Anda di halaman 1dari 7

1.

Motor Acceleration Analysis


Masalah pada saat starting motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah
pada motor-motor induksi tiga fasa yang memiliki kapasitas yang besar. Selama
periode waktu starting, motor pada sistem akan dianggap sebagai sebuah
impedansi kecil yang terhubung dengan sebuah bus. Motor akan mengambil arus
yang besar dari sistem, sekitar enam kali arus ratingnya, dan bisa menyebabkan
voltage drop pada sistem serta menyebabkan gangguan pada operasi beban
yang lain. Hal ini dikarenakan pada motor, khususnya motor induksi, akan terjadi
lonjakan arus pada saat starting. Lonjakan arus ini disebabkan oleh kondisi motor
yang masih diam saat akan distart. Karena rotor belum bergerak, kecepatan
relatif rotor terhadap medan magnet putar saat start akan maksimal sehingga
tegangan yang diinduksikannya akan maksimal pula dan mengakibatkan nilai
arus yang mengalir akan sangat besar.
Hal lain yang menyebabkan lonjakan arus tersebut adalah adanya inrush current,
yang disebabkan oleh sifat motor yang dianalogikan sebagai suatu induktor
besar. Resistansi motor sangat kecil bila dibandingkan dengan induktansinya,
sehingga saat starting, di mana induktansi motor masih bisa diabaikan,
impedansinya hanya berasal dari resistansi yang bernilai kecil, dan
menyebabkan arus yang mengalir akan sangat tinggi nilainya.
Walaupun arus start yang besar tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang
cukup singkat, namun hal tersebut juga menyebabkan jatuh tegangan (voltage
drop) sesaat yang disebut dengan voltage dip. Voltage Dip adalah penurunan
tegangan antara (10 90) % dari tegangan nominal yang terjadi dalam waktu
yang relatif singkat (0,5 cycle beberapa detik). Efek yang merugikan akibat
voltage dip ini meliputi :
1.
Torsi yang bersifat transient yang dapat menyebabkan stress (tekanan)
yang berlebih pada sistem mekanisnya.
2.
Menghambat akselerasi (percepatan) putaran motor menuju kecepatan
normal.
3.
Kegagalan kerja dari peralatan peralatan lainnya seperti relay, contactor
dan menyebabkan flicker cahaya yang cukup mengganggu.
Demi menjaga gar motor tetap beroperasi dan mencegah kegagalan kerja motor
untuk mencapai kecepatan nominalnya, maka sebaiknya voltage dip tidak
sampai di bawah 70% dari tegangan nominal. Ini dengan menganggap bahwa
flicker cahaya bukanlah suatu hal yang mengganggu. Namun, jika faktor kualitas
operasional dan pelayanan adalah hal yang utama, maka batasan voltage dip
yang diizinkan adalah 10%.
Untuk menanggualangi lonjakan arus ini, dapat digunakan beberapa cara
starting motor induksi, antara lain:
a. Direct On Line starter
Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini
sering dilakukan untuk motor-motor ac yang mempunyai kapasitas daya yang
kecil. Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan
langsung di switch on ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar

tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan


tegangan pada saat starting (lihat gambar).

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak
diketahui biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Starter ini terdiri dari
Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent
Relay dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol
Start dan Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada
coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika
OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke coil contactor. Komponen
penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu
diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range
overloadnya.

b. Star Delta starter


Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3
buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer
untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start,
starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan
sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang
dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed
normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan
bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

dimana,
IDOL= Arus start langsung
c. Autotransformer starter
Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap
tegangan sekunder autotransformer terendah. Setelah beberapa saat motor
dipercepat tap autotransformer diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung
langsung pada tegangan penuh.

Pada autotransformer starter, arus yang mengalir adalah

dmana :
Vm

= Tegangan sekunder dari Auto-Transformer

V1

= Tegangan supply

IDOL

= Arus start langsung

d. Soft starter
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik
motor. Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor.
Pertama-tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan
torsipun juga rendah. Pada level ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan
tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara
bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan
dengan kondisi RPM yang nominal.

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur


trigger thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya.
Rangkaian tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh
thyristor. Thyristor yang terpasang bisa pada 2 phase atau 3 phase.

Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat
stop, tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja
seperti pada starter yang menggunakan contactor.

e. Frequency drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD
(Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu

penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah


membalikan dari DC ke tegangan AC dengan frequency yang diinginkan. VSD
memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb:

di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor


f = frekuensi
p = jumlah kutub motor
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan
kecepatan motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan
memperlambat kecepatan motor.
Pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter, seperti pada
gambar:

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :

Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/


penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan
DC.

Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC


kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang
komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated
Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa
sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar
tegangan dan frekuensi yang diinginkan.

Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via
local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada
keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di
board control dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing
masing option tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri.
Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local),
dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan
preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program
yang sesuai.

Pada tabel berikut diberikan perbandingan performa dari aneka metode yang
umum digunakan sebagai metode soft starting pada motor induksi, khususnya
motor induksi tiga fasa.

Anda mungkin juga menyukai