JUDUL INOVASI
NAMA INOVATOR:
Telp./HP : 088803581269
E-mail :
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN
MENGIKUTI LOMBA KARYA INOVASI TEKNOLOGI POLTEKAD
TAHUN 2022
Bersedia mengikuti Lomba Karya Inovasi Teknologi Poltekad Tahun 2022 dan
menyatakan bahwa lnovasi Teknologi yang diusulkan untuk diperlombakan belum pernah
dipublikasikan/dibuat sebelumnya serta merupakan hasil karya/ide/gagasan sendiri.
Demikian pernyataan ini kami buat, apabila terbukti dikemudian hari terjadi
permasalahan dengan originalitas, kami bersedia menerima sanksi berupa digugurkan
sebagai pemenang juara.
Pengusul,
SURAT PERNYATAAN
MENGIKUTI LOMBA KARYA INOVASI TEKNOLOGI POLTEKAD
TAHUN 2022
Bersedia mengikuti Lomba Karya Inovasi Teknologi Poltekad Tahun 2022 dan
menyatakan bahwa lnovasi Teknologi yang diusulkan untuk diperlombakan belum pernah
dipublikasikan/dibuat sebelumnya serta merupakan hasil karya/ide/gagasan sendiri.
Demikian pernyataan ini kami buat, apabila terbukti dikemudian hari terjadi
permasalahan dengan originalitas, kami bersedia menerima sanksi berupa digugurkan
sebagai pemenang juara.
Pengusul,
SURAT PERNYATAAN
MENGIKUTI LOMBA KARYA INOVASI TEKNOLOGI POLTEKAD
TAHUN 2022
Alamat Email :
Bersedia mengikuti Lomba Karya Inovasi Teknologi Poltekad Tahun 2022 dan
menyatakan bahwa lnovasi Teknologi yang diusulkan untuk diperlombakan belum pernah
dipublikasikan/dibuat sebelumnya serta merupakan hasil karya/ide/gagasan sendiri.
Demikian pernyataan ini kami buat, apabila terbukti dikemudian hari terjadi
permasalahan dengan originalitas, kami bersedia menerima sanksi berupa digugurkan
sebagai pemenang juara
Pengusul,
SURAT PERNYATAAN
MENGIKUTI LOMBA KARYA INOVASI TEKNOLOGI POLTEKAD
TAHUN 2022
Bersedia mengikuti Lomba Karya Inovasi Teknologi Poltekad Tahun 2022 dan
menyatakan bahwa lnovasi Teknologi yang diusulkan untuk diperlombakan belum pernah
dipublikasikan/dibuat sebelumnya serta merupakan hasil karya/ide/gagasan sendiri.
Demikian pernyataan ini kami buat, apabila terbukti dikemudian hari terjadi
permasalahan dengan originalitas, kami bersedia menerima sanksi berupa digugurkan
sebagai pemenang juara.
Pengusul,
1 2 3
1. Nama/Judul Karya lnovasi Implementasi Automatic Transfer switch pada
Teknologi DC sistem
Inovator,
Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan baik dan tepat
waktu dengan judul “Implementasi Automatic Transfer Switch pada Sistem DC”.
Penulisan Naskah Karya Inovasi Teknologi ini dilakukan dalam rangka menyambut dies
natalis POLTEKAD KODILAKTAD yang ke 34 dan pekan teknologi. Kami menyadari
bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh karena itu, Kami
mengucapkan terima kasih kepada
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam penyusunan
Naskah Karya Inovasi Tenologi ini.
2. Politeknik Angkatan Darat selaku pihak penyelenggara lomba.
3. Bapak Brigjen TNI Dr.Nugraha Gumilar,M.Sc selaku Komandan Poltekad Kodilaktad.
4. Bapak Mohammad Noor Hidayat,S.T, M.sc, P.h.D selaku Dosen pembimbing dari
Politeknik Negeri Malang.
5. Teman satu tim yang membantu memberikan motivasi,arahan,usaha dan tenaga
sehingga dapat terciptanya suatu Naskah karya inovasi Teknologi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber energi terbarukan merupakan sumber energi primer yang dihasilkan dari
energi alam non fosil atau energi non konvensional. Sumber energi terbarukan dihasilkan
dari energi angin, air, geothermal, sinar matahari, biomassa, gelombang air laut, dan lain-
lain. Energi terbaruhkan terbarukan hadir sebagai solusi alternatif sebagai penganti energi
konvensional . Berbagai negara, termasuk indonesia turut serta dalam hal pengembangan
dan penerapan sumber energi tersebut, mengingat negara Indonesia adalah negara yang
beriklim tropis tentunya saat musim panas potensi sinar matahari sangat besar serta
potensi sumber air yang luas menjadi keuntungan yang sangat penting dan berharga
untuk penerapan energi non fosil tersebut[1].
Pada tahun ini negara Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Provinsi Bali
di mana salah satu topik pembahasannya bersangkutan dengan sustainable energy atau
energi berkelanjutan, untuk bidang ketenagalistrikan energi yang bersifat berkelanjutan
dapat dikembangkan melalui energi terbarukan yang diperoleh dari pemanfaatan
renewable energy[2]. Keuntungan paling utama dari energi non fosil ini untuk
meminimalisir emisi zat karbon dimana salah satu penyumbang polusi karbon dihasilkan
dari proses pembangkitan energi listrik fosil. Komitmen pemerintah dalam hal net zero
emission (netralisasi karbon) yang mentargetkan pada tahun 2060 teralisasi 100%, harus
mendapat dukungan penting oleh semua kalangan masyarakat baik dari instansi produksi
ataupun instansi akademisi.
Namun secara implementasi negara Indonesia untuk penerapan energi terbarukan
masih dalam proses peralihan sehingga masih bergantung pada energi konvensional.
Energi terbarukan saat ini banyak dikembangkan adalah energi dari sinar matahari,
mengingat potensi sumber energi dari matahari pada negara beriklim tropis sangat besar,
diberbagai daerah sudah mulai bermunculan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
bahkan dalam skala komersil atau rumah tinggal sudah banyak akan penggunaan PLTS
untuk penggunaan pribadi[3], [4].Sumber tegangan yang dihasilkan dari energi terbarukan
menghasilkan tegangan DC yang umumnya harus dikonversi menjadi tegangan AC untuk
bisa digunakan pada kelistrikan umum. Namun pada riset mengenai perbandingan
menggunakan tegangan AC dan DC dapat dianalisa bahwa penggunaan sistem DC lebih
menguntungkan karena mengurangi pemakaian adaptor dan inverter untuk perangkat-
perangkat elektronik[5]–[7].
Seiring dengan kelebihannya sistem dc, maka dilakukan pengembangan berupa
konverter DC-DC, DC house, smartwall outlet, hybrid system, dan backup system. Pada
naskah ini penulis akan membahas mengenai backup system pada sistem DC atau lebih
dikenal dengan automatic transfer switch atau ATS dimana sistem ATS ini terdiri dari
hybrid antara sumber energi terbarukan sebagai sumber prioritas dan energi konvensional
sebagai energi cadangan[8][9][10]. Pada sisi energi konvensional Juga dilengkapi dengan
sebuah baterai sebagai backup tambahan untuk antisipasi nilai tegangan dari energi non
konvensional yang menurun akibat dari intensitas sinar matahari atau intensitas
kecepatan angin yang tidak konstan, ataupun dimungkinkan terjadi pemadaman dari
sumber PLN akibat gangguan pada jaringan, maka backup baterai tentunya sangat
penting dalam perancangan sistem ATS ini. Adapun komponen-komponen yang terapat
pada ATS diantaranya sisi energi terbarukan terdapat sumber PV, wind turbine, MPPT
hybrid, dan baterai. Sedangkan sisi energi konvensional terdiri dari rectifier dan charger
control.
Cara kerja dari Automatic Transfer Switch adalah memanfaatkan tegangan DC 12
volt pada sisi energi terbaruhkan dan energi konvensional. Kondisi I suplai tegangan dari
energi terbaruhkan akan masuk ke MPPT, kemudian MPPT akan mengontrol untuk
proses baterai charge dan mensuplai tegangan menuju beban yang berskala prototype
rumah DC, suplai tegangan dari sumber non konvensional ini menjadi sumber suplai
tegangan prioritas utama disaat kondisi tegangan memenuhi kriteria meskipun kondisi
sumber PLN, baterai 1 dan baterai 2 dalam kondisi normal. saat kondisi sumber
tegangan PV dan wind turbine tidak tersedia maka suplai akan dibackup oleh baterai 1
beralih ke kondisi II. Pada kondisi II pemakaian baterai 1 untuk suplai tegangan terhadap
beban, dibatasi oleh depth of discard (DOD) yang terdapat pada spesifikasi baterai
tersebut, setelah baterai mencapai nilai DOD maka tegangan dari sumber energi
terbaruhkan berupa baterai 1 tersebut akan turun, sehingga saat tegangan baterai
mencapai 10v, kontrol arduino akan mendeteksi penurunan tegangan dari suplai sumber
baterai 1 tersebut, sehingga beralih pada kondisi III yaitu energi konvensional yaitu
sumber PLN akan mensuplai menuju beban. Dapat diketahui bahwa sumber PLN untuk
mensuplai beban perlu proses AC to DC oleh rectifier dari tegangan 220 VAC menjadi 12
VDC yang dilengkapi dengan charger control yang memiliki dua output diantaranya satu
output untuk mensuplai beban dan satu output lain untuk mensuplai baterai 2 untuk
proses charge baterai, saat kondisi sumber tegangan PLN tersedia maka switch terlebih
dahulu menuju beban dan apabila belum memenuhi kriteria maka akan masuk ke kondisi
IV. Kondisi IV yaitu baterai II akan mensuplai beban sebagai backup sumber PLN ketika
terjadi pemadaman.
Metode yang digunakan pada automatic transfer switch adalah logika switch case
statement yaitu metode yang digunakan untuk membuat keputusan sakelar transfer
otomatis. Pernyataan switch case adalah fungsi case sederhana yang mengeksekusi
salah satu dari beberapa blok kode berdasarkan kondisi sistem. Pernyataan kusus yang
digunakan adalah (if/else) menggunakan bahasa C dimana terdapat empat variable yaitu
hybrid, baterai 1, PLN, dan baterai 2. Bahasa tersebut akan diinput ke modul arduino
sebagai coding saklar transfer otomatis. Switch case statement berfungsi untuk
menyaring tegangan dari beberapa sumber yang terhubung ke sistem dengan kriteria
sumber tegangan output (hybrid, battery 1, PLN, battery 2) pada tegangan 12v, dan jika
tegangannya 10 v, maka tegangan sumber tegangan output adalah 0 dan dilewatkan dari
sistem sehingga tegangan input ke beban memenuhi kebutuhan suplai sistem DC.
Kontrol yang digunakan pada ATS menggunakan arduino sebagai media kontrol
switching antar power suplai. Pada penelitian sebelumnya ATS menggunakan Arduino
mega 2560 memiliki kemampuan membackup dengan kecepatan switching kurang dari
2,58 msec selama pemadaman listrik. Pada desain yang dibuat pada projek ATS
menggunakan Arduino mega 2560 menggunakan metode switch case statement dengan
sistem monitoring data yang menampilkan pengukuran pada energi terbaruhkan, energi
konvensional dan beban. ATS ini didesain sesederhana mungkin serta
mempertimbangkan aspek dari sistem DC yaitu energi listrik DC yang dikirim ke
pengguna dengan energi yang minim losses, aman untuk pengguna, kualitas tegangan
yang terjaga, ekonomis, dan memiliki perlindungan terhadap lonjakan arus.
1.2 Rumusan Masalah
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
Pembahasan
Sakelar transfer otomatis, juga dikenal sebagai ATS, adalah variasi dari
pengembangan COS, atau change over. umumnya dilengkapi dengan beberapa
mekanisme kontrol untuk secara otomatis beralih dari utilitas ke catu daya darurat, dan
sebaliknya. Pada sistem DC, saklar pemindah otomatis dihubungkan dengan empat
sumber daya, yaitu sumber daya dari sisi hybrid, dan energi konvensional yang masing-
masing dilengkapi dengan baterai. Pada penelitian ini saklar pemindah otomatis
dihubungkan secara paralel dengan sistem yang mensuplai beban dengan tegangan kerja
12 V.
Pada single line automatic transfer switch diatas sumber renewable (solar PV &
Wind) terhubung menjadi satu output ke beban dan satu output ke battery, pada kondisi
tersebut baterai bersifat bidirectional di mana dapat menjadi beban maupun suplai ke
beban. Sedangkan dari sisi PLN disearahkan menjadi DC 12 V di mana terhubung
dengan charger controller dan baterai dari PLN. Dari keempat sumber diatas dihubungkan
menuju masing-masing relay NO(normaly open) ke beban. Prinsip kerja dari ATS diatas
adalah dengan memprioritaskan sistem yang memenuhi persyaratan jika ≤ 10 volt maka
ATS akan off dan berpindah ke sumber prioritas sesuai urutan dibawah ini
Tabel 2.1 Tabel pengelompokan prioritas pada sistem
1. Prioritas I
Pada kondisi prioritas I sumber renewable energy memenuhi persyaratan untuk
menyuplai beban. Pada kondisi ini jika tegangan dari prioritas II,III, dan IV sama-
sama memenuhi persyaratan maka tetap akan memprioritaskan sumber dari
prioritas I untuk menyuplai beban.
2. Prioritas II
Pada kondisi Prioritas II akan aktif jika sumber dari renewable energy tidak
memenuhi persyaratan untuk menyuplai beban. Pada kondisi prioritas II ini akan
mengabaikan sumber dari prioritas III,IV jika nilai tegangannya sama-sama
memenuhi kriteria. Pioritas II akan nonaktif jika prioritas I aktif.
3. Prioritas III
Pada kondisi prioritas III akan aktif jika sumber dari renewable energy dan
sumber dari baterai 1 Padam atau tidak memenuhi kriteria. Pada kondisi prioritas
ini mengabaikan prioritas IV jika nilai tegangannya sama-sama memenuhi kriteria
dan akan nonaktif jika prioritas I dan II tersedia atau aktif.
4. Prioritas IV.
Pada kondisi prioritas IV akan aktif jika sumber dari renewable, baterai 1 dan PLN
padam atau tidak memenuhi kriteria. Pada kondisi ini adalah terakhir yang
memenuhi persyaratan memenuhi suplai ke beban. Jika prioritas I,II,III aktif maka
akan tergantikan oleh sumber dari prioritas tersebut.
5. Prioritas V
Pada kondisi prioritas V adalah kondisi di mana prioritas I,II,III IV tidak memenuhi
kriteria untuk menyuplai beban,sehingga pada kondisi ini akan menonaktifkan
sistem
2.2 kinerja automatic transfer switch
Pada penjelasan tabel 2.1 kita dapat mengetahui gambaran dan urutan prioritas dari
masing-masing sumber yang terhubung paralel pada gambar 2.1. Untuk mengetahui
kinerja lebih rinci dapat kita lihat pada blok diagram alir 2.2 Pada gambar dibawah ini
sensor
Sensor
Source
Monitoring
Gambar 2.3 Diagram Blok Elektronika Automatic Transfer Switch
Berdasarkan gambar 2.3 diagram blok elektronika automatic transfer switch diatas
Kita dapat memilih komponen yang digunakan.
2.4 Pengujian
Pada kondisi I sistem kerja alat yaitu sumber energi dari PV dan wind turbin akan
mensuplai energi ke beban dan baterai 1. Melalui charge controller energi akan mensuplai
ke beban dan baterai 1 untuk posisi baterai charge disaaat baterai dikondisi tegangan di
bawah 10 V dari tegangan nominal 12V. Secara prioritas beban akan mendapatkan suplai
energi listrik dari sumber energi terbarukan karena kondisi 1 menandakan sistem hybrid
energi terbarukan menghasilkan tegangan diatas 10V yaitu pada layar LCD kontroler
terdapat nilai tegangan dari sumber energi terbarukan sebesar 12,63 V dengan indikasi
status sumber berupa variabel MPPT.
Pada kondisi II sistem kerja ATS yaitu sumber energi dari baterai 1 akan mensuplai
energi ke beban dimana baterai 1 tersebut pada kondisi awal sistem baterai telah terisi
oleh sumber hybrid melalui control dari charge controller sehingga baterai pada saat
kondisi tegangan normal yaitu diatas 10V baterai 1 tersebut akan mensuplai energi listrik
terhdap beban. pada gambar 2.5 menunjukan nilai virtual dari LCD yang terdapat nilai
tegangan dari sumber baterai 1 sebesar 13,44 V dengan indikasi status sumber baterai
berupa variabel BAT 1.
Pada tabel 2.4 menunjukan bahwa tegangan dari dua variabel sumber yang tercatat
oleh kontroler, nilai tegangan setiap sumber bernilai di atas 10V yaitu pada sumber PLN
sebesar 13,92V dan baterai 2 (backup PLN) sebesar 12,65 V dan satu sumber lainnya
dari sumber hybrid didapatkan nilai tegangan sebesar 9,08 V maka status sumber yang
mensuplai adalah status variabel baterai 1 artinya sumber tegangan dari sistem baterai 1
akan mensuplai energi listrik terhadap beban dan disimulasikan pada sistem ATS ini
untuk menyalakan lampu pijar dengan daya 20 watt.
Maka perencanaan sistem dengan kondisi kedua yaitu baterai 1 sebagai sumber
kedua setelah sumber energi hybrid berjalan sesuai metode logika switch case statement
yang diharapkan yaitu dengan kontroler arduino mensetting jika tegangan baterai 1
bernilai diatas 10V maka relay 2 akan ON dan jika tegangan baterai 1 dibawah 10V maka
relay 2 akan OFF. Sehingga saat kondisi tegangan sumber baterai 1 dibawah 10V dan
sumber lain pada kondisi tegangan nominal di atas 10V maka yang menjadi prioritas
pertama adalah sumber dari sumber hybrid yaitu kembali pada kondisi I relay 1 akan ON.
Jika sumber hybrid bernilai tegangan dibawah 10V maka sumber yang tersuplai dari
sumber PLN sebagai prioritas 3. Kondisi III akan mensimulasikan ketika sumber tegangan
baterai 1 bernilai di bawah 10V maka kontroler akan memerintah relay 1,2, dan 4 OFF
dan relay 3 kondisi ON. Dapat dianalisa pada tabel 2.4 ketika tegangan sumber baterai
bernilai 9,08 V, nilai sumber tegangan hybird sebesar 9,06 V dan tegangan sumber dari
PLN dan baterai 2 bernilai diatas 10 V, variabel status yang aktif adalah PLN. Kondisi PLN
sebagai sumber energi yang mensuplai beban merupakan sistem manajemen keputusan
sakelar dengan kondisi III yang akan dijelaskan pada keterangan berikutnya
Pada kondisi III sistem kerja ATS yaitu sumber energi dari PLN akan mensuplai
energi ke beban dan baterai 2. Melalui charge controller energi akan mensuplai ke beban
dan baterai 2, untuk posisi baterai charge disaat kondisi tegangan baterai dibawah
konidisi minimal yaitu dibawah 10 V dari tegangan nominal baterai 12V. Secara prioritas
beban akan mendapatkan suplai energi listrik dari sumber PLN karena kondisi III
menandakan sistem dari sumber PLN menghasilkan tegangan diatas 10V dapat
ditampilkan pada layar LCD kontroler, dengan menampilkan nilai tegangan dari sumber
PLN sebesar 12,63 V dapat dilihat pada gambar 2.6 Indikasi suplai tegangan
menggunakan sumber PLN pada layer LCD akan ditampilkan dengan status variabel
PLN.
Hybri Hybri
Baterai 1 PLN Baterai 2 status Baterai 1 PLN Baterai 2 status
d d
9,06 9,08 13,31 12,6 PLN 8,72 9,3 6,4 12,11 baterai 2
9,08 9,08 13,38 12,6 PLN 8,74 9,3 5,98 12,08 baterai 2
9,03 9,11 13,48 12,62 PLN 8,74 9,3 5,76 12,11 baterai 2
9,2 9,1 13,38 12,57 PLN 8,72 9,3 5,4 12,11 baterai 2
9,08 9,1 13,38 12,6 PLN 8,74 9,4 5,05 12,11 baterai 2
Pada tabel 2.5 menunjukan bahwa data tegangan dari empat variabel sumber yang
tercatat oleh kontroler, terdapat empat sumber dimana 2 sumber dari hybrid dan baterai 1
menghaislkan tegangan dengan nilai 9,08V dan 9,1V, sedangkan 2 sumber berikutnya
dihasilkan tegangan sumber dari PLN dan baterai 2 dengan nilai tegangan sebesar
13,38V dan 12.6 V. Nilai tegangan 2 sumber tersebut yaitu dari PLN dan baterai 2 berada
di atas 10V artinya kontroler akan memerintah sumber tegangan dari PLN untuk
mensuplai ke beban dan baterai 2 pada posisi stand by saat kondisi tegangan baterai 2
diatas 10V atau charge ketika tegangan baterai 2 berada dibawah 10V, maka dengan
kondisi tersebut status sumber yang mensuplai ditampilkan pada LCD kontroler dengan
variabel PLN artinya sumber tegangan dari sumber PLN akan mensuplai energi listrik
terhadap beban dan mensuplai baterai 2 untuk proses charge disaat baterai
membutuhkan proses charge, disimulasikan pada ATS untuk menghidupkan lampu pijar
dengan daya 20 watt.
Maka perencanaan sistem dengan kondisi ketiga yaitu PLN sebagai sumber prioritas
berjalan sesuai dengan metode logika switch case statement yang diharapkan. Alat ini
mensimulasikan sumber energi PLN menggunakan rectifier. Pengaturan tegangan
dengan dari rectifier yang dilengkapi dengan potensio meter untuk mendapatkan
tegangan yang diharapkan, pada program arduino disetting tegangan diatas 10V dari
sumber output rectifier maka relay 3 ON suplai tegangan dari sunber PLN dan jika
tegangan di bawah 10V maka relay 3 OFF sumber PLN mati. Sehingga saat kondisi
tegangan dari sumber PLN di bawah 10V dan jika sumber lain pada kondisi nominal di
atas 10V maka diprioritaskan untuk sumber hybrid (kondisi 1) relay 1 ON, dan jika sumber
tegangan yang diatas nominal adalah dari baterai 1 dan baterai 2 maka diprioritaskan
suplai tegangan dari baterai 1 (kondisi 2) relay 2 ON, dan jika kondisi sumber tegangan
yang di atas 10V adalah sumber baterai 2 maka suplai tegangan dari baterai 2 (kondisi 4)
relay 4 ON. Secara simulasi alat didapatkan data yang dirangkum pada tabel 2.5 bahwa
tegangan sumber dari sistem hybrid dan baterai 1 di bawah 10V dan baterai 2 di atas 10V
yaitu sebesar 12.11 V maka kontroler akan memerintah sumber tegangan yang mensuplai
beban adalah sumber baterai 2, kontroler akan memerintah relay 4 ON. Sumber tegangan
baterai 2 yang mensuplai beban merupakan kondisi 4 yang akan dijelaskan pada
keterangan subbab berikutnya.
Proses switching yang terjadi pada sistem Automatic Transfer Switch secara
keseluruhan membutuhkan waktu tidak sampai 1s untuk perpindahan dari sumber
tegangan satu ke sumber tegangan lainnya. Perpindahan sumber tegangan ini secara
kesuluruhan dikontrol oleh mikrokontroler. Perpindahan sumber dengan waktu switching
yang singkat ini tidak lain karena
faktor setting Load Voltage Time Status pada program
Arduino yang 12,23 16:42:38.403 Hybrid tidak diinput
setting delay 12,67 16:42:38.450 Hybrid waktu setiap
perpindahan sumber
12,16 16:42:39.059 Hybrid
tegangannya. Dapat diketahui
bahwa pada 11,69 16:42:39.620 Hybrid program yang
disetting pada 10,16 16:42:40.183 Hybrid Arduino terdapat
fitur untuk 13,09 16:42:40.696 Battery 1 mengatur waktu
delay setiap 12,72 16:42:40.743 Battery 1 proses switching
yang terjadi. 13,18 16:42:41.255 Battery 1
Tabel 2.7 Waktu 13,18 16:42:41.301 Battery 1 Switching
Sumber 12,74 16:42:41.816 Battery 1 Tegangan
13,31 16:42:42.329 PLN
13,38 16:42:42.428 PLN
13,48 16:42:42.944 PLN
13,38 16:42:42.990 PLN
13,38 16:42:43.506 PLN
12,11 16:42:44.020 Battery 2
12,08 16:42:44.628 Battery 2
12,11 16:42:44.722 Battery 2
12,11 16:42:45.239 Battery 2
12,11 16:42:45.287 Battery 2
Adapun pada tabel diatas ini menampilkan data setiap waktuya akan tegangan
beban yang tersuplai oleh setiap sumber serta waktu switching yangt elah teridentifikasi
pada setiap perpindahan sumber tegangan. Pada sub bab berikutnya akan dijelaskan
pula secara detail dengan grafik dari setiap perpindahan sumber tegangannya serta waktu
switching yang diperoleh.
Switching dari sistem hybrid ke baterai 1 membutuhkan waktu sekitar 0,52s pada
grafik 1 menunjukan perpindahan tegangan untuk tegangan beban pada saat waktu 0,270
s dengan tegangan beban sebesar 13,09V yang bersumber dari baterai 1 yang
sebelumnya pada saat waktu 2,18 s tegangan beban sebesar 10,16V yang bersumber
pada hybrid.
10,16
Gambar 2.7
Grafik Proses Switching Hybrid to Battery 1
2.5.2 Proses Switching Battery 1 to PLN
Switching dari sistem baterai 1 ke PLN membutuhkan waktu sekitar 0,509 s. Pada
grafik 2 menunjukan perpindahan tegangan untuk tegangan beban pada saat waktu 4,329
s dengan tegangan beban sebesar 13,31V bersumber dari PLN yang sebelumnya pada
saat waktu 3,82 s tegangan beban sebesar 12,74 V yang bersumber dari baterai 1.
Gambar 2.8 Grafik Proses Switching Battery 1 to PLN
13.48
13.38 13.38 13.38
13.31
13.18 13.18
Voltage
13.09
12.72 12.74
70 74 26 30 82 00 00 00 00 00
2. 2. 3. 3. 3. 29. 28. 44. 90. 06.
3 4 9 9 5
4, 4, 4, 4, 5,
time (s)
Load Voltage
time (s)
Load Voltage
14
12
10
0
03 50 59 20 83 96 43 55 01 16 29 28 44 90 06 20 28 22 39 87
8.4 8.4 9.0 9.6 0.1 0.6 0.7 1.2 1.3 1.8 2.3 2.4 2.9 2.9 3.5 4.0 4.6 4.7 5.2 5.2
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2: 2:
6 :4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4 6:4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pada kondisi awal sumber dari hybrid/renewable energy, baterai 1, PLN dan baterai 2
tersedia. Pada waktu pengujian 16:42:38.403 sistem membaca dan membandingkan
tegangan dari sistem, pada grafik diatas garis putus-putus menggambarkan kondisi
sistem yang bekerja secara continue hingga waktu 16.42:39.620 kemudian sistem
mengalami perpindahan sumber dari sumber hybrid ke baterai 1 pada proses ini
memerlukan waktu sekitar 0.563 s. Kemudian sistem dilanjut menggunakan baterai 1,
dapat dilihat pada garis putus-putus yang berubah arah . Kinerja dari baterai 1 beroperasi
dari 16:42::40.183 hingga 16:42:41.816 kemudian beralih ke PLN dengan waktu
switching 0.513 s kemudian beroperasi 16:42:42.329 hingga 16:42:43.506 PLN
mengalami penurunan tegangan namun tegangannya masih tersimpan sehingga waktu
yang diperlukan untuk switching 0.514 untuk beralih ke baterai 2.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Pada pemilihan komponen automatic transfer switch, acuan untuk mendesain atau
memilih spesifikasi komponen berdasarkan kebutuhan beban yaitu tegangan,arus,
dan daya yang terpasang. Serta spesifikasi komponen yang terpasang harus
memiliki nilai arus lebih tinggi dari beban,tujuannya agar suplai pada beban
tercukupi dan berfungsi sebagai proteksi sistem.
3. Pada hasil pengujian didapat respon switch dari renewable ke baterai 1 adalah
0.513 s ,nilai responnya sama seperti respon switch dari baterai 1 ke
pln,sedangkan respon PLN lebih lambat 0.001 s untuk peralihan ke baterai 2. Dari
hasil pengujian masing-masing kondisi nilai switch tercepat adalah nilai switch dari
sumber prioritas Baterai 1 ,PLN,baterai 2 menuju sumber renewable yaitu sekitar
0.47 s
3.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan menggunakan sistem
bertegangan tinggi dan menggunakan perangkat switching yang lebih cepat seperti
mosfet,igbt dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA