Anda di halaman 1dari 19

MODUL III

PENGUKURAN HARMONISA GELOMBANG TEGANGAN DAN


ARUSPADA BEBAN LINIER DAN NON LINIER

I. TUJUAN
1. Mengukur nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada system yang mengandung arus
harmonic dengan menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang linier (lampu
pijar) dan non linier (ballast elektronik/magnetic).
2. Mengetahui dan memahami pengaruh arus harmonic pada system distribusi tenaga listrik fasa
satu-dua kawat.
3. Melakukan perbandingan percobaan dengan beban yang linier (lampu pijar) dan non linier
(ballast electronic/magnetic).
4. Mengetahui bentuk kurva arus dan spectrum harmonic arus dan beban non linier dan beban linier.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Alat Ukur Listrik Digital (Clampmeter).
2. Beban Lampu Pijar
3. Beban Lampu Ballast Magnetic dan Elektronik
4. Kabel Penghubung/Jumper.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
III. TEORI MODUL
Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi jumlahan
fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun eksponensialkompleks.
Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada peralatan elektronik yang menyebabkan
terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala
pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian
bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik yang timbul pada
bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka
urutan harmonik. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka
harmonik keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz, harmonik ketiga
adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. Gelombang- gelombang ini
kemudian menumpang pada gelombang murni/aslinya sehingga terbentuk gelombang cacad
yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan gelombang hormoniknya.
Hubungan antara frekuensi harmonik dan fundamental dapat ditulis sebagaiberikut:

𝑓ℎ = 𝑛𝑓𝑖...................(1)
Dengan 𝑓ℎ adalah frekuensi harmonic, n adalah kelipatan gelombang (bilangan bulat), dan 𝑓𝑖
adalah frekuensi fundamental. Gelombang harmonik ini akan menumpang pada gelombang
fundamental sehingga akan terbentuk gelombang yang terdistorsi. Ini dikarenakan efek
penjumlahan dari gelombang harmonisa dengan gelombang fundamentalnya. Gelombang
harmonisa ini dapat dijabarkan pada deret Fourier berikut ini:

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
Peran harmonisa pada sistem tenaga listrik cukup besar, terutama pada alat-alat yang terdapat
pada sistem tenaga. Harmonisa akan menimbulkan beberapa dampak seperti panas berlebih
pada beberapa alat seperti generator dan transformator karena kecenderungan harmonisa
mengalir ke tempat dengan impedansi yang lebih rendah. Beberapa dampak lain akan
dijelaskan pada artikel ini. Parameter besarnya harmonisa dinyatakan dalam Total Harmonic
Distortion (THD) yang dapat ditulis sebagai:
Untuk tegangan,

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
Berdasarkan kesepakatan yang disepakati dunia internasional, THD yang diterima adalah
apabila bernilai dibawah 5% dari tegangan atau arus fundamentalnya.Apabila diatas batas
tersebut maka alat elektronik tersebut tidak boleh digunakan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem
distribusi antara lain:
4. Memperbesar Kawat Netral
Setiap sistem distribusi biasanya memakai sistem 3 phase empat kawat, yaitu 3 kawat untuk
ketiga phase dan 1 kawat lagi untuk netral. Apabila beban yang dipasok non linier sehingga
pengaruh harmonik lebih dominan maka untuk mengatasi panas lebih pada kawat netral akibat
pengaruh harmonik sebaiknya ukuran kawat netral diperbesar dari ukuranstandarnya. Begitu
juga pada panel-panel listrik disarankan kawat netral untuk sistem pentanahannya diperbesar
dari ukuran standarnya.

4. Menurunkan Kapasitas Transformator


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem
distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya transformator (derating
fransformator). Dalam menentukan besarnya pengurangan kapasitas transformator ada metode
sederhana yang dapat dipergunakan yaitu dengan memakai persamaan sebagai berikut:

KVA baru = THDF x KVA pengenal...............persamaan (1)

di mana THDF adalah Transformator Harmonic Derating Factor,


THDF = [1,414 x (arus phase rms) / (arus puncak phase sesaat)] x 100%
= [(1,414 x 1/3 x (Ir + Is + It)rms / 1/3 x (Ir + Is + It)puncak] x 100%

Ada tiga macam urutan fasa serta urutan harmonisa yaitu :


1. Urutan fasa positif, urutan fasanya adalah R-S-T yang antar fasanya terpisah 120 0.
Ordeharmonisanya adalah n = 1, 7, 13, ….

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
2. Urutan fasa negatif, urutan fasanya adalah R-T-S yang antar fasanya terpisah 120 0.
Ordeharmonisanya adalah n = 5, 11, 17, …
3. Urutan nol yang mempunyai beda fasa sama dengan nol (sefasa).
Orde harmonisanyaadalah n = 3, 9, 15, ….

Terdapat dua jenis beban pada sistem ketenagalistirikan.Beban tersebut terdiri daribeban
linier dan beban non linier.Beban disebut linier jika nilai arus berbanding secara linier
dengan tegangan beban. Berarti bentuk gelombang arus akan sama dengan bentuk
gelombang tegangan.
Beban disebut sebagai beban non linier jika bentuk gelombang arus tidak sama dengan
bentuk gelombang tegangan (mengalami distorsi). Arus yang ditarik beban non linier tidak
sinusoidal tetapi periodic.Bentuk gelombang tidak periodic tersebut dapat diuraikan
berdasarkan

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
komponen fundamental dan komponen harmonic.Beban non linier tersebut misalnya semi
konduktor yang digunakan sebagai switching device.Beban non linier inilah yang berperan
sebagai sumber harmonisa pada sistem ketenagalistrikan.
Dalam sistem tenaga listrik sumber beban non linier antara lain berasal dari converter statis,
magnetisasi transformator yang tidak linier, putaran mesin arus AC, bangku kapasitor dan
lainnya.

PENGARUH HARMONISA PADA SISTEM TENAGA


Sistem Proteksi
Pada peralatan sistem proteksi, harmonisa dapat menyebabkan:
1. Penurunan rating (derating) akibat pemanasan yang terjadi.
2. Menyebabkan peningkatan pemanasan dan rugi-rugi pada switchgear, sehingga
mengurangi kemampuan mengalirkan arus dan mempersingkat umur beberapa
komponenisolator.
3. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran resonansi mekanis
akibat harmonisa arus frekuensi tinggi.
4. Harmonisa dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh-meter jenis elektromekanis yang
menggunakan piringan induksi berputar, akibatnya putaran piringan akan lebih cepat atau
terjadi kesalahan ukur pada kWh-meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya
untuk beroperasi pada frekuensi dasar.
5. Triple harmonisa pada kawat netral dapat memberikan induksi harmonisa yang
mengganggu sistem telekomunikasi.
6. Pemutus beban dapat bekerja di bawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada
arus pengenal.
7. Untuk sistem tenaga, arus pada kawat netral membesar (terutama akibat
munculnyakelipatan harmonisa ke-3) serta tegangan sentuh peralatan membesar dan
berbahaya bagioperator.

Motor Listrik
Harmonisa arus atau tegangan menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada belitan stator,
rangkaian rotor, serta laminasi stator dan rotor sehingga efisiensi mesin menurun. Akibat
efekkulit dan arus eddy, rugi-rugi ini lebih besar dibandingkan rugi-rugi yang disebabkan arus
DC.Medan bocor pada stator dan rotor juga menyebabkan rugi-rugi tambahan. Pada mesin
induksidan mesin sinkron, rugi-rugi panas tambahan paling banyak dibangkitkan pada rotor

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
karena urutan polaritas harmonisa yang dihasilkan oleh motor khususnya motor induksi,
polaritasnya dapat bernilai positif atau negatif. Dari perubahan urutan polaritas harmonisa yakni
harmonisa ke-5 urutan polaritasnya negatif (-), sedangkan harmonisa ke-7 urutan polaritasnya
positif (+),akan memiliki dampak sendiri-sendiri.
Bila motor menghasilkan harmonisa dengan urutan polaritas negatif, maka pada sistem
distribusi akan menimbulkan medan magnet putar dengan arah maju (forward). Sedangkan
untuk polaritas harmonisa negatif akan menimbulkan medan magnet putar dengan arah mundur
(reverse). Urutan polaritas positif dan negatif harmonisa inilah yang menyebabkan motor
menjadi panas. Sehingga kemampuan mesin akan menurun akibat pemanasan berlebihkarena
harmonisa, selain itu umur mesin juga akan menurun. Sedangkan pada arus harmonisa urutan
polaritas nol tidak akan menimbulkan masalah pada motor itu sendiri, melainkanakan
menimbulkan masalah pada sistem 3 fasa 4 kawat. Yaitu akan menimbulkan penambahanarus
pada kawat netral, biasanya terjadi pada transformator hubungan wye. Penambahan aruspada
kawat netral ini akan menyebabkan

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
kawat netral menjadi panas, karena kawat netral tidak memiliki pengaman seperti pemutus arus
untuk proteksi tegangan atau arus lebih. Selain itu, polaritas harmonisa urutan nol ini
menyebabkan terjadinya interferensi pada kabelsaluran telekomunikasi. Frekuensi harmonisa
yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau
terjadinya kerugian daya.

Transformator
Pada transformator daya, arus urutan nol yang bersirkulasi pada belitan delta dapat
menyebabkan arus yang besar dan pemanasan berlebih.Untuk mengatasipemanasan berlebih
akibat harmonisa, seringkali kapasitas daya transformator diperbesar untuk memperbesar
kapasitas pendinginan.Tetapi konduktor yang lebih besar menyebabkan pemanasan yang
lebihbesar juga, yang diakibatkan harmonisa frekuensi tinggi.Selain itu, memperbesar kapasitas
transformator berarti memperbesar arus harmonisa yang mungkin mengalir dalam
sistem.Penurunan efisiensi transformator akibat harmonisa dapat mencapai sekitar 6%.Pada sisi
transformator dampak yang bisa diketahui adalah transformator mengalami kenaikan suhu.
Naiknya suhu transformator akan menyebabkan:
1. Penambahan rugi-rugi daya akan mengurangi kapasitas pembebanan transformator. Misal:
pada transformator 750 kVA, dengan 10% rugi arus eddy dan rugi arus harmonisa akan
bekerja hanya pada 77,5%-nya atau menjadi 578 KVA.
2. Mengurangi kemampuan arus maksimum.
3. Mengurangi umur transformator.

Dampak Harmonisa pada Peralatan


Distorsi harmonisa bisa menebabkan terjaadinya voltage zero crossing, yang beakibat pada
kesalahan operasi bila digunakan untuk sinkronisasi kontrol. Komputer dan sejenisnya
membutuhkan sumber AC yang bila megandung harmonisa THD (Total Harmonic Distortion)
tegangannya tidak boleh lebih dari 5%, dan untuk masing-masing harmonisa tidakboleh lebih
dari 3% gelombanng dasar (50 Hz).

Rugi-rugi pada Konduktor Kabel dan Kawat Transmisi


Apabila system mengalami resonansi, tegangan pada sistem dapat mengalami peningkatan.
Akibatnya, kabel dan isolator lainnya akan mengalami stres tegangan berlebih dan korona, yang
dapat menyebabakan kegagalan pada isolasi listrik atau mempercepat penuaan (aging). Dari
segi pengukuran harmonisa mengakibatkan kesalahan pengukuran dari alat-alat ukur

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
tergantung pada konstruksi dari alat ukur tersebut.Alat ukur yang bekerja berdasarkan induksi
(induction disk), seperti watt-hour meters, dirancang dan dikalibrasi untuk gelombang sinus.
Harmonisa membangkitkan tambahan kopel atau torque electromagnetic pada disk, sehingga
hasil pengukurannya lebih tinggi.

Generator Sinkron
Dampak arus harmonisa pada generator sinkron yang disebabkan oleh penggangguan beban-
beban non-linear adalah sebagai berikut:
1. Beban non-linear akan menyebabkan rugi-rugi tambahan pada generator sinkron
2. Rugi-rugi tambahan akibat beban non-linear disebabkan oleh rugi-rugi arus urutan nol dan
rugi-rugi arus urutan negative
3. Dalam system pembangkitan energy listrik sendiri yang umumnya menggunakan konfigurasi

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
tiga-fasa empat-kawat, kontribusi rugi-rugi tambahan akibat arus urutan nollebih besar
dibandingkan rugi-rugi tambahan akibat oleh arus urutan negative.

Suatu sistem tenaga listrik dipemgaruhi banyak factor, salah satunya adalah harmonisa.
Adanya harmonisa pada sistem tenaga listrik akanmenyebabkan timbulnya rugi-rugi pada
konduktor kabel dan kawat transmisi, generator sinkron, transformator, sistem proteksi, dan
motor listrik. Sehingga harmonisa harus diredam dalam sistem tenaga. Cara untuk meredam
harmonisa adalah dengan pemasangan filter kapasitif atau induktif, converter, dan trafo
isolasi hubungan Δ-Y pada sistem.

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan.
2. Buat rangkaian pada gambar 6 untuk mengukur besaran-besaran listrik yang diperlukanpada
pengukuran THD, dengan beban lampu fluorescent (ballast elektronik/magnetic)
3. Siapkan alat ukur digital Clampmeter.

Gambar 10. Rangkaian pengukuran harmonisa beserta gelombang dan spektrumnya


4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada tiaporde
harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran besaranlistrik,
tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu pijar
25/40/60/100 W sebagai beban linier.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier maupun
beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk prosedurnya
tanyakan kembali kepada assisten).

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
V. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Pengukuran THD Lampu Pijar

Komponen (Hz) THD


V RMS I RMS DF
Harmonik (%)
DC -0,4 V 0,02 0 0% 1,1

Fundamental 217,2 0,07 A 50


2 0 0A 100
3 1,3 0A 150
4 0 0A 200
5 1,1 0A 250
6 0 0A 300
7 1,2 0A 350
8 0 0A 400
9 0 0A 450
10 0 0A 500
11 0 0A 550
12 0 0A 600
13 0 0A 650
14 0 0A 700
15 0 0A 750
16 0 0A 800
17 0 0A 850
18 0 0A 900
19 0 0A 950
20 0 0A 1000
21 0 0A 1050
22 0 0A 1100
23 0 0,04 A 1150
24 0 0A 1200
25 0 0A 1250

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
Tabel 2. Pengukuran THD Lampu TL Ballast Elektronik

Komponen Frekuensi THD


V RMS I RMS DF
Harmonik (Hz) (%)

DC 0,9 0,08 0 97,6% 68,8


Fundamental 211,8 0,64 50,1
2 0 0 100,2
3 1,8 0,49 150,3
4 0 0 200,4
5 1,5 0,29 250,5
6 0 0 300,6
7 0,3 0,15 350,7
8 0 0 400,8
9 1,1 0,14 450,9
10 0 0 501
11 0,003 0,10 551,1
12 0 0 601,2
13 0,005 0,03 651,3
14 0 0 701,4
15 0,2 0,08 751,5
16 0 0 801,6
17 0 0,09 851,7
18 0 0 901,8
19 0 0,06 951,9
20 0 0 1002
21 0 0,04 1051
22 0 0,3 1102
23 0 0,3 1152
24 0 0 1202
25 0 0 1252

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
VI. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan spektrum harmonik yang didapatkan pada masing-masing pengukuran!

Spektrum harmonik merupakan hasil dari pengukuran harmonisa/gangguan pada tiap tiap
orde dari beban yang digunakan atau diukur

2. Hitunglah nilai THD arus pada beban lampu pijar dan lampu ballast secara perhitungan,
bandingkan hasil pengukuran secara percobaan dan pengukuran secara perhitungan untuk
beban linear dan non linear!

√𝜀(𝐼𝐷𝐹)2
𝑇𝐻𝐷 =
𝐼𝐷𝐹 𝐹𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙

√𝜀(0,04)
𝑇𝐻𝐷 = = 0,15
2 0,07

√𝜀(𝐼𝐷𝐹)2
𝑇𝐻𝐷 = 0,64

√𝜀(2,07)
𝑇𝐻𝐷 = 2 0,64 = 2,58

𝑇𝐻𝐷 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑇𝐻𝐷 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛


𝐾𝑅 = | |
𝑇𝐻𝐷 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

3. Bandingkan besaran harmonic dari pengukuran pada tiap jenis beban!


Besaran harmonic dari pengukuran pada lampu pijar yaitu lebih kecil jika dibandingkan
dengan besaran harmonic dari lampu ballast
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi PLN
4. Beban mana yang memiliki THD dan DF terbesar? Jelaskan mengapa demikian?

Beban yang memiliki THD terbesar yaitu beban lampu ballat dan DF terbesar juga terdapat
di beban lampu ballast dikarenakan pada lampu ballast merupakan beban nonlinear dan juga
didalamnya terdapat komponen yang bersifat resistif, induktif dan juga kapasitif yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
VII. ANALISA

Pada saat dilakukannya praktikum menggunakan 2 buah komponen yaitu lampu pijar dan lampu
ballast elektronik. Tujuan dari dilakukannya praktikum pada modul ketiga ini adalah untuk
mengetahui bentuk gelombang gangguan / harmonisa yang nantinya dapat dilihat dengan
menggunakan alat clamp meter maupun juga untuk mengetahui nilai gangguan / harmonisa pada
tiap tiap orde gelombang dan juga total harmonisa/gangguan dari gelombang arus maupun
tegangan. Alat dan komponen yang digunakan pada saat melakukan praktikum modul ketiga ini
yaitu terdapat dua beban ( lampu pijar dan lampu ballast ), kabel untuk menghubungkan dari
sumber ke beban, toogle/switch yang digunakan untuk mematikan dan menghidupkan tegangan
dan sumber tegangan sebagai sumber listrik pada rangkaian. Terdapat macam macam beban
yaitu ada beban linear dan beban non linear yang artinya jika beban linear adalah beban yang
memiliki besar nilai yang sama sedangkan jika beban non linear adalah beban yang memiliki
besar nilai yang berbeda sehingga dikatakan nonlinear atau tidak segaris. Ada juga macam
macam beban seperti beban resistif, beban induktif dan beban kapasitif. Beban resistif
merupakan beban yang hanya terdiri dari komponen resistor , beban induktif merupakan beban
yang terdiri dari lilitan ataupun juga dari komponen induktor sedangkan beban kapasitif
merupakan beban yang terdiri dari komponen kapasitor. Beban resistif itu biasanya tidak
menimbulkan adanya gangguan/ harmonisa jika dilihat dari clamp meter sedangkan yang akan
menimbulkan adanya gangguan/ harmonisa gelombang jika ditampilkan pada alat clampmeter
karena dari fungsinya sendiri dari beban induktif itu bisa menyerap beban reaktif yang nantinya
akan berpengaruh pada segitiga daya sedangkan jika beban kapasitif itu sendiri berfungsi untuk
menghasilkan daya reaktif yang nantinya juga akan mempengaruhi bentuk dari segitiga daya
atau besarnya factor daya.Pada saat dilakukannya pengambilan data dengan menggunakan
beban lampu pijar dapat dilihat bahwa sangat sedikit terjadinya gangguan/harmonisa sedangkan
pada saat menggunakan beban lampu ballast elektronik dapat dilihat bahwa gangguan/
harmonisa yang terjadi sangat banyak baik pada arus maupun pada tegangan . Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa penggunaan lampu ballast lebih menimbulkan gangguan/harmonisa pada
gelombang daripada penggunaan lampu pijar. Jika dilihat pada clamp meter pada segi
gelombangnya di lampu pijar lebih bagus atau menyerupai gelombang sinusoidal/ AC yang
artinya pada saat penggunaan beban lampu pijar hanya timbul gangguan/ harmonisa yang
sedikit atau bisa juga tidak ada gangguan/ harmonisa. Sedangkan pada saat penggunaan lampu
ballast elektronik dapat dilihat di clamp meter bahwa gelombangnya sudah tidak menyerupai
bentuk gelombang sinusoidal atau seperti sinusoidal yang rusak sehingga dapat disimpulkan
bahwa adanya gangguan / harmonisa gelombang yang banyak. Hal hal yang dihitung /

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
perhitungan yang ada pada modul ketiga ini yaitu menghitung nilai THD( Total Harmonic
Distortion) merupakan jumlah total gangguan / harmonisa yang terjadi pada suatu gelombang
sinusoidal yang diamati atau merupakan perhitungan aljabar dari gangguan/harmonisa di tiap
tiap orde gelombang dan nilai KR (Kesalahan Relative) merupakan nilai kesalahan perhitungan
dengan data yang didapatkan dari praktikum atau yang terlihat pada alat pengukuran.Terdapat
juga hal hal yang harus diperhatikan saat akan melakukan praktikum kelistrikan yaitu keamanan
dan keselamatan atau aturan dalam melakukan praktikum listrik baik dari pakaian yang
dikenakan maupun pada ilmu yang harus dikuasai saat melakukan praktikum atau saat
memegang alat alat listrik dikarenakan alat alat tersebut dapat membahayakan keselamatan bagi
yang melakukan praktikum jika tidak mengikuti aturan dan tidak mengetahui ilmu yang harus
diketahui sebelum melakukan praktikum listrik.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
VIII. KESIMPULAN
Pengukuran nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada sistem yang mengandung arus
harmonik menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang linear (lampu pijar) dan
non-linear (ballast elektronik/magnetik):
1. Pengukuran THD arus pada beban linear seperti lampu pijar dapat dilakukan menggunakan
Clampmeter yang memiliki kemampuan untuk mengukur arus harmonik atau memiliki
fungsi THD terintegrasi.
2. Untuk mengukur THD arus pada beban linear, sambungkan Clampmeter pada salah satu
kabel listrik yang mengalirkan arus menuju beban dan peroleh pembacaan arus RMS (Root
Mean Square).
3. Pengukuran THD arus pada beban non-linear seperti ballast elektronik/magnetik
membutuhkan alat ukur daya yang lebih canggih seperti analizador harmonik atau power
analyzer.
4. Pada pengukuran THD arus pada beban non-linear, alat ukur daya akan menganalisis bentuk
gelombang arus dan menghitung jumlah harmonik yang hadir untuk memberikan pembacaan
THD sebagai persentase dari arus total.
5. Hasil pembacaan THD akan memberikan informasi tentang seberapa besar distorsi
harmonik yang hadir dalam arus sistem.
Bentuk kurva arus dan spectrum harmonik arus dapat memberikan gambaran lebih rinci tentang
karakteristik arus pada beban non-linear dan beban linear. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai keduanya:
1. Beban Non-Linier: a. Bentuk Kurva Arus: Pada beban non-linear, seperti ballast
elektronik/magnetik, bentuk kurva arus dapat menunjukkan distorsi harmonik yang hadir.
Kurva arus akan memiliki bentuk yang tidak sinusoidal atau tidak linear, dengan adanya
puncak-puncak yang tajam dan tidak teratur. b. Spectrum Harmonik Arus: Spectrum
harmonik arus pada beban non-linear akan menunjukkan adanya komponen harmonik yang
signifikan. Harmonik adalah gelombang-gelombang frekuensi yang merupakan kelipatan
integer dari frekuensi dasar. Spectrum akan menunjukkan kekuatan atau amplitudo
harmonik-harmonik tersebut dalam hubungannya dengan frekuensi dasar. Pada beban non-
linear yang signifikan, harmonik-harmonik tinggi (misalnya, 3rd, 5th, 7th harmonik) dapat
memiliki amplitudo yang cukup tinggi.
2. Beban Linier: a. Bentuk Kurva Arus: Pada beban linier, seperti lampu pijar, bentuk kurva
arus akan cenderung sinusoidal atau linear. Kurva arus akan memiliki bentuk yang teratur,
tanpa distorsi atau variasi yang signifikan. b. Spectrum Harmonik Arus: Spectrum harmonik
arus pada beban linier akan menunjukkan adanya komponen harmonik yang minimal.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN
Harmonik yang hadir pada beban linier umumnya memiliki amplitudo yang sangat kecil
atau hampir
dasar dan beberapa harmonik-harmonik rendah yang memiliki amplitudo yang rendah.

Laboratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai