Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PROTEKSI URUTAN NEGATIF

Nama / NRP : Della Oktavia / 11-2014-105


Yosan Ageng Nugroho / 11-2015-028
Rangga Maulana / 11-2015-032
Miftahul Khoir / 11-2015-051
Fajar Muhammad Sidik 11-2015-058

Kelompok : 10

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kontinuitas pelayanan beban dan energy listrik dari suatu pembangkit
sampai ke konsumen tidak terlepas dari adanya gangguan eksternal maupun
internal.
Gangguan eksternal adalah gangguan yang terdapat di luar pembangkit
seperti, gangguan satu fasa ke tanah, tiga fasa ke tanah dan fasa ke fasa, baik pada
terminal maupun pada sisi transmisi atau distribusinya.
Sedangkan gangguan internal adalah gangguan yang terdapat dari dalam
pembangkit itu sendiri seperti terjadinya hubung singkat antara belitan pada fasa
yang sama, atau antara belitan ke tanah.
Gangguan – gangguan ini akan menyebabkan generator beroprasi pada
system yang tidak seimbang sehingga dalam operasinya perlu dilakukan
pencegahan dengan menempatkan system proteksi pada generator

1.2. Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diangkat untuk dibahas pada laporan kerja
praktek ini yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana arus urutan negative terjadi pada generator?
2. Bagaimana cara kerja relay urutan negative pada generator?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penulisan laporan kuliah lapangan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui terjadinya arus urutan negatif pada generator
2. Mengetahui cara kerja relay arus urutan negative pada generator

1.4. Batasan Masalah


Laporan kuliah lapangan ini hanya akan membahas mengenai urutan
negative, penyebab nya dan mengenai relay arus urutan negatif
1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kuliah lapangan ini dilakukan di PLTA Cirata, P Cirata PT.PJB, Plered,
Purwakarta, Jawa Barat, pada tanggal 3 Mei 2018.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Komponen Simetris


Komponen simetris merupakan suatu metoda analisis yang ditemukan pada
tahun 1913 oleh Charles Legeyt Fortescue, yang berguna untuk menganalisa
ketidak seimbangan pada sistem tiga fasa. Ketidak seimbangan sistem ini dapat
dikibatkan oleh beberapa hal, diantaranya hubung singkat fasa ke bumi (phase
to earth fault), hubung singkat fasa ke fasa (phase to phase fault), hubung
singkat dua fasa ke bumi (double phase to earth fault), dan pembebanan yang
tidak seimbang. Fortescue membuktikan tiga fasor yang tak seimbang dari
sistem tiga phasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang.
Ketiga komponen seimbang itu adalah
1. Komponen urutan positif
Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, dan saling berbeda 120 derajat satu
sama lainnya. Mempunyai urutan yang sama dengan fasor aslinya.
Dimisalkan fasor aslinya memiliki urutan RST, maka komponen postifi nya
akan memiliki urutan RST. Saat sistem berada dalam kondisi normal, hanya
terdapat arus dan tegangan positif saja, sehingga impedansi sistem pada
kondisi normal adalah impedansi urutan positif.

Gambar 3.1 Vektor Komponen Urutan positif


2. Komponen urutan negatif
Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, dan saling berbeda 120 derajat satu
sama lain. Mempunyai urutan yang berkebalikan dengan fasor aslinya. Jika
urutan fasor aslinya RST maka urutan negative nya RTS. Jika pada kondisi
normal hanya terdapat komponen urutan positif, maka komponen urutan
negatif hanya ada pada saat terjadinya gangguan. Karena tidak ada
komponen urutan negatif sebelum terjadinya gangguan.

Gambar 3.2 Vektor Komponen Urutan Negatif


3. Komponen urutan nol
Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan
tidak ada pergesera fasa antara fasor yang satu dengan yang lain.

Gambar 3.3 Vektor Komponen Urutan Nol


Gambar 3.4 Penjumlahan Vektor Ketiga Komponen Simetris

2.2 Penyebab Ketidak Seimbangan Sistem Tiga Fasa


Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan
gangguan asimetris sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk
menganalisa tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan.
2.2.1 Gangguan Hubung Singkat Fasa – Ground (bumi)

Gambar 3.5 Gangguan satu fasa ke tanah

Pada gangguan satu fasa ke tanah memiliki persamaan :

Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan

2.2.2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Gambar 3.6 Gangguan hubung singkat dua fasa

Pada gangguan hubung singkat dua fasa memiliki persamaan :

Keterangan :

Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan


Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Pada gangguan hubung singkat fasa ke fasa, arus saluran tidak mengandung urutan
nol dikarenakan tidak ada gangguan yang terhubung ke tanah.
2.2.3 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah

Gambar 3.7 Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah

Pada gangguan hubung singkat dua fasa memiliki persamaan :

Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan

2.2.4 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Gambar 3.8 Gangguan hubung singkat Tiga Fasa

Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam klasifikasi gangguan


simetris, dimana arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah
gangguan terjadi. Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan
mengguanakan komponen urutan positif saja yaitu :

Dan

Keterangan :
Vf = tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
IA = Arus pada fasa A

2.3 Proteksi Urutan Negatif

Seperti yang sudah di singgung pada point sebelumnya bahwa komponen


urutan negative ini ada ketika terjadi ketidakseimbangan sistem 3 fasa yang
dikarenakan beban yang tak seimbang, maupun terjadinya kegagalan seperti
short circuit.hal ini perlu di proteksi karena karena ketidakseimbangan beban
akan berkaitan secara langsung dengan keandalan suatu sistem.

Urutan negatif sendiri di proteksi oleh sebuah relay urutan negative


(negative sequence relay), atau relay phasa tidak seimbang (unbalance phase
relay). Relay – relay tersebut akan memproteksi mesin mesin listrik seperti
transformator dan generator dari kondisi tidak seimbang yang pada umumnya
terjadi akibat kegagalan short circuit.

Relay urutan negatif memiliki sirkuit filter yang beroperasi hanya untuk
komponen urutan negatif. Relay selalu memiliki pengaturan arus yang rendah
karena arus lebih kecil yang berlebihan dapat menyebabkan situasi berbahaya.
Relay urutan negatif memiliki pembumian yang melindungi mereka dari fasa ke
bumi tetapi tidak dari fasa ke fasa. Kesalahan fasa ke fasa terjadi karena
komponen urutan negatif. Konstruksi relay urutan negatif ditunjukkan pada
gambar di bawah. Z1, Z2, Z3, dan Z4 adalah empat impedansi dari rangkaian
yang terhubung dalam bentuk jembatan. Impedansi, diberi energi oleh
transformator arus. Koil operasi relay terhubung ke titik tengah sirkuit seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gambar 3.9 Relay Urutan Negatif

Z1 dan Z3 adalah murni resistif dan Z2 dan Z4 bersifat resistif dan induktif.
Impedansi Z2 dan Z4 disesuaikan sedemikian rupa sehingga arus yang mengalir
melaluinya selalu tertinggal dengan sudut 60º dari arus yang mengalir melalui
Z1 dan Z3. Arus yang mengalir melalui persimpangan A dibagi menjadi dua
bagian yaitu I1 dan I4. I4 yang tertinggal oleh sudut 60º menganggap I1.

Demikian pula, arus dari fase B terbagi pada persimpangan C menjadi dua
komponen yang sama I3 dan I2, I2 tertinggal di belakang I3 sebesar 60º.
I4 saat ini tertinggal dengan sudut 30º ke I1. Demikian pula, I2
tertinggal dengan sudut 30º tentang IB dan I3 mengarah IB oleh 30º. Arus
yang melewati persimpangan B sama dengan jumlah I1, I2, dan IY

a. Aliran dari arus urutan positif


Dapat diamati pada rangkaian 3.9, ketika beban pada kondisi seimbang,
maka tidak akan ada arus urutan negatif. Arus akan mengalir melalui
relay, dengan persamaan

b. Aliran dari arus urutan negative


Pada gambar 3.4. menunjukan bahwa arus I1 = I2 , demikian mereka
saling menghilangkan. Arus Iy mengalir ke coil operasi relay. Nilai arus
yang di setting pada relay, diatur kurang dari rating arus full load
normal, karena mesikipun arus overload yang kecil dapat menyebabkan
kondisi yang serius.
c. Aliran dari arus urutan nol
Arus I1 dan I2 dipindahkan dari yang lain dengan sudut sebesar 60 derajat.
Resultan dari arus, se fasa dengan arus Iy. total arus duakali dari arus
urutan nol yang mengalir melewati koil operasi dari relay.
2.3.1 Relay Urutan Negatif Tipe Induksi

Konstruksi dari relay urutan negative tipe induksi sangat serupa


dengan relay over current tipe induksi. Relay ini terdiri dari metallic disc
yang biasanya dibuat dari gulungan alumunium, dan metallic disc ini
berputar diantara dua bidang elektromagnetik.

Pada elektromagnetik bagian atas mempunyai dua belitan. Belitan


primer dari electromagnet bagian atas terkoneksi pada sisi sekunder CT
yang dihubung pada line yang di proteksi. Belitan sekunder pada
electromagnet bagian atas dihubung seri dengan belitan elektomagnet
bagian bawah.

Gambar 3.10 Relay urutan negative tipe induksi


BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Pengamatan


Lokasi pengamatan dilaksanakan di pembangkit tenaga listrik cirata yang
beralamat di jalan… waktu pengamatan dilakukan pada tanggal 3 Mei 2018
Komponen urutan positif
Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, dan saling berbeda 120 derajat satu
sama lainnya. Mempunyai urutan yang sama dengan fasor aslinya.
Dimisalkan fasor aslinya memiliki urutan RST, maka komponen postifi nya
akan memiliki urutan RST. Saat sistem berada dalam kondisi normal, hanya
terdapat arus dan tegangan positif saja, sehingga impedansi sistem pada
kondisi normal adalah impedansi urutan positif.

3.2 Jenis Pengamatan


Dalam menyelesaikan pengamatan ini jenis pengamatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut
1. Pengamatan lapangan
Yaitu pengamatan dilakukan dengan cara mengamati peralatan yang ada di
pembangkit energy elektrik Cirata
2. pengamatan pustaka
yaitu pengamatan yang dilkukan dengan menggunakan beberapa referensi
jurnal dan artikel untuk penulisan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Observasi
Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data – data yang
akan dijadikan bahan dasar dalam penyusunan laporan ini.
2. Wawancara
Pengamatan dilakukan dengan proses Tanya jawab kepada pihak enjiner
di Pembangkit energy elektrik Cirata yang berkompeten dan mengetahui
permasalahan yang akan di bahas.

3.4 Alat dan bahan pengamatan

3.4.1 Alat

3.4.2 Bahan Pengamatan

Bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah :

1. Data dari peralatan Listrik yang ada di pembangkin energy elektrik Cirata
2. Data maintenance dan data gangguan yang ada di pembangkit energi
elektrik Cirata

3.5 Tahap Pengamatan

3.5.1 Tahap Pengamatan

beberapa tahapan yang dilaksanakan selama pengamatan, sebagai berikut :

1. Pengumpulan data
pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa arsip – arsip dan bahan -
bahan pustaka yang berhubungan dengan peralatan listrik yang di Pembangkit
energy elektrik Cirata
2. Analisis
Melakukan analisis peralatan listrik yang sedang berjalan saat itu dengan maksud
untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan, hambatan yang terjadi dan
hasil yang diharapkan
3.6 Diagram Alir

MULAI

STUDI LITERATUR

OBSERVASI LAPANGAN

PENGAMBILAN DATA

PENGOLAHAN DATA

- Membuat Kurva Antara Daya Aktif


Dengan Flow Water Cooler
- Hubungan Daya Aktif Den gan
Flow Water Cooler
YES
- Perhitungan Batas-batas Daerah
Pengop erasian Generator Pada
PLTA Balambano

YES
ANALISIS

KESIMPULAN

SELESAI
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Spesifikasi Generator unit 1 Cirata


- Tipe shaft : Francis, Vertical
- Produksi : VOEST – ALPINE
- Rate Net Head : 106,8 m
- Rated Output : 129,6 MW
- Output Voltage : 16,5 KV
- frekuensi : 50 Hz
- Cos phi : 0,9
- pole : 32
- Kecepatan : 187,5 rpm
- Debit : 132,5 m3/s

Gambar 4.1 Nameplate generator unit 1


Gambar 4.2 Nameplate nilai ambang batas generator unit 1

Gambar 4.3 panel unit generator 1


4.2 Spesifikasi Generator (International Standard)
4.3 Standar dan Contoh Data dari Proteksi Urutan Negatif
Tabel 4.1 koefisien Kg dan Kx arus urutan negatif dan short circuit
Tabel 4.2 Samples Delayed untuk komponen negatif dan positif

Tabel 4.3 Pola urutan untuk harmonisa (urutan positif, negatif, dan nol)

Tabel 4.4 Arus tak seimbang pada kejadian simetris yang berbeda
BAB V
ANALISIS

Pada tabel 4.3 pola urutan harmonisa (urutan positif, negatif dan nol), urutan
negatif mempunyai pola 2,1,0 untuk setiap kenaikan harmonisa yang di mulai dari
harmonic ke 1 sedangkan urutan positif mempunyai urutan pola harmonic yaitu
1,2,0 dan urutan nol hanya bernilai 0 pada setiap kenaikan harmonic ini disebabkan
karena urutan fasa yang berkebalikan dengan fasor aslinya, jika fasor aslinya RST
maka urutan negatifnya RTS. Sehingga pada urutan negatif pola harmoniknya yaitu
2,1,0.

Tabel 4.3 Pola urutan untuk harmonisa (urutan positif, negatif, dan nol)

Komponen simetris berpengaruh terhadap besarnya impedansi saluran.


Impedansi saluran suatu sistem tenaga listrik tergantung dari jenis konduktornya
yaitu dari bahan apa konduktor itu dibuat, dari besar kecilnya penampang
konduktor dan panjang saluran yang digunakan jenis konduktor ini. Komponen
Simetris menyebabkan tegangan jatuh sesuai dengan urutan arusnya dan tidak
mempengaruhi urutan arus lainnya, berarti tiap urutan yang seimbang akan terdiri
dari suatu jaringan. Ketidakseimbangan arus atau tegangan ini akan menimbulkan
pula impedansi urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol.
BAB VI
KESIMPULAN

 Komponen urutan negatif yaitu Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, dan
saling berbeda 120 derajat satu sama lain. Mempunyai urutan yang berkebalikan
dengan fasor aslinya. Jika urutan fasor aslinya RST maka urutan negative nya
RTS. Jika pada kondisi normal hanya terdapat komponen urutan positif, maka
komponen urutan negatif hanya ada pada saat terjadinya gangguan. Karena tidak
ada komponen urutan negatif sebelum terjadinya gangguan.

 Vektor urutan negatif

 Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan
asimetris sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk menganalisa
tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan yaitu:
1. Gangguan Hubung Singkat Fasa – Ground (bumi)
2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah
4. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Daftar Pustaka
Wu, Chi Jui, Ping-Heng Ho. 2011. Assessment of negative sequence currents for
generator connected to 345-kV asymmetrical transmission lines from
measurement data. . Internasional journal of circuit system and signal processing.
Volume(5): 451-460

Elneweihi, A. F., E. O. Schweitzer, III, M. W. Feltis. 1992. Negative sequence


overcurrent element application and coordination in distribution protection.
Volume(1): 1-9

Pathak, Manish Kumar, Surya Prakash. 2013. Internasional journal of innovative


research and development. Development of detection system based on negative
sequence current against internal faults of transformers. Volume (2): 1529-1533

Kholis, Ikhwannul. 2013. Analisis gangguan hubung singkat.


https://ikkholis27.wordpress.com/2013/11/12/analisis-gangguan-hubung-singkat/
(akses 17 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai