Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Kualitas Daya Listrik (POWER QUALITY)

Masalah Power quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau
frekuensi yang bias menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik
peralatan milik PLN maupun milik konsumen; artinya masalah Power Quality bias
merugikan pelanggan maupun PLN.

Suatu Sistem tenaga listrik dituntut dapat memenuhi syarat dasar kebutuhan
layanan (service requirement) kepada konsumennya yaitu :

1. Dapat memenuhi beban puncak


2. Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
3. Menjamin urutan phase yang benar.
4. Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik yang minimum dan bebas
dari surja tegangan.
5. Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan setimbang.
6. Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi dengan prosentase waktu
layanan yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban secara efektif.

Enam hal diatas dijadikan tolok ukur, apakah layanan yang diterima oleh konsumen
sudah baik atau belum.

Masalah Power Quality menjadi penting karena :


a. Saat ini kualitas peralatan yang dimiliki konsumen lebih sensitif.
b. Pada sistem utilitas telah terjadi meningkatnya level Harmonik.
c. Konsumen belum memiliki dan mendapatinformasi yang cukup menyangkut
masalah power quality.
d. Kegagalan satu komponen pada sistem distribusi dan instalasi bias membawa
konsekuensi tertentu.

Kualitas tegangan listrik yang dituntut oleh masing masing peralatan berbeda
antara satu peralatan dengan yang lain. Persoalan Power Quality yang terjadi
meliputi kejadian-kejadian (SWELL & SAG) seperti digambarkan padagambar 1-1.
Permasalahan Power Quality meliputi permasalahan-permasalahan seperti berikut
ini:
1. Transient
2. Short-duration variation
3. Long-duration variation
4. Voltage Unbalance
5. Waveform distortion
6. Voltage Fluctuation
7. Power Frequency variation

Kualitas Tegangan Listrik Dan PengaruhnyaTerhadap Komponen Dan


Peralatan Listrik

Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen memerlukan lebih banyak aspek
yang harus ditinjau. Kualitas tegangan listrik menyangkut parameter listrik dalam
keadaan ajek( steady state ) dan parameter dalam keadaan peralihan (transient).

1. Parameter Keadaan Ajek (steady- state)


Parameter yang dipakai untuk menilai mutu listrik keadaan ajek adalah :
- Variasitegangan
- Variasifrekwensi
- Ketidakseimbangan
- Harmonik

Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan listrik dititik suplai
diijinkan bervariasi (+5%) dan (–10%) sesuai standar PLN sedangkan dalam ANSI
C 84.1 diijinkan (–10%) dan (+ 4 %) dalam kondisi normal sedangkan kondisi
tertentu ( darurat ) diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).
Variasi frekwensi disini tidak diatur dalam bentuk standar tetapi lebih banyak diatur
dalam bentuk petunjuk operasi. Untuk sistem tenaga listrik Jawa- Bali-Madura
diusahakan variasi frekwensinya. Ketidakseimbangan dalam sistem tiga fasa diukur
dari komponen tegangan atau arus urutan negatip (berdasarkan teori komponen
simetris ). Pada sistem PLN komponen tegangan urutan negatip dibatasi maksimum
2 % dari komponen urutan positip.

Harmonik tegangan atau arus diukur dari besarnya masing-masing komponen


harmonic terhadap komponen dasarnya dinyatakan dalam besaran prosennya.
Parameter yang dipakai untuk menilai cacat harmonic tersebut dipakai cacat
harmonik total (total harmonic distortion- THD). Untuk sistem tegangan nominal
20 KV dan dibawahnya, termasuk tegangan rendah 220 Volt, THD maksimum 5 %,
untuksistem 66 KV keatas THD maksimum 3%.
Untuk menghitung THD biasanya cukup dihitung sampai harmonisa ke 19 saja.

2. Parameter Keadaan Peralihan (Transient)


Parameter keadaan peralihan diukur berdasarkan lamanya gangguan yang
terjadi (duration of disturbance ), digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Tegangan lebih peralihan yang tajam dan bergetar : Tegangan paku
(spike) positip atau negatip 0,5 – 200 mikrodetik dan bergetar sampai
sekitar 16,7 milidetik dengan frekwensi 0,2 – 5 KHz atau lebih. Gangguan
ini misalnya surge , spike, notch.
b. Teganganlebihdiatas 110 % nominal danteganganrendahkurang 80% ,
berlangsungdalamwaktu 80 milidetik ( 4 cycle ) sampai 1 detik.
Gangguaninimisalnya sag, dips, depression, interuption, flicker,
fluctuation.
c. Teganganrendahdibawah 80 – 85 % nominal selama 2 detik.
Gangguansepertiinidisebut outage, blackout, interuption.

3. Transient
Transient merupakan perubahan variabel (tegangan, arus) yang berlangsung
saat peralihan dari satu kondisi stabil kekondisi yang lain.

Penyebab terjadinya transient antara lain :


a. Load switching (penyambungandanpemutusanbeban)
b. Capacitance switching
c. Transformer inrush current
d. Recovery voltage
4. Variasi tegangan durasi pendek ( Short duration voltage variation)
Variasi yang terjadi meliputi 3 macam :
a. Interruption, ( V< 0,1 pu )
b. Sag ( Dip), ( V= 0,1 s/d 0,9 pu )
c. Swell, ( V=1,1 s/d [1,8;1,4;1,2] pu )

Berdasarkan lamanya kejadian dibagi :


a. Instantaneus, (0,01 second s/d 0,6 second)
b. Momentary, (0,6 second s/d 3 second)
c. Temporary, (3 second s/d 1 min)

Penyebab terjadinya variasi ini adalah :


a. Gangguan ( fault )
b. Starting beban besar
c. Intermittent losse connections pada kabeld aya.

Long duration deviation


Varias iini meliputi:
a. Interruption, sustained, ( > 1 min; 0,0 pu )
b. Under voltage ( > 1 min; 0,8 s/d 0,9 pu )
c. Over voltage ( > 1 min; 1,1 s/d 1,2 pu )

Ketidak seimbangan tegangan( Voltageunbalace )


Ketidak seimbangan tegangan ini merupakan deviasi maksimum dari rata-rata
tegangan atau arus tiga fase, dinyatakan dalam prosen. Besarnya deviasi
adalah 0,5 s/d 2%.

Distorsi gelombang (Wave form distorsion)


Distorsi ini umumnya disebabkan oleh perilaku beban elektronika daya. Hal
yang perlu diperhatikan adalah cacat harmonic karena berdampak negatip
terhadap sumber tegangan (PLN) maupun beban (konsumen).

Fluktuasi tegangan( Voltage fluctuation)


Fluktuasi tegangan ( Voltage Fluctuation) adalah perubahan tegangan secara
random 0,9 s/d 1,1 pu. Dampak dari fluktuasi ini adalah terjadinya flicker pada
lampu. Ini umumnya terjadi karena pembusuran listrik.

Deviasi Frekuensidaya( Powerfrekuensi )


Deviasif rekuensi daya ( Power frekuensi ) merupakan deviasi dari frekuensi
dasarnya. Untuk sistem Jawa-Bali deviasi yang diijinkan adalah 0,5Hz
sedangkan daerah lain 1,5 Hz.

Harmonik
Harmonik adalah gangguan (distorsi) bentuk gelombang tegangan atau
bentuk gelombang arus sehingga bentuk gelombangnya bukan sinusoida
murni lagi. Distorsi ini umumnya disebabkan oleh adanya beban non-linier.
Pada dasarnya, harmonic adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang
dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan
frekuensi dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai