Motor

Starter motor adalah motor listrik berkapasitas tinggi dengan intermittent


duty yang cenderung memiliki karakteristik spesifikoperasi:
a. Jika motor tersebut diperlukan untuk memberikan daya pada
komponen mekanik (atau beban) tertentu, motor tersebut akan
mengonsumsi sejumlah daya.
b. Jika beban tersebut dihilangkan, kecepatan akan meningkat dan
arus akan turun.
c. Jika beban ditambah, kecepatan akan menurun dan arus akan
meningkat. Starting motor memiliki resistansi yang rendah dan
arus yang tinggi.
Jumlah torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor listrik meningkat seiring
dengan peningkatan arus yang mengalir. Starter motor dirancang untuk
beroperasi dalam periode waktu yang singkat dengan beban yang ekstrim.
Starting motor menghasilkan horse power yang sangat besar.

2.7. Prinsip kerja Starting Motor

Gambar 2.7.1

Sebelum mempelajari prinsip dasar starter motor beberapa prinsip dasar


magnet perlu diulas kembali. Prinsip-prinsip ini antara lain adalah:
a. Kutub yang sama tolak menolak, kutub yang berbeda tarik
menarik.
b. Garis-garis fluks magnet merupakan garis berlanjut yang
menghasilkan gaya magnet.
c. Konduktor penghantar arus memiliki medan magnet yang
mengelilingi konduktor tersebut dalamarah yang
ditentukanolehaliranarus.
Jika sebuah konduktor dialiri arus yang terus-menerus, maka akan
terbentuk medan magnet.Sebuah magnet permanen memiliki medan pada
kedua kutubnya. Pada saat konduktor yang menghantarkan arus diletakkan
dalam medan magnet permanen, maka akan timbul gaya yang dihasilkan pada
konduktor karena medan magnet tersebut. Jika konduktor terbentuk dalam
sebuah lilitan dan di tempatkan dalam medan magnet, maka hasilnya adalah
sama. Karena aliran arus berada dalam arah yang berlawanan dengan koil,
salah satu akan terdorong keatas dan sisi lainnya terdorong ke bawah. Hal ini
akan membuat efek rotasi atau torsi pada koil (Gambar 2.7.1).

Pole Piece

Gambar2.7.2

Pole Piece dalam kerangka suatu medan dapat di tunjukkan sebagai ujung
sebuah magnet. Jarak antara kutub inilah yang merupakan medan magnet.

Field winding
Gambar2.7.3

Jika sebuah kawat, yang disebut field winding, dililitkan di antara pole
piece dan dialiri arus, kekuatan medan magnet di antara kedua kutub akan
meningkat.

Gambar2.7.4

Jika sebuah arus dialirkan dari sumber baterai ke sebuah lilitan maka akan
terbentuk medan magnet di sekeliling kawat.

Armature Sederhana
Gambar 2.7.5

Jika suatu lilitan kawat diletakkan pada medan magnet antara dua kutub
(pole piece) dan dialiri arus, maka akan terbentuk sebuah armature
sederhana. Medan magnet di sekitar lilitan dan medan magnet antara kutub
akan tolak menolak, yang menyebabkan lilitan tersebut berputar.

Commutatordan Brush

Gambar 2.7.6
Commutator dan brush digunakan untuk menjaga agar motor tetap
berputar dengan cara mengendalikan aliran arus yang melalui kumparan.
Commutator berfungsi sebagai timing pengatur aktifnya kumparan dan
penyambung listrik antara kumparan dan brush. Commutator memiliki
banyak segmen, yang saling terisolasi satu dengan lainnya. Brush bergesekan
dengan commutator dan mengalirkan arus dari baterai ke kumparan.
Ketika kumparan berputar menjauhi segmen brush, segmen commutator
merubah aliran listrik antara brush dan kumparan. Hal ini akan membalikkan
medan magnet pada sekeliling kumparan. Kumparan akan tertarik kembali
melalui kutub yang lain. Hubungan listrik yang berubah terus-menerus akan
membuat motor berputar.
Sebuah gerakan tarik dan dorong secara terus-menerus dibuat ketika setiap
lilitan bergerak di dalam kutub. Banyaknya kumparan dan commutator
digunakan untuk meningkatkan daya motor dan kehalusan gerakan. Setiap
kumparan dihubungkan dengan segmen tersendiri pada commutator.
Pada saat motor berputar, kumparan memberikan dorongan gerakan
tersebut dengan menghasilkan gaya putar yang halus dan konstan.

2.8. Mekanisme Starter Drive

Gambar 2.8.1
Jika starter (Gambar 2.8.1) dibiarkan terhubung pada flywheel setelah
engine dihidupkan, armature dapat mengalami kerusakan karena kecepatan
terlalu tinggi yang diciptakan ketika kecepetan putaran engine meningkat.
Pada kecepatan yang tinggi, armature akan melempar lilitannya karena efek
gaya sentrifugal. Gear yang engage dan menggerakkan flywheel disebut
pinion gear. Gear pada flywheel disebut ring gear

2.8.1. Overrunning clutch drive

Gambar 2.8.1

Overrunning clutch drive (Gambar 2.8.1) adalah jenis penggerak


clutch paling sederhana yang digunakan pada starting motor.
Overrunning clutch drive membutuhkan sebuah tuas untuk
menggerakkan pinion engage dengan flywheel ring gear. Pinion
tersebut engage dengan flywheel ring gear sebelum armature mulai
berputar.
Jenis system penggerak ini adalah sebuah system khusus yang
digunakan untuk mencegah armature tidak berputar pada kecepatan
yang terlalu tinggi.Tuas akan menarik pinion dari flywheel,
sedangkan overrunning clutch mencegah kecepatan yang
terlalutinggi. Overrunning clutch mengunci pinion pada satu arah
putaran dan mengizinkan putaran kearah yang lain.
Hal ini memungkin kan pinion gear dapat memutar flywheel ring
gear untuk menghidupkan mesin. Overrunning clutch juga membuat
pinion gear bergerak bebas pada saat engine mulai berjalan.
Overrunning clutch terdiri atas sebuah roller yang ditahan dalam
posisinya oleh pegas terhadap roller clutch. Roller clutch ini
memiliki sisi tirus yang memungkinkan roller dapat mengunci pinion
pada porosnya selama crank. Torsi akan disalurkan melalui clutch
housing dan ditransfer oleh roller ke pinion gear.
Pada saat engine dihidupkan dan kecepatan drive pinion melebihi
kecepatan armature shaft, roller didorong kearah bawah ramp dan
memungkinkan pinion berputar secara terpisah dari armature shaft.
Pada saat starter drive pinion dilepaskan dari flywheel serta tidak
beroperasi, tekanan pegas akan memaksa roller menyentuh ramp
sebagai persiapan untuk starter berikutnya. Terdapat berbagai
rancangan heavy duty untuk penggerak ini..

Anda mungkin juga menyukai