Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN 1

IDENTIFIKASI PARAMETER DAN VERIFIKASI TEGANGAN BUS

1. TUJUAN
1) Untuk mengindentifikasi parameter komponen peralatan kelistrikan untuk analisa aliran
daya
2) Untuk memverifikasi dan menghitung tegangan bus

2. LANGKAH PERCOBAAN
2.1 INDENTIFIKASI PARAMETER GENERATOR

GENERATOR PARAMETER MODE KETERANGAN Ground


OPERASI
MVA: 247,5 SWING SWING/VOLTAGE Y-solid
G1 PF: 1 CONTROL
RATED KV: 16,5
EFF 95%
IMPEDANSI Xd” : 0%
X2 : 0,2%
Xo : 0,2%

MVA: 192 VOLTAGE SWING/VOLTAGE Y-solid


G2 PF: 0,85 CONTROL CONTROL
RATED KV: 18
EFF 95%
IMPEDANSI Xd” : 0%
X2 : 0,6%
Xo : 0,6%
MVA: 128 VOLTAGE SWING/VOLTAGE Y-solid
G3 PF: 0,85 CONTROL CONTROL

RATED KV: 13,8


EFF 95%
IMPEDANSI
Xd” :0%
X2 : 1,8%
Xo : 1,8%

2.1.1 Info
Pada info sendiri terdapat
ID untuk mengetahui jenis dan nomor perangkat
BUS untuk mengetahui bus yang tersambung pada perangkat
Condition untuk memberi penanda pada saat keaadan service in/out
Configuration berisi beberapa data yaitu :
Swing : untuk memenuhi kekurangan aliran daya pada sistem dimana nilai sudut
tegangan generator terjaga pada kondisi tertentu.(sebagai referensi seluruh sistem)
Voltage Control : dilengkapi dengan AVR yang mengatur exciter untuk beroperasi
pada tengangan konstan
MVAR Control :pengaturan exciter dengan tengangan konstan tanpa AVR
PF Control : keluaran generator MW sama dengan pengaturan MW .exciter
menyesuaikan pengaturan faktor daya sehingga keluaran generator dan pf konstan

2.1.2 rating
MW=rating kapasitas daya dalam satuan MW generator
KV = rating tegangan Generator
Pf=nilai power factor generator
MVA = rating kapasitas daya dalam satuan MVA generator
Eff=effisiensi Generator
Poles = jumlah kutub /pole pada generator

2.1.3 parameter
Xd” : Nilai dari reaktansi sub transient pada generator menentukan arus pada 1 cycle dari
awal gangguan setelah 0,1 detik reaktansi menjadi naik.
(Xd”/Ra) : Rasio dan parameter ketika digunakan untuk menghitung short circuit pada siklus
½ dan pada siklus 1 ½ - 4 d1 jaringan.
Ra% : Resistansi pada armature generator dalam bentuk persen.
Ra (ohm) : Resistansi pada armature generator dalam bentuk ohm.
X2 : Reaktansi urutan negatif dalam bentuk persen, nilai X2 digunakan untuk analisis
harmonisa, analisa short circuit dan riset aliran beban tak seimbang.
X2/R2 : Rasio X/R urutan negatif.
R2% : Resistansi urutan negatif dalam bentuk atau satuan persen.
R2 ohm : Resistansi urutan negatif dalam bentuk atau satuan ohm.
Xo : Reaktansi urutan nol dalam bentuk persen, dan nilai ini digunakan untuk gangguan
ketidak seimbangan short circuit.
X0/R0 : Rasio urutan nol X/R.
R0% : Resistansi urutan nol dalam bentuk persen.
X/R : Rasio aramature (X’’/Ra) nilai tersebut digunakan untuk menghitung short circuit dan
digunakan untuk siklus ½ dan 1 ½ - 4 siklus pada jaringan.
H : Merupakan inersia pada mesin tersebut.
Xd” tolerance : Pengaturan nilai reaktansi pada saat perhitungan short circuit.

2.1.4 grounding

2.2 INDENTIFIKASI PARAMETER TRAFO

TRAFO JENIS PARAMETER IMPEDANSI TAP GROUNDING


KONEKSI
1 shell KV 230/16,5 KV 0,001 1 Y-SOLID
MVA 100
%X 5,76
2 Shell KV 18/230 KV 0,001 1 Y-SOLID
MVA 100
%X 6,25
3 Shell KV 13,8/230 KV 0,001 1 Y-SOLID
MVA 100
%X 5,86

2.2.1 info
ID: informasi perangkat dan nomor perangkat
Prim/sec : berisikan informasi sisi primer dan sekunder pada trafo
Standart : berisikan informasi standart yang digunakan(ANSI/IEC)
equipment : berisi informasi tag,Name,description pada trafo
Connection : berisikan informasi sambungan yang digunakan trafo
Condition : berisikan informasi tentang trafo saat kondisi in/out service
State : berisikan data mengenai keadaan trafo
2.2.2 Parameter trafo

Impedance berisikan data pu awal ( %z) dan pu baru(R/x ,R%) yang dapat diatur
Sedangkan untuk typical digunakan untuk mengisi data default yang tersimpan
di ETAP.

kV Primer : Tegangan pengenal belitan Primer dalam kV.


kV Sekunder : Tegangan pengenal belitan Sekunder dalam kV.
FLA ( Full Load Ampere ) : Menampilkan lilitan primer dan lilitan sekunder dengan beban
penuh ampere yang sesuai dengan peringkat daya terkecil dan
terbesar untuk setiap transformator fase tunggal.
Bus kVnom : Menampilkan kV nominal bus dari terminal primer dan sekunder yang
terhubung.
Rated ( MVA ) : Kapasitas transformator dan kemampuan yang disuplaynya.
Derated ( MVA ): Menampilkan MVA yang diturunkan untuk setiap kelas / kenaikan suhu.
% Derating : Menampilkan persentase penurunan daya untuk setiap kelas / kenaikan suhu
akibat tidak tersedianya peralatan pendingin, ketinggian instalasi, dan suhu
sekitar.
Z Base ( MVA ) : Digunakan sebagai MVA dasar untuk impedansi transformator.
Installation ( Altitude ) : Digunakan untuk menentukan ketinggian dasar transformator.
Installation ( Ambient Temp. ) : Digunakan untuk menentukan suhu dasar transformator.

% Z : Total impedansi trafo yang dihitung dari rasio nilai X dan R.


Rasio X / R and R / X : Nilai-nilai ini digunakan dalam ETAP untuk menghitung resistansi
belitan transformator dan reaktansi dari persen impedansi yang
diberikan.
% X and % R : Nilai-nilai ini dihitung dari persen impedansi yang diberikan menggunakan
rasio X / R dan R / X. Nilai-nilai ini juga dapat digunakan untuk
menghitung persen impedansi serta rasio resistansi dan reaktansi.
Z Variation : Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi transformator
sehubungan dengan pengaturan tap. Jika nilai ini bukan nol, maka impedans
transformator 2-belitan terakhir akan dihitung berdasarkan nilai impedans tap
nominal (dimasukkan untuk Impedansi Urutan Positif dan Nol,% bidang Z),
posisi tap belitan primer dan sekunder transformator (dari kedua tap tetap dan
pengaturan tap LTC), dan variasi impedansi pada tap -5% dan tap + 5%.
Interpolasi linier digunakan untuk menghitung impedans transformator akhir.
% Variation @ -5% Tap : Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi
transformator pada posisi tap -5%, dalam persen dari impedans
transformator pada posisi tap nominal. Nilai ini digunakan untuk
mengatur impedansi transformator karena perubahan keran belitan
primer dan sekunder.
% Variation @ +5% Tap : Gunakan bidang ini untuk memasukkan variasi impedansi
transformator pada posisi tap +5%, dalam persen dari impedans
transformator pada posisi tap nominal. Nilai ini digunakan untuk
mengatur impedansi transformator karena perubahan keran belitan
primer dan sekunder.
% Z : Digunakan untuk menampilkan % Z pada -5% tap dan + 5% ta, dihitung dengan %
Variasi @ -5% tap dan % Variasi @ + 5% tap. Bidang ini dapat diedit dan juga dapat
digunakan untuk menghitung % Variasi @ -5% tap dan % Variasi @ + 5% tap dengan
rumus yang sama yang digunakan untuk menghitung % Z berdasarkan % Variasi.
Z Tolerance : Masukkan toleransi impedansi transformator sebagai persentase dari nilai
nominal di bidang ini. Nilai ini harus nol untuk transformator eksisting dengan
nilai impedans yang diketahui. Untuk transformator baru dengan nilai impedans
yang ditentukan, ini harus berupa kisaran toleransi impedansi yang ditentukan
oleh pabrikan. Nilai toleransi harus dimasukkan sebagai nilai positif dan ETAP
secara otomatis akan menggunakan nilai positif atau negatif, yang akan
menghasilkan solusi yang konservatif. Misalnya, jika toleransi 7,5% ditentukan,
ETAP akan menggunakan + 7,5% toleransi untuk aliran beban, start motor,
stabilitas dinamis, dan perhitungan harmonik, sementara menggunakan -7,5%
untuk perhitungan hubung singkat.
No Load Test Data : Nilai data hanya digunakan untuk aliran beban yang tidak seimbang,
yang berisi :
% FLA : Urutan positif / nol tanpa arus beban dalam persentase Ampere
Beban Penuh transformator.
kW : Urutan positif / nol tidak ada kehilangan daya beban dalam kW.
% G : Konduktansi shunt urutan positif / nol dalam persentase.
% B : Susceptansi shunt urutan positif / nol dalam persentase.
2.3 IDENTIFIKASI PARAMETER LOAD

BEBAN TIPE BEBAN PARAMETER


STATISTIC LOAD PF 92,85%
LOAD A MVA 186+J75
CONSTANT KVA 135532
RATED KV 230 KV
STATISTIC LOAD PF 94,87 %
LOAD B MVA 232+J97
CONSTANT KVA 92449
RATED KV 230
STATISTIC LOAD PF 94,39%
LOAD C MVA 140+J55
CONSTANT KVA 102637
RATED KV 230
2.3.1 PARAMETER BEBAN

Pada parameter berisikan data tegangan (kv) daya(MVA,MW,MWAR) ,power


factor ,arus yang mengalir pada beban,serta jenis grounding yang digunakan dan
impedansi beban.
2.4 INDENTIFIKASI PARAMETER LINE

Saluran BUS-BUS Tipe kabel parameter


1 5-4 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 20.000
Kv 230/230
Mva
X% 44,9654
2 4-6 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 25.000
Kv 230/230
Mva
X% 48,668
3 7-5 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 5.000
Kv 230/230
Mva
X% 85,93
4 9-6 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 10.000
Kv 230/230
Mva
X% 53,3232
5 9-8 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 15.000
Kv 230/230
Mva
X%
6 8-7 Acsr turkey #6 Panjang(feet) 20.000
Kv 230/230
Mva
X% 38,088

2.4.1 INFO line/transmisi


ID: berfungsi sebagai identitas line

From/to: untuk menunjukan dari dan kemana arah transmisi

equipment : berisi informasi tag,Name,description pada transmisi


Condition : berisikan informasi tentang transmisi saat kondisi in/out service
State : berisikan data mengenai keadaan transmisi
Length: berisi tentang panjang suatu transmisi ,satuan panjang,dan toleransi

2.4.2 PARAMETER TRANSMISI


Berisikan data jenis,frekuensi ,suhu,serta standart kabel.

Pada conductor library sendiri berisi data pabrikan kabel yang diatur secara
default.
2.4.3 IMPEDANSI TRANSMISI

Pada gambar diatas berisikan impedansi urutan positif,negatif dan urutan nol.
Dengan Menggunakan Data dari tabel diatas

1.1 Pertama carilah matrik admitansi Bus untuk sistem 9 BUS


 MVA Base= 100 MVA
 KV Base Zona 1 = 16,5
 KV Base Zona 2 = 230
 KV Base Zona 3 = 18
 KV Base Zona 4 = 13,8

1. Menghitung Zpu Trafo


 Zpu Trafo 1
Mva baru K V lama2 100 16,52
Xpu baru = Xpu lama × Xpu baru = 0,0576 ×
Mva Lama KV baru 2 100 2302
= j0,004132 pu
 Zpu Trafo 2
Mva baru K V lama2
Xpu baru = Xpu lama ×
Mva Lama KV baru 2
2
100 18
Xpu baru = 0,0625 ×
100 2302
= j0,004891 pu

 Zpu Trafo 3
2
Mva baru K V lama
Xpu baru = Xpu lama ×
Mva Lama KV baru 2
2
100 16,5
Xpu baru = 0,0586 ×
100 2302
= j0,005316 pu
2. Menghitung Zpu Line
KVbase2 2302
Z base= = =529
MVAbase 100
Z line = 0,57+j7,8/miles

20.000
 Z line 1 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 1 = 2,159091+j29,545455=29,62424 ∠85,82043 ° Ω
Nilai Aktual 29,62424 ∠85,82043° Ω
Zpu Line 1 = =
Zbase 529
Zpu Line 1 = 0,004081+j0,055851 ¿ 0,056 ∠85,82043 ° Pu

25000
 Z line 2 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 2 = 2,698864 +j 36,93181818=37,0303 ∠ 85,82043° Ω
Nilai Aktual 37,0303∠ 85,82043 ° Ω
Zpu Line 2 = =
Zbase 529
Zpu Line 2 = 0,005102+j0,069814401 ¿ 0,070001 ∠85,82043° Pu
60000
 Z line 3 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 3 = 0,539773+j 7,386363636 =7,40606 ∠ 85,82043 ° Ω
Nilai Aktual 7,40606∠ 85,82043 ° Ω
Zpu Line 3 = =
Zbase 529
Zpu Line 3 = 0,00102 +j0,01396288 ¿ 0,014 ∠85,82043 ° Pu

25000
 Z line 4 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 4 = 1,079545 +j 14,77272727 =14,81212∠ 85,82043° Ω
Nilai Aktual 14,81212∠85,82043 ° Ω
Zpu Line 4 = =
Zbase 529
Zpu Line 4 = 0,002041 +j0,02792576 ¿ 0,028 ∠85,82043 ° Pu

20000
 Z line 5 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 5 = 1,619318 +j 22,15909091=22,21818 ∠85,82043° Ω
Nilai Aktual 29,62424 ∠85,82043° Ω
Zpu Line 5 = =
Zbase 529
Zpu Line 5 = 0,003061 +j0,041888641 ¿ 0,042 ∠85,82043° Pu

15000
 Z line 6 = × ( 0,57+ j 7,8 )
5280
Z line 6 = 2,159091 +j 29,54545455 =29,6242 ∠ 85,82043° Ω
Nilai Aktual 29,6242∠ 85,82043 ° Ω
Zpu Line 6 = =
Zbase 529
Zpu Line 6 = 0,004081 +j0,055851521 ¿ 0,056 ∠85,82043 ° Pu

( )
Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 15 Y 16 Y 17 Y 18 Y 19
Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 25 Y 26 Y 27 Y 28 Y 29
Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 35 Y 36 Y 37 Y 38 Y 39
Y 41 Y 42 Y 43 Y 44 Y 45 Y 46 Y 47 Y 48 Y 49
Y = Y 51 Y 52 Y 53 Y 54 Y 55 Y 56 Y 57 Y 58 Y 59
Y 61 Y 62 Y 63 Y 64 Y 65 Y 66 Y 67 Y 68 Y 69
Y 71 Y 72 Y 73 Y 74 Y 75 Y 76 Y 77 Y 78 Y 79
Y 81 Y 82 Y 83 Y 84 Y 85 Y 86 Y 87 Y 88 Y 89
Y 91 Y 92 Y 93 Y 94 Y 95 Y 96 Y 97 Y 98 Y 99
( )
Y 11 0 0 Y 14 0 0 0 0 0
0 Y 22 0 0 0 0 0 0 Y 29
0 0 Y 33 0 0 0 Y 37 0 0
Y 41 0 0 Y 44 Y 45 Y 46 0 0 0
Y= 0 0 0 Y 54 Y 55 0 Y 75 0 0
0 0 0 Y 64 0 Y 66 0 0 Y 69
0 0 Y 73 0 Y 75 0 Y 77 Y 78 0
0 0 0 0 0 0 Y 87 Y 88 Y 89
0 Y 92 0 Y 96 0 0 0 Y 98 Y 99

Y 11=Y 14=Y 41=0.004132 ∠−90


Y 22=Y 27=Y 72=0.004891∠−90
Y 33=Y 39=Y 93=0,003516 ∠−90
Y 44=32,14673 ∠−4,56
Y 55=89,28499 ∠−4,56
Y 66=49,996−4,56
Y 77=−95,24084 ∠−4,43
Y 88=41,66633 ∠−¿ 4,493
Y 99=53,571 ∠−2,99
Y 45=Y 54=−17,857∠−85,204
Y 46=Y 64=−14,286 ∠−85,204Y 57=Y 75=−71,427 ∠−85,204
Y 69=Y 96=−35,714 ∠−85,204
Y 78=Y 87=−23,803 ∠−85,204
Y 89=Y 98=−17,857 ∠−85,204
Y 73=Y 37=−0,003516 ∠−90

Kemudian cari tegangan Bus dengan menggunakan persamaan


V8=0,079←13,5

V5=0,076←19

V3=0,0789←14

1
V7 = ¿
Y 77
1
= ¿
95,24084 ∠−4,43
1
= (-7,15576<-306,908)
−95,24084 ∠−4,43
= 0,078913<302 ,479 o
0,7891
% Error= × 100 %=1,000127 %
0,789
Nilai presentase tegangan dari perhitungan dan simulasi sama.. Pada simulasi kita dapat
mengetahui bahwa nilai transmisi dipengaruhi oleh jenis kabel dan panjang transmisi.
Semakin panjang transmisi maka drop tegangan akan naik dan nilai impedansipun juga naik.

Hal ini berpengaruh juga pada tegangan pada masing-masing bus, semakin banyak
sambungan transmisi atau beban maka nilai tengangan akan semakin turun.

Anda mungkin juga menyukai