Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS BESAR

KUALITAS DAYA LISTRIK

SIMULASI FILTER AKTIF DAN PASIF UNTUK


MEREDUKSI HARMONISA PADA SISTEM
LISTRIK 3 FASA

DISUSUN OLEH
Achmad Rifa’i 04171003
Rasyid Farhan 04171058
Risky Al Khaliq 04171062

DOSEN PENGAMPU
Yun Tonce Kusuma Priyanto, S.T., M.T.
Dosen Program Studi Teknik Elektro

Program Studi Teknik Elektro


Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan

2020
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Beban Non Linear


Beban kelistrikan secara umum terbagi menjadi dua yaitu beban linear dan
beban non linear. Beban linear adalah beban yang nilai impedansinya konstan setiap
waktu, sehingga arus akan selalu berbanding lurus dengan tegangan. Sementara itu,
beban non linear adalah beban kelistrikan yang nilai impedansinya tidak konstan
dalam setiap periode tegangan masukan, sehingga arus yang dihasilkan tidak
sebanding dengan tegangan(Ii & Pustaka, n.d.)

Beban non linear adalah beban yang gelombang arus yang dihasilkan tidak
sama bentuknya dengan gelombang tegangan, sehingga memicu terjadinya distorsi
gelombang (Amalia, 2015). Distorsi gelombang yang dihasilkan oleh beban linear
dapat diilustrasikan melalui gambar berikut:

Gambar 1.1 Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus Beban Non-Linear

Penggunaan beban non linear sangat luas, hampir di setiap sector


memanfaatkan beban non linear. Mulai dari sector industry, komersil, hingga rumah
tangga telah memanfaatkan peralatan non linear. Klasifikasi beban non linear secara
umum dapat diilustrasikan melalui gambar sebagai berikut:
Gambar 1.2 Klasifikasi Beban Non Linear

1.2 Harmonisa
Harmonisa adalah komponen sinusoidal dari suatu gelombang periodic
yang memiliki frekuensi besarannya kelipatan bilangan bulat positif dari frekuensi
fundamental (IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic
Control in Electrical Power Systems, 1993). Menurut referensi lain, harmonisa
didefinisikan sebagai komponen dengan frekuensi berkelipatan bilangan bulat
terhadap frekuensi dasarnya. Harmonisa pertama adalah frekuensi dasar yaitu 50
atau 60 Hz, harmonisa kedua adalah komponen dengan frekuensi dua kali frekuensi
dasar yaitu 100 atau 120 Hz, dst (Baggini, 2008).

Distorsi harmonisa disebabkan oleh perangkat nonlinear pada system tenaga


listrk. Perangkat nonliear adalah perangkat dengan arus tidak proporsional (linear)
terhadap tegangan. Di samping adalah contoh ketika sumber tegangan sinusoidal
murni diberikan kepada beban resistor nonliear, maka arus akan terdistorsi (Dugan,
2004)
Gambar 1.3 Grafik distorsi gelombang akibat beban non linear

Gelombang terdistorsi merupakan penjumlahan dari gelombang sinusoidal.


Sistem tenaga listrik di Indoneis menggunakan frekuensi fundamental 50 Hz,
sehingga frekuensi harmonisanya dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑓ℎ = ℎ. 50

Gambar 1.4 Gelombang frekuensi fundamental terdistorsi oleh harmonisa ketiga

1.3 Filter Aktif Harmonisa


Shunt Active Power Filter merupakan mekanisme yang relative baru
digunakan untuk menghilangkan harmonisa arus dan tegangan pada sistem.
Mekanisme filter ini tergantung pada perangkat berbasis elektronika daya yaitu
konverter, perangkat switching, inverter. Keuntungan utama dari SAPF yaitu
mampu bekerja secara mandiri dan menangani lebih dari satu harmonisa dalam satu
waktu (Vasuniya & Sahajwani, 2020).
SAPF bekerja dengan cara menyuntikan arus kompensasi untuk
memperbaiki arus yang terdistorsi akibat sumber yang menyuplai beban non linear.
Kompensasi didasarkan pada prinsip penyuntikan arus terdistorsi yang sama dan
berlawanan di saluran. Komponen arus harmonisa yang dihasilkan beban non linear
dihilangkan dan arus sumber menjadi sinusoidal setelah dkompensasi (Thajeel et
al., 2015).

Secara umum, SAPF terdiri dari dua rangkaian utama yaitu rangkaian daya
dan rangkaian control. Rangkaian daya adalah rangkaian yang bertanggungjawab
untuk menginjeksikan arus kompensasi yang dibutuhkan. Rangkaian daya terdiri
dari inverter sumber tegangan (VSI) berbasis PWM dan DC-link capacitor untuk
menjaga dan mengatur tegangan DC, serta menyimpan energi. Sementara itu,
rangkaian control adalah rangkaian yang secara kontinyu melacak variasi arus
harmonisa yang terjadi untuk menentukan arus kompensasi referensi sesaat dan
juga untuk mengontrol rangkaian daya agar menginjeksikan arus harmonisa yang
dibutuhkan secara tepat (Imam et al., 2020).

1.4 Filter Pasif Harmonisa


Filter Pasif merupakan rangkaian paralel atau seri antara komponen
induktor (L) dan kapasitor (C). Rangkaian filter dapat ditala pada suatu frekuensi
tertentu dimana impedansi induktor bernilai sama dengan impedansi kapasitor.
Keefektifan kerja filter ditentukan oleh perubahan impedansi jaringan, dan sebelum
pemasangan diperlukan study yang cermat.
Filter Pasif tersusun dari kapasitor dan induktor dengan satu frekuensi yang
disetting pada frekuensi tegangan harmonisa yang akan dihilangkan. Dan
pemasanga filter pasif seperti pada gambar 1.5 terdapat 2 filter (filter harmonisa ke-
5 dan filter harmonisa ke-7)(Ade & Efendi, 2003).

Gambar 1.5. Rangkaian filter pasif untuk system 3 fasa

1.5 Total Harmonic Distortion (THD)


THD adalah ukuran dari nilai efektif bentuk gelombang yang terdistorsi dari
komponen harmonisa. THD disebut juga faktor distorsi (distortion factor). THD
berlaku untuk arus dan tegangan. THD digambarkan sebagai nilai rms dari
harmonik di atas fundamental, dibagi dengan nilai rms fundamental. DC diabaikan.
(Grady, 2006). Jadi untuk arus,

𝐼𝑘 2
√∑∞ ( )
𝑘=2 √1 ∑∞ 2
√2 2 𝑘=2 𝐼 𝑘
𝑇𝐻𝐷𝑖 = =
𝐼1 𝐼1
√2 √2
Formula yang sama diterapkan juga pada tegangan (THDv), yaitu :

𝑉𝑘 2
√∑∞
𝑘=2 ( ) √1 ∑∞ 2
√2 2 𝑘=2 𝑉𝑘
𝑇𝐻𝐷𝑣 = =
𝑉1 1
√2 2
Distorsi arus (THDi) pada beban-beban bervariasi antara beberapa persen
sampai lebih dari 100 %, akan tetapi distorsi tegangan secara umum kurang dari 5
%. THD tegangan di bawah 5 % masih bisa diterima dan yang lebih besar dari 10
% pasti tidak bisa diterima dan akan menyebabkan masalah pada peralatan listrik
yang peka (Grady, 2006).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sebelum diberi Filter


Pertama, kondisi saat beban non linear dihubungkan secara langsung
dengan sistem 3 fasa. Beban yang digunakan adalah beban universal bridge pada
library matlab Simulink. Beban tersebut merupakan representasi beban non linear
yang pada umumnya digunakan pada kehidupan sehari-hari. Berikut adalah sinyal
arus sumber 3 fasa saat dihubungkan secara langsung dengan beban non linear.

Gambar 2.1 Grafik sinyal arus sumber 3 fasa tanpa filter


Beban non linear tersebut menyebabkan terdistorsinya sinyal gelombang
dari sumber 3 fasa. Beban non linear elektronika daya cenderung menggunakan
arus yang tidak sinusoidal, sehingga menyebabkan terdistorsinya arus sumber 3
fasa. Hal ini menyebabkan THD dari arus sumber 3 fasa menjadi 30.70%. Berikut
adalah grafik THD arus sumber 3 fasa ketika belum diberi filter aktif:

Gambar 2.2 Grafik THD arus sumber 3 fasa tanpa filter


2.2 Simulasi Filter Aktif Shunt menggunakan Matlab Simulink
Percobaan pertama dilakukan simulasi rangkaian filter aktif shunt
menggunakan matlab Simulink. Rangkaian terdiri dari tiga rangkaian utama yaitu
rangkaian daya, rangkaian control, dan rangkaian filter. Rangkaian daya merupakan
rangkaian listrik 3 fasa yang dihubungkan dengan beban non linear. Rangkaian
control terdiri dari kontroler PI, PWM, transformasi Clark, daya P-Q sesaat, dan
pembangkit arus referensi. Sementara itu, rangkaian filter terdiri dari Voltage
Source Inverter (VSI) dan sebuah kapasitor. Berikut adalah parameter dan
rangkaian dari filter aktif harmonisa shunt:
Tabel 2.1 Parameter rangkaian filter aktif shunt
Parameter Nilai

Tegangan AC Sumber 380 V L-L


Frekuensi 50 Hz
Kapasitor DC-link 1000 uF, 500 V
Kp 90
Ki 0,8

Gambar 2.3 Model rangkaian filter aktif shunt


Kondisi kedua adalah dengan mengubungkan sistem 3 fasa yang telah
terhubung dengan beban non linear dengan filter aktif shunt. Salah satu upaya untuk
memperbaiki kualitas daya listrik adalah dengan cara memberikan filter di dekat
beban non linear.

Gambar 2.4 Grafik sinyal arus sumber setelah diberi filter aktif
Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa arus sumber yang dihubungkan dengan filter aktif
shunt memiliki bentuk sinyal yang lebih baik dan menyerupai gelombang
sinusoidal. Hal ini mengindikasikan bahwa filter yang dirancang telah
mengkompensasikan arus yang dibutuhkan sistem untuk memperbaiki sinyal yang
terdistorsi akibat beban non linear. THD arus sumber berhasil direduksi dari
30,70% menjadi 7,46%. Berikut adalah grafik dari THD arus sumber setelah diberi
filter aktif shunt:
Gambar 2.5 Grafik THD arus sumber 3 fasa dengan filter
Namun, yang menjadi catatan ialah bahwa THD yang dihasilkan belum
memenuhi standar IEEE-519 1992 yaitu besar THD maksimum 5%. Hal ini dapat
disebabkan oleh belum proporsinya parameter komponen yang digunakan pada
rangkaian control maupun rangkaian filter. Berikut adalaah tabel harmonisa setelah
diberi filter aktif:

2.3 Simulasi Filter Pasif menggunakan Matlab Simulink


Pada simulasi filter pasif untuk merduksi harmonisa kelompok kami
merancang sistem seperti pada gambar 2.. Pada rangkaian tersebut komponen yang
digunakan yaitu sumber AC tiga phasa, Rangkaian LC, dan Universal Bridge yang
berfungsi sebagai beban non linear.
Gambar 2.6 Model rangkaian filter pasif

Kondisi berikut adalah dengan mengubungkan sistem 3 fasa yang telah


terhubung dengan beban non linear dengan filter aktif shunt. Salah satu upaya untuk
memperbaiki kualitas daya listrik adalah dengan cara memberikan filter di dekat
beban non linear.

Gambar 2.7 Grafik sinyal arus sumber setelah diberi filter aktif
Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa arus sumber yang dihubungkan dengan
filter aktif shunt memiliki bentuk sinyal yang lebih baik dan menyerupai gelombang
sinusoidal. Hal ini mengindikasikan bahwa filter yang dirancang telah
mengkompensasikan arus yang dibutuhkan sistem untuk memperbaiki sinyal yang
terdistorsi akibat beban non linear. THD arus sumber berhasil direduksi dari
30,70% menjadi 18,34%. Berikut adalah grafik dari THD arus sumber setelah diberi
filter pasif:
Gambar 2.8 Grafik THD arus sumber 3 fasa dengan Filter Pasif

2.4 Simulasi Filter Pasif menggunakan PSIM


Pada simulasi filter pasif untuk merduksi harmonisa kelompok kami
merancang sistem seperti pada gambar 2.9. Pada rangkaian tersebut komponen
yang digunakan yaitu sumber AC tiga buah, RL 3 buah, kwh meter 3 fasa, var meter
3 fasa, power faktor meter 3 fasa, 6 buah dioda, resistor, ameter dan voltmeter.
Kemudian didapatkan hasil gelombang arus sistem tanpa filter pada gambar 2.10.
Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa terdapat ripple akibat pengaruh dari
harmonisa, sehingga bentuk gelombang tidak berbentuk sinus. Pada sistem ini THD
pada frekuensi 50Hz didapatkan sebasar 3,2575477.
Gambar 2.9 Pemodelan Sistem

Gambar 2.10 Gelombang arus tanpa Filter


Pada gambar 2.11 sistem dipasangkan dua filter pasif dengan menggunakan
komponen 6 induktor dan 6 capasitor. Nilai induktor pada filter pertama sebesar
0,042 H dan pada filter kedua sebesar 0,021 H. Nilai kapasitor untuk kedua filter
sama yaitu sebesar 3,18 µF. Setelah dipasangkan filter pasif pada sistem didapatkan
bentuk gelombang pada gambar 2.14. Pada gambar tersebut dapat dilihat perbedaan
ketika tidak dipasangkan filter dengan dipasangnya filter yaitu terlihat pada
gelombang yang dihasilkan ketika dipasangkan filter lebih terlihat smooth namun
masih terdapat harmonisa yang menyebabkan gelombang tidak berbentuk sinus.
Pada sistem ini filter dipasang untuk mereduksi harmonis ke-5 dan ke-7, sehingga
didapatkan THD pada frekuensi 50Hz sebesar 2,4773540. Setelah dipasang filter
pada sistem THDnya menurun tetapi tidak terlalu besar.
Gambar 2.11 Sitem dipasangkan dua filter pasif

Gambar 2.12 Gelombang Arus setelah dipasang filter


2.5 Hasil Perbandingan Penggunaan Filter
Setelah dilakukan simulasi filter aktif dan pasif menggunakan Matlab
Simulink, maka didapatkan tabel perbandingan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Perbandingan THD Sebelum dan Setelah Diberi Filter
Setelah Diberi Filter
Orde Harmonisa Sebelum Diberi
Filter Filter Aktif Filter Pasif
(Matlab) (Matlab)

h3 0,01 0,61 2,75


h5 22,62 0,29 1,52
h7 11,34 1,09 0,34
h9 0 0,23 0,51
h11 9,08 0,68 0,41
h13 6,51 0,67 0,26
h15 0 0,08 0,21
h17 5,7 0,65 0,30
h19 4,59 0,70 0,30

Pada Tabel 2.2 disajikan data perbandingan THD arus sumber saat sistem
tidak diberi filter, diberi filter aktif dan juga diberi filter pasif. Terlihat bahwa orde
harmonisa sebelum diberi filter masih sangat tinggi untuk beberapa orde. Namun,
setelah diberi filter aktif maupun pasif angka THDnya dapat diturunkan untuk
setiap orde harmonisa. Berdasarkan tabel di atas juga, terlihat bahwa filter aktif
lebih mampu mereduksi pada orde harmonisa rendah. Sementara, filter pasif
mampu mereduksi harmonisa pada orde yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan simulasi filter aktif dan pasif menggunakan Matlab
Simulink maupun PSIM, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pada simulasi filter aktif shunt menggunakan Matlab Simulink dengan
parameter kapasitor DC-link 1000 uF 500 V, Kp = 90, Ki = 0.8 maka THD
pada arus sumber dapat direduksi dari 30,70% menjadi 7,46%.
2. Pada simulasi filter pasif menggunakan Simulink dapat mereduksi nilai
THD pada arus sumber dari 30,70% menjadi 18,34%.
3. Pada simulasi filter pasif menggunakan PSIM gelombang yang dihasilkan
pada sistem demham filter memiliki perbedaan namun tidak terlalu
signifikan dengan sistem tidak menggunakan filter, sehingga gelombang
masih tidak berbentuk sinus.
4. Berdasarkan percobaan filter aktif mampu mereduksi THD lebih baik
dibandingkan dengan filter pasif.
5. Filter aktif lebih baik mereduksi harmonisa pada orde yang lebih rendah,
sementara filter pasif lebih baik pada saat mereduksi orde yang lebih tinggi.

3.2 Saran
Setelah dilakukan simulasi, beberapa saran yang dapat diberikan ialah sebagai
berikut:
1. Menentukan proporsi yang lebih baik dari parameter yang digunakan pada
rangkaian control dan rangkaian filter agar THD yang dihasilkan bisa lebih
baik lagi, yaitu kurang dari 5%
DAFTAR PUSTAKA
Ade, A., & Efendi, M. Z. (2003). Penggunaan Filter Pasif Untuk Mereduksi
Harmonisa Akibat Pemakaian Beban Non Linear. 1–11.
Amalia, R. (2015). Issn : 2302 - 2949 Pemodelan Dan Simulasi Beban Non-Linier
3-Fasa. 2, 165–171.
IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic Control in
Electrical Power Systems. (1993). Harmonic standards_IEEE519-1992 (pp.
1–100).
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (n.d.). Gambar 2.1 : Bentuk gelombang arus dan
tegangan dengan beban linear 7. 7–40.
Imam, A. A., Sreerama Kumar, R., & Al-Turki, Y. A. (2020). Modeling and
simulation of a pi controlled shunt active power filter for power quality
enhancement based on p-q theory. Electronics (Switzerland), 9(4).
https://doi.org/10.3390/electronics9040637
Thajeel, E. M., Bin Daniyal, H., & Sulaiman, M. H. (2015). Performance analysis
of active power filter for harmonic compensation using PI-PSO. ARPN
Journal of Engineering and Applied Sciences, 10(21), 9885–9891.
Vasuniya, M., & Sahajwani, M. (2020). Design and Implementation of Active
Power Filter for Harmonics Elimination using Intelligent Control Controller.
International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(5), 5161–
5164. https://doi.org/10.35940/ijrte.e6416.018520

Anda mungkin juga menyukai