Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Komponen Sistem Starter dan Fungsinya


Fungsi motor starter adalah untuk memutarkan fly wheel pertama kali sehingga mesin
dapat hidup. Dengan menggunakan motor starter maka akan lebih efisien daripada menggunakan
tenaga manual (tenaga manusia). Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang
besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas.
Motor Starter terdiri atas beberapa bagian yang memungkinkan bekerja untuk mengubah
energi listrik DC dari baterai menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar untuk
memutarkan fly wheel, sehingga mesin hidup.
Mesin tidak akan dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang
yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran, dan buang. Motor starter minimal harus dapat
memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran
awal. Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda
tergantung pada konstruksi dan operasinya, tetapi pada umumnya 40 sampai 60 rpm untuk motor
bensin dan 80 sampai 100 rpm untuk motor diesel.
Alasan mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai tingkat
tertentu meliputi :
 Bahan bakar tidak teratomisasi (berbentuk kabut) dengan baik pada putaran rendah.
 Temperatur mesin yang terlalu rendah.
 Karakteristik motor starter yang semakin rendah putarannya, semakin besar arus yang
dibutuhkan.

1.2. Karakteristik Motor Starter


 Makin besar arus yang digunakan oleh motor starter, makin besar momen puntir yang
dibangkitkan motor.
 Makin cepat motor, makin besar gaya elektromotive yang dibangkitkan armature coil dan
makin kecil arus yang mengalir.

1
1.3. Komponen-komponen Motor Starter
Bagian-bagian komponen motor starter adalah sebagai berikut;
1. Yoke Assy
Yoke berfungsi sebagai penompang dari core berbentuk silinder yang terbuat dari logam.
Yoke assy terdiri dari:
1) Yoke, yang berfungsi untuk menampang menampang (memegang pole core).
2) Pole core, yangberfungsi untuk penompang field coil dan memperkuat medan
magnet.
3) Field coil, yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
4) Brush positif, yang berfungsi untuk menghubungkan arus dari field coil ke
armature.

2
2. Armature Assy
Berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
Armature assy terdiri dari :
1) Armature coil
2) Armature core
3) Armature shaft
4) Commutator
5) Helical spline

3. Brush Holder dan Brush Negatif


1) Brush holder berfungsi sebagai pemegang brush.
2) Brush negatif berfungsi untuk meneruskan arus dari armature coil ke massa.

4. Drive Lever

3
Atau tuas penggerak, yang berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi
berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda
penerus.
5. Starter Cluth
Berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus,
sehingga dapat berputar. Starter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature
coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
Starter clutch terdiri dari :
1) Outer barrel/clutch housing
2) Clutch roller
3) Inner barrel/inner race (disatukan dengan pinion gear)
4) Pinion gear
5) Spring
6) Spline tube

Cara kerja :
 Saat Start
Inner barrel berputar lebih cepat dari outer barrel sehingga clutch roller terdorong
ke bidang yang sempit oleh spring, dan menyebabkan outer barrel/race (armature)
memutarkan inner barrel/race (pinion gear) melalui clutch roller.

4
 Saat Mesin Hidup
Ring gear flywheel memutarkan pinion gear, sehingga inner barrel berputar lebih
cepat dari outer barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong ke bidang yang
lebih besar melawan tegangan spring. Akibatnya inner barrel tidak berhubungan
dengan outer barrel untuk mencegah perpindahan putaran dari mesin ke armature.

6. Pinion Gear
Berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari starter clutch ke roda penerus atau ring
gear.
7. Magnetic Switch
Magnetic Switch atau sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan
pinion gear dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit
motor starter melalui terminal utama.
Magnetic switch terdiri dari :

5
1) Pull-in coil
2) Hold-in coil
3) Contact plate
4) Main terminal (terminal 30)
5) Connecting terminal ( terminal C)
6) Plunger
7) Return spring
8) Stud bolt

Gambar di atas adalah sistem stater mobil dengan dengan cara menginjak pedal kopling,
hal ini di maksudkan untuk mengingatkan kita sebagai pengendara agar tidak lupa pastikan
bahwa sebelum stater mesin, gigi persneling harus netral.Agar mobil tidak langsung lari kalau
saat stater kondisi gigi persneleng atau transmisi sedang masuk.
Sistem diatas di maksudkan untuk kita yang punya kebiasaan parkir kendaraan dengan
masukan gigi persneleng untuk membantu pengereman, kebiasaan yang tidak perlu di lakukan,
karena mobil sudah mempunyai rem tangan.

BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1. Cara Kerja Sistem Starter Tipe Konvensional
 Kunci Kontak Pada Posisi “START”
Bila kunci kontak diputar pada posisi START, Terminal 50 akan mengalirkan arus listrik
dari baterai ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field coil dan
armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, penurunan tegangan pada pull-in coil
mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor ( field coil dan armature) kecil,
sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang bersamaan medan magnet yang
dibangkitkan oleh hold-in dan pull-in coil menarik plunger ke kanan melawan pegas pengembali.
Gerakan ini menyebabkan pinion gear terdorong ke kiri dan berkaitan dengan ring gear.
Kecepatan putar motor yang lambat akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral
membantu perkaitan pinion dan ring gear menjadi lembut.

7
Sambil perhatikan gambar di atas, saat starter switch atau kunci kontak posisi start arah aliran
arus terlihat gambar di bawah.

Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan terminal "30" dengan terminal "
C " jika arus listrik sampai ke ground. Artinya tidak ada jalur yang terputus antara Pull-in-coil
sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush habis "
karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature", pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor
stater tidak akan berkerja. Tanda untuk mobil dengan relay stater, hanya akan terdengar kontak
relay stater terhubung saat stater tetapi dinamo stater atau motor starter tidak bekerja, ini kalau
karbon brush habis.

 Pinion Gear dengan Ring Gear Berkaitan

8
Bila magnetik switch dan ulir spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main relay ON
dengan menghubungkan terminal 30 dan C. Akibat hubungan ini maka arus yang mengalir ke
motor menjadi lebih lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih
besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada saat itu tegangan
pada kedua arus tidak lagi mengalir pada kumparan ini, oleh karena itu plunger di tahan pada
posisinya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.

Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever
mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel,
secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.

Setelah kontak selenoid atau terminal "30" dan terminal "C" terhubung, pull-in-coil tidak
bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal "50" dengan terminal "C" hampir sama.

9
Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk
menahan kontak untuk menghubungkan terminal "30" dan terminal "C" dan menahan gigi pinion
yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.
 Kunci Kontak Pada Posisi “ON”
Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang
diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus mengalir
dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil
dengan arah yang sama seperti pada kunci kontak diposisikan pada START, ini akan
membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil arus mengalir dengan
arah yang berlawanan, membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger ke
posisi semula.
Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling meniadakan,
sehingga plunger akan tertarik mundur kembali oleh pegas pembalik. Dengan demikian, maka
arus besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaaan dengan itu pula plunger akan
memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.

10
 Armature Brake
Sesaat setelah start mesin pinion gear yang masih berputar karena gaya inertia dapat
menyebabkan kerusakan apabila terjadi hubungan antara pinion gear dengan ring gear. Untuk
mencegah hal ini, motor starter tipe konvensional dilengkapi dengan mekanisme brake dengan
konstruksi seperti gambar dibawah ini.

Ketika return spring didalam magnetik switch menarik kembali pinion gear, brake spring
menarik armature melawan brush holder. Bila brush holder telah menyatu dengan commutator
end frame, armature akan segera berhenti berputar.

11
2.2. Komponen-komponen Motor Starter Tipe Reduksi
Motor starter tipe ini terdiri dari sebuah magnetik switch, sebuah motor berkecepatan
tinggi yang sangat kompak, beberapa roda gigi reduksi, sebuah pinion gear, sebuah starter clutch,
dan lain-lain. Roda gigi ekstra memperlambat putaran motor sampai sepertiga atau seperempat
putaran dan memindahkan putaran tersebut ke pinion gear.
Plunger dari magnetik switch akan langsung menekan pinion gear yang letaknya satu
sumbu, menyebabkan pinion gear berhubungan dengan ring gear. Motor starter tipe ini
menghasilkan momen yang lebih besar, dengan ukuran dan berat yang sama bila dibandingkan
dengan tipe konvensional.
Gambar Komponen Motor Starter Tipe Reduksi

12
2.3. Cara Kerja Motor Starter Tipe Reduksi
 Kunci Kontak Pada Posisi “START”
Bila kunci komtak diputar pada posisi START, terminal 50 dilalui arus listrik dari baterai
ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil, arus kemudian mengalir ke field coil dan armature
coil melalui terminal C. Pada titik ini motor berputar pada kecepatan rendah, dengan adanya
energi pada pull-in coil menyebabkan tegangannya turun yang mana akan membatasi arus yang
mengalir ke komponen motor ( field coil dan armature).
Pada saat yang sama, pull-in dan hold-in coil membangkitkan medan magnet yang
menekan plunger ke kiri melawan return spring. Pinion gear kemudian bergeser ke kiri sampai
berhubungan dengan ring gear. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini menyebabkan kedua
roda gigi berhubungan dengan lembut. Alur spiral juga membantu pinion dan ring gear untuk
berhubungan lebih lembut.

13
 Pinion Gear dan Ring Gear Berhubungan
Bila magnetik switch dan alur spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, contact plate menyentuh plunger membuat main switch on oleh
hubungan singkat antara terminal 30 dan C. Akibat hubungan ini maka arus yang melali motor
starter lebih besar, yang menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih besar pula. Alur
spiral membantu pinion gear berkaitan lebih kuat dengan ring gear. Pada saat yang sama,
tegangan pada kedua ujung pull-in coilmenjadi sama sehingga tidak ada arus yang mengalir
melalui kumparan ini. Plunger kemudian ditahan pada posisinya hanya dengan gaya magnet
yang dihasilkan oleh hold-in coil.

14
 Kunci Kontak Pada Posisi “ON”
Bila kunci dikembalikan pada posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang
diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch akan tetap tertutup, tetapi sebagian arus
mengalir dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan mengalirnya arus melalui
hold-in coil dengan arah yang sama seperti pada saat kunci kontak pada posisi START, hal ini
akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir
dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan
plunger pada posisinya semula.

15
Medan magnet yang dihasilkan oleh kedua kumparan in akan saling meniadakan,
sehingga plunger akan tertarik mundur oleh return spring. Dengan demikian, arus yang besar
yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan dengan itu pula plunger akan
membebaskan hubungan pinion dengan ring gear. Armature yang digunakan pada motor starter
tipe reduksi mempunyai gaya inersia lebih kecil daripada tipe konvensional, sehingga akan
segera berhenti bila terjadi gesekan. Motor starter tipe ini tidak memerlukan mekanisme brake
seperti pada tipe konvensional.

16
2.4. Motor Starter Tipe Planetary
 Konstruksi
Motor starter tipe planetary menggunakan planetary gear untuk mengurangi kecepatan
putaran armature, seperti pada tipe reduksi, dan pinion gear berkaitan dengan ring gear melalui
drive lever, seperti pada tipe konvensional.

Gambar Motor Starter Tipe Planetary

Cara Kerja Motor Starter Tipe Planetary


 Mekanisme Pemgurangan Kecepatan
Pengurangan kecepatan poros armature dilakukan oleh tiga buah planetary gear dan 1
internal gear. Apabila poros armature berputar, maka planetary gear akan berputar ke arah
sebaliknya yang selanjutnya menyebabkan internal gear berputar.
Akan tetapi karena internal gear terikat, planetary gear itu sendiri akhirnya berputar di
dalam internal gear. Perbandingan gigi antara gigi poros armature dengan planetary gear dan
internal gear adalah 11:15:43 yang menghasilkan reduksi sekitar 5, mengurangi kecepatan putar
pinion gear 1/5 dari putaran yang sebenarnya.

17
 Damping Device
Internal gear biasanya dipasang mati, tetapi bila momen yang diberikan ke starter terlalu
besar, maka internal gear pada akhirnya akan berputar untuk membuang momen yang
berlebiihan dan mencegah kerusakan pada armature dan bagian-bagian lain.
Internal gear dikaitkan dengan clutch plate dan clutch plate didorong oleh spring washer.
Bila momen yang berlebihan membawa internal gear, clutch plate akan menahan gaya dorong
spring washer dan berputar sehingga internal gear ikut berputar. Dengan cara itulah momen yang
berlebihan dapat diredam.

18
BAB III
TROUBLESHOOTING

3.1. Troublehooting ( Pemecahan Masalah)


Ada sekitar 6 gejala yang dapat terlihat pada gangguan sistem starter :
1. Pada saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter tidak bekerja.
(Pinion gear tidak bergerak keluar dan motor starter tidak berputar).
Gangguan semacam ini mungkin terdapat pada bagian kelistrikan yang berhubungan
dengan terminal 50, atau pada motor starter.

1) Ukur tegangan terminal baterai.


Pada saat kunci kontak diposisikan ke START, tegangannya harus 9,6 V ayau lebih
tinggi. Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti baterai.
Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
2) Ukur tegangan terminal 50 motor starter dengan massa.
Pada saat kunci kontak pada posisi START tegangannya harus 8 V atau lebih tinggi. Bila
tegangannya di bawah harga tersebut, periksa bagian-bagian wiring antara baterai dengan
terminal 50 dan perbaiki atau ganti bagian-bagian yang rusak.
3) Sebelum membongkar motor starter, dengan menentukan secar kasar sumber masalah
akan memperlancar pekerjaaan. ( Dalam hal ini gangguan mungkin saja terjadi karena

19
gangguan pada pull-in coil, field coil, kabel-kabel dari terminal C sampai dengan bagian-
bagian motor dan sebagainya).

2. Kunci kontak diputar ke posisi START, menyebabkan pinion gear bergerak


keluar dengan suara klik, tetapi motor starter tetap diam atau tidak berputar.
Permasalahan seperti ini biasanya terdapat pada motor starter, mesin itu sendiri atau pada
sistem kelistrikan sampai ke terminal 30.

1) Periksa tahanan putaran mesin.


Periksa apabila diperlukan momen yang lebih besar dari biasanya untuk memutarkan
mesin dengan cara memutarkan poros engkol dengan kunci sock, dan sebagainya.
2) Ukur tegangan terminal baterai.
Pada saat kunci kontak diposisikan ke START, tegangannya harus 9,6 V ayau lebih
tinggi. Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti
baterai. Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.

3) Ukur tegangan antara terminal 30 motor starter dengan massa. Pada saat kunci kontak
diposisikan pada START, tegangannya harus 8 V atau lebih besar. Bila hasil
pengukuran di bawah harga tersebut, periksa kabel antara terminal baterai dengan
terminal 30 dan perbaiki atau ganti bila perlu.

20
4) Sebelum membongkar motor starter, dengan menentukan secar kasar sumber masalah
akan memperlancar pekerjaaan. ( Dalam hal ini gangguan mungkin timbul pada
switch contact yang keadaannya kurang baik, tahanan listrik antara komutator dengan
brush terlalu tinggi, starter clutch slip, dan lain-lain).

3. Bila kunci kontak diputar ke posisi START, pinion gear akan bergerak keluar
masuk berulang-ulang.
Masalah ini biasanya disebabkan tegangan pada terminal 50 tidak cukup, atau kerusakan
pada motor starter itu sendiri.

1) Ukur tegangan terminal baterai.


Pada saat kunci kontak diposisikan ke START, tegangannya harus 9,6 V ayau lebih
tinggi. Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti
baterai. Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.

2) Ukur tegangan terminal 50 motor starter dengan massa.


Pada saat kunci kontak pada posisi START tegangannya harus 8 V atau lebih tinggi.
Bila tegangannya di bawah harga tersebut, periksa bagian-bagian wiring antara
baterai dengan terminal 50 dan perbaiki atau ganti bagian-bagian yang rusak.

21
3) Sebelum membongkar motor starter, dengan menentukan secar kasar sumber masalah
akan memperlancar pekerjaaan. ( Dalam hal ini gangguan mungkin saja terjadi karena
gangguan pada hold-in coil yang rusak, massa hold-in coil yang kurang baik, dan
sebagainya).

4. Motor starter terus bekerja meskipun kunci kontak telah dikembalikan ke posisi
ON dari posisi START.
Masalah ini sumbernya mungkin terdapat pada kunci kontak, relay starter atau motor
starter.

1) Periksa kunci kontak


Pada saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON, hubungan ke motor starter harus
terputus.
2) Periksa relay starter, bila ada.
Periksa dan pastikan bahwa relay bekerja normal.
3) Sebelum membongkar motor starter, dengan menentukan secar kasar sumber masalah
akan memperlancar pekerjaaan. ( Dalam hal ini gangguan mungkin disebabkan oleh
return spring yang sudah lemah, plunger macet, dan sebagainya).
5. Bila kunci kontak diputar ke posisi START akan menyebabkan pinion gear
bergerak keluar. Starter berputar, dan menimbulkan suara berisik yang tidak
wajar tetapi mesin tidak berputar.

22
Masalah seperti ini biasanya disebabkan oleh pinion gear yang rusak. Bila ditemukan
kerusakan maka gantilah gear.
6. Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi START setelah mesin gagal hidup,
maka pinion gear akan membuat suara berisik yang tidak wajar.
Dalam hal ini gangguan biasanya terletak pada mekanisme brake. Lakukan test motor
starter tanpa beban dan lihat bahwa pinion gear segera berhenti berputar bila daya
diputuskan. Bila tidak berhenti dengan segera, perbaiki mekanisme brake.

Daftar Pustaka

Toyota Astra Motor. (1994). Fundamentals of Electricity. Training Manual. Step 2. Jakarta.
blokkuiki.blogspot.com › Otomotif

23
m-edukasi.net/online/2008/sistemstaterkonvensional/Komponen.htm
-edukasi.net/online/2007/motorstater/materi04.html

24

Anda mungkin juga menyukai