LANDASAN TEORI
Selain itu, untuk mengetahui nilai amplitudo dari suatu gelombang harmonisa
dapat dicari dengan persamaan:
untuk nilai C sebagai fungsi h sering kali digambarkan dalam suatu barchart yang
disebut dengan “spektrum harmonik”.
sedangkan untuk menghitung tegangan dan arus (Vrms dan Irms) adalah:
atau dapat juga didefinisikan dengan persamaan berikut:
Nilai RMS merupakan besaran nilai yang sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya alat ukur yang
digunakan dalam proses pengukuran besaran listrik biasanya menunjukkan nilai
RMS seperti arus rms atau tegangan rms. Nilai RMS digunakan karena beberapa
alat elektronik (seperti beberapa komponen pada alat ukur) mempunyai batas
untuk menahan kalor/panas tertentu.
Di samping itu, berbeda dengan sinyal DC yang memiliki nilai actual
tetap, sinyal AC memiliki nilai aktual yang berubah-ubah secara periodic sehingga
pengukuran sinyal AC dilakukan dengan mencari nilai ekivalen DC-nya. Nilai
inilah yang disebut dengan nilai RMS yang dalam terminologi elektrik, nilai RMS
akan ekuivalen dengan DC heating value-nya. Dengan demikian nilai RMS arus
bolak-balik dapat dikatakan sebagai besarnya nilai arus searah yang akan
memberikan efek pemanasan yang sama dengan efek pemanasan yang disebabkan
arus bolak-balik tersebut pada suatu tahanan yang sama
Karena pada sistem arus bolak-balik (AC) bentuk gelombang arus maupun
tegangan berupa sinusoidal, maka perhitungan RMS adalah sebagai berikut:
Selain dari itu harmonisa juga dapat menyebabkan pemanasan lebih pada
isolasi, sehingga dapat mempersingkat umur penggunaan isolasi.
c. Mesin-Mesin Berputar (Rotating Machines)
Pada mesin-mesin berputar, harmonisa akan menimbulkan panas tambahan
sehingga menambah rugi-rugi tembaga dan besi, yang berpengaruh pada
efisiensi mesin.
d. Bank Kapasitor (Capasitor Banks)
Terjadinya distorsi tegangan menyebabkan rugi daya tambahan pada
kapasitor yang ditunjukkan oleh: