Anda di halaman 1dari 67

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MESIN POTONG

MENGGUNAKAN SENSOR SUHU MLX90614 DAN


PROXYMITY

SKRIPSI

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar sarjana

Disusun oleh:

RYAN WIDYATMOKO
172220029

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GLOBAL JAKARTA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa berdasarkan hasil


penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan
diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapa
tunsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UUNo. 20 Tahun 2003,
pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Depok, 25 September 2021


Mahasiswa,

\Materai Rp. 6000


{Tanda tangan}

Ryan Widyatmoko
NIM. 172220029

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : Ryan Widyatmoko
NIM : 172220029
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Skripsi :

“Rancang Bangun System Kendali Mesin Potong Menggunakan


Sensor Suhu MLX90614 dan Proximity”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer,
Universitas Global Jakarta.

DEWAN PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Mauludi Manfaluthy, ST., MT ( )

Pembimbing 2 : Agung Pangestu, S.Pd., M.Sc.Eng ( )

Ditetapkan di : Depok
Tangal : 25 September 2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : Ryan Widyatmoko
NIM : 172220029
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Skripsi :

“Rancang Bangun System Kendali Mesin Potong Menggunakan


Sensor Suhu MLX90614 dan Proximity”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer,
Universitas Global Jakarta.
DEWANPENGUJI

Penguji 1 : Ariep Jaenul,S.Pd., M.Sc.Eng ( )

Penguji 2 : Devan Junesco V., S.ST., M.Sc.Eng ( )

Penguji 3 :Brainvendra Widi, S.ST., M.Sc.Eng ( )

Ditetapkan di : Depok
Tangal : 25 September 2021

iii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik dan IlmuKomputer.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih
kepada:
(1) Bapak Mauludi Manfaluthy, ST., MT selaku dosen pembimbing 1 yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini
(2) Bapak Agung Pangestu, S.Pd., M.Sc.Eng selaku dosen pembimbing 2 yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini
(3) Ibu Sinka Wilyanti. ST.MT, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Global Jakarta.
(4) Bapak Devan Junesco V, S.ST., M.Sc.Eng Selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro.
(5) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(6) Rekan Mahasiswa Teknik Elektro yang telah banyak membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Depok, 25 September 2021

Penulis

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Global Jakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Ryan Widyatmoko


NIM : 172220029
Program Studi : Teknik Elektro
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Global Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (None-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Rancang Bangun System Kendali Mesin Potong Menggunakan Sensor Suhu


MLX90614 dan Proximity

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non-
eksklusif ini Universitas Global Jakarta berhak menyimpan, mengalih-
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Depok, 25 September 2021

Yang menyatakan

Ryan Widyatmoko
NIM. 172220029

v
ABSTRAK

Mesin potong yang saat ini menjadi alat bantu kerja yang tidak bisa di
pisahkan dari berbagai kegiatan industri dan pabrikasi.Akan tetapi tidak sedikit
dari mesin potong ini mempunyai masalah pada bagian motor penggeraknya yang
di sebabkan oleh suhu panas yang berlebih pada motor penggeraknya. Untuk
mengatasi permasalahan ini maka perlu dibuatkan suatu system dimana setiap
mesin potong digunakan akan terdeteksi suhunya, dan sistem off otomatis ketika
mesin potong selesai digunakan.

System yang paling memungkinkan untuk mengatasi hal tersebut dengan


membuat system kendali menggunakan sensor suhu MLX90614 IR Tempratur
sensor dan proximity type E18-D80NK sebagai trigger on/off nya dari mesin
potong. Pengendali utamanya menggunakan Arduino nano atmega328. Dengan
System keerja dari kendali ini ketika proximity 1 mendeteksi mata potong grinda
di posisi belakang material yang akan dipotong maka mesin gerinda akan otomatis
menyala dan sensor proximity 2 yang akan mendeteksi mata potong gerinda
ketika selesai memotong maka mesin gerinda akan mati.Untuk suhu tertinggi
yang diatur dalam program adalah 70 drajat celcius dan Layar LCD Display akan
menampilkan setiap perubahan suhu dan RPM yang terjadi, apabila suhu yang
terdeteksi oleh sesnor suhu mencapai 70 drajat celcius maka mesin potong akan
mati otomatis dan dapat digunakan kembali jika suhu pada mesin potong sudah
dibawah 70 drajat celcius.

Kata kunci: System Kendali, Sensor Suhu MLX90614, LCD Display, Sensor
Proximity

vi
ABSTRACT

The cutting machine which is currently a work aid that cannot be


separated from various industrial and manufacturing activities. However, not a
few of these cutting machines have problems with the driving motor caused by
excessive heat in the driving motor. To overcome this problem, it is necessary to
create a system where every cutting machine used will detect the temperature,
and the system will automatically turn off when the cutting machine is finished.

The most possible system to overcome this is by making a control system


using the MLX90614 IR temperature sensor and proximity type E18-D80NK as
the on/off trigger of the cutting machine. The main controller uses Arduino nano
atmega328. With the working system of this control, when proximity 1 detects the
cutting edge of the grinder in the rear position of the material to be cut, the
grinding machine will automatically turn on and the proximity sensor 2 which
will detect the grinding blade when finished cutting the grinding machine will
turn off. For the highest temperature set in the program is 70 degrees Celsius and
the LCD Display screen will display any changes in temperature and RPM that
occur, if the temperature detected by the temperature sensor reaches 70 degrees
Celsius, the cutting machine will turn off automatically and can be reused if the
temperature on the cutting machine is below 70 degrees Celsius.

Keywords: Control System, MLX90614 Temperature Sensor, LCD Display,


Proximity Sensor

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI iii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................2

1.5 Batasan Masalah............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1 LandasanTeori................................................................................................4

2.1.1 Pengertian motor Induksi satu fasa.........................................................4

2.1.2 Prinsip Kerja motor satu fasa..................................................................5

2.1.3 Sensor Suhu MLX90614.........................................................................7

2.1.4. Arduino Nano ATMega328...................................................................8

2.1.4. Sensor Proximity..................................................................................10

2.1.5. Layar LCD ( Liquid Crystal Display ).................................................11

2.1.6. Hall Sensor RPM.................................................................................12

2.1.7. Relay....................................................................................................13

viii
2.1.8 Catu Daya..............................................................................................15

2.2 Tinjauan PenelitianYang Berkaitan.............................................................17

BAB III METODE PENELITIAN 20


3.1 Tahapan Penelitian.......................................................................................20

3.2 Perancangan System Kendali.......................................................................21

3.3 Perancangan Rangkaian...............................................................................22

3.4 Program Dan Wiring skema.........................................................................24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26


4.1 Pembahasan Alat Uji....................................................................................26

4.1.1 Bentuk Fisik..........................................................................................26

4.1.2 Cara Penggunaan alat............................................................................27

4.2 Hasil Pengambilan Data...............................................................................28

4.2.1 Pengukuran Suhu Tanpa Sistem Kendali..............................................28

4.2.2 Pengukuran Suhu Dengan Sistem Kendali...........................................31

4.2.3 Hasil Perbandingan Dengan Sistem dan Tanpa Sistem........................34

4.2.4 Pengambilan data RPM.........................................................................35

4.2.5 Pengukuran Sensor Proximity...............................................................37

BAB V PENUTUP 39
5.1 Kesimpulan..................................................................................................39

5.2 Saran............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 42
1. Komponen Yang Digunakan.......................................................................42

1.1 Arduino Nano...........................................................................................42

1.2 Program Arduino.....................................................................................44

1.3 Sensor Suhu MLX90614 IR.....................................................................50

1.4 Proximity E18-D80NK-N........................................................................53

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa...................................................5


Gambar 2. 2 Belitan utama dan belitan bantu pada motor satu fasa........................6
Gambar 2. 3 SKEMATIK SENSOR MLX90614....................................................7
Gambar 2. 4 Bagian-bagian arduino........................................................................9
Gambar 2. 5 Proximity Type E18-D80NK............................................................11
Gambar 2. 6 LCD Display.....................................................................................12
Gambar 2. 7 Hall Sensor........................................................................................13
Gambar 2. 8 Relay.................................................................................................14
Gambar 2. 9 Struktur Relay...................................................................................14
Gambar 2. 10 Diagram Blok power supply DC.....................................................16
Gambar 2. 11 Power Suplly Ac to DC...................................................................17
Gambar 3. 1 Flow chart penelitian........................................................................20
Gambar 3. 2 Blok diagram Perencanaan pembuatan alat uji.................................22
Gambar 3. 3 System Kerja Mesin Potong..............................................................23
Gambar 3. 4 Wiring Skema Diagram....................................................................25

Gambar 4. 1 Bentuk Fisik Mesin Potong...............................................................26


Gambar 4. 2 Bentuk Fisik Mesin Potong Tampak samping..................................27
Gambar 4. 3 Gambar Grafik Kenaikan Suhu Tanpa sistem Kendali.....................29
Gambar 4. 4 Tampilan suhu sebelum mesin potong dinyalakan...........................30
Gambar 4. 5 Tampilan Suhu Pada Menit ke 10.....................................................30
Gambar 4. 6 Grafik Kenaikan suhu dengan sistem kendali otomatis....................32
Gambar 4. 7 Tampilan suhu sebelum mesin grinda menyala................................33
Gambar 4. 8 Pengukuran suhu mesin grinda menggunakan thermometer............33
Gambar 4. 9 Tampilan suhu pada menit ke 10......................................................34
Gambar 4. 10 Grafik Perbandingan suhu dengan sitem dan Tanpa sistem...........35
Gambar 4. 11 Grafik RPM.....................................................................................37

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tinjauan Penelitian yang berkaitan.......................................................17


Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Suhu Grinda Tangan Tanpa Sistem kendali............28
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran suhu dengan Sensor MLX90614 dan Thermometer31
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran RPM........................................................................35
Tabel 4. 4 Hasil Pengukuran Tegangan Proximity................................................38

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin Potong saat ini tidak bisa di pisahkan dari dunia industry dan pabrikasi,
contoh nya saja mesin potong kayu, mesin potong PCB dan mesin potong Acrilyc.
Namun banyak penggunaan dari mesin potong tidak memperhatikan ketahanan
dari motor penggeraknya yang pada saat pemakaian seringkali dibiarkan menyala
sambil menunggu material yang akan dipotong dan di pakai dalam kurun waktu
yang lama dibiarkan menyala tanpa memperhatikan ketahanan dari motor mesin
potong tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan motor penggerak dari mesin potong
panas dan akhirnya rusak.

Umumnya alat pengaman yang digunakan untuk mengamankan motor listrik


adalah relay arus lebih, yang biasa digunakan adalah relay jenis OCR, pada
kenyataannya relay ini tidak dapat melindungi motor listrik dari gangguan jenis
lain, seperti pada setiap kenaikan arus setiap fasa yang terjadi, gangguan lain nya
mengalir karena impedansi. Berbeda dengan setiap kumparan motor listrik yang
terjadi pada motor listrik biasa, adanya arus bocor pembumian yang dapat
merugikan manusia. Kegagalan mekanis, seperti kenaikan suhu pada bantalan
motor karena sistem pelumasan yang tidak tepat, dapat dilindungi dengan sistem
ini. (Kamil, 2018). Kenaikan tempratur pada motor penggerak mesin potong
menjadi fokus penelitian penulis.

Dengan membuat system kendali otomatis menjadi jalan untuk membuat


motor penggerak mesin potong menjadi lebih terkontrol pemakaiannya. Sistem
kendali bekerja secara otomatis pada mesin potong apabila sensor proximity 1
mendeteksi mata potong gerinda maka mesin gerinda akan otomatis menyala dan
sensor proximity 2 yang akan mendeteksi mata potong gerinda ketika selesai
memotong maka mesin gerinda akan mati. Untuk mendeteksi suhu dari mesin
potong, maka di lengkapi dengan sensor suhu MLX90614 sebagai indicator

1
2

temperatur kenaikan suhu motor penggerak dan terhubung pada layar LCD
sebagai alat monitoring suhu saat mesin potong sedang digunakan. (Mirza, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Bagaimana meningkatkan efisiensi waktu pemakaian mesin potong ?
2. Bagaimana mengatur kerja mesin potong pada saat tidak digunakan?
3. Bagaimana operator Mengetahui bahwa motor pada mesin potong sudah
terlalu panas (over heat) ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memaksimalkan waktu pemakaian dari mesin potong.
2. Mengistirahatkan motor ketika mesin potong tidak sedang di gunakan.
3. Memudahkan pengguna mesin potong dalam memantau tempratur motor
mesin potongnya.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya tujuan dari pembuatan alat tersebut, maka manfaat yang diperoleh
yaitu :
1. Mengoptimalkan kinerja dari mesin potong
2. Penghematan kinerja motor karna mesin dibuat otomatis berhenti ketika tidak
digunakan.
3. Mempermudah pengontrolan maintenance dalam mengistirahatkan mesin
potong.

1.5 Batasan Masalah


Dimana dalam penyusuan laporan akhir ini, yang tentu saja harus dibatasi
sesuai dengan kemampuan, situasi, kondisi, biaya, dan waktu yang ada atau
tersedia agar masalah itu dapat tepat pada sasarannya, maka penulis membatasi
ruang lingkupnya, yang nantinya diharapkan hasilnya sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam hal ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai
berikut :
3

1. Penulis hanya berfokus pada penelitian perubahan suhu motor penggerak


mesin potong dan sistem kendalinya.
2. Perancangan alat, waktu perakitan dan biaya produksi.
3. Mikrokontroler yang digunakan yaitu arduino nano ATMega328.
4. Sensor untuk pengukuran suhu menggunakan sensor suhu MLX90614 Yang
akan dibandingkan dengan thermometer digital.
5. Motor penggerak yang digunakan mesin Gerinda tangan.
6. Sensor pendeteksi untuk on/off mesin potong menggunakan sensor proximity
type E18-D80NK sebanyak 2 buah.
7. Penggunaan hall sensor motor speed RPM.
8. Pengukuran suhu pada motor akan dilakukan pada jarak 2 cm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LandasanTeori
2.1.1 Pengertian motor Induksi satu fasa
Motor induksi satu fasa merupakan salah satu jenis dari motor-motor listrik yang
bekerja melalui induksi elektromagnetik. Motor induksi satu fasa pada dasarnya
memiliki rumah rotor. Motor induksi satu fasa ini tidak dapat melakukan
pemutaran sendiri (self starting), oleh karena itu motor ini memerlukan alat bantu
untuk menciptakan putar awal, sehingga motor dapat berjalan secara terus
menerus (Rizki, 2019). Disebut motor satu fasa karena tegangan satu fasa
diumpankan ke motor untuk menghasilkan tenaga mekanik. Dalam prakteknya,
adalah umum untuk menemukan motor satu fasa dengan belitan dua fasa.
Dikatakan demikian karena pada motor satu fasa, belitan stator terdiri dari dua
jenis belitan, yaitu belitan utama dan belitan bantu. Kedua jenis belitan tersebut
dibuat sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah arus/tegangan
satu fasa , arus yang mengalir pada masing-masing belitan akan memiliki
perbedaan fasa.(Arduino & Sensor, 2020)

Sumber energi Motor induksi satu fasa yaitu disisi stator, induksi dari celah
udara dari stator dengan media elektromagnet merupakan bagian dari sistem
kelistrikan rotornya.. Hal ini yang menyebabkan munculnya nama motor induksi.
penggunaan motor induksi di industri ini adalah untuk penggerak, seperti pompa,
penggerak mesin, peralatan bengkel seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan
sebagainya (Şenocak, 2019).
dua komponen utama dari motor ini yaitu stator dan rotor. Stator merupakan
bagian tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak dari motor yang
bertitik pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan
stator dan kumparan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akibat dari adanya arus listrik bolak-balik yang melewati kumparan-kumparan
tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan
rotor (Şenocak, 2019).

4
5

Bentuk dan kostruksi motor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. 1 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa


Sumber : http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-induksi-1-fasa.html

2.1.2 Prinsip Kerja motor satu fasa


Motor induksi bekerja berdasarkan prinsip induksi electronic magnet.
Kumparan stator Diberi tegangan, sehingga inti besinya menjadi magnet, yang
kemudian akan menginduksikan ke rotor. Kumparan rotor merupakan loop
tertutup, Arus Rotor tersebut akan berinteraksi dengan medan magnetic stator,
yang menghasilkan gaya putar pada Rotor. Kumparan stator akan menghasilkan
medan putar dengan kecepatan sinkron. Misalnya motor dalam kondisi berhenti,
stator dihubungkan dengan jaringan, sedangkan kumparan rotor merupakan
rangkaian tertutup, maka kondisi seperti ini seperti sebuah transformator, dengan
kumparan stator sebagai primer nya dan rotor sebagai skunder nya. Rotor pada
Motor induksi satu fasa punya satu kumparan stator, dengan input satu fasa, dan
untuk menstart motornya harus ada alat bantu. Berbeda dengan motor induksi 3
fasa, pada motor induksi satu fasa tidak terjadi medan magnet putar. Sehingga
masih perlu dipasang kumparan bantu untuk mengawali berputar. Dilihat pada
gambar Dimana kumparan utama U1 – U2 dan kumparan bantu Z1 – Z2
(Emidiana, 2017)
6

Gambar 2. 2 Belitan utama dan belitan bantu pada motor satu fasa
Sumber : http://kelistrikandasar.blogspot.com/p/motor-listrik-acsatu-fasa-
berdasarkan.html

Putaran fluksi medan stator dinyatakan dengan rumus :

Ns =

Dimana Ns = Putaran fluks medan stator / kecepatan sinkron (rpm)

F = Frekuensi (Hz)

P = Jumlah kutub

Pada motor induksi, tegangan induksi pada rotor akan ada, jika medan putar
stator memotong batang konduktor di rotor, atau dengan kata lain agar tegangan
pada rotor terinduksi, harus ada perbedaan putaran relative antara medan putar
stator (Ns) dengan putaran rotor (Nr), yang dinamakan slip (s).

S=

%S = x 100%
7

Dimana : S = Slip
Ns = kecepatan putaran medan stator (rpm)

Nr = putaran rotor

2.1.3 Sensor Suhu MLX90614


Sensor MLX90614 adalah thermometer infra merah yang Biasa dipakai
untuk mengukur suhu tanpa bersentuhan dengan objek. Sensor ini terdiri dari
chipdetektor yang peka terhadap suhu berbasis infra merah dan pengondisi sinyal
ASSP yang mana terintegrasi dengan TO-39 (Urbach & Wildian, 2019). Sensor
ini didukung dengan penguat berderau rendah, ADC 17 bit, unit DSP dan
thermometer yang mempunyai akurasi dan resolusi tinggi. Termometer ini
terkalibrasi dengan output digital dari PWM dan SMBus. Sebagai standar PWM
10 bit akan menerangkan perubahan suhu yang diukur secara terus menerus
dengan jangkauan suhu pada sensor minus 40 hingga 120 derajat Celsius dan
jangkauan suhu objek dari -70 hingga 380 derajat Celcius dengan resolusi
output0,14 derajat Celsius (Polly et al., 2020).
Pin PWM ini digunakan sebagai relai perubahan suhu, yang mana mudah
saat digunakan di dalam aplikasi thermostat atau penggunaan peringatan suhu
(dingin atau panas). Ambang batas suhu mudah diprogram. Pada SM Bus, fitur ini
dapat berfungsi sebagai interupsi pada prosesor yang dapat memicu pembacaan
semua slave pada bus dan menentukan kondisi sebenarnya. Secara normal, sensor
MLX90614 dapat menginisialisasi objek dengan emisivitas bernilai 1. Walaupun
begitu, sensor ini dapat dengan mudah dikalibrasi untuk menginderai objek
dengan emisivitas bernilai 0,1 hingga 1. Tegangan dari sensor suhu MLX90614
menggunakan 2 alternatif sumber tegangan yaitu 5V atau baterai 3V (Naibaho,
2020).
8

Gambar 2. 3 SKEMATIK SENSOR MLX90614


Sumber : http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30506/172411088.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Spesifikasi sensor suhu MLX90614 :

1. Tegangan input 3-5 votl DC.


2. SCL (Serial Clock) merupakan protokol komunikasi input serial clock untuk
protokol komunikasi 2 kabel. Pada pin SCR terdapat dioda zener 5,7 volt untuk
koneksi transistor bipolar ekternal ke MLX90614Axx untuk mensuply
prangkat dari sumber eksternal 8 sampai 16 volt.
3. SDA (serial data) merupakan serial digital input/output dalam mode normal
suhu objek yang di ukur tersedia di pin ini pulse width modulated.
4. VDD merupakan supply tegangan eksternal.
5. VSS merupakan pin grounding.

2.1.4. Arduino Nano ATMega328


ATMega328 adalah mikrokontroller CMOS 8-bit daya-rendah berbasis
arsitektur RISC yang ditingkatkan. Dalam penggunaanya, module Arduino UNO
disandingkan dengan sebuah bahasa pemrograman C yang biasa dituliskan
menggunakan IDE (Integrated Development Environment). Arduino Atmega 328
adalah chip mikrokontroler 8-bit berbasis AVR-RISC buatan Atmel yang
memiliki 32 KB memori ISP flash dengan kemampuan read/write, 1 KB
EEPROM, 2 KB SRAM dan karena kapasitas memori Flash sebesar 32 KB untuk
itu chip ini diberi nama ATmega328. Kelengkapan fitur yang terdapat dalam
module Arduino UNO membuat module ini mudah untuk digunakan, hanya
dengan menghubungkan modul Arduino UNO dengan PC menggunakan kabel
USB atau menggunakan adapter DC to DC dan langsung dapat digunakan
(Handoko, 2017).
Terdapat beberapa bagian-bagian pada Papan Arduino uno antara lain dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
9

Gambar 2. 4 Bagian-bagian arduino

Sumber : https://mekatronika.smkn1bangil.sch.id/2020/04/materi-belajar-
arduino.html

1. Jack USB yang merupakan soket USB tipe B sebagai penghubung data serial
dengan PC.
2. Jack Power yang merupakan soket untuk catu daya ekstenal dengan range
antara 9VDC – 12VDC.
3. Saklar daya otomatis berupa jumper plastik yang terletak antara konektor USB
dan konektor daya. Jika ingin menghubungkan Arduino dengan USB dapat
menempatkan jumper dua pin yang paling dekat dengan konektor USB dan jika
ingin sumber daya eksternal dapat menempatkan jumper selama dua pin paling
dekat dengan konektor daya.
4. Pin Input/ouput Digital yaitu pin yang bekerja pada level tegangan digital (0V
sampai 5V) baik untuk input atau output, namaun pada bebrapa pin output
analog, yang dapat mengeluarkan tegangan analog 0V sampai 5V, pin tersebut
adalah pin 3,5,6,9,10 dan 11, selain itu untuk pin 0 dan 1 juga memiliki fungsi
khusus sebagai pin komunikasi serial.
10

5. Pin input analog yakni dapat menerima input tegangan analog antara 0V
sampai 5V, tegangan ini akan direpresentasikan sebagai bilangan 0 ± 1023
dalam program.
6. Pin untuk sumber tegangan merupakan kumpulan pin yang berhubungan
dengan sumber tenaga, missalnya output 5V, Output 3,3V, GND (2 pin) dan
Vref (tegangan referensi untuk pembacaan ADC internal).
7. Tombol Reset digunakan untuk mengulang prohram dari awal.
8. IC ATMega328 sebagai pusat kendali pemrosesan data.

Jadi sebenarnya Arduino adalah minimum sistem dari mikrokontroller


ATMega328 yang di buat sedemikian rupa dan sederhana sehingga memudahkan
dalam memprogram dan mengimplementasikannya (Gorontalo & Uno, 2017).

2.1.4. Sensor Proximity


Sensor proximity merupakan suatu komponen yangbiasa digunakan untuk
mendeteksi keberadaan atau tidaknya suatu objek. Sensor proximity dapat
mendeteksi keberedaan objek disekitarnya tanpa ada kontak fisik dengan benda
tersebut. sensor proximity bekerja dengan memancarkan medan elektromagnetik
dan mencari perubahan bentuk medan elektro magnetik ketika suatu benda
terdeteksi (Rangga Gelar Guntara, 2017).

Contoh medan elektromagnetik yang sering digunakan adalah sinar infra


merah. Jika suatu objek terdeteksi, sinyal infra merah tersebut akan mengubah
bentuk sinyal dan mengirimkan sinyal kembali ke sensor dan memberitahukan
bahwa Ojek Tersebut berada di depan sensor. Target sensor yang berbeda-beda
juga membutuhkan jenis sensor proximity yang berbeda pula. Contohnya sensor
foto listrik kapasitif akan cocok dengan target yang mempunyai benda berbahan
dasar plastik sedangkan sensor proximity induktif akan mendeteksi benda
berbahan dasar logam. Jarak maksimum sensor proximity yang bisa terdeteksi
dinamakan dengan nominal range. Beberapa sensor perlu diatur untuk
penyesuaian nominal range nya atau dibuatkan list untuk batas kerjan
jaraknya.Sensor proximity ini memiliki keunggulan dalam hal kinerja yang tinggi
dan masa pakai yang lama karena sensor ini tidak ada bagian mekanisnya yang
kontak langsung dengan objek (Turmahun et al., 2017).
11

Fungsi- fungsi dari sensor Proximity sebagai berikut :


1. Mendeteksi suatu objek benda
2. Mengukur dimensi suatu objek benda
3. Menghitung banyak nya objek benda
4. Mendeteksi simbol
5. Mendeteksi warna
6. Pemeriksaan objek benda

Gambar 2. 5 Proximity Type E18-D80NK


Sumber : http://eprints.undip.ac.id/69213/6/12._BAB_II_LANDASAN_TEORI.pdf

2.1.5. Layar LCD ( Liquid Crystal Display )


LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama, selain itupun LCD juga dapat
digunakan untuk menampilkan karakter ataupun gambar(Putra et al., 2017). Pada
penelitian ini digunakan LCD display dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom)
dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler
yang didesain khusus untuk Mengoprasikan LCD. LCD dengan tampilan jenis
seperti ini memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data
secara 8 bit atau 4 bit (Sandra et al., 2017)
Dalam modul LCD terdapat mikrokontroler yang berfungsi sebagai
pengendali tampilan karakter LCD. Pin, kaki atau jalur input kontrol dalam suatu
LCD diantaranya adalah:
12

1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD.
2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan
jenis data yang masuk, baik data atau perintah Logika.
3. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis
data, sedangkan high baca data.
4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
5. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

Gambar 2. 6 LCD Display


Sumber : https://create.arduino.cc/projecthub/akshayjoseph666/interface-16x2-
lcd-parallel-interface-with-arduino-uno-2e87e2

2.1.6. Hall Sensor RPM


Sensor hall Rpm adalah sensor yang berfungsi mendeteksi putaran
melalui media medan magnet. Sensor hall Rpm memberikan output berupa
tegangan yang sebanding dengan kekuatan medan magnet yang diterima oleh
sensor (Primadi et al., 2019). Sensor hall Rpm ini dibangun dari sebuah lapisan
silikon dan dua buah elektroda pada setiap sisi silicon Ketika tanpa pengaruh dari
medan magnet, beda potensial antara kedua elektroda tersebut adalah sebesar 0
volt karena arus mengalir diantara kedua elektroda. Ketika terdapat medan magnet
bekerja pada sensor, arus yang mengalir akan berbalik mendekati atau menjauhi
sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Hal ini menghasilkan beda potensial
potensial di antara kedua elektroda dari sensor hall Rpmt, di mana beda potensial
13

tersebut sebanding dengan kuat medan magnet yang diterima oleh sensor ini
(Krisnanda, n.d.)

Di dalam sensor ini sudah dibangun sebuah penguat untuk memperkuat


sinyal dari rangkaian sensor dan menghasilkan tegangan output di tengah
tegangan supply. Sensor ini dapat merespons perubahan kekuatan medan magnet
yang statis dan dinamis dengan frekuensi sampai 20 KHz (Primadi et al., 2019).

Gambar 2. 7 Hall Sensor


Sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-efek-hall-hall-effect-
sensor-prinsip-kerja-efek-hall/

Penulis disini menggunakan module sensor Rpm untuk mengetahui putaran


dari motor gerinda ketika sedang digunakan dan akan muncul dilayar LCD.

2.1.7. Relay
Relay adalah sebuah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang
dioperasikan menggunakan tegangan listrik yang dialirkan ke coil relay tersebut.
Relay juga biasa disebut dengan komponen elektromekanis yang terdiri dari dua
bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan saklar atau mekanikal (Saleh &
Haryanti, 2017). Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai
penggerak kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil
atau low power, dapat menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan
lebih tinggi. Bentuk dari relay dapat dilihat pada gambar berikut (Kamil, 2018).
14

Gambar 2. 8 Relay
Sumber : https://skemaku.com/pengertian-relay-dalam-rangkaian-elektronika/

Relay terdirim Dari 4 element utama yaitu :

1. Coil
2. Armature
3. Saklar
4. Spring

Bagian bagian pada relay dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. 9 Struktur Relay


Sumber : https://skemaku.com/pengertian-relay-dalam-rangkaian-elektronika/
15

Inti besi (iron core) dililitkan pada kumparan coil yang berfungsi untuk
mengontrol inti besi tersebut. Ketika arus listrik disuplai, maka akan timbul gaya
elektromagnet yang selanjutnya menarik armature untuk berpindah dari posisi
Normal close (NC) ke posisi baru yaitu normal open (NO) menjadikan saklar
yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana
armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi open atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, armature akan kembali lagi ke posisi
awal (NC). Coil yang digunakan oleh relay untuk menarik anak kontak ke posisi
close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif rendah
(Turmahun et al., 2017).
Istilah pole dan throw juga berlaku pada relay, karna relay termasuk
kedalam jenis saklra, sedikit pembahasan tentang pole dan throw sebagai berikut.
a. Pole adalah jumlah kontak yang terdapat pada sebuah relay
b. Throw adalah banyak nya jumlah kondisi yang ada pada kontak
Berdasarkan penggolongan jumlah pole dan throw sebuah relay, maka relay
dapat digolongkan menjadi:
a. Single Pole Single Throw (SPST): Relay golongan ini memiliki 4 terminal,
2 terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
b. Single Pole Double Throw (SPDT): Relay golongan ini memiliki 5
terminal, 3 terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
c. Double Pole Single Throw (DPST): Relay golongan ini memiliki 6
terminal, diantaranya 4 terminal yang terdiri dari 2 pasang terminal saklar
sedangkan 2 terminal lainnya untuk coil. Relay DPST dapat dijadikan 2
Saklar yang dikendalikan oleh 1 coil.
d. Double Pole Double Throw (DPDT): Relay golongan ini memiliki
terminal sebanyak 8 terminal, diantaranya 6 terminal yang merupakan 2
pasang relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) coil. Sedangkan 2
terminal lainnya untuk coil.
2.1.8 Catu Daya
Catu daya adalah perangkat yang memasok energi listrik ke satu atau lebih
konsumen listrik. Catu daya adalah bagian penting dari elektronik yang berfungsi
sebagai sumber daya, misalnya baterai atau aki (Sitohang et al., 2018). power
16

supply atau catu daya ini juga sering dikenal dengan nama “adaptor”. Sebuah DC
power supply atau adaptor pada dasarnya mempunyai 4 bagian utama untuk dapat
menghasilkan arus DC yang stabil. bagian utama tersebut diantaranya adalah
transformer, rectifier, filter dan voltage regulator. Sebelum kita membahas lebih
lanjut mengenai prinsip kerja DC power supply, sebaiknya kita mengetahui blok-
blok dasar yang membentuk sebuah DC power supply atau pencatu daya ini.

Gambar 2. 10 Diagram Blok power supply DC


Sumber : http://www.info-elektro.com/2017/05/prinsip-kerja-power-supply-
teregulasi.html

Rangkaian penyearah sendiri terdiri dari dua jenis yaitu, setengah gelombang (half
wave rectifier) dan gelombang penuh (full wave rectifier). Jenis penyearah yang
terakhir ini dapat dibagi menjadi dua rangkaian yang umum digunakan, yaitu
center tap dan bridge. Juga, tegangan keluaran penyearah memasuki filter, yang
"memuluskan" riak. Jenis yang umum digunakan adalah kapasitor. Sebelum
masuk ke beban, tegangan melewati regulator tegangan yang memberikan
keluaran yang stabil (Ulfa et al., 2018).
17

Gambar 2. 11 Power Suplly Ac to DC

Sumber : https://123dok.com/document/y93remwy-bab-ii-tinjauan-pustaka-
motor-dc-direct-current.html

2.2 Tinjauan PenelitianYang Berkaitan


Penulisan penelitian ini Akan Coba penulis kaitkan dengan beberapa karya
ilmiah Terdahulu, sehingga akan didapatkan keterkaitan dengan karya ilmiah
diatas. Adapun karya ilmiah yang penulis maksud adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Tinjauan Penelitian yang berkaitan

No Penulis dan Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan


Tahun
1 Yulian Sistem kendali Sistem kendali 1.Tidak ada
mirza, 2018 mesin potong mesin potong pengukuran RPM
menggunakan menggunakan pada mesin potong
sensor sensor suhu 2.Tidak ada
suhu LM35 dan LM35 dan perbandingan data
Photodioda Photodioda suhu sebelum dan
sesudah dengan
sistem kendali
2 Erni Penggunaan Penggunaan Sensor photodioda
18

Setyaningsih Sensor wahana terbang akan mendeteksi


,Dhidik Photodioda untuk mendeteksi api jika arahnya
Prastiyanto, sebagai api sangat efektif tegak lurus dengan
dan Sistem Deteksi tidak perlu sumber api,
Suryono, Api pada Wahana dengan mungkin dapat
2017 Terbang Vertical pengecekan menggunakan
Take Off manual oleh sensor jenis lain
Landing (VTOL). manusia yang arah
pembacanya
melebar.
3 Emidiana, kapasitas Dengan Motor 1 fasa yang
2017 kapasitor mengganti digunakan adalah
pada kumparan kapasitor dengan motor pompa air ,
bantu terhadap nilai yang lebih dengan nilai rpm
pemanaan motor besar dapat 1450.seharusnya
induksi satu fasa. mengurangi rugi- dapat digunakan
rugi energi motor motor jenis lain
induksi. dengan nilai rpm
yang lebih tinggi.
4 Ryan Rancang bangun 1.Adanya data Hall Sensor Rpm
widyatmoko system kendali perbandingan Belum dikalibrasi
, 2021 mesin potong mesin potong dengan tachometer.
menggunakan yang
sensor suhu menggunakan
MLX90614 system kendali
dan proximity dan tanpa sistem
kendali.
2. penambahan
RPM pada system
kendali.

Jadi dari tinjauan pustaka tersebut dapat ditemukan titik persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti. Adapun titik persamaannya
19

adalah sama-sama membahas tentang sistem kendali dan fungsi dari sensor yang
digunakan. Perbedaannya yaitu terletak di fokus penelitian masing masing dan
sensor serta tambahan yang diberikan pada alat yang akan dibuat . pada penelitian
ini penulis berfokus pada perubahan suhu motor penggerak mesin potong dan
sistem kendalinya. Dengan titik penelitian pada perubahan suhu setiap 10 menit
sampai batas suhu mesin mencapai maksimal 70 drajat, serta kenaikan atau pun
perubahan pada putaran mata potong / RPM mesin potong. Dan memberikan
sensor buzzer sebagai penanda kepada si pengguna mesin.

BAB III
METODE PENELITIAN
20

3.1 Tahapan Penelitian


Sebelum memulai penelitian lebih lanjut, di bawah ini adalah gambaran
aliran yang terapkan untuk penelitian ini untuk menggambarkan proses penelitian
ini.

 
Mulai

Literatur
review

Pengembangan
sistem peralatan

Perancangan
alat

Tidak
Pembuatan alat dan berfungsi
sistem kendali

Berfungsi

Pengambilan
data

Selesai

Gambar 3. 1 Flow chart penelitian


Metode Penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan
mengumpulakn daftar pustaka sebagai rujukan dalam pembuatan alat yang akan
diujikan melalui sumber sumber yang ilmiah diharpkan menjadi suatu kerangka
21

dalam memecahkan masalah, agar penelitian dan pembuatan alat ini dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun tahapan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Pengumpulan referensi dan daftar pustaka
Pada tahan awal dilakukan pengumpulan referensi data dan daftar
pustaka sebagai acuan pembuatan alat dan fokus penelitian yang akan
dilakukan.
2. Membuat model rancangan
Menentukan model rancangan alat dengan mengumpulkan komponen-
komponen apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan alat yang
akan diuji coba sebagai prototype.
3. Pembuatan sistem rancangan
Dalam tahap ini menentukan sistem rancangan yang akan digunakan
sangat penting agar dari penelitian sebelumnya dapat dikembangkan dan
menguji coba bagian lain dari penelitian sebelumnya.
4. Menguji hasil rancangan
Pada tahap ini uji coba rancangan sangat penting karna dibutuhkan
dalam pengambilan data yang akan di tuangkan dalam penelitian ini.
Pengujian yang dilakukan yaitu pengetesan secara fungsi, pemrograman
yang berjalan dengan baik dan tahap akhir pengambilan data dari hasil
pengujian.

3.2 Perancangan System Kendali


System kendali ini dimaksudakan untuk mengendalikan motor pada mesin
potong secara otomatis dengan tahapan apabila sensor proximity 1 terhalang oleh
mata potong gerinda tangan maka motor pada mesin potong akan aktif dan yang
selanjutkan ketika material yang sudah dipotong, lalu mata gerinda tangan
menghalangi sensor proximity 2 maka motor pada mesin potong akan otomatis
mati. Sebagai pengaman motor nya menggunakan sensor suhu MLX90614 IR
Tempratur sensor dengan maksud ketika suhu mencapai 70 drajat yang sudah di
setting kedalam sistem kendali ini maka motor akan otomatis mati dan akan
muncul peringatan pada layar LCD display dan buzzer akan menyala sebagai
22

komunikasi mesin kepada pengguna mesin potong. Untuk sistem kendali ini dapat
dilihat pada diagram blok perancangan sistem kendali mesin potong dibawah ini :

C C
Sensor
suhu V V Buzzer

Hall
C ARDUINO C
LCD
SIN
ME

NG
TO
PO

Sensor
V NANO V

SIN
Display

ME

NG
TO
PO
RPM
ATmega
328
C C
Sensor Relay
Proximity V

Gambar 3. 2 Blok diagram Perencanaan pembuatan alat uji

3.3 Perancangan Rangkaian


Perancangan rangkaian adalah membuat alur rangkaian agar kerja system
sesuai dengan keinginan penulis dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada
tahapan ini rangkaian yang dimaksud adalah rangkaian system kendali dengan
menggabungkan beberapa rangkaian yaitu, rangkaian sensor pendeteksi suhu,
rangkaian Ptoximity sebagai system On/Off mesin potong, Perancangan
rangkaian pemrograman pada mikrokontroler hingga menghasilkan output yang
sesuai. Sebelum itu kita harus mempunyai dasar alur kerja dari peralatan yang
akan dibuat dan dapatdi lihat pada gambar dibawah ini yang merupakan cara kerja
dari alat yang akan di buat.

mulai

Sensor Suhu
standby ON

Posisikan Material pada


Cutting Stoper

Mesin
Mesin
Sensor
Proses
Grinda
Grinda
RPM
Dorong
Pemotongan
ON
Kedepan
23

Proximity 1 mendeteksi
Mata Potong Grinda

Yes
Suhu
mesin
Grinda
No
70˚
Buzzer ON Proximity 2 mendeteksi
Mata Potong Grinda

Mesin Grinda
OFF

Selesa
i
Gambar 3. 3 System Kerja Mesin Potong
24

3.4 Program Dan Wiring skema


Ada pun dalam pembuatan sistem kendali mesin potong Menggunakan
Sensor Suhu MLX90614 dan Proximity ini menggunakan mikrokontroler yaitu
Arduino UNO Atmega 328 sebagai sistem utamanya. Untuk program yang
digunakan dapat dilihat pada lampiran penulisan ini, bahan dan komponen yang
digunakan sebagai berikut :

1. Arduino Nano

2. LCD Display 2x16

3. Sensor suhu MLX90614

4. Proximity 5v type E18-D80NK

5. Hall Sensor RPM

6. Relay 5V

7. Buzzer

8. Soket power 2A

Pemilihan komponen diatas tentunya memiliki alasan tersendiri bagi penulis,


Sensor suhu MLX90614 memiliki kemampuan untuk mendeteksi panas tanpa
harus bersentuhan dan range pengukuran yang dimiliki yaitu-40 drahat sampai
dengan 150 drajat celcius , dengan maksimal input tegangan sebesar 15volt
berdasarkan data sheet dari MLX90614.

Penggunaan hall sensor RPM disini dipilih karna sistem pembacaan dari
sensor ini adalah dengan membaca gaya magnetik yang terdapat pada mata grinda
tangan yang sebelumnya sudah diberikan magnet sebagai titik ukur dari sensor ini
jarak pembacaan sensor ini adalah dengan jarak 3 cm, tergantung dari medan
magnet yang dihasilkan oleh magnet yang kita berikan pada mata grinda tangan.

Untuk sesnor on/off digunakan sensor proximity 5V dengan tujuan


menyamakan tegangan dengan input tegangan dari arduino nano, prmilihan
pengunaan proximity disini karna jarak pembacaan sensor yang dapat di atur
25

sampai batas minimum 1 meter dan maksimum 8 meter berdasarkan data sheet.
Jarak pembacaan sensor ini cukup unik yaitu tegak lurus dan tidak melebar ke sisi
kiri/kanan, jadi penggunaan sensor ini cukup sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh penulis.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.11 untuk skema wiring
nya dimana pin arduino nano D2 digunakan untuk hall sensor RPM , pin D4
terkoneksi ke kaki pin dari buzzer sebagai penanda bahwa suhu mesin sudah
mencapai 70 drajat celcius, Pin D5 digunakan untuk tomnbol on/off pada sistem
ini, Pin D10 digunakan untuk coil dari relay 5V dimana ketika proximity
terhalang oleh mata potong grinda maka relay akan on, untuk menyalakan mesin
potong grinda tangan, Pin D11 digunakan untuk Sensor Proximity 1 dimana untuk
mengaktifkan mesin grinda tangan, Pin D12 digunakan untuk Proximity 2 yang
berfungsi debagai trigger off jika mata grinda menghalangi nya. Untuk pin SCL
dan SDA digunakan untuk LCD display sebagai alat komunikasi anatar penguna
mesin potong dan sistem kendali ini.

Adapun wering skematicnya sebagai berikut :

Gambar 3. 4 Wiring Skema Diagram


26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Alat Uji


Pada pengujian sistem kendali mesin potong ini pengambilan data yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengujian kenaikan tempratur panas yang terjadi dan kecepatan putaran mata
potong selama pengunaan.
2. Eror yang terjadi ketika sensor suhu MLX90614 IR dikalibrasi oleh
thermometer Digital.
3. Slip Putaran motor yang dibandingkan antara name plate pada motor dengan
hasil pengukuran putaran pada sensor.
4. Pengambilan data pada pengunaan berapa lama motor mesin potong mencapai
suhu 70 drajat.

Sebelum ke tahap pengujian penulis akan menjelaskan bentuk fisik dari sistem
kendali mesin potong menggunakan sensor suhu MLX90614 dan Proximity dan
sintaks program yang digunakan dalam sistem kendali ini.

4.1.1 Bentuk Fisik

3 2

5
4

Gambar 4. 1 Bentuk Fisik Mesin Potong


27

Gambar 4. 2 Bentuk Fisik Mesin Potong Tampak samping


Bentuk dari fisik mesin potong ini dapat dilihat pada gambar 4.1 , adapun
penjelasan bagian-bagian dari mesin potong tersebut sebagai berikut

1. Mesin potong Grinda tangan


2. Layar LCD 2x16
3. Sensor Proximity type E18-D80NK
4. Catu Daya
5. Relay
6. Sensor Suhu MLX90614
7. Hall Sensor Rpm

4.1.2 Cara Penggunaan alat


Untuk menggunakan sistem kendali mesin potong di perlukan langkah-
langkah seperti berikut :

1. Posisikan Benda yang akan di potong pada dudukan stoper cutting yang telah
disediakan.
2. Dorong mesin gerinda tangan secara perlahan kearah depan menuju barang
yang akan di potong.
28

3. Ketika mata potong grinda tangan terdeketsi oleh proximity 1, maka mesin
grinda akan otomatis menyala.
4. Pegang barang yang akan dipotong dengan kuat, potong secara perlahan
dengan mesin grinda.
5. Mesin grinda akan otomatis mati ketika selesai memotong bersamaan dengan
mata potong terdeteksi oleh sensor proximity 2.
6. Tarik mundur mesin grinda tangan secara perlahan ke posisi awal.

4.2 Hasil Pengambilan Data


4.2.1 Pengukuran Suhu Tanpa Sistem Kendali
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian suhu grinda tangan
sebelum di masukan dengan sistem kendali yang telah dibuat sebagai
perbandingan lama kenaikan suhu sebelum menggunakan sistem kendali ini dan
sesudah menggunakan sistem kendali dengan tujuan mendapatkan data sebagai
bahan perbandingan.

Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Suhu


Grinda Tangan Tanpa Sistem kendali
No Lama Pengujian Suhu
1 0 Menit 34,85°
2 10 menit 41,77°
3 20 menit 49,01°
4 30 menit 56,83°
5 40 menit 60,19°
6 50 menit 64,21°
7 60 menit 68,75°
8 63 menit 70°
29

Sebelum dilakukan pengujian terhadap efek dari sistem kendali mesin


potong ini, diambil data berupa nilai suhu sebelum di masukan sistem kendali
menggunakan proximity, hal ini bertujuan sebagai pembanding efektifitas
penggunaan sistem kendali mesin potong menggunakan sensor suhu MLX90614
dan Proximity.

Berdasarkan tabel 4.1 sebelum dinyalakan sensor suhu mendeteksi suhu


grinda pada nilai 34,85, ketika mesin grinda dinyalakan selama 10 menit sensor
suhu mendeteksi adanya kenaikan suhu yaitu sebesar 41,77, selisih dari sebelum
digunakan dengan 10 menit penggunaan sebesar 6,92 drajat celcius. Pada menit
ke 20 besaran suhu yang terdeteksi adalah 49,01 yang berarti selisih dari suhu
menit ke 10 hingga menit ke 20 adalah 7,24 drajat celcius, dan jika dirata-ratakan
pada setiap kelipatan 10 menit percobaan kenaikan suhu yang terjadi yaitu 4,84
drajat celcius. Jika digambarkan kedalam grafik akan tampak seperti gambar
dibawah ini.

90
80
70
60
50
40
Tempratur
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 63
menit menit menit menit menit menit menit menit

Gambar 4. 3 Gambar Grafik Kenaikan Suhu Tanpa sistem Kendali


30

Gambar 4. 4 Tampilan suhu sebelum mesin potong dinyalakan

Gambar 4. 5 Tampilan Suhu Pada Menit ke 10


31

4.2.2 Pengukuran Suhu Dengan Sistem Kendali


Pengujian yang selanjutnhya adalah menggunakan sensor suhu
MLX90614 dengan thermometer digital untuk membandingkan hasil pengukuran
suhu yang terjadi sebelum mesin grinda tangan dinyalakan dan ketika mesin
grinda sedang digunakan dengan maksud untuk mengkalibrasi sensor suhu
MLX90614 dengan thermometer digital dan berapa persentasi error yang didapat .
sebagai acuan persentase error yaitu dibawah 1% tingkat error nya.

Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran suhu dengan Sensor MLX90614 dan Thermometer

Nilai Sensor Nilai


No Lama Pengujian Selisih Eror %
MLX90614 Thermometer
1 0 Menit 35,51° 35,3° 0,21 0,59%
2 10 menit 46,25° 46,1° 0.15 0,32%
3 20 menit 48,85° 48,6° 0,25 0,51%
4 30 menit 53,03° 52,8° 0,23 0,43%
5 40 menit 55,19° 54.9° 0,29 0,52%
6 50 menit 59,25° 59,1° 0,15 0,25%
7 60 menit 63,75° 63,5° 0,25 0,39%
8 70 menit 67,15° 66.9° 0,25 0,37%
9 80 menit 70° 69,8 0,2 0,28%

Hasil dari perbandingan kedua pengukuran suhu dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
sebagai penjelasan nya sebabagi berikut :

1. Lama Pengujian : Merupakan waktu saat pengambilan data dimulai dari 0


menit sampai dengan 80 menit
2. Nilai Sensor : Merupakan nilai yang ditampilkan pada layar LCD berdasarkan
hasil dari sensor suhu MLX90614
3. Thermometer : merupakan Hasil Pengukuran suhu menggunakan thermometer
digital sebagai kalibrsi dengan sensor MLX90614
4. Selisih : merupakan nilai yang dihasilkan dari hasil pengukuran sensor
MLX90614 dengan thermometer digital.
32

5. Error : Perbedaan antara nilai sensor suhu non conract MLX90614 dan nilai
suhu temperature thermometer dibagi dengan nilai suhu temperature dikali
100%.
Berdasarkan Hasil Perbandingan nilai suhu antara sensor suhu MLX90614 dan
thermometer digital terlihat hasilnya tidak jauh berbeda dimana sebelum
digunakan hasil sensor suhu MLX90614 menunjukan nilai 35,51 drajat celcius
sedangkan thermometer menunjukan nilai 35,3 dimana Rate error dari suhu mesin
grinda tersebut hamya 0,59%. Mulai dari pengujian 10 menit sampai dengan 80
menit rate error nya masih dibawah 1% yang artinya masih dalam batas toleransi.
Dari durasi pengujian alat di menit ke 80 mesin grinda berad pada suhu 70 drajat
celcius berdasarkan pengukuran dari sensor suhu MLX90614, dimana pada suhu
ini di beri batasan trigger off pada relay yang mengakibatkan mesin grinda off
dan perlu di istirahatkan sampai suhu dibawah 70 drajat celcius.

90
80
70
60
50
40
MLX90614
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
menit menit menit menit menit menit menit menit menit

Gambar 4. 6 Grafik Kenaikan suhu dengan sistem kendali otomatis


33

Gambar 4. 7 Tampilan suhu sebelum mesin grinda menyala

Gambar 4. 8 Pengukuran suhu mesin grinda menggunakan thermometer


34

Gambar 4. 9 Tampilan suhu pada menit ke 10

4.2.3 Hasil Perbandingan Dengan Sistem dan Tanpa Sistem


Kenaikan suhu yang ditampilkan sensor MLX90614 mulai dari awal
penggunaan sampai menit ke sepuluh sebesar 10,74 drajat, pada menit ke sepuluh
sampai menit ke dua puluh kenaikan suhu yang terjadi sebesar 2,6 drajat celcius,
dengan ini maka dapat di ambil rata rata kenaikan suhu mesin grinda tangan
menggunakan sistem kendali ini sebesar 4,5 drajat celcius. Nilai ini masih
dibawah kenaikan suhu yang terjadi tanpa menggunakan sistem kendali yang
bernilai 4,84 drajat celcius, dan rentang waktu penggunaan mesin gerinda ini
tanpa sistem kendali hanya 63 menit, sedangkat menggunakan sistem kendali
mesin grinda dapat digunakan selama 80 menit. Dapat dikatakan selisih
penggunaan mesin grinda tangan ini tanpa sistem dan dengan sistem yaitu 17
menit. Jika di tampilkan kedalam grafik, dapat dilihat pada gambar 4.10 seperti
dibawah.
35

80

70

60

50

40 dengan Sistem

30 tanpa sistem

20

10

0
10 20 30 40 50 60 63 70 80
menit menit menit menit menit menit menit menit menit

Gambar 4. 10 Grafik Perbandingan suhu dengan sitem dan Tanpa sistem

4.2.4 Pengambilan data RPM


Pengambilan Data selanjutnya yaitu pengambilan data RPM yang
ditampilkan oleh layar LCD , pengukuran RPM disini menggunakan Hall sensor
RPM. Pengambilan data dilakukan sampai batas suhu maksimal yaitu 70 drajat
celcius untuk mengetahui perubahan RPM selama kenaikan suhu. RPM yang
ditampilkan oleh LCD akan dibandingkan dengan name plate yang tertera pada
mesin grinda tangan untuk dilakukan perbandingan dan menghitung slip yang
terjadi antara name plate dengan hasil pengukuran hall sensor RPM.

Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran RPM


No. Lama Pengujian Nilai Rpm pada Nilai Rpm Pada Slip %
name plate LCD
1 10 menit 12.000 Rpm 11.976 Rpm 0,2 %
2 20 menit 12.000 Rpm 11.941Rpm 0,5 %
3 30 menit 12.000 Rpm 11.898 Rpm 0,8%
No. Lama Pengujian Nilai Rpm pada Nilai Rpm Pada Slip %
name plate LCD
36

4 40 menit 12.000 Rpm 11.956 Rpm 0,3%


5 50 menit 12.000 Rpm 12.080 Rpm 0.6%
6 60 menit 12.000 Rpm 11.888 Rpm 0,9%
7 70 menit 12.000 Rpm 11.891 Rpm 0,9%
8 80 menit 12.000 Rpm 11.888 Rpm 0,9%

Keterangan Tabel :

1. No : Nomer Urut Pada saat pengujian


2. Lama Pengujian : Waktu lamanya mesin potong di gunakan selama 80 menit
3. Nilai Rpm pada name plate : Rpm yang ada pada name plate dan spesifikasi
dari mesin grinda tangan.
4. Nilai Rpm pada LCD : Nilai Rpm yang keluar dari hasil pengukuran sensor
MLX90614 yang ditampilkan pada layar LCD.
5. Slip % : Batas kesalahan pengukuran sensor yang dibandingkan dengan name
plate Rpm pada mesin grinda tangan dengan nilai perhitungan sensor dikali
100.

Berdasarkan dari tabel 4.3 Di hasilkan nilai RPM yang diukur dengan hall
sensor RPM tidak jauh dari RPM yang tertera pada name plate mesin grinda
tangan, hal ini menjadikan rate slip motor pada mesin grinda masih dibawah
angka 1%, dimana batas toleransi slip motor . pada menit ke 10 rpm yang terbaca
oleh hall sensor adalah 11.976, pada menit ke 20 Putaran motor terbaca 11.941,
dan selama percobaan tidak menunjukan lonjakan RPM yang signifikan.
37

12500

12000

11500
Rpm
11000

10500

10000
10 menit 20 menit 30 menit 40 menit 50 menit 60 menit 70 menit 80 menit

Gambar 4. 11 Grafik RPM

Jika digambarkan dalam grafik dapat terlihat seperti gambar 4.10 , grafik
menunjukan satu garis lurus yang mengartikan putaran masih stabil selama
percobaan pemakaian mesin potong otomatis ini. Kenaikan RPM dari putaran
motor dapat mengakibatkan motor cepat panas, untuk itu perlu ditambahkan
sistem kendali seperti ini agar dapat meminimalisir mesin potong over heat.

4.2.5 Pengukuran Sensor Proximity


Pada pembuatan sistem kendali mesin potong ini menggunakan sensor
proximity type E18-D80NK sebanyak 2 buah dengan fungsi proximity 1 sebagai
penyambung dan proximity 2 sebagai pemutus. Pengukuran tegangan pada
proximity ini dimaksudkan untuk mengetahui tegangan masukan yang mengalir
pada proximity pada saat sebelum proximity ini On dan pada saat proximity Off,
Range Input tegangan yang tertera pada data sheet proximity ini adalah 5v s/d 9 v.
Prinsip kerja dari proximity ini adalah normaly Open ketika proximity terhalang
oleh suatu benda.
38

Tabel 4. 4 Hasil Pengukuran Tegangan Proximity

Nilai Tegangan
No Nomer Sensor Kondisi sensor (Volt)
1 Proximity 1 Mendeteksi mata grinda 7,2
2 Proximity 1 Tidak Mendeteksi mata gerinda 4,6
3 Proximity 2 Mendeteksi mata grinda 6,9
4 Proximity 2 Tidak Mendeteksi mata gerinda 4,7

Keterangan Tabel :

1. No : Nomer Urut pada saat pengambilan data


2. Nomer Sensor : Sensor yang digunakan sebagai trigger on/off untuk sistem
kendali mesin potong.
3. Kondisi Sensor : kondisi pada saat sensor terhalang atau tidak terhalang mata
grinda tangan.
4. Nilai tegangan : Nilai yang keluar dari hasil pengukuran pada sensor proximity
menggunakan Multimeter.

Dari hasil pengukuran pada tabel 4.2 didapatkan nilai tegangan pada proximity
1 sebelum mendeteksi mata grinda tangan didapatkan nilai tegangan sebesar 4,6
Volt, dan setelah mata grinda terdeteksi didaptkan nilai tegangan sebesar 7,2 Volt.
Selanjutnya nilai tegangan yang di dapatkan pada proximity 2 sebelum
mendeteksi mata grinda tangan sebesar 4,7 Volt, dan setelah mata grinda tangan
terdeteksi nilai tegangan yang didapat sebesar 6,9 Volt.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini sebagai berikut :
39

1. Dengan menambahkan sistem kendali mesin potong menggunakan sensor


MLX90614 dan Proximity Dapat disimpulkan bahwa Waktu pengunaan dari
mesin potong lebih lama 17 menit di bandingkan dengan tanpa sistem kendali
ini.
2. Penggunaan dari sistem kendali ini menjadikan mesin potong memiliki jeda
istirahat setelah selesai memotong, karna ketika mesin potong ini selesai
memotong, maka mesin akan mati secara otomatis.
3. Pengguna dari mesin potong dapat memastikan dan melihat pada layar LCD
display setiap kenaikan suhu yang terjadi pada mesin potong dan jika mesin
potong suhu nya sudah mencapai 70 drajat celcius, maka mesin potong akan
mati otomatis dan buzzer akan menyala sebagai alarm kepada si pengguna
mesin potong tersebut bahwa mesin potong harus di istirahatkan sampai suhu
kembali pada level dibawah 70 drajat celcius.

5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk pengembangan kedepanya agar bisa di berikan input dari keypad


sebagai pengatur suhu secara langsung dan tidak perlu memprogram ulang
sistem kendali mesin potong ini.
2. Untuk penggunaan sensor RPM dapat digunakan dengan type lain yang lebih
efektif penggunaan nya tanpa harus menggunakan magnet sebagai titik
ukurnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arduino, B., & Sensor, M. (2020). Jurnal Vol.11 No. 1 Januari 2020. 11(1).
Emidiana, E. (2017). Pengaruh Kapasitas Kapasitor Pada Kumparan Bantu
Terhadap Pemanasan Motor Induksi Satu Fasa. Jurnal Ampere, 2(2), 81.
https://doi.org/10.31851/ampere.v2i2.1771
Gorontalo, U. I., & Uno, A. (2017). Sistem kontrol penerangan menggunakan
arduino uno pada universitas ichsan gorontalo. 9, 282–289.
Handoko, P. (2017). Sistem Kendali Perangkat Elektronika Monolitik Berbasis
Arduino Uno R3. November, 1–2.
Kamil, I. (2018). PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUM PENGAMAN MOTOR
LISTRIK BERBANTUAN PLC SIEMENS S-7. 3, 96–101.
Krisnanda, F. (n.d.). Pengendalian kecepatan putaran. 1–6.
Mirza, Y. (2018). Sensor Suhu Lm35 Dan Photo Dioda Sebagai Sistem Kendali
Mesin Potong. JUPITER (Jurnal Penelitian Ilmu Dan Teknologi Komputer),
10(1), 45–57.
Naibaho, K. E. (2020). Pengukur Suhu Tubuh Secara Tak Sentuh Menggunakan
Sensor Suhu IR Non Contact MLX90614 Berbasis Arduino Nano.
Polly, V., Pandelaki, S., & Dame, K. (2020). Alat Pendeteksi Suhu Tubuh
Contactless Menggunakan Mlx90614 Berbasis Mikrokontroler Dengan Fitur
Suara. Jurnal Ilmiah Realtech, 16(2), 49–53.
https://doi.org/10.52159/realtech.v16i2.133
Primadi, U. R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2019).
-Sistem Monitoring Rpm Motor Listrik Melalui.
Putra, Y. R., Triyanto, D., Komputer, J. S., Sensor, W. F., & Valve, S. (2017).
Jurnal Coding Sistem Komputer Untan RANCANG BANGUN PERANGKAT
MONITORING DAN PENGATURAN PENGGUNAAN AIR PDAM
( PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ) BERBASIS Jurnal Coding Sistem
Komputer Untan ISSN : 2338-493X. 05(1).
Rangga Gelar Guntara, R. A. F. (2017). Pembangunan Aplikasi Panduan
Memasak Menggunakan Sensor Proximity Sebagai Fitur Air Gesture Pada
Platform Android. Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika (KOMPUTA),
1(1), 1–9.

40
41

Rizki, M. F. S. (2019). Analisis Performansi Motor Induksi Satu Fasa Dengan


Perbandingan Suplai Daya v/f Konstan Pada Blower Dengan Menggunakan
Matlab. Journal of Electrical and System Control Engineering, 2(2).
https://doi.org/10.31289/jesce.v2i2.2360
Saleh, M., & Haryanti, M. (2017). Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah
Menggunakan RelayJurnal Teknologi Elektro , Universitas Mercu Buana
Muhamad Saleh Program Studi Teknik Elektro Universitas Suryadarma ,
Jakarta Program Studi Teknik Elektro ISSN : 2086 ‐ 9479. Teknik Elektro,
8(3), 181–186.
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte/article/download/2182/1430
Sandra, R., Simbar, V., & Syahrin, A. (2017). Prototype Sistem Pendeteksi Darah
Menggunakan Arduino Uno R3. Jurnal Teknologi Elektro, Universitas
Mercu Buana, 8(1), 80–86.
Şenocak, G. (2019). Bab Ii Motor Induksi. 5–21.
Sitohang, E. P., Mamahit, D. J., & Tulung, N. S. (2018). Rancang Bangun Catu
Daya Dc Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Teknik Elektro
Dan Komputer, 7(2), 135–142.
Turmahun, Azhar, & Finawan, A. (2017). Rancang Bangun Pemisah Benda
Logam dan Non Logam Menggunakan Elektro Pneumatic. Jurnal Tektro,
1(1), 42–48.
Ulfa, N., Julaipah, & Anggoro, A. F. (2018). Pengaruh Nilai Tegangan Masukan
Terhadap Regulasi Tegangan pada IC L7805 Sebagai Positive Voltage
Regulator. Media Elektrika, 11(1), 14–19.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ME/article/view/4500/4103
Urbach, T. U., & Wildian, W. (2019). Rancang Bangun Sistem Monitoring dan
Kontrol Temperatur Pemanasan Zat Cair Menggunakan Sensor Inframerah
MLX90614. Jurnal Fisika Unand, 8(3), 273–280.
https://doi.org/10.25077/jfu.8.3.273-280.2019
LAMPIRAN
1. Komponen Yang Digunakan
1.1 Arduino Nano

42
43
44

1.2 Program Arduino


#include <Adafruit_MLX90614.h>
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

Adafruit_MLX90614 mlx = Adafruit_MLX90614();

const int sensor1 = 12;


const int sensor2 = 11;
const int relay = 10;

const int buzzer = 4;


const int button = 5;

const int sensor_rpm = 2;

byte termometer[8] = //icon for termometer


{
B00100,
B01010,
B01010,
B01110,
B01110,
B11111,
B11111,
B01110
};

byte speed1[] = {
B00011,
B00110,
B01100,
B01110,
B11111,
45

B00110,
B01100,
B11000
};

int flag1=0;

unsigned long previousMillis = 0;


const long interval = 1000;

int buzzerState = HIGH;

volatile byte counts;


unsigned int rpm;
unsigned long previoustime;

void count_function()
{
counts++;
}

void setup() {
Serial.begin(9600);
lcd.begin();

pinMode(sensor1, INPUT_PULLUP);
pinMode(sensor2, INPUT_PULLUP);
pinMode(button, INPUT_PULLUP);
pinMode(relay, OUTPUT);
pinMode(buzzer, OUTPUT);

digitalWrite(relay,HIGH);
digitalWrite(buzzer,HIGH);

attachInterrupt(0, count_function, RISING);


pinMode(sensor_rpm, INPUT);
46

counts= 0;
rpm = 0;
previoustime = 0;

lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Tugas Akhir");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Control Mesin");
lcd.createChar(1,termometer);
lcd.createChar(2, speed1);
Serial.println("Tugas Akhir- Control Mesin");
delay(2000);
lcd.clear();
if (!mlx.begin()) {
Serial.println("Error connecting to MLX sensor. Check
wiring.");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("MLX Error!");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Cek Wiring!!");
while (1);
};
lcd.clear();

void loop() {
detachInterrupt(0);
rpm = 60*1000/(millis() - previoustime)*counts;
previoustime = millis();
counts= 0;

lcd.setCursor(0,0);
lcd.write(1);
lcd.setCursor(1,0);
47

lcd.print(":");
lcd.setCursor(2,0);
lcd.print(mlx.readObjectTempC());
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print((char)223);
lcd.print("C");

lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(2);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(":");
if(rpm<10){
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(rpm);
lcd.setCursor(3,1);
lcd.print(" ");
}

if(rpm<100){
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(rpm);
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print(" ");

if(rpm<1000){
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(rpm);
lcd.setCursor(5,1);
lcd.print(" ");
}

if(rpm<10000){
lcd.setCursor(2,1);
48

lcd.print(rpm);
lcd.setCursor(6,1);
lcd.print(" ");
}

if(rpm<100000){
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(rpm);
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print(" ");
}

lcd.setCursor(8 m l .,1);
lcd.print("rpm");

lcd.setCursor(10,0);
lcd.print("R:");

if(digitalRead(relay)==1)
{lcd.setCursor(12,0);lcd.print("OFF");}
else {lcd.setCursor(12,0);lcd.print("ON ");}

if(digitalRead(sensor1)==0 && flag1==0){


digitalWrite(relay,LOW);
flag1=1;
}

if(digitalRead(sensor2)==0 && flag1==1){


digitalWrite(relay,HIGH);
flag1=0;
}

if(mlx.readObjectTempC() > 70){


lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Attention!");
49

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("suhu > 70");
lcd.print((char)223);
lcd.print("C");
digitalWrite(relay,HIGH);
while(1){
unsigned long currentMillis = millis();
if (currentMillis - previousMillis >= interval) {
previousMillis = currentMillis;
if (buzzerState == HIGH) {
buzzerState = LOW;
} else {
buzzerState = HIGH;
}
digitalWrite(buzzer, buzzerState);
}
if(mlx.readObjectTempC() < 70) {break; }
}
digitalWrite(buzzer, HIGH);
lcd.clear();
}

attachInterrupt(0, count_function, RISING);


delay(100);
}
50

1.3 Sensor Suhu MLX90614 IR


51
52
53

1.4 Proximity E18-D80NK-N


54
55

Anda mungkin juga menyukai