Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

“ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK”


DOSEN PENGAMPUH : Ana Nuril Ach, S.T.,M.T,

NAMA : IMAM BUKHARI


NPM : 21805113019
PRODI : TEKNIK LISTRIK IV.B

POLITEKNIK UNISMA MALANG


TAHUN
2020
1. PENDAHULUAN

Tenaga listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem

Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan
Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.

Jaringan distribusi dikelompokkan menjadi 2, yaitu jaringan distribusi primer dan


jaringan distribusi sekunder. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20kV,
12kV, 6kV. Tegangan pada jaringan distribusi primer, diturunkan oleh gardu distribusi
menjadi tegangan rendah yang besarnya adalah 380/220kV, dan disalurkan kembali melalui
jaringan tegangan rendah kepada konsumen.

Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan – gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem
penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam
peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik
yang menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.

1
2. PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah segala macam kejadian

yang menyebabkan kondisi pada sistem tenaga listrik menjadi abnormal / tidak normal.
Dapat juga didefinisikan sebagai semua kecacatan yang mengganggu aliran normal arus ke
beban.

2.2. KLASIFIKASI GANGGUAN


a. Berdasarkan kesimetrisannya :
1. Gangguan Asimetris, merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan arus
yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, gangguan ini terdiri dari :
• Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
• Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
• Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
2. Gangguan Simetris, merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga
arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi,
gangguan ini terdiri dari :
• Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
• Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah
b. Berdasarkan lama terjadi gangguannya
1. Gangguan Transient (temporer), merupakan gangguan yang hilang dengan sendirinya
apabila pemutus tenaga terbuka dari saluran transmisi untuk waktu yang singkat dan
setelah itu dihubungkan kembali.
2. Gangguan Permanent, merupakan gangguan yang tidak hilang atau tetap ada apabila
pemutus tenaga terbuka pada saluran transmisi untuk waktu yang singkat dan setelah itu
dihubungkan kembali.
Selain klasifikasi gangguan yang telah disebutkan diatas, terbukanya pemutus

tenaga tidak selalu disebabkan terjadinya gangguan pada sistem itu sendiri tetapi dapat juga
disebabkan adanya kerusakan pada rele, kabel kontrol atau adanya pengaruh dari luar
seperti induksi atau interferensi. Gangguan seperti ini disebut juga gangguan non-sistem.

2
2.3.GANGGUAN KESIMETRISAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Secara umum besarnya arus gangguan dihitung menggunakan rumus :

Dimana :

I fault : Arus gangguan

V source : Tegangan sistem

ZS : Impedansi peralatan sistem

ZL : Impedansi saluran sistem

Zf : Impedansi gangguan, misalnya : busur, tahanan tanah

Titik dimana konduktor menyentuh tanah selama gangguan biasanya disertai dengan
sebuah busur (arc). Busur ini bersifat resistif, namun resistansi busur besarnya sangat
beragam. Resistansi gangguan besarnya bergantung resistansi busur serta tahanan tanah
ketika terjadi gangguan ke tanah.

1. Gambar rangkaian pada keadaan gannguan

1. Gangguan Simetris
Gangguan simetris merupakan gangguan dimana besar magnitude dari arus gangguan

sama pada setiap fasa.Gangguan ini terjadi pada gangguan hubung singkat tiga fasa.

3
1.1 Gambar diagram garis tunggal sederhana

Pada gambar 1.1 jika kita ingin mencari besarnya gangguan pada Ifault , maka sesuai
dengan persamaan besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa adalah :

Komponen simetris berpengaruh terhadap besarnya impedansi saluran. Impedansi


saluran suatu sistem tenaga listrik tergantung dari jenis konduktornya yaitu dari bahan apa
konduktor itu dibuat yang juga tentunya pula dari besar kecilnya penampang konduktor dan
panjang saluran yang digunakan jenis konduktor ini. Komponen Simetris menyebabkan
tegangan jatuh sesuai dengan urutan arusnya dan tidak mempengaruhi urutan arus lainnya,
berarti tiap urutan yang seimbang akan terdiri dari suatu jaringan. Ketidakseimbangan arus
atau tegangan ini akan menimbulkan pula impedansi urutan positif, urutan negatif, dan
urutan nol. Impedansi urutan dapat didefinisikan sebagai suatu impedansi yang dirasakan
arus urutan bila tegangan urutannya dipasang pada peralatan atau pada sistem tersebut.
Seperti juga tegangan dan arus didalam metode komponen simetris dikenal tiga macam
impedansi urutan yaitu sebagai berikut :

a. Impedansi urutan positif (Z1), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur
bila dialiri oleh arus urutan positif.

b. Impedansi urutan negatif (Z2), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila
dialiri oleh arus urutan negatif.

4
c. Impedansi urutan negatif (Z0), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila
dialiri oleh arus urutan nol.

2. Gangguan Asimetris

Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak
simetris. Pada gangguan ini magnitude dari tegangan serta arus yang mengalir pada setiap
fasa berbeda.

Komponen simetris merupakan metode yang dikembangkan C.L. Fortescue pada tahun
1918. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang pada sistem tenaga listrik
seolah-olah sistem tersebut seimbang. Metode ini membuktikan bahwa sistem yang tidak
simetris dapat dijabarkan menjadi tiga buah set komponen simetris. Ketiga komponen itu
adalah :

a. Komponen urutan positif (Positive Sequence Components)


Komponen ini terdiri dari phasor yang besar magnitudenya sama dimana
masing-masing berbeda sebesar 120°. Komponen ini memiliki fasa yang sama dengan
fasa sistem. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 1.
Saat sistem berada di kondisi normal, hanya terdapat arus dan tegangan urutan positif
saja, sehinnga impedansi sistem pada kondisi normal adalah impedansi urutan posistif.
Ketika terjadi gangguan, cabang yang terganggu pada sistem dapat digantikan dengan
perubahan tegangan dan semua sumber tegangan yang ada pada sistem
hubung singkat, sehingga akan diperoleh arus gangguan yang mengalir ke dalam
sistem, yaitu :

Dan
Karena arus awal sistem sebelum terjadi gangguan adalah nol (I=0), maka arus yang
mengalir di cabang yang mengalami gangguan sehingga didapat
V1=V-I1Z1
Persamaan di atas merupakan persamaan komponen urutan positif arus dan tegangan
pada cabang yang mengalami gangguan.
b. Komponen urutan negatif (Negative Sequence Components)

5
Komponen ini terdiri dari tiga phasor yang besar magnitudenya sama dimana
masing-masing berbeda sebesar 120°. Komponen ini memiliki fasa yang berkebalikan
dengan fasa sistem. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 2. Jika pada
kondisi normal hanya terdapat komponen urutan positif, maka komponen urutan
negatif hanya ada pada saat terjadinya gangguan. Karena tidak ada komponen urutan
negatif sebelum terjadi gangguan, maka apabila terjadi gangguan akan timbul
perubahan tegangan sebesar –V2, dan arus I2 yang mengalir dari sistem ke gangguan
adalah

Dan I2Z2
Z2 merupakan impedansi urutan negatif dan pada umumnya sama dengan impedansi urutan
positif.
c. Komponen urutan nol (Zero Sequence Components)
Komponen ini terdiri dari tiga phasor yang memiliki magnitude dan fasa yang sama.
Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 0. Persamaan untuk komponen
urutan nol saat terjadi gangguan yaitu :

Arus dan tegangan pada komponen urutan nol adalah sefasa, oleh karena itu arus urutan nol
untuk dapat mengalir di sistem memerlukan jalan balik (return connection) melalui
pentanahan netral sistem. Impedansi urutan nol umumnya tidak sama dengan impedansi
urutan positif dan tergantung dari beberapa faktor seperti jenis peralatan sistem, cara
menghubungkan belitan (bintang atau segitiga), dan cara pentanahan titik netral.
Gambar ketiga himpunan komponen simetris adalah sebagai berikut :

Gambar Vektor Diagram Untuk Komponen Simetris

6
Contoh Hubung singkat simetris dan asimetris:
• Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Diperoleh persamaan berikut.

• Hubung Singkat 3 fasa

Pada hubung singkat 3 fasa, gangguan termasuk gangguan simetris sehingga tidak perlu
menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung singkat diperoleh sebagai berikut.

Va = Vf – Ia1Za1 = 0

7
• Hubung Singkat 2 fasa

Dengan menggunakan komponen simetris, diperoleh persamaan berikut.

Ia0 = 0;

Sehingga diperoleh persamaan berikut.

8
3. KESIMPULAN

1. Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah segala macam kejadian

yang menyebabkan kondisi pada sistem tenaga listrik menjadi abnormal / tidak normal.

2. Klasifikasi gangguan berdasarkan kesimetrisannya dan berdasarkan lama terjadinya


gangguan
3. Gangguan berdasarkan kesimetrisannya dibagi menjadi 2 yaitu : Gangguan simetris dan
gangguan asimetris
4. Gangguan simetris yaitu gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga arus
maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi, contohnya
gangguan hubung singkat 3 fasa.
5. Gangguan asimetris yaitu gangguan yang mengakibatkan tegangan dan arus yang
mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, contohnya gangguan hubung
singkat satu fasa ke tanah.
6. Besarnya arus gangguan hubung singkat bergantung pada impedansi saluran yang
bergantung pada panjang saluran, jenis konduktor, dan luas penampang konduktor.
Semakin panjang saluran, semakin kecil arus gangguan. Semakin besar hambatan jenis
konduktor, semakin kecil arus gangguan. Dan semakin besar luas penampang
konduktor, semakin besar arus gangguan.

Anda mungkin juga menyukai