Judul Penelitian
Analisis Stabilitas
Peralihan
Sistem
Interkoneksi
PT.
PLN
Riau
merupakan
penggunaannya.
bentuk
energi
sekunder
yang
paling
listrik
praktis
semakin
meningkat. Menanggapi hal itu, tentu dibutuhkannya sistem tenaga listrik yang
baik. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani
beban secara kontinyu dengan tegangan dan frekuensi yang konstan, fluktuasi
tegangan dan
diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman.
Wilayah Provinsi Riau merupakan wilayah yang berkembang pesat dalam
bidang pembangunan, perekonomian dan lain-lain, tentu membutuhkan sistem
tenaga listrik yang stabil sehingga perkembangan ini tidak terganggu. Sistem
tenaga listrik Riau ditopang oleh beberapa pembangkit yang saling berhubungan
yang bekerja dalam suatu sistem interkoneksi. Karena saling berhubungan itu,
jika terjadi gangguan pada salah satu pembangkitan atau bus maka akan
mengganggu seluruh komponen yang berada dalam sistem interkoneksi.
Terjadinya hubung singkat pada sistem dan penambahan atau pengurangan
beban secara tiba-tiba akan mengakibatkan perubahan kerja pada sistem dari
keadaan lama ke keadaaan baru. Periode singkat dari keadaan lama ke keadaan
baru itu disebut periode peralihan
periode
metode kriteria luas sama. Metode ini hanya dapat dipakai untuk suatu sistem satu
mesin yang terhubung ke infinite bus atau sistem dua mesin. Tetapi dalam suatu
sistem terdapat mesin yang paling terganggu (Saverely Disturbed Machine
SDM), dengan mengamati batas kestabilan pada mesin yang paling terganggu, hal
tersebut sudah cukup menentukan kestabilan peralihan keseluruhan sistem.
Metode ini dapat dijalankan pada software MATLAB untuk pembentukan kurva
ayunan yang diperlukan untuk mengukur besarnya sudut pemutus kritis
dan
waktu pemutus kritis saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik. Sehingga
tugas akhir ini dituangkan dalam judul Analisa Stabilitas Peralihan
sistem
sistem
AVR dan governor bekerja cepat dan diperhitungkan dalam analisis. (Ejournal Teknik Elektro dan Komputer Unsrat, 2015)
2. Dinamika Rotor dan Persamaan Ayunan
Persamaan yang mengatur gerakkan rotor suatu mesin sinkron didasarkan
pada prinsip dasar dalam dinamika yang menyatakan bahwa
momen putar
percepatan merupakan hasil kali dari momen putar percepatan sudutnya. Untuk
generator sinkron persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk :
d 2 m
=T a=T mT e
d t2
(1)
J =
m =
Tm =
waktu (detik)
momen putar mekanis atau poros (penggerak) yang diberikan
oleh penggerak mula dikurangi dengan momen putar perlambatan
yang disebabkan oleh rugi-rugi perputaran (N-m)
Te =
Ta =
Karena m diukur terhadap sumbu pedoman yang diam pada stator, maka m
adalah ukuran absolut sudut rotor. Karena itu pula, m akan terus bertambah
terhadap waktu, bahkan juga pada kecepatan serempak yang konstan. Karena kita
menaruh perhatian pada kecepatan rotor relatif terhadap kecepatan serempak,
adalah lebih mudah untuk mengukur posisi sudut rotor terhadap sumbu pedoman
yang berputar dengan kecepatan serempak.
Gambar 1. Representasi
suaatu rotor
perputaran serta momen putar mekanis dan elektris untuk (a) generator (b) motor
(Stevenson, William D., 1990)
(2)
d m
dt
(3)
d m
dt
(4)
d2 m
=T a =T m T e
dt2
N-m
(5)
m=
m
d m
dt
(6)
Dari hukum dinamika dasar bahwa daya adalah sama dengan momen putar
kali kecepatan sudut dan dengan mengalikan
J m
d m
dt
=Pa=P mPe
ke
(7)
perputaran
Pe = daya listrik pada celah-celah udara
Pa = daya percepatan yang menjelaskan setiap ketidakseimbangan
antara kedua daya Pm dan Pe
Koefisien
J m
momen ini bisa juga dinyatakan dalam M yang disebut dengan konstanta
kelambanan dari mesin. M ini dinyatakan dalam joule detik per radian mekanis
dan dituliskan
2
d m
M
=Pa =PmP e
2
dt
(8)
H=
dan
1
1
j 2sm
M sm
2
2
H=
=
=MJ /MVA
Smach
S mach
S mach
H
(9)
M=
2H
S
sm mach
Bahwa
sedangkan
m
sm
(11)
per unit
(12)
7
dalam derajat mekanis, listrik, atau radian. H dan t mempunyai satuan konsisten
karena megajoule per megavoltampere adalah dalam satuan detik dan Pa, Pm, dan
Pe harus dalam satuan dengan dasar yang sama seperti H. Bila subskrip M
dihubungkan pada
satuan
mekanis, jika tidak demikian yang dimaksud adalah daya listrik. Persamaan (12)
menjadi
H d2
=Pa =PmPe
f d t 2
per unit
dinyatakan
(13)
sedangkan
2
H d
=Pa=P mPe
180 f d t 2
Persamaan
(14)
disebut
persamaan
per unit
ayunan
mesin
(14)
merupakan
persamaan dasar yang mengatur dinamika (gerak) putar mesin serempak. Dalam
studi kestabilan persamaan tersebut adalah persamaan differensial orde kedua
yang dapat dituliskan sebagai dua buah persamaan differensial orde pertama di
mana
, s
2 H d
=P a=PmP e
s dt
d
= s
dt
per satuan
(15)
(16)
8
Inc.
yang
dalam
perkembangan
selanjutnya
dikembangkan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
H d
=Pa =PmPe
f d t 2
d 2 2 f 0
=
( P Pe ) d
dt
H m
( )
Atau
2f0
d
=
( P Pe ) d
dt
H m
( )
Pm 0
Pe 0
(17)
input
tiba-tiba yang dinyatakan oleh garis horizontal
Pm 1
. Dengan
Pm 1
>
Pe 0
10
daya
percepatan pada rotor adalah positif dan sudut daya
bertambah. Kelebihan
( Pm Pe ) d=luas abc=luas A1
0
Dengan penambahan
(18)
1
maka daya input yang baru adalah
Pm 1
pada titik ini, rotor berputar di atas kecepatan serempak. Oleh karena itu sudut
daya
Pe
Gambar 2. Kriteria luas sama pada perubahan beban mendadak (Cekdin, Cekmas,
2006)
11
Sekarang
Pm
Pe
<
( Pm 1 P e ) d =luas bde=luas A 2
(19)
(20)
gambar
dimana
sebuah
generatordi
hubungkan
ke
infinite bus melalui dua kawat pararel. Gangguan tiga fasa sesaat terjadi pada
salah satu saluran dekat bus 1. anggap bahwa daya masukan mekanis
Pm
adalah
konstan dan mesin beroperasi dalam keadaan stabil. Daya yang dialirkan ke
sistem dengan sudut
Gambar 3. Sistem satu mesin terhubung ke infinite bus, gangguan tiga fasa pada F
Bila gangguan berada pada ujung sisi kirim, yaitu pada titik F, tidak
ada daya yang dikirim ke Infinite bus. Selama gangguan terjadi, daya listrik
Pe
adalah nol. Sementara masukan daya mekanis Pm tidak berubah seperti terlihat
pada gambar 4.
12
Gambar 4. Kriteria luas sama untuk gangguan tiga fasa pada ujung kirim (Cekdin,
Cekmas, 2006)
tk
(sudut
adalah:
cos k =
Pm
( ) +cos mak
Pmak k 0
tk
2 H ( k 0 )
. f 0. P m
(21)
(22)
Kemudian perhatikan lokasi gangguan F yang terpisah dari sisi kirim, sperti
gambar 5.
13
Gambar 5. Sistem satu mesin terhubung ke infinite bus, gangguan tiga fasa pada F yang
jauh dari ujung kirim
r 1 P2 mak sin
, selama
luas sama dari gambar 6 dapat ditentukan sudut pemutus kritis sebagai berikut:
mak
sebagai berikut:
cos k =
Pm
( ) + r cos mak r 1 cos 0
Pmak mak k 2
( )
r 2 r 1
(23)
Gambar 6. Kriteria luas sama untuk sudut pemutus kritis akibat ganggaun tiga fasa yang
jauh dari ujung kirim (Cekdin, Cekmas, 2006)
Pada umumnya jika terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik skala besar,
hanya beberapa (atau bahkan satu) mesin saja yang paling terganggu atau
terpengaruh pada gangguan tersebut. Mesin yang paling terganggu (Savarely
Disturbed Machine SDM) bisa ditentukan dengan mudah dengan mengamati
daya percepatan tiap mesin pada saat gangguan. Dengan mengamati kestabilan
mesin yang paling terganggu menggunakan metode kriteria luas sama, hal
tersebut sudah cukup untuk menentukan kestabilan peralihan untuk keseluruhan
sistem.
Mesin-mesin yang terganggu bisa memiliki batas kestabilan berbeda, tapi
mesin yang memiliki batas kestabilan terendah bisa dikatakan sebagai mesin yang
paling kritis. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi gangguan, mesin paling kritis
akan kehilangan sinkronisasi pertama kali (karena
terendah) dan secara berurutan menyebabkan mesin yang lain mengalami kondisi
yang sama sehingga membentuk suatu kelompok mesin yang tidak stabil dalam
jumlah besar. Jadi disini ditarik kesimpulan bahwa kestabilan mesin yang paling
terganggu dapat menjadi acuan kestabilan peralihan keseluruhan sistem.
J. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap metode, diantaranya :
1. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks pendukung,
jurnal yang relevan dan menunjang Tugas Akhir ini.
2. Metode Observasi
Pengumpulan dan pencarian data-data yang dibutuhkan. Data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Parameter generator berupa nilai reaktansi peralihan, konstanta
inersia, pembangkitan daya aktif dan reaktif.
b. Karakteristik transformator pembangkit berupa nilai reaktansi
c. Karakteristik saluran transmisi berupa nilai reaktansi
d. Konfigurasi rangkaian dari generator hingga bus yang dinyatakan
sebagai bus tidak terhingga.
3. Analisis Perhitungan
Penulis melakukan pengolahan data dan perhitungan terhadap data yang
diperoleh.
4. Pengujian Hasil
15
Dalam penelitian ini akan dilakukan simulasi metode kriteria luas sama
dan pengujian menggunakan software MATLAB.
16
Cetak kurva sudut daya sistem, sudut kerja awal, sudut ayunan maksimum, sudut pemutus kritis
Selesai
K. Kesimpulan
Kesimpulan sementara yang diharapkan dari penelitian ini adalah
didapatkan nilai sudut
pemutus
pemutus kritis (Critical Clearing Time) dalam keadaan peralihan pada setiap
mesin sehingga ditemukan mesin yang paling terganggu sehingga dapat
menentukan sistem secara keseluruhan stabil atau tidak.
L. Rancangan Biaya
1. Bahan dan Alat :
No.
1.
2.
3.
Nama Bahan
Volume
Jumlah (Rp)
Buku Referensi
ATK
MATLAB
2 Buah
1 Set
100.000
40.000
200.000
100.000
1 Buah
R2008B
300.000
Volume
Jumlah (Rp)
10 x (PP)
20.000
200.000
Biaya
Satuan
Uraian Kegiatan
Volume
Dokumentasi Penelitian
Pengetikan dan
4 Kali
(Rp)
20.000
Jumlah(Rp)
5 Rangkap
20.000
100.000
1 Kali
250.000
250.000
80.000
3.
Perbanyakan Proposal
Seminar Proposal
Pengetikan dan
4.
Perbanyakan Laporan
6 Rangkap
100.000
600.000
5.
Hasil Penelitian
Seminar Hasil Penelitian
1 Kali
300.000
200.000
1.230.000
Pengeluaran
Biaya (Rp)
18
1.
300.000
2.
Perjalanan/Transportasi
200.000
3.
Pengeluaran Lain-Lain
1.230.000
1.730.000
DAFTAR PUSTAKA
Cekdin, Cekmas. 2006. Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
19
Kundur, Prabha. 1994. Power System Stability and Control. New York: McGrawHill, Inc.
Laksonom Heru Dibyo. 2008. Studi Kestabilan Transien Sistem tenaga Listrik
Multimesin (Model IEEE 9 Bus 3 Mesin. Jurnal Teknika pada Fakultas
Teknik, Universitas Andalas, Padang, Vol. 1 No. 30.
Maherianto. 2012. Studi Stabilitas Transien Multimesin pada Sistem Tenaga
Listrik (Studi Kasus : PT. PLN P3B Sumatera). Jurnal Teknika pada
Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, Vol. 1 No. 37.
Rotinsulu, Frietz Andrew. 2015. Analisa Stabilitas Peralihan STL Minahasa
Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama. Fakultas Teknik, UNSRAT,
Manado.
Sahid. 2006. Panduan Praktis Matlab disertai Latihan Langsung. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Sandra, Boy. 2009. Perancangan Software Aplikasi untuk Perkiraan Stabilitas
Transien Multimesin Menggunakan Metode Kriteria Sama Luas. Tugas
Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya.
Stevenson, W.D. 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik (4th ed.). Kamal Idris,
Penterjemah. Jakarta: Erlangga.
20