Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN 1

IDENTIFIKASI PARAMETER DAN VERIFIKASI


TEGANGAN BUS

1. TUJUAN
1. Untuk Mengidentifikasi parameter komponen pelaralatan kelistrikan untuk analisis
aliran daya.
2. Untuk memverifikasi dan menghitung tegangan bus

2. LANGKAH PERCOBAAN

2.1 Lakukan identifikasi parameter generator


No. Generator PARAMETER Mode Operasi Keterangan

G1 MVA : 247.5 Swing Swing/voltag


PF 100% e Control
Rated kV 16.5
Eff 95%
Impedansi Xd” : 0%
X2 : 0,2%
Xo : 0,2%
G2 MVA : 192 Voltage Swing/voltag
PF 85% control e Control
Rated kV 18
Eff 95%
Impedansi Xd” : 0%
X2 : 0,6%
Xo : 0,6%
G3 MVA : 128 Voltage Swing/voltag
PF 85% control e Control
Rated kV 13.8
Eff 95%
Impedansi Xd” : 0%
X2 : 1,8%
Xo : 1,8%

2.1.1 PARAMETER RATING GENERATOR

2.1.2 PARAMETER IMP/MODEL GENERATOR


2.2 Catatlah paremeter Impedansi modelnya pada masing masing generatror
Dan jelaskan maksud dari parameter Generator tersebut
Impedansi Pengertian
Xd” Nilai dari reaktansi sub transient pada generator menentukan arus pada
1 cycle dari awal gangguan setelah 0,1 detik reaktansi menjadi naik.
(Xd”/Ra) Rasio dan parameter ketika digunakan untuk menghitung short circuit
pada siklus ½ dan pada siklus 1 ½ - 4 d1 jaringan
Ra% Resistansi pada armature generator dalam bentuk persen
Ra (ohm) Resistansi pada armature generator dalam bentuk ohm
X2 Reaktansi urutan negatif dalam bentuk persen, nilai X2 digunakan untuk
analisis harmonisa, analisa short circuit dan riset aliran beban tak
seimbang.
X2/R2 Rasio X/R urutan negatif
R2% Resistansi urutan negatif dalam bentuk atau satuan persen.
R2 (ohm) Resistansi urutan negatif dalam bentuk atau satuan ohm.
Xo Reaktansi urutan nol dalam bentuk persen, dan nilai ini digunakan untuk
gangguan ketidak seimbangan short circuit.
X0/R0 Rasio urutan nol X/R.
R0% Resistansi urutan nol dalam bentuk persen.
X/R Rasio aramature (X’’/Ra) nilai tersebut digunakan untuk menghitung
short circuit dan digunakan untuk siklus ½ dan 1 ½ - 4 siklus pada
jaringan.
H Merupakan inersia pada mesin tersebut.
Xd” Pengaturan nilai reaktansi pada saat perhitungan short circuit.
tolerance
2.3 Lakukan identifikasi parameter Transformator DAN Tabel kan
No. Jenis PARAMETER Impedasi TAP Grounding
Koneksi
Traf
o
T1 Wye - Rated kV 230 / 16,5 %Z (+) : 5,76 Wye – Solid
Delta kV
MVA : (0) : 5,76
100 MVA
%X X/R (+) : 1000 Delta
(+) 5,76 %
(0) : 100
(0) 5,76 %
R/X (+) : 0,001
(0) : 0,01
%X (+) : 5,76 %
(0) : 5,76 %
%R (+) : 0,006 %
(0) : 0,058 %
T2 Wye - Rated kV 230 / 18 kV %Z (+) : 6,25 Wye – Solid
Delta MVA : 100 MVA (0) : 6,25
%X (+) 6,25 % X/R (+) : 1000 Delta
(0) 6,25 % (0) : 100
R/X (+) : 0,001
(0) : 0,01
%X (+) : 6,25 %
(0) : 6,25 %
%R (+) : 0,006 %
(0) : 0,062 %
T3 Wye - Rated kV 230 / 13,8 %Z (+) : 5,86 Wye – Solid
Delta MVA : kV (0) : 5,86
%X 100 MVA X/R (+) : 1000 Delta
(+) 5,86 % (0) : 100
(0) 5,86 % R/X (+) : 0,001
(0) : 0,01
%X (+) : 5,86 %
(0) : 5,86 %
%R (+) : 0,006 %
(0) : 0,059 %
2.3.1 PARAMETER RATING TRAFO
2.3.2 PARAMETER IMPEDANSI TRAFO

2.4 Jelaskan apa maksud dari parameter trafo tersebut


Impedansi Pengertian
kV Primer Tegangan pengenal belitan Primer dalam kV.
kV Tegangan pengenal belitan Sekunder dalam kV.
Sekunder
FLA (Full Menampilkan lilitan primer dan lilitan sekunder dengan beban penuh
Load ampere yang sesuai dengan peringkat daya terkecil dan terbesar untuk
Ampere) setiap transformator fase tunggal.
Bus kV Menampilkan kV nominal bus dari terminal primer dan sekunder yang
nom terhubung.
Rated Kapasitas transformator dan kemampuan yang disuplaynya.
(MVA)
Derated Menampilkan MVA yang diturunkan untuk setiap kelas / kenaikan
(MVA) suhu.
% Derating Menampilkan persentase penurunan daya untuk setiap kelas / kenaikan
suhu akibat tidak tersedianya peralatan pendingin, ketinggian instalasi,
dan suhu sekitar
Z Base Digunakan sebagai MVA dasar untuk impedansi transformator
(MVA)
Installation Digunakan untuk menentukan ketinggian dasar transformator
(Altitude)
Installation Digunakan untuk menentukan suhu dasar transformator
(Ambient
Temp.)
%Z Total impedansi trafo yang dihitung dari rasio nilai X dan R.
Ratio X/R Nilai-nilai ini digunakan dalam ETAP untuk menghitung resistansi
dan R/X belitan transformator dan reaktansi dari persen impedansi yang
diberikan.
%X dan Nilai-nilai ini dihitung dari persen impedansi yang diberikan
%R menggunakan rasio X / R dan R / X. Nilai-nilai ini juga dapat digunakan
untuk menghitung persen impedansi serta rasio resistansi dan reaktansi.
Z Variation Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi
transformator sehubungan dengan pengaturan tap. Jika nilai ini bukan
nol, maka impedans transformator 2-belitan terakhir akan dihitung
berdasarkan nilai impedans tap nominal (dimasukkan untuk Impedansi
Urutan Positif dan Nol,% bidang Z), posisi tap belitan primer dan
sekunder transformator (dari kedua tap tetap dan pengaturan tap LTC),
dan variasi impedansi pada tap -5% dan tap + 5%. Interpolasi linier
digunakan untuk menghitung impedans transformator akhir.
%Variation Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi
@-5% Tap transformator pada posisi tap -5%, dalam persen dari impedans
transformator pada posisi tap nominal. Nilai ini digunakan untuk
mengatur impedansi transformator karena perubahan keran belitan
primer dan sekunder.
%Variation Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi
@+5% Tap transformator pada posisi tap +5%, dalam persen dari impedans
transformator pada posisi tap nominal. Nilai ini digunakan untuk
mengatur impedansi transformator karena perubahan keran belitan
primer dan sekunder.
%Z Digunakan untuk menampilkan % Z pada -5% tap dan + 5% ta, dihitung
dengan % Variasi @ -5% tap dan % Variasi @ + 5% tap. Bidang ini
dapat diedit dan juga dapat digunakan untuk menghitung % Variasi @
-5% tap dan % Variasi @ + 5% tap dengan rumus yang sama yang
digunakan untuk menghitung % Z berdasarkan % Variasi.
Z Tolerance Masukkan toleransi impedansi transformator sebagai persentase dari
nilai nominal di bidang ini. Nilai ini harus nol untuk transformator
eksisting dengan nilai impedans yang diketahui. Untuk transformator
baru dengan nilai impedans yang ditentukan, ini harus berupa kisaran
toleransi impedansi yang ditentukan oleh pabrikan. Nilai toleransi harus
dimasukkan sebagai nilai positif dan ETAP secara otomatis akan
menggunakan nilai positif atau negatif, yang akan menghasilkan solusi
yang konservatif. Misalnya, jika toleransi 7,5% ditentukan, ETAP akan
menggunakan + 7,5% toleransi untuk aliran beban, start motor,
stabilitas dinamis, dan perhitungan harmonik, sementara menggunakan
-7,5% untuk perhitungan hubung singkat.
2.5 Lakukan identifikasi parameter Beban terpasang pada masin-masing BUS
BEBAN TIPE PARAMETERS
BEBAN
Load A Lump PF = 92,74 %,
200,552 MVA(186 MW+75 JMVAR)
Constant kVA Load ….%,
Rated kV = 230 kV
Laod B Lump PF = 94,65 %,
92,973 MVA(88 MW+30 JMVAR)
Constant kVA Load ….%,
Rated kV = 230 kV
Load C Lump PF = 94,37 %,
102,786 MVA(97 MW+34 JMVAR)
Constant kVA Load ….%,
Rated kV = 230 kV
2.5.1 PARAMETER BEBAN

2.6 Lakukan identifikasi parameter Saluran Transmisi Dan masukkan


parameter saluran transmisi beserta ukiuran panjang dan tipe
penghantarnya berdasakan tabel dibawah.
No. Hubungan tIpe PARAMETER
Salura dari dan ke kabel
n Bus
L1 Bus 4 ke ACSR Panjang 10000 ft
Bus 5 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+)1.65311
LAYER (-)1.65311
Swan #4 Y : (+) 10.9171
(-) 10.9171
R-T1 : (+) 4.11288
(-)4.11288
L2 Bus 4 ke ACSR Panjang 15000 ft
Bus 6 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+) 2.47967
LAYER (-) 2.47967
Swan #4 Y : (+) 16.3757
(-) 16.3757
R-T1 : (+) 6.16932
(-) 6.16932
L3 Bus 5 ke ACSR Panjang 20000 ft
Bus 7 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+) 3,30623
LAYER (-)3,30623
Swan #4 Y : (+) 21.8343
(-) 21.8343
R-T1 : (+) 8,22576
(-)8,22576
L4 Bus 6 ke ACSR Panjang 25000 ft
Bus 9 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+) 4.13279
LAYER (-) 4.13279
Swan #4 Y : (+) 27.2929
(-) 27.2929
R-T1 : (+) 10.2822
(-) 10.2822
L5 Bus 8 ke ACSR Panjang 30000 ft
Bus 9 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+) 4.95934
LAYER (-) 4.95934
Swan #4 Y : (+) 32.7514
(-) 32.7514
R-T1 : (+) 12.3386
(-) 12.3386
L6 Bus 7 ke ACSR Panjang 5000 ft
Bus 8 SOUTH kV 230 kV
WIRE/S Impedansi X : (+) 0,82656
LAYER (-) 0,82656
Swan #4 Y : (+) 5,45857
(-) 5,45857
R-T1 : (+) 2.05644
(-) 2.05644
Lakukan analisi Aliran daya pada kondisi beban yang terpasang (existing)

2.6.1 PENGHANTAR ACSR EPRI/S LAYER

2.6.2 ACSR SOUTHWIRE/S LAYER


2.6.3 ACSR T&D BOOK

Pembagian tugas untuk masing adalah sbagai berikur


LINE LINE LINE LINE LINE LINE TUGA
1 2 3 4 5 6 LOAD A LOAD B LOAD C SV
(FEE (FEE (FEE (FEET (FEE (FEE (MW+JMVa (MW+JMVa (MW+JMVa BUS
T) T) T) ) T) T) r) r) r)
YAN
NO G
. DICA
AB Jenis RI
S Penghantar

ACSR EPRI/S LAYER


3000 5000 6000
1 Turkey #6 10000 20000 0 40000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V4
2000 4000 5000
2 Swan #4 60000 10000 0 30000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V5
1000 3000 4000
3 Swanate #4 50000 60000 0 20000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V6
6000 2000 3000
4 Sparate #2 40000 50000 0 10000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V7
5000 1000 2000
5 Sparrow #2 30000 40000 0 60000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V8
4000 6000 1000
6 Robin 20000 30000 0 50000 0 0 126+j50 88+j30 97+j34 V9
1500 2500 3000
7 Raven 5000 10000 0 20000 0 0 186+j75 88+j30 97+j34 V4
1000 2000 2500
8 Quail 30000 5000 0 15000 0 0 186+j75 88+j30 97+j34 V5
1500 2000
9 Pigeon 10000 15000 5000 10000 0 0 186+j75 88+j30 97+j34 V6
1500 1000 1500
10 Penguin 5000 10000 0 20000 0 0 186+j75 88+j30 97+j34 V7
ACSR SOUTHWIRE/S LAYER
1500 2500 1000
11 Turkey #6 5000 10000 0 20000 0 0 186+j75 88+j30 97+j34 V8
2000 3000
12 Swan #4 10000 15000 0 25000 0 5000 186+j75 88+j30 97+j34 V9
2000 3000 1000
13 Swanate #4 40000 30000 0 5000 0 0 186+j75 232+j97 97+j34 V4
3000 1500
14 Sparate #2 50000 40000 0 10000 5000 0 186+j75 232+j97 97+j34 V5
4000 1000
15 Sparrow #2 60000 50000 0 15000 0 5000 186+j75 232+j97 97+j34 V6
5000 1500 1000
16 Robin 10000 60000 0 20000 0 0 186+j75 232+j97 97+j34 V7
6000 2000 1500
17 Raven 1/0 20000 10000 0 25000 0 0 186+j75 232+j97 97+j34 V8
1000 2500 2000
18 Quail 2/0 30000 20000 0 30000 0 0 186+j75 232+j97 97+j34 V9
4000 6000 1000
19 Pigeon 3/0 5000 10000 0 50000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V4
3000 5000 6000
20 Penguin 4/0 10000 15000 0 40000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V5
2000 4000 5000
21 Owl 15000 20000 0 30000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V6

T&D BOOK
1500 2000
22 Turkey #6 20000 25000 5000 10000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V7
3000 1000 1500
23 Swan 4-6 25000 30000 0 5000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V8
1000 1000
24 Swanate 4-7 10000 5000 0 15000 5000 0 186+j75 232+j97 140+j55 V9
3000 4000 3000
25 Sparrow 2-6 20000 25000 0 50000 0 0 186+j75 232+j97 140+j55 V4

3. TUGAS
Dengan Menggunakan Data dari tabel diatas

3.1 Pertama carilah matrik admitansi Bus untuk sistem 9 BUS


a. Zpu line
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L1 = X = 1,65311 x = j 0,0031249
2302 𝑘𝑉
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 4,11288 x = 0,77748
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L1 = j 0,0031249 + 0,77748 = 0,7774862 ∠89,77 o pu
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L2 = X = 2,47967 x = j 0,0046875
2302 𝑘𝑉
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 6.16932 x = 0,0116622
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L2 = j 0,0046875+ 0,0116622 = 0,01257∠21,9o pu
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L3 = X = 3,30623 x 2302 𝑘𝑉 = j 0,00624996
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 8,22576 x = 0,0155496
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L3 = j 0,00624996 + 0,0155496 = 0,0168∠ 21,9o pu
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L4 = X = 4.13279 x = j 0,0078125
2302 𝑘𝑉
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 10.2822 x = 0,01944
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L4 = j 0,0078125 + 0,01944 = 0,02095∠ 21,89o pu
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L5 = X = 4.95934 x 2302 𝑘𝑉 = j 0,009375
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 12.3386 x = 0,02332
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L5 = j 0,009375 + 0,02332 = 0,02513∠ 21,9o pu
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu L6 = X = 0,82656 x 2 = j 0,001562
230 𝑘𝑉
100 𝑀𝑉𝐴
= R = 2.05644 x = 0,003887
2302 𝑘𝑉
Jadi Zpu L6 = j 0,001562 + 0,003887 = 0,004189∠ 21,89o pu
b. Zpu Generator
100 𝑀𝑉𝐴 16,5 𝑘𝑉
Zpu G1 = X2 = 0,18 x 247,5 𝑀𝑉𝐴 x (16,5 𝑘𝑉)2 = j 0,073
100 𝑀𝑉𝐴 16,5 𝑘𝑉
= Ra = 0,011 x x (16,5 𝑘𝑉)2 = 0,0044
247,5 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu G1 = j 0,073 + 0,0044 = 0,073∠86,55 o pu
100 𝑀𝑉𝐴 18 𝑘𝑉
Zpu G2 = X2 = 0,18 x 192 𝑀𝑉𝐴 x (18 𝑘𝑉)2 = j 0,09375
100 𝑀𝑉𝐴 18 𝑘𝑉
= Ra = 0,016875 x x (18 𝑘𝑉)2 = 0,00879
192 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu G2 = j 0,09375 + 0,00879= 0,0942∠ 84,64 o pu
100 𝑀𝑉𝐴 13,8 𝑘𝑉
Zpu G3 = X2 = 0,18 x 128 𝑀𝑉𝐴 x (13,8 𝑘𝑉)2 = j 0,1406
100 𝑀𝑉𝐴 13,8 𝑘𝑉
= Ra = 0,014878 x x (13,8 𝑘𝑉)2 = 0,01162
128 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu G3 = j 0,1406 + 0,01162= 0,1411∠ 85,28o pu
c. Trafo
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
Zpu T1 = %X = 0,05758 x 100 𝑀𝑉𝐴 x (230 𝑘𝑉)2 = j 0,05758
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
= %R = 0,00169 x x (230 𝑘𝑉 )2 = 0,00169
100 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu T1 = j 0,05758 + 0,00169 = 0,058∠88,32 o pu
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
Zpu T2 = %X = 0,06247 x 100 𝑀𝑉𝐴 x (230 𝑘𝑉)2 = j 0,06247
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
= %R = 0,00183 x x (230 𝑘𝑉 )2 = 0,00183
100 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu T2 = j 0,06247 + 0,00183 = 0,0625∠ 88,32o pu
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
Zpu T3 = %X = 0,05857 x 100 𝑀𝑉𝐴 x (230 𝑘𝑉)2 = j 0,05857
100 𝑀𝑉𝐴 230 𝑘𝑉
= %R = 0,00172 x x (230 𝑘𝑉 )2 = 0,00172
100 𝑀𝑉𝐴
Jadi Zpu T3 = j 0,05857 + 0,00172 = 0,0586∠ 88,32o pu
d. Zpu Load
Load 1
cos phi = 0,9274
phi = 21,97
2302 𝑘𝑉
Zreal load = 200,552 𝑀𝑉𝐴 ∠−21,97 = 263,77 ∠ 21,97 Ω
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu Load 1 = (263,77 ∠ 21,97) x = 0,499 ∠ 21,97 pu
2302 𝑘𝑉
Load 2
cos phi = 0,9465
phi = 18,83
2302 𝑘𝑉
Zreal load = 92,973 𝑀𝑉𝐴 ∠−18,83 = 568,98 ∠ 18,83 Ω
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu Load 2 = (568,98 ∠ 18,83) x = 1,076 ∠ 18,83 pu
2302 𝑘𝑉
Load 3
cos phi = 0,9437
phi = 19,32
2302 𝑘𝑉
Zreal load = 102,786 𝑀𝑉𝐴 ∠−19,32 = 514,662 ∠ 19,32 Ω
100 𝑀𝑉𝐴
Zpu Load 2 = (514,662 ∠ 19,32) x = 0,973 ∠ 19,32 pu
2302 𝑘𝑉
e. Nilai Y tiap komponen
1 1
= 0,073∠86,55 o = 13,699∠-86,55o
𝑍 𝐺1
1 1
= = 10,616∠-84,64o
𝑍 𝐺2 0,0942∠ 84,64 o
1 1
= 0,1411∠ 85,28o = 7,087∠-85,28o
𝑍 𝐺3
1 1
= 0,058∠88,32 o = 17,241∠-88,32o
𝑍 𝑇1
1 1
= 0,0625∠ 88,32o = 16∠-88,32o
𝑍 𝑇2
1 1
= 0,0586∠ 88,32o = 17,065∠-88,32o
𝑍 𝑇3
1 1
= 0,7774862 ∠89,77 o = 1,286∠-89,77o
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 1
1 1
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 2
= 0,01257∠21,9o = 79,554∠-21,9o
1 1
= 0,0168∠ 21,9o = 59,524 ∠-21,9o
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 3
1 1
= = 47,732 ∠-21,89o
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 4 0,02095∠ 21,89o
1 1
= 0,02513∠ 21,9o = 39,793 ∠-21,9o
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 5
1 1
= 0,004189∠ 21,89o = 238,72∠-21,89o
𝑍 𝐿𝑖𝑛𝑒 6
1 1
= 0,499 ∠ 21,97o = 2,004∠-21,97o
𝑍𝑝𝑢 𝐿𝑜𝑎𝑑 1
1 1
= 1,076 ∠ 18,83o = 0,929∠-18,83o
𝑍𝑝𝑢 𝐿𝑜𝑎𝑑 2
1 1
𝑍𝑝𝑢 𝐿𝑜𝑎𝑑 3
= 0,973 ∠ 19,32o = 1,028∠-19,32o
f. Admitansi Bus
Bus 1
Y11 = Y10 + Y14 = (13,699∠-86,55o) + (17,241∠-88,32o) = 30,936∠-87,54o
Y14 = Y41 = -y14 = -1(17,241∠-88,32o) = 17,241∠91,68 o
Bus 2
Y22 = Y20 + Y27 = (10,616∠-84,64o) + (16∠-88,32o) = 26,602∠-86,85o
Y27 = Y72 = -y27 = -1(16∠-88,32o) = 16∠91,68 o
Bus 3
Y33 = Y30 + Y39 = (7,087∠-85,28o) + (17,065∠-88,32o) = 24,144∠-87,43o
Y39 = Y93 = -y39 = -1(17,065∠-88,32o) = 17,065∠91,68 o
Bus 4
Y41 = Y14 = 17,241∠91,68 o
Y45 = Y54 = -y45 = -(1,286∠-89,77o) = 1,286∠90,23 o
Y46 = Y64 = -y46 = -(79,554∠-21,9o) = 79,554∠158,1o
Y44 = Y14 + Y54 + Y46 = (17,241∠-88,32o) + (1,286∠-89,77o) + (79,554∠-21,9o) =
88,58∠-32,96o
Bus 5
Y54 = Y45 = 1,286∠90,23 o
Y57 = Y75 = -y57 = -(59,524 ∠-21,9o) = 59,524∠158,1o
Y55 = Y50 + Y54 + Y57 = (0,929∠-18,83o) + (1,286∠-89,77o) + (59,524 ∠-21,9o) =
60,95∠-22,97o
Bus 6
Y64 = Y46 = -y64 = -(79,554∠-21,9o) = 79,554∠158,1o
Y69 = Y96 = -y69 = -(47,732 ∠-21,89o) = 47,732∠158,11o
Y66 = Y60 + Y64 + Y69 = (0,929∠-18,83o) + (79,554∠-21,9o) = 80,48∠-21,86o
Bus 7
Y72 = Y27 = 16∠91,68 o
Y75 = Y57 = 59,524∠158,1o
Y78 = Y87 = -y78 = -(238,72∠-21,89o) = 238,72∠158,11o
Y77 = Y72 + Y75 + Y78 = (16∠-88,32o) + (59,524 ∠-21,9o) + (238,72∠-21,89o) =
304,995∠-24,65o
Bus 8
Y87 = Y78 = 238,72∠158,11o
Y89 = Y98 = -y89 = -(39,793 ∠-21,9o) = 39,793∠158,1o
Y88 = Y80 + Y87 + Y89 = (1,028∠-19,32o) + (238,72∠-21,89o) + (39,793 ∠-21,9o) =
279,54∠-21,88o
Bus 9
Y93 = Y39 = 17,065∠91,68 o
Y96 = Y69 = 47,732∠158,11o
Y98 = Y89 = 39,793∠158,1o
Y99 = Y93 + Y96 + Y98 = (17,065∠-88,32o) + (47,732∠-21,89o) + (39,793 ∠-21,9o) =
95,64∠-31,31o
3.2 Kemudian cari tegangan Bus dengan menggunakan persamaan

V3 = 1,025 ∠-0,89o
V6 = 0,9901 ∠-3,66o
V8 = 0,9982 ∠-3,48o
S9 = 0
S9* =0
o
V = 1 ∠0
1 S9∗
V9 = 𝑌 99 [ 𝑉 - Y93V3 – Y96V6 – Y98V8]
1 0
= [ - (17,065∠91,68 o x 1,025 ∠-0,89o) – (47,732∠158,11o x 0,9901
95,64∠−31,31o 1 ∠0o
∠- 3,66o) - ( 39,793∠158,1o x 0,9982 ∠-3,48o)]
1 0
= [ - (17,49∠90,79 o) – (47,259∠154,45 o) – (39,72∠154,62 o)]
95,64∠−31,31o 1 ∠0o
1
= 95,64∠−31,31o [0 - (17,49∠90,79 o) – (47,259∠154,45 o) – (39,72∠154,62 o)]
1
= 95,64∠−31,31o [96,009∠-34,88 o]
= 1,0038 ∠-3,57 o
3.3 Kemudian Verifikasi tegangan hasil simulasi dengan perhitungan .
GAMBAR TERLAMPIR

4. ANALISIS DAN KESIMPULAN


4.1 Buatlah analisis dan kesimpulan dari yang saudara kerjakan
Analisa
Dari hasil perhitungan tegangan bus V9 yang dihitung diperoleh hasil sebesar 1,0038
∠-3,57o, sedangkan besar nilai V9 pada aplikasi ETAP adalah sebesar 1,0069 ∠-3,66o.
Perbedaan besar nilai V9 tidak berbeda terlalu jauh yaitu berbeda sekitar 0,0031∠-0,09o,
dimana hasil tersebut bisa dipengaruhi oleh hasil pembulatan bilangan pada saat perhitungan
sehingga diperoleh hasil yang berbeda.
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan manual dan ETAP kemungkinan besar akan
berbeda. Jika perbedaan tidak terlalu jauh atau cenderung hamper mendekati sama maka
proses perhitungan baik dan benar serta begitu pula sebaliknya jika perbedaan nilai jauh
maka proses perhitungan perlu dicek kembali

Anda mungkin juga menyukai