Kelompok : 10
Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Keterangan :
Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Dan
Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
IA = Arus pada fasa A
Relay urutan negatif memiliki sirkuit filter yang beroperasi hanya untuk
komponen urutan negatif. Relay selalu memiliki pengaturan arus yang rendah
karena arus lebih kecil yang berlebihan dapat menyebabkan situasi berbahaya.
Relay urutan negatif memiliki pembumian yang melindungi mereka dari fasa ke
bumi tetapi tidak dari fasa ke fasa. Kesalahan fasa ke fasa terjadi karena
komponen urutan negatif. Konstruksi relay urutan negatif ditunjukkan pada
gambar di bawah. Z1, Z2, Z3, dan Z4 adalah empat impedansi dari rangkaian
yang terhubung dalam bentuk jembatan. Impedansi, diberi energi oleh
transformator arus. Koil operasi relay terhubung ke titik tengah sirkuit seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Z1 dan Z3 adalah murni resistif dan Z2 dan Z4 bersifat resistif dan induktif.
Impedansi Z2 dan Z4 disesuaikan sedemikian rupa sehingga arus yang mengalir
melaluinya selalu tertinggal dengan sudut 60º dari arus yang mengalir melalui
Z1 dan Z3. Arus yang mengalir melalui persimpangan A dibagi menjadi dua
bagian yaitu I1 dan I4. I4 yang tertinggal oleh sudut 60º menganggap I1.
Demikian pula, arus dari fase B terbagi pada persimpangan C menjadi dua
komponen yang sama I3 dan I2, I2 tertinggal di belakang I3 sebesar 60º.
I4 saat ini tertinggal dengan sudut 30º ke I1. Demikian pula, I2
tertinggal dengan sudut 30º tentang IB dan I3 mengarah IB oleh 30º. Arus
yang melewati persimpangan B sama dengan jumlah I1, I2, dan IY
1. Observasi
Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data – data yang
akan dijadikan bahan dasar dalam penyusunan laporan ini.
2. Wawancara
Pengamatan dilakukan dengan proses Tanya jawab kepada pihak enjiner
di Pembangkit energy elektrik Cirata yang berkompeten dan mengetahui
permasalahan yang akan di bahas.
3.4.1 Alat
1. Data dari peralatan Listrik yang ada di pembangkin energy elektrik Cirata
2. Data maintenance dan data gangguan yang ada di pembangkit energi
elektrik Cirata
1. Pengumpulan data
pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa arsip – arsip dan bahan -
bahan pustaka yang berhubungan dengan peralatan listrik yang di Pembangkit
energy elektrik Cirata
2. Analisis
Melakukan analisis peralatan listrik yang sedang berjalan saat itu dengan maksud
untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan, hambatan yang terjadi dan
hasil yang diharapkan
3.6 Diagram Alir
MULAI
STUDI LITERATUR
OBSERVASI LAPANGAN
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
YES
ANALISIS
KESIMPULAN
SELESAI
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Tabel 4.3 Pola urutan untuk harmonisa (urutan positif, negatif, dan nol)
Tabel 4.4 Arus tak seimbang pada kejadian simetris yang berbeda
BAB V
ANALISIS
Pada tabel 4.3 pola urutan harmonisa (urutan positif, negatif dan nol), urutan
negatif mempunyai pola 2,1,0 untuk setiap kenaikan harmonisa yang di mulai dari
harmonic ke 1 sedangkan urutan positif mempunyai urutan pola harmonic yaitu
1,2,0 dan urutan nol hanya bernilai 0 pada setiap kenaikan harmonic ini disebabkan
karena urutan fasa yang berkebalikan dengan fasor aslinya, jika fasor aslinya RST
maka urutan negatifnya RTS. Sehingga pada urutan negatif pola harmoniknya yaitu
2,1,0.
Tabel 4.3 Pola urutan untuk harmonisa (urutan positif, negatif, dan nol)
Komponen urutan negatif yaitu Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, dan
saling berbeda 120 derajat satu sama lain. Mempunyai urutan yang berkebalikan
dengan fasor aslinya. Jika urutan fasor aslinya RST maka urutan negative nya
RTS. Jika pada kondisi normal hanya terdapat komponen urutan positif, maka
komponen urutan negatif hanya ada pada saat terjadinya gangguan. Karena tidak
ada komponen urutan negatif sebelum terjadinya gangguan.
Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan
asimetris sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk menganalisa
tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan yaitu:
1. Gangguan Hubung Singkat Fasa – Ground (bumi)
2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah
4. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Daftar Pustaka
Wu, Chi Jui, Ping-Heng Ho. 2011. Assessment of negative sequence currents for
generator connected to 345-kV asymmetrical transmission lines from
measurement data. . Internasional journal of circuit system and signal processing.
Volume(5): 451-460