Anda di halaman 1dari 55

BAB 4

MOTOR INDUKSI 3 PHASA

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Pada bab ini dibahas materi motor induksi 3 phasa, meliputi:

B. Materi
1. Konsep motor induksi
Secara umum motor induksi dapat digunakan baik sebagai generator induksi
atau motor induksi. Motor induksi adalah suatu alat yang mengubah atau
mengkonversi tenaga listrik arus bolak balik (AC) menjadi energi mekanik. Motor
induksi 3 phasa adalah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah
(mengkonversi) tenaga listrik AC 3 phasa menjadi tenaga mekanik. Motor induksi 1
phasa adalah alat atau mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik
AC 1 phasa menjadi tenaga mekanik.
Motor induksi populer digunakan di industri, terutama motor induksi 3 phasa
karena motor induksi memiliki beberapa kelebihan, yaitu kuat, tanpa sikat arang
(tidak ada kontak pada poros), konstruksi lebih kuat dibandingkan dengan motor
DC, biaya lebih rendah, mudah diproduksi, hampir bebas perawatan kecuali
bearing dan komponen mekanis lainnya.
Kelemahan motor induksi jika dibandingkan dengan motor listrik jenis lainnya
adalah kecepatan putarannya sulit dikendalikan, kecepatan putaran ditentukan oleh
frekuensi, untuk variasi kecepatan membutuhkan frekuensi variabel, power faktor

71
rendah pada beban ringan, dan arus start 5 sampai 7 kali dari arus nominal. Contoh
bentuk fisik motor induksi ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Contoh Bentuk Fisik Motor Iinduksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, Klasifikasi motor


induksi seperti ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Klasifikasi Motor Induksi


Untuk mempermudah memahami proses konversi tenaga listrik AC balik
menjadi tenaga mekanik pada motor induksi dapat dilakukan dengan menelusuri
aliran daya aktif yang mengalir pada motor tersebut (lihat gambar 4.3). sebelum
akhirnya daya masukan (Pin) dikonversikan menjadi daya keluaran (Pout) dalam
bentuk daya mekanik. Terdapat beberapa rugi-rugi pada motor listrik yang dapat

72
mengurangi besar daya masukan yang akan dikonversikan menjadi daya keluaran
(mekanik).

Gambar 4.3 Proses Konversi pada Motor Induksi

2. Konstruksi motor induksi 3 phasa


Tiga bagian dasar motor AC adalah rotor, stator, dan enklosur. Stator dan rotor
adalah sirkuit listrik yang berfungsi sebagai elektromagnet seperti ditunjukan
gambar 4.4.

Gambar 4.4 Kontruksi Motor Induksi

Enklosur terdiri rumah stator dan dua rumah bantalan. Stator dipasang di dalam
rumah stator. Rotor berada di dalam stator dengan celah udara yang
memisahkannya. Tidak ada hubungan fisik langsung antara rotor dan stator. Rumah
stator juga melindungi bagian listrik dan efek berbahaya lingkungan tempat motor
beroperasi. Bearing, dipasang pada poros, berfungsi menahan rotor dan
memungkinkannya berputar. Kipas, juga terpasang pada poros rotor digunakan
pada motor untuk pendinginan.

73
Bagian-bagian pada konstruksi motor induksi 3 phasa atau motor asyncron
3 phasa ditunjukkan gambar 4.5 dan untuk lebih mudah dalam memahami diuraikan
pada bagian berikutnya.

Gambar 4.5 Bagian-Bagian pada Konstruksi Motor Induksi

a. Stator
Stator adalah bagian motor listrik yang tidak berputar stasioner. Pada stator
terdapat inti stator atau gandar yang di dalamnya ada alur untuk tempat kumparan
stator. Inti stator menurut National Electrical Manufacturers Association (NEMA)
motor listrik terdiri dari beberapa ratus laminasi tipis. Laminasi stator ditumpuk
membentuk silinder berongga.
Kumparan kawat berisolasi atau kawat email dimasukkan ke dalam slot (alur)
inti stator. Elektromagnetisme adalah prinsip di balik bekerjanya motor listrik.
Setiap kelompok kumparan, bersama dengan inti stator yang mengelilingi,

74
membentuk elektromagnet dan kumparan stator terhubung langsung ke sumber
listrik.
Motor induksi 3 phasa memiliki konstruksi hampir sama dengan motor listrik
jenis lainnya. Stator merupakan bagian yang diam dan rotor bagian berputar. Antara
stator dan rotor dipisahkan oleh celah udara dengan jarak berkisar 0,4 mm. Contoh
konstruksi stator motor induksi ditunjukkan gambar 4.6.

Gambar 4.6 Konstruksi Stator Motor Induksi

Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti disebut gandar (gambar 4.6a) yang
memiliki alur tempat kumparan (winding) yang berbentuk silindris (gambar 4.6b
dan gambar 4.6c). Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan prespan atau

75
kertas isolasi (gambar 6d). Tiap lembar laminasi inti bahannya dari lempengan plat
dinamo. Beberapa lempengan yang telah ditumpuk memiliki beberapa alur dan
lubang pengikat untuk menyatukan inti, hasil tumpuk tersebut disebut inti stator
(iron core) atau gandar.
Setelah alur diberi isolasi diisi kumparan sesuai jumlah kutub yang
dikehendaki (gambar 4.6e, gambar 4.6f, gambar 4.6g, gambar 4.6h, gambar 4.6i).
Gambar 4.7 menunjukkan stator motor induksi 3 phasa yang telah dipasang
kumparan.

Gambar 4.7 Stator Motor Induksi 3 Phasa Berisi Kumparan

b. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dari rangkain elektromagnetik. Jenis rotor
pada motor induksi 3 phasa ada dua jenis, yaitu: 1) rotor belit atau wound rotor
(pada motor induksi 3 phasa rotor belit), dan 2) rotor sangkar atau cage rotor (pada
motor induksi 3 phasa rotor sangkar). Jenis rotor yang paling umum adalah rotor
sangkar

76
Komponen-komponen rotor meliputi inti besi rotor, kumparan atau batang
penghantar, cincin seret, dan poros (shaft). Fungsi rotor mengubah daya dari stator
menjadi tenaga mekanik.
1) Rotor belit (wound rotor)
Rotor belit terdiri atas kumparan 3 phasa yang dimasukkan ke dalam alur-alur
inti rotor. Kumparan ini sama dengan kumparan stator tetapi selalu dihubungkan
bintang. Ujung-ujung dari kumparan rotor dihubungkan ke terminal motor melalui
cincin seret dan sikat arang yang ada di poros rotor. Motor listrik dengan rotor belit
kecepatan putarannya lebih mudah untuk diatur tetapi lebih mahal. Contoh rotor
belit motor induksi 3 phasa ditunjukkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Contoh Rotor Belit

Pada saat motor litrik bekerja normal sikat arang yang berhubungan dengan
cincin seret terhubung singkat. Motor induksi rotor belit dikenal dengan nama
motor induksi slipring atau motor induksi rotor belit.

77
Motor induksi 3 phasa rotor belit kecepatan putarannya juga dapat diatur
dengan mengatur nilai tahanan kumparan rotor melalui tahanan luar (gambar 4.9).
Tahanan luar berfungsi untuk arus start yang besar pada saat motor listrik baru
berputar. Tahanan luar dikurangi secara bertahap sampai nilai resistansinya nol dan
kecepatan motor induksi bertambah sampai mencapai kecepatan nominal. Pada saat
kecepatan nominal tiga buah sikat terhubung singkat tanpa melalui tahanan luar.

Gambar 4.9 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa Rotor Belit

2) Rotor sangkar
Kumparan pada rotor sangkar terdiri dari batang tembaga tertanam di dalam
alur rotor dan di kedua ujung konduktor dihubung singkat melalui cincin (shorting
ring) atau end ring. Bentuknya menyerupai sangkar tupai sehingga sering disebut
rotor sangkar. Inti rotor disusun dari beberapa tumpukan lembar laminasi plat
dinamo tipis dan disatukan. (shorting ring) atau disebut juga dengan end ring.
Kelebihan rotor sangkar adalah sederhana, biaya rendah, kuat, perawatan rendah.
Bentuk rotor sangkar motor induksi 3 phasa dapat dilihat pada gambar 4.10.

78
Gambar 1.10 Bentuk rotor sangkar motor induksi 3 phasa dapat dilihat pada

79
3. Prinsip kerja motor induksi 3 phasa
Prinsip kerja motor induksi 3 phasa hampir sama dengan prinsip kerja pada
transformator. Bedanya rangkaian primer pada motor induksi 3 phasa sebagai stator
(diam) dan bagian sekunder rotor (berputar) tidak berada pada satu inti besi .

Sumber tenaga listrik 3 phasa dihubungkan padastator motor induksi 3


phasa sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar. Rangkaian pada
rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel dan rotor berputar searah
dengan putaran medan stator.

80
Slip
Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan sinkron
Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan rotor
disebut slip
Ns  Nr
Slip(%)  x100
Ns (rpm)
Ns = kecapatan sinkron
Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
Konsep Medan Putar
Medan Putar
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik disebabkan oleh adanya
medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan
statornya.
Medan putar ini terjadi apajika kumparan stator dihubungkan
dalam phasa banyak, umumnya phasa 3.
Hubungan dapat berupa Wye atau Delta

81
Apajika sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator,
timbullah medan putar dengan kecepatan
Medan putar stator tsb akan memotong batang konduktor pada rotor
Akibatnya pada kumparan rotor timbul dengan induksi (ggl) sebesar
E2s= 4,44 f2 N2 (untuk satu phasa)
E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar

. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup ggl


(E) akan menghasilkan arus (I)
4. Adanya I dalam medan magnet menimbulkan F pd rotor
5. Jika kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup
besar untuk memikl kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator.
Agar V terinduksi diperlukan perbedaan relatif antara kec.medan putar
stator (ns) dengan kec. Medan putar rotor (nr)
Perbedaan ns dan nr disebut slip(S) dinyatakan dg:

82
Jika ns = nr tidak akan berputar karena V tidak terinduksi dan I tidak
mengalir pada kumparan rotor = tidak ada kopel. Jadi kopel timbul jika ns >
nr .
Itulah kenapa disebut motor tak serempak atau asinkron
Jika ns = nr tidak akan berputar karena V tidak terinduksi dan I tidak
mengalir pada kumparan rotor = tidak ada kopel. Jadi kopel timbul jika ns >
nr .
Itulah kenapa disebut motor tak serempak atau asinkron
Prinsip Kerja Motor Induksi

1. Saat sudut 0°.


0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus
listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal
sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north = utara).
2. Saat sudut 120°.
120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari
posisi awal.
3. Saat sudut 240°.
240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
belitan U2, W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan

83
kawat U1, W2, dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk
magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360°.
360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S
dan N kembali keposisi awal sekali.

Klasifikasi motor induksi


Motor induksi satu phasa.
Motor ini hanya memiliki satu phasa kumparan stator,
Beroperasi dengan daya satu phasa,
Memiliki sebuah rotor sangkar tupai,
Memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya,
Paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas
angin, mesin cuci dan pengering pakaian.
2. Motor induksi 3 phasa.
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh input 3 phasa yang
seimbang.
Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki
kandang tupai atau kumparan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang
tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis
ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan
grinder.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp

Kecepatan motor induksi


Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator
yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan
kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet
kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan
rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja
pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah.

84
Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya
“slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban.

SLIP
Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat
dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor
cincin geser/slip ring motor”.Persamaan berikut dapat digunakan untuk
menghitung persentase
slip/geseran:
% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100
Keterangan:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

Pada saat terminal stator motor induksi 3 phasa diberi suplai tegangan 3
phasa seimbang, maka mengalir arus pada kumparan stator setiap phasanya
dan menghasilkan fluksi bolak-balik. Amplitudo fluksi per phasa yang
dihasilkan berubah secara sinusoidal dan menghasilkan fluks medan putar
dengan magnitudo yang nilainya konstan sehingga motor induksi 3 phasa
dapat berputar dengan kecepatan:

dengan : = kecepatan sinkron atau medan putar (rpm)

f = frekuensi sumber daya (Hz)


p = jumlah kutub motor induksi
Medan putar akan terinduksi melalui celah udara dan menghasilkan ggl
induksi (ggl lawan) pada belitan phasa stator. Medan putar tersebut juga akan
memotong konduktor-konduktor belitan rotor yang diam. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan fluks yang berputar dengan
konduktor rotor yang diam, atau disebut dengan slip (s). Akibat adanya slip,

85
maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada konduktor-konduktor
rotor.

Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka arus akan mengalir
pada konduktor-konduktor rotor. Karena konduktor-konduktor rotor yang
mengalirkan arus berada di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan
stator, maka akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor-
konduktor rotor. yaitu jika suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam
suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya
elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar :

Dengan :F = gaya yang bekerja pada konduktor (newton)

B = kerapatan fluks magnetik


I = besar arus pada konduktor (A)
L = panjang konduktor (m)
= sudut antara konduktor dan vector kerapatan fluks magnetic
Gaya F ini adalah hal yang sangat penting karena merupakan dasar dari
bekerjanya suatu motor listrik. Arah dari gaya elektromagnetik tersebut dapat
dijelaskan oleh kaidah tangan kanan (right-hand rule).

86
Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah
dari vektor arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks
B, maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor
tersebut. Gaya F yang dihasilkan pada konduktor-konduktor rotor tersebut
akan menghasilkan torsi (τ). Jika torsi mula yang dihasilkan pada rotor lebih
besar daripada torsi beban (τ0 > τb), maka rotor akan berputar searah dengan
putaran medan putar stator. Seperti yang telah disebutkan di atas, motor akan
tetap berputar jika kecepatan medan putar lebih besar dari pada kecepatan
putaran rotor (ns > nr).
Apajika ns = nr, maka tidak ada perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar (ns) dengan putaran rotor (nr), atau dengan kata lain slip (s)
adalah nol. Hal ini menyebabkan tidak adanya ggl induksi pada kumparan
rotor sehingga tidak ada arus yang mengalir, dengan demikian tidak akan
dihasilkan gaya yang dapat menghasilkan kopel untuk memutar rotor.
PRINSIP KERJA MOTOR (Gaya Lorentz)

Arus listrik (i) yang dialirkan di dalam


suatu medan magnet dengan kerapatan
Fluks (B) akan menghasilkan suatu gaya
Sebesar:

87
F = Gaya
B = Kerapatan fluks
I = Arus
L = Konduktor
Nilai F Dipengaruhi Banyaknya Lilitan ( N )

Linear Motor

Prinsip kerja 3 Phasa


1. Jika sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumpara
stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar
dengan kecepatan

ns = kecepatan sinkron
f = frekuensi sumber
p = jumlah kutub

88
2. Medan putar stator akan memotong konduktor yang
terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul
tegangan induksi ( ggl ) sebesar

E = tegangan induksi ggl


f = frekkuensi
N = banyak lilitan

89
Q = fluks
3. Karena kumparan rotor merupakan
kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan
arus ( I ).
4. Adanya arus dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
5. Jika torsi awal yang dihasilkan oleh gaya
F pada rotor cukup besar untuk memikul
torsi beban, maka rotor akan berputar
searah dengan arah medan putar stator.
6. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada,
maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator ( ns )dengan kecepatan putar rotor ( nr ).
7.Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan
slip ( S ) yang dinyatakan dengan persamaan

8.Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak


mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang
dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apajika
ns > nr.
9.Dilihat dari cara kerjanya motor 3 phasa disebut juga
dengan motor tak serempak atau asinkron.

90
Number of stator poleS

91
a. Rangkaian ekivalen motor induksi 3 phasa
Rangkaian ekivalen motor induksi sama dengan rangkaian ekivalen
transformator. Perbedaan yaitu, karena pada kumparan rotor (kumparan
sekunder pada transformator) dari motor induksi berputar, yang berfungsi
untuk menghasilkan daya mekanik.
Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh kesimpulan:
Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi rotor
Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:
Resistansi rotor RR
Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-still)
Selama reaktansi diri merupakan fungsi dari frekuensi, reaktansi
proportional terhadap slip
Sebagai hasil, arus rotor menjadi

jika,

Maka

92
jika penyebut dan pemjikang dibagi dengan s, maka:

EBR
IR 
R 2
[ R ]2  X BR
s s merubah titik referensi dari rotor ke rangkaian
Pembagian dengan
stator
sehingga rangkaian ekuivalen rotor per phasa menjadi:

Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian resistansi rotor RR yang


sebenarnya, maka RR/s dipisah dalam dua komponen:

sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai berikut:

KOMPONEN DAYA PADA ROTOR


ROTOR POWER (RPI)

93
2 RR 2 2 1
IR  I R RR  I R RR (  1)
s s

ROTOR COPPER LOSS (RCL)


ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
OUT-PUT POWER
Ketiga komponen daya tersebut didapat dari persamaan:

RR 1
 RRruas
jika  RRkanan
(  1)dan ruas kiri dari persamaan ini dikalikan dengan IR2,
s s
maka:

Keterangan

ROTOR POWER (RPI)


ROTOR COPPER LOSS (RCL)

ROTOR COPPER LOSS (RCL)

ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)


RPI = RCL + RPD

HUBUNGAN RPD DENGAN RPI

94
HUBUNGAN RCL DENGAN RPI

95
DAYA OUT-PUT
Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Protasional adalah daya hilang yang disebabkan oleh gaya gesekan


(friksi) dan angin (kipas pendingin)
TORSI YANG DIBANGKITKAN
Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang dibangkitkan di celah udara
yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

96
Jika rugi Protasional diabaikan maka Td dapat dinyatakan dengan
persamaan:

RANGKAIAN STATOR
Terdiri dari
Tahanan stator Rs
Reaktasi induktif Xs
Rangkaian magnetisasi (tidak boleh diabaikan seperti trafo karena
rangkaian ini menyatakan celah udara)
Rangkaian stator per phasa dinyatakan pada gambar berikut:

97
Jika tegangan konstan
Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban sampai beban
penuh
Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:
rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d 50% dari arus nominal
Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting pada rangkaian
pengganti
Sehingga penyederhanaan diagram rangkaian stator menjadi seperti
gambar berikut:

GBR PENYEDERHANAAN DIAGRAM RANGKAIAN STATOR

98
PENGGABUNGAN DIAGRAM RANGKAIAN ROTOR DAN
STATOR
Sisi stator sebagai referensi parameter rotor
Untuk menggabung rangkaian rotor dengan rangkaian stator maka dapat
digunakan konsep: “daya stator sama dengan daya rotor”
Sehingga EBR harus sama dengan ES
ES = a.EBR = E’BR
I’R = IR/a
R’R =a2.RR
X’BR =a2.XBR
Konstanta a merupakan transformasi tegangan stator ke rotor
DIAGRAM LENGKAP MOTOR INDUKSI TIAP PHASA

ANALISA ARUS (METODE LOOP)


Dari diagram rangkaian berikut dapat dibuat dua persamaan:

Loop I:

99
Loop II:

Dibuat dalam bentuk matrik didapat:

Tentukan nilai deteminant (D) konstanta matrik, dengan:

Arus IS didapat dengan persamaan:

Arus IR didapat dengan persamaan:

100
Arus magnetisasi IM diperoleh dari:

IM = IS – I’R
Faktor daya motor didapat dari Cos sudut arus stator IS
KOMPONEN DAYA 3 PHASA
STATOR POWER (SPI)

 STATOR COPPER LOSS (SCL)



ROTOR POWER (RPI)

ROTOR COPPER LOSS (RCL)

101
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)

ROTASIONAL LOSS (PR)


Rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan dan angin
OUTPUT POWER (PO)
PO = RPD – PR
DIAGRAM ALIR DAYA PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

EFISIENSI (h)
Menyatakan perbandingan daya output dengan daya

102
Jika dinyatakan dalam prosen maka,

b. Aliran daya motor induksi 3 phasa

Rugi-Rugi dan Efisiensi Motor Induksi


Motor induksi memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor induksi
terdapat komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen
induktor belitan stator. Pada motor induksi terdapat rugirugi tembaga, rugi
inti, dan rugi karena gesekan dan hambatan angin.
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I2 · R, makin besar arus beban maka
rugi tembaga makin besar juga. Daya motor sebesar P1, maka daya yang
diubah menjadi daya output sebesar P2.

103
c. Efisiensi
Efisiensi motor induksi adalah ukuran keefektifan motor induksi untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai
perbandingan antara daya keluaran dan daya masukan yang dinyatakan dalam
persen juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran dengan
keluaran ditambah rugi – rugi.
Pada beban-beban dengan nilai yang kecil, rugi-rugi tetap lebih besar
dibandingkan dengan keluaran, untuk itu efisiensi yang dihasilkan rendah.
Sebagaimana beban bertambah, efisiensi juga bertambah dan menjadi
maksimum ketika rugi inti dan rugi variabel adalah sama. Efisiensi
maksimum terjadi sekitir 80 – 95 % dari rating output mesin, dimana nilai
yang lebih tinggi terdapat pada motor-motor yang besar. Jika beban yang
diberikan melebihi beban yang menghasilkan efisiensi maksimum, maka rugi-
rugi beban bertambah lebih cepat daripada output, konsekuensinya efisiensi
berkurang.
Pada motor induksi pengukuran efisiensi motor induksi ini sering dilakukan
dengan beberapa cara seperti:
- Mengukur langsung daya listrik masukan dan daya mekanik keluaran
- Mengukur langsung seluruh rugi-rugi dan daya masukan
- Mengukur setiap komponen rugi-rugi dan daya masukan
d. Torsi motor induksi 3 phasa
Torsi induksi τind yang terdapat pada sebuah mesin didefinisikan sebagai
torsi yang dibangkitkan oleh konversi internal listrik ke mekanik. Torsi
induksi ini diberikan oleh persamaan :

104
Dengan : = kecepatan sudut rotor (rad/s)

kecepatan sudut medan putar (sinkron) adalah konstan untuk suatu nilai
frekuensi dan jumlah kutub. Sehingga, dengan mengetahui daya celah udara
PAG dapat kita peroleh nilai torsi induksi motor. Daya celah udara PAG
adalah daya yang menyebrangi celah dari rangkaian stator ke rangkaian rotor.
Daya ini sama dengan daya yang diserap pada tahanan . s R,2

Grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC 3 phasa Jika motor:


Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang
rendah (“pull-up torque”).
Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out
torque”) dan arus mulai turun.
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke
nol.
e. Desain motor induksi 3 phasa
karakteristik torsi dan kecepatannya sebagai berikut

105
Pengasutan MPengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor,
tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada
beberapa cara teknik pengasutan, di antaranya:
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
5. Pengasutan Soft starting
6. Tahanan Rotor lilitotor Induksi
Pengasutan Hubungan Langsung (DOL)

106
Pengasutan Resistor Stator
Pengasutan resistor stator dengan memasang resistor secara seri dengan belitan
stator. Resistor gunanya untuk menurunkan tegangan ke stator. Jika tegangan
diturunkan 50%, arus starting turun 50% dan torsi starting turun 25%.
Pengasutan Sakelar Bintang-Segitiga

Pengasutan Soft Starting


Pengasutan soft starting menggunakan komponen solid state Thyristor terpasang
antiparalel pada rangkaian belitan stator. Dengan mengatur sudut penyalaaan
triger α, tegangan, dan arus starting terkendali
Pengasutan Motor Slipring

107
Pengasutan slipring termasuk pengasutan dengan menambahkan tahanan pada
rangkaian rotornya, hanya bisa dilakukan pada motor 3 phasa jenis rotor lilit.
Dengan mengatur besaran tahanan rotor, arus, dan torsi starting dapat diatur
besarnya.
KONDISI OPERASI
TEGANGAN TERINDUKSI PADA ROTOR
Pada saat standstill (slip = 100%)
medan putar rotor maksimum
Fluks dalam stator sama dengan dalam rotor
tegangan yang dibangkitkan maksimum, tergantung pada belitan rotor
Tegangan yang diinduksikan ke rotor tergantung pada ratio belitan
Frekuensi rotor sama dengan frekuensi stator
Pada saat bergerak:
medan putar rotor maksimum
fluks dalam stator sama dengan dalam rotor
tegangan yang dibangkitkan berkurang sesuai dengan slip yang terjadi
Frekuensi rotor semakin berkurang sesuai dengan penurunan slip
Dapat disimpulkan bahwa:
Er = s x EBR
Er tegangan induksi rotor
EBR tegangan induksi rotor saat standstill
fR = s x fS
fR frekuensi rotor
fS frekuensi stator

2. Latihan
1. Sebutkan bagian-bagian konstruksi motor?

108
2. Apa saja jenis rotor yang digunakan dalam motor induksi 3 phasa? Jelaskan
perbedaannya?
3. Jelaskan beberapa cara mengukur efisiensi motor induksi?

Motor enam kutub disuplai dari sumber 60 Hz phasa tiga. Kecepatan rotor pada
beban penuh adalah 1140 rpm. Tentukan:
a) kecepatan sinkron dari medan magnet
b) slip per unit
c) kecepatan rotor untuk sebuah hasil
beban yang dikurangi di slip s = 0,02
Diketahui :
p =6
f = 60 Hz
nr = 1140 rpm
Kecepatan sinkron
120 f 120 x 60
ns  
p 6
7200
  1200 rpm
Slip pada beban
6 penuh

ns  nr 1200  1140
s 
ns 1200
60
  0,05 atau 5%
1200
Kecepatan putar rotor jika s = 0,02

109
A three-phase 60 Hz four-pole 220-V wound induction motor has a stator
winding Delta connected and a rotor winding Y connected. The rotor has 40% as
many turns as the stator. For a rotor speed of 1710 r/min, calculate:
The slip
The block rotor-induced voltage per phase EBR
The rotor-induced voltage per phase ER
The voltage between rotor terminals
The rotor frequency
Solution

• The slip

120 f 120 x60


ns    1800 r / min
p 4

nr 1710
s  1  1  0,05
The block rotor-induced voltage per phase EBR
E BR  40% of Vstator / phase

ns 1800
The rotor-induced voltage per phase ER

The voltage between rotor terminals

110
A three-phase 220-V 60-Hz six-pole 10-hp induction motor has following circuit
parameters on a per phase basis referrred to the stator:
RS = 0.344 W R’R = 0.147W
XS = 0.498 W X’R = 0.224W X’M = 12.6W
Assuming a Y-connected stator winding. The rotational losses and core loss
combined amount to 262 W and may be assumed constant. For slip of 2.8 %
determine:
the line current and power factor
the shaft torque and output horse power
the efficiency
SOLUTION (LOOP METHODE)
the phase voltage is:

the equivalent circuit is given in Figure:

Loop I:

111
Loop II:

Dibuat dalam bentuk matrik didapat:

Tentukan nilai deteminant (D) konstanta matrik, dengan:

a. Arus IS didapat dengan persamaan:

112
Arus IR didapat dengan persamaan:

113
Power faktor motor (diambil dari sudut IS):

b. The shaft torque and output horse


Kecepatan sinkron dari motor adalah :

Kecepatan rotor adalah :

Kecepatan sudut rotor adalah :

Rotor Power adalah :

Rotor Power Developed adalah

114
Power Output adalah :

Torsi motor adalah :

Horsepower motor adalah :

Power loos adalah :

115
c. Efisiensi motor adalah :

SOLUTION (Penyederhanaan)
the phase voltage is:

the equivalent circuit is given in Figure:

Arus IR didapat dengan persamaan:

116
Arus IM didapat dengan persamaan:

a. Arus Sumber IS didapat dari :

Power faktor motor (diambil dari sudut IS):

b. The shaft torque and output horse power


Kecepatan sinkron dari motor adalah

117
Kecepatan rotor adalah :

Kecepatan sudut rotor adalah :


Rotor Power adalah :

Rotor Power Developed adalah

Power Output adalah :


Pout = RPD – Protasional
= 7764 – 262
= 7502 W

118
Torsi motor adalah :

Horsepower motor adalah :

Protasional + Core loss = 262 W


RCL = 0,028 x 7988 = 224 W
SCL = 3x25,822x 0,344 = 688 W+
Total loss = 1174 W
Efisiensi motor adalah

3. Rangkuman
Bagian-bagian konstruksi motor induksi 3 phasa adalah rotor dan stator. Rotor
adalah bagian yang berputar sedangkan stator adalah bagian yang diam.
Prinsip kerja motor induksi 3 phasa adalah pada saat motor 3 phasa diberi suplai
tegangan maka akan mengalir arus pada belitan stator yang dapat menghasilkan

119
fluks bolak-balik sehingga berubah menjadi sinusoida dan menghasilkan medan
putar kemudian terinduksi melalui celah udara dan dapat menghasilkan GGL
induksi.
Perbedaan yaitu, karena pada kumparan rotor (kumparan sekunder pada
transformator) dari motor induksi berputar, yang berfungsi untuk menghasilkan
daya mekanik.
Efisiensi motor induksi adalah ukuran keefektifan motor induksi untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai
perbandingan antara daya keluaran dan daya masukan yang dinyatakan dalam
persen juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran dengan
keluaran ditambah rugi – rugi.
Pada motor induksi pengukuran efisiensi motor induksi ini sering dilakukan
dengan beberapa cara seperti:
- Mengukur langsung daya listrik masukan dan daya mekanik keluaran
- Mengukur langsung seluruh rugi-rugi dan daya masukan
- Mengukur setiap komponen rugi-rugi dan daya masukan

C. Evaluasi
1. Jelaskan prinsip kerja motor induksi 3 phasa?
2. Jelaskan maksud dari kaidah tangan kanan?
3. Diketahui motor induksi 3 phasa mempunyai parameter 10 Hp, daya 4 watt,
tegangan 400 Volt, frekuensi 60 Hz, dan n 1725, tentukan putaran sinkron dan
slip?

120
D. Daftar bacaan
Anonym. Dunia Listrik. http://dunia-listrik.blogspot.com/. Diakses pada 14
oktober 2017.
Sumanto, Motor ListrikArusBolakbalik. Yogyakarta 1993.

121
Kunci jawaban soal latihan
1. Rotor dan stator
2. Rotor belitan dan rotor sangkar

122
Rotor belitan: terdiri dari biltan 3 phasa yang merupakan bayangan dari belitan
statornya
Rotor sangkar: terdiri dari batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga
menyerupai sangkar tupai
3. – Mengukur langsung daya listrik masukan dan keluaran
- Mengukur langsung seluruh rugi-rugi dan daya masukan
- Mengukur setiap komponen rugi-rugi dan daya masukan

Kunci jawaban evaluasi

123
1. Prinsip kerja motor induksi 3 phasa adalah pada saat motor 3 phasa diberi suplai
tegangan maka akan mengalir arus pada belitan stator yang dapat menghasilkan
fluks bolak-balik sehingga berubah menjadi sinusoida dan menghasilkan medan
putar kemudian terinduksi melalui celah udara dan dapat menghasilkan GGL
induksi.
2. Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor
arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks B, maka ibu jari
akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut. Gaya F yang
dihasilkan pada konduktor-konduktor rotor tersebut akan menghasilkan torsi (τ).

3.

124
125

Anda mungkin juga menyukai