TEORI DASAR
2.2.2. Battery
2.2.5. Relay
2.2.7. Connector
Bila key start switch diposisikan on, maka arus akan mengalir menuju
sirkuit. Hal ini belum mengakibatkan engine berputar.
Starting terjadi bila key start switch ditempatkan pada posisi start.
Selanjutnya arus mengalir dari battery melalui key start switch, relay coil dan
kembali ke battery. Arus yang melalui start relay coil menghasilkan medan
magnet yang akan menyebabkan contact pada relay terhubung. Arus lalu
dapat mengalir dari battery menuju starter solenoid.
Bila start relay terhubung, arus sebesar 46A mengalir menuju starter
solenoid. 6A mengalir menuju hold-in winding kemudian ke ground, 40A
mengalir menuju pull-in winding kemudian ke ground melalui starter motor
winding. Arus ini menghasilkan medan magnet disekitar starter solenoid
yang akan menggerakkan starter pinion gear agar tehubung dengan engine
flywheel dan pada saat yang bersamaan menghubungkan starter solenoid
contact. Proses ini menghubungkan starter langsung ke battery sehingga
terdapat tegangan pada kedua ujung pull-in winding. Arus mengalir melalui
hold-in winding untuk mempertahankan medan magnet dan menjaga agar
contact terhubung terus selama proses cranking.
Sekarang arus dapat mengalir dari battery melalui starter motor dan
proses cranking dimulai. Cranking berlanjut sampai arus menuju starter
motor diputuskan dengan cara mengembalikan key start switch pada posisi
on.
2.5.1. Armature(Rotor)
Gambar 2.5.1
Gambar 2.5.2
Gambar 2.7.1
Pole Piece
Gambar2.7.2
Pole Piece dalam kerangka suatu medan dapat di tunjukkan sebagai ujung
sebuah magnet. Jarak antara kutub inilah yang merupakan medan magnet.
Field winding
Gambar2.7.3
Jika sebuah kawat, yang disebut field winding, dililitkan di antara pole
piece dan dialiri arus, kekuatan medan magnet di antara kedua kutub akan
meningkat.
Gambar2.7.4
Jika sebuah arus dialirkan dari sumber baterai ke sebuah lilitan maka akan
terbentuk medan magnet di sekeliling kawat.
Armature Sederhana
Gambar 2.7.5
Jika suatu lilitan kawat diletakkan pada medan magnet antara dua kutub
(pole piece) dan dialiri arus, maka akan terbentuk sebuah armature
sederhana. Medan magnet di sekitar lilitan dan medan magnet antara kutub
akan tolak menolak, yang menyebabkan lilitan tersebut berputar.
Commutatordan Brush
Gambar 2.7.6
Commutator dan brush digunakan untuk menjaga agar motor tetap
berputar dengan cara mengendalikan aliran arus yang melalui kumparan.
Commutator berfungsi sebagai timing pengatur aktifnya kumparan dan
penyambung listrik antara kumparan dan brush. Commutator memiliki
banyak segmen, yang saling terisolasi satu dengan lainnya. Brush bergesekan
dengan commutator dan mengalirkan arus dari baterai ke kumparan.
Ketika kumparan berputar menjauhi segmen brush, segmen commutator
merubah aliran listrik antara brush dan kumparan. Hal ini akan membalikkan
medan magnet pada sekeliling kumparan. Kumparan akan tertarik kembali
melalui kutub yang lain. Hubungan listrik yang berubah terus-menerus akan
membuat motor berputar.
Sebuah gerakan tarik dan dorong secara terus-menerus dibuat ketika setiap
lilitan bergerak di dalam kutub. Banyaknya kumparan dan commutator
digunakan untuk meningkatkan daya motor dan kehalusan gerakan. Setiap
kumparan dihubungkan dengan segmen tersendiri pada commutator.
Pada saat motor berputar, kumparan memberikan dorongan gerakan
tersebut dengan menghasilkan gaya putar yang halus dan konstan.
Gambar 2.8.1
Jika starter (Gambar 2.8.1) dibiarkan terhubung pada flywheel setelah
engine dihidupkan, armature dapat mengalami kerusakan karena kecepatan
terlalu tinggi yang diciptakan ketika kecepetan putaran engine meningkat.
Pada kecepatan yang tinggi, armature akan melempar lilitannya karena efek
gaya sentrifugal. Gear yang engage dan menggerakkan flywheel disebut
pinion gear. Gear pada flywheel disebut ring gear
Gambar 2.8.1