Anda di halaman 1dari 27

POPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG DAN PENGUKUR BALOK


KAYU BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

Disusun Oleh :

Tri Wiji Lestari 18.01.04.020

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI CILACAP
2021
SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR

SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ...............................................
NIDN/NPAK : ...............................................
menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Tri wiji Lestari
NIM : 18.01.01.020
Prodi : Teknik Listrik
Judul TA : Rancang Bangun Mesin Pemotong dan Pengukur kayu Otomatis
Menggunakan Arduino Mega 2560
(Studi Kasus: Industri mabel dan tukang pembuat figura)
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

Telah melaksanakan Sidang Proposal Tugas Akhir dengan hasil terlampir.

Cilacap, ...................................
Dosen Penguji 1

(.................................................)
NIDN/NPAK.
Revisi Uji Proposal Tugas Akhir :

Hasil Uji Proposal Tugas Akhir

Dosen Penguji 1 Tgl. Ujian Dosen Penguji 2 Tgl. Revisi

Artdhita Fajar Pratiwi, S.T., M.Eng. Fadhillah Hazrina, S.T., M.Eng.


NPAK. 198506242019032013 NPAK. 199007292019032026

LULUS / TIDAK LULUS (*) SUDAH / BELUM REVISI (**)

1.1 Keterangan:
* ) Diisi oleh dosen penguji ketika sidang/seminar proposal.
** ) Diisi oleh dosen penguji ketika mahasiswa sudah menyelesaikan revisi.
PROPOSAL TUGAS AKHIR

NPM* : 18.01.04.020

Nama* : Tri wiji lestari

Program Studi* : Teknik Listrik

Judul TA* : RancangBangun Mesin Pemotong dan Pengukur kayu Otomatis


Menggunakan Arduino Mega 2560

Tentukan 3 matakuliah yang berkaitan dengan tugas akhir Anda ! Berikan cetak tebal !
Matakuliah* : a) BENGKEL LISTRIK
b) INSTALASI LISTRIK
c) RANGKAIAN LISTRIK
d) ELEKTRONIKA DIGITAL
e) ENERGI TERBARUKAN
f) SISTEM KONTROL
g) MESIN LISTRIK
h) SISTEM PROTEKSI
i) PERAWATAN DAN PERBAIKAN
j) INSTALASI TEGANGAN MENENGAH
k) MIKROKONTROLER
l) TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
m) ANALISA SISTEM TENAGA
n) PLC

Keterangan :
*) Diisi oleh mahasiswa

Cilacap, ...................................
Calon Dosen Pembimbing

Artdhita fajar pratiwi, S.T., M.Eng


NPAK. 198506242019032013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada saat ini sangat berkembang pesat seiring
dengan kemajuan zaman. Semakin berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tentunya membuat masyarakat berlomba-lomba untuk mempelajarinya
agar lebih mudah dalam mencari pekerjaan, khususnya di Negara Indonesia. Penggunaan
teknologi mesin telah merambah diberbagai sektor kehidupan, antara lain adalah sektor
industri mebel yang tidak ketinggalan dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi mesin
yang sudah ada. Saat ini perkembangan teknik pertukangan kayu diharapkan
menghasilkan suatu produk yang berkualitas, maka perlu suatu proses kerja yang efektif.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka mulai
berkembangnya alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam dunia industri
mebel[1].
Semakin bertambahnya variasi pekerjaan yang ada di suatu industri mebel pekerjaan
pemotongan balok kayu dituntut adanya perbaikan mutu produksi, kepresisian dan masih
terbatasnya mesin potong yang efisien, maka inovasi dan modifikasi alat yang ada
menjadi suatu perhatian untuk kemajuan ke depannya. Selain itu, keterbatasan alat potong
manual dan mesin-mesin yang telah ada dalam memproduksi barang serta hasil produksi
yang kurang maksimal menjadi salah satu landasan pendukung untuk memodifikasi mesin
yang telah ada. Hampir semua pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan cepat dan
mudah. Hal ini dikarenakan adanya mesin-mesin yang sengaja diciptakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Selain mempermudah pekerjaan manusia, penggunaan
mesin sangat membantu dalam meningkatkan produktifitas dengan waktu yang relatif
lebih cepat. Salah satunya adalah mesin pemotong dan pengukur balok kayu dengan
menggunakan kontrol otomatis[2].
Perkembangan zaman yang semakin maju, mengakibatkan penggunaan gergaji tangan
sudah mulai jarang digunakan dan beralih menggunakan mesin gergaji. Ukuran mesin
gergaji sangat besar, sehingga akan menyulitkan dalam pemotongan kayu berukuran
kecil. Selain itu, pemotongan di lakukakan satu persatu sesuai dengan ukuran yang di
tentukan. Dengan adanya mesin tersebut sangat membantu dalam meningkatkan
produktifitas dengan waktu yang relatif lebih cepat. Salah satunya adalah mesin
pemotong dan pengukur balok kayu dengan menggunakan kontrol otomatis. Dengan
adanya pembuatan mesin pemotong balok kayu dengan sistem kontrol otomatis, maka
dapat mengembangkan penelitrian tersebut dengan judul rancang bangun mesin
pemotong dan pengukur balok kayu menggunakan Arduino Mega 2560 dengan
menentukan panjang dan berapa jumlah balok yang akan dipotong serta besaran pada
kayu yang akan dipotong[3].
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat
memberikan tujuan sebagai berikut :
1) Membuat mesin pemotong dan pengukur balok kayu.
2) Mempermudah pekerjaan manusia untuk memotong balok kayu sesuai dengan
ukuran yang sudah ditentukan[1].
3) Otomatisasi gerakan pemotongan balok kayu yang digerakan oleh motor Servo
yang dikontrol oleh Arduino Mega 2560.
4) Menggunakan Enkoder pada mesin pengukuran untuk dapat membaca ukuran
balok kayu sehingga dapat mengetahui berapa panjang ukuran balok kayu yang
dipotong.

1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam pmbuatan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1) Bagi Mahasiswa
a. Meninkatkan kreativitas dalam pengembangan teknologi.
b. Menerapkan ilmu kuliah mata kuliah seperti Mikrokontroler dan PLC.
2) Bagi Masyarakat
a. Memberi kontribusi ilmu teknologi kepada masyarakat.
b. Memperkenalkan dan penerapan pemotong dan pengukur balok kayu
dengan kontrol otomatis sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Dan
mempersingkat waktu dalam pemotongan dan pengukuran balok kayu yang
dibutuhkan.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas. Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana cara membuat sistem mekanik mesin pemotong balok kayu?
2) Bagaimana cara membuat sistem elektronis menggunakan Arduino Mega 2560?
3) Bagaimana cara membuat sistem software menggunakan pemrograman Arduino?
4) Bagaimana cara mengetahui unjuk kerja mesin pemotong dan pengukur secara
otomatis?
1.4. Batasan Masalah
Agar dalam tugas akhir tidak menyimpang dari permasalahan yang dianggkat, maka
dalam pembahasan karya tulis akhir, maka memberikan batasan-batasan masalah sebagai
berikut:
1) Pengukuran menggunakan Motor Encoder.
2) Pergerakan gergaji menggunakan motor servo MG996R.
3) Pembuangan sisa kayu masih dilakukan secara manual.

1.5. Metodologi
Metode yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir yaitu:
1) Studi literatur
Mencari kumpulan referensi serta dasar teori mengenai pemotongan kayu yang
secara otomatis baik dari buku-buku maupun Jurnal penelitian ilmiah dari Internet.
2) Perancangan perangkat keras dan perangkat lunak
Perangkat keras yang di rancang meliputi bagian kerangka meja trainer untuk tempat
meletakan Kayu, Motor Servo, Encoder sebagai kontrol dan pemrograman perangkat
lunak menggunakan PLC.
3) Uji coba sistem dan analisis
Menguji sistem yang telah dibuat dan menganalisa hasil.
4) Pembuatan laporan
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan proses
yang sedang dikerjakan dari awal hingga akhir.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Study Literatur


Studi literatur dilakukan dengan cara pengumpulan data dari buku-buku dan jurnal-
jurnal yang sudah ada yang akan digunakan sebagai acuan dalam membuat mesin
pemotong balok kayu dengan sistem kontrol otomatis untuk industri mebel. Berikut data-
data yang digunakan:
a. Pada jurnal yang berjudul “Rancang Bangun Mesin Pemotong Balok Kayu
Serbaguna Dengan Sistem Kontrol Otomatis” yang ditulis oleh Aristyo Ardi,
Kalimantan Selatan. Jurnal ini membahas tentang perancangan mesin pemotongan
balok kayu dengan kontrol otomatis untuk meningkatkan pekerjaan manusia dan
memudahkan manusia untuk memotong balok kayu, serta untuk mengetahui
pembuatan rancang bangun mesin pemotong balok kayu serbaguna dengan sistem
kontrol otomatis[1].
b. Pada jurnal dengan judul “Rancangan dan Pembuatan Mesin Potong Kayu”. Pada
jurnal ini membahas rancangan desain pemotong kayu untuk industri mebel serta
pembuatan mesin pemotong kayu untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan
kebutuhan pemotongan pada saat digunakan untuk pembuatan produk[2].
c. Pada jurnal dengan judul “Sistem Informasi Pemotongan Algoritma Greedy”. Pada
jurnal ini menganalisa harga perpotongan kayu yang dipotong, jadi setiap kayu yang
dipotong akan dihuitung jumlahnya untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan
kualitsa dan besarnya dari kayu tersebut[3].
d. Pada jurnal dengan judul “Simulation Cutting Wood with Full Tapper Cant Sawing
Method”. Pada jurnal ini membahas pengembangan pemotongan kayu dalam skala
besar dengan pola-pola pemotongan tertentu dari gelondongan kayu sampai dengan
menjadi papan.
e. Pada jurnal dengan judul “Analisis Kinerja Mesin Pemotong Balok Kayu Dengan
Sistem Kontrol Otomatis”. Pada jurnal ini menganalisa cara kerja dari mesin
pemotong dengan sistem kontrol otomatis untuk memotong kayu dan mendapatkan
hasil berupa gambar kerja serta menentukan komponen mesin pemotong.
Panelitian sebelumnya menyebutkan bahwa mesin pemotong balok kayu hanya dapat
digunakan untuk memotong balok kayu dan membuatnya menjadi papan, tetapi mesin
pemotong balok kayu yang digunakan belum ada yang bekerja untuk pengukuran dan
berapa jumlah balok kayu yang akan dipotong. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini,
menjadikan mesin pemotong dan pengukur balok kayu sebagai objek untuk industri mebel
yang dikendalikan otomatis menggunakan Arduino Mega 2560 dan dapat mengukur
berapa panjang balok kayu serta dapat menentukan berapa jumlah balok kayu yang akan
dipotong.
2.2. Landasan Teori
2.1.1. Konveyor Sabuk
Konveyor sabuk adalah sebuah mesin yang dapat memindahkan suatu bahan
menggunakan sabuk karet (belt) yang tidak berujung yang terdiri dari beberapa
lapisan yang diperkeras dengan serat baja atau kawat baja untuk menghasilkan
kekuatan pada sabuk. Konveyor sabuk bisa digunakan sebagai pemindah muatan
satuan maupun muatan curah sepanjang garis lurus (horizontal) atau sudut inklinasi
terbatas.
Konveyor sabuk (Belt Conveyor) sering digunakan pada suatu proses industri.
Pada sebuah industri yang bergerak pada bidang pengecoran digunakan untuk
mengangkut dan mendistribusikan pasir cetak, pada industri kertas digunakan untuk
mengangkut kayu potongan ke chipper dan mendistribusikan bubur kertas kering,
pada unit pembangkit daya dan pertambangan batu bara digunakan untuk
memindahkan biji batu bara.
Konveyor sabuk sabuk (Belt Conveyor) memiliki kapasitas pemindahan besar
(500 sampai 5000 m3 /jam atau lebih), dapat memindahkan sebuah bahan dalam jarak
yang jauh (500 sampai 1000 m atau bahkan lebih), perencanaan yang sederhana, berat
dari konveyor sabuk relative ringan, proses perawatan dan operasional yang mudah.
Beberapa fungsi dari konveyor sabuk ini telah menjadikan konveyor sabuk secara luas
digunakan sebagai mesin pemindah bahan.
Konveyor sabuk (belt conveyor) mempunyai bagian utama yang berupa sabuk
yang berada di atas roller tumpuan. Sabuk (belt) dapat berjalan karena adanya motor
penggerak yang menggerakkan melalui suatu pulley, sabuk (belt) dapat berjalan
secara translasi dengan melintas miring atau datar tergantung kebutuhan dari operator.
Barang atau material terletak di atas sabuk dan berjalan searah dengan sabuk bergerak
kesatu arah yang di inginkan.
Pada proses menjalankan konveyor sabuk menggunakan sebuah penggerak
yaitu motor listrik dengan penghubung roda gigi yang dihubungkan langsung ke
sebuah puli. Sabuk yang terletak di bagian atas roller-roller berjalan melintasi roller-
roller dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan putaran dan puli penggerak [4].
Berikut adalah sketsa konveyor tampak samping yang tertera pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Sketsa konveyor Tampak samping[4]


2.1.2. Motor DC
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi mekanik. Dalam motor dc terdapat dua kumparan yaitu
kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan megan magnet dan kumparan
jangkar yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya gaya gerak listrik (ggl E). Jika
arus dalam kumparan jangkar berinteraksi dengan medan magnet, akan timbul torsi
(T) yang akan memutar motor[5].
Motor DC dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1) Motor Arus Searah Berpenguat Sendiri
Motor DC dengan penguat sendiri (self excited) didefinisikan sebagai motor
DC dimana arus kumparan medan diperoleh dari sumber arus DC yang sama dengan
arus yang digunakan pada kumparan jangkar. Berdasarkan cara menghubungkan
kumparan medan dan kumparan jangkar, secara umum motor dc diklasifikasi dalam 3
macam, yaitu :
a. Motor Arus Searah berpenguat shunt (paralel)
b. Motor arus searah berpenguat seri
c. Motor arus searah berpenguat kompon
Beikut adalah rangkaian ekuivalen motor DC shunt yang tertera pada gambar
2.2.

Gambar 2. 2 Rangkaian ekivalen motor dc shunt[5]

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan
medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung atau directional.
Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu
atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah
(komutator). Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan
sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja
berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor
beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal
dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet
dan arah aliran arus[5].
Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu bagian diam (stator) dan bagian
bergerak (rotor) yang sudah terbentuk dalam satu bagian seperti pada Gambar 2.2.
Stator motor arus searah adalah badan motor atau kutub magnet (sikat-sikat),
sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar lilitanya. Pada motor, kawat
penghantar listrik yang bergerak tersebut pada dasarnya merupakan lilitan yang
berbentuk persegi panjang yang disebut kumparan. Berikut adalah gambar motor DC
yang tertera pada gambar 2.3[5].

Gambar 2. 3 Motor DC[5]

2.1.3. Motor Servo


Motor servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di
mana posisi rotor-nya akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear,
potensiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor [6].
Keunggulan dari penggunaan motor servo adalah:
 Tidak bergetar dan tidak ber-resonansi saat beroperasi.
 Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor.
 Penggunaan arus listik sebanding dengan beban yang diberikan.
 Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder yang
dipakai.
 Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, motor servo juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
 Memerlukan pengaturan yang tepat untuk menstabilkan umpan balik.
 Motor menjadi tidak terkendali jika encoder tidak memberikan umpan balik.
 Beban berlebih dalam waktu yang lama dapat merusak motor[6].
Berikut adalah gambar motor servo yang tertera pada gambar 2.3.

Gambar 2. 4 Motor Servo[6]


2.1.4. LCD i2C 16X2
LCD (Liquid Cristal Display) adalah suatu komponen elektronika yang
berfungsi untuk menampilkan suatu data, baik karakter, huruf, ataupun angka. LCD
yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah LCD dengan tampilan 16x2 (16
kolom dan 2 baris). Dalam modul LCD terdapat mikrokontroller yang berfungsi
sebagai pengendali tampilan karakter LCD, mikrokontroler tersebut dilengkapi
dengan memori dan register, modul dan tampilan pada LCD dapat dilihat pada

Gambar 2.4[7]
Gambar 2. 5 LCD i2C 16X2[7]

2.1.5. Sensor Photoelectric


Sensor photoelectric merupakan suatu sensor yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu obyek dengan menggunakan emitter (sumber cahaya) cahaya dan
receiver cahaya.Penggunaan sensor photoelectric sangat luas baik di dunia industri
maupun kehidupan sehari-hari. Contoh paling sederhana di sekitar kita yaitu
penggunaan sensor photoelectric pada pintu toko untuk mendeteksi pelanggan yang
masuk.
Berikut ini beberapa teknik photoelectric sensor untuk mendeteksi obyek, yaitu:
1) Retroreflective
Teknik ini di terdiri dari emitter dan receiver yang dipasang pada satu unit
seperti Gambar 1. Pada Gambar 1 (a) terlihat cahaya infrared dari emitter
dipancarkan ke reflektor dan dipantulkan kembali ke receiver. Sebaliknya seperti
yang terlihat pada Gambar 1 (b), jika ada target yang menghalangi maka output
receiver akan berubah. Demikian sebaliknya, jika tidak ada yang menghalangi
maka output receiver akan kembali ke keadaan awal. Jarak maksimum
pendeteksian dengan teknik ini sekitar 10 m. Berikut adalah gambar jarak anrata
Retroreflective photoelectric sensor dengan obyek bendayangtertera pada gambar
2.6 [8].

Gambar 2. 6 Retroreflective photoelectric sensor[8].


2) Through-beam
Teknik ini di terdiri dari emitter dan receiver yang dipasang terpisah seperti
Gambar 2. Pada Gambar 2 (a) terlihat emitter memacarkan infrared dan kemudian
diterima oleh receiver di seberangnya. Sebaliknya seperti yang terlihat pada
Gambar 2(b), jika ada target yang melewati tengah-tengah maka cahaya yang
dipancarkan emitter ke receiver akan terhalang sehingga output receiver akan
berubah. Demikian sebaliknya, jika tidak ada yang menghalangi maka output
receiver akan kembali ke keadaan awal. Jarak maksimum pendeteksian dengan
teknik ini sekitar 90 m. Berikut adalah gambar jarak anrata Through-beam
photoelectric sensor dengan obyek bendayangtertera pada gambar 2.7 [8].

Gambar 2. 7 Through-beam photoelectric sensor[8].

3) Diffuse Photoelectric Sensor


Teknik ini di terdiri dari emiter dan receiver yang dipasang pada satu unit
seperti Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat cahaya infrared dari emiter
dipancarkan secara langsung ke target dan cahaya tersebut akan terpantul ke
segala arah (diffuse). Jika receiver menerima cahaya pantul yang cukup maka
output receiver akan berubah. Demikian sebaliknya, jika tidak ada cahaya yang
mengenai receiver maka outputreceiverakan kembali ke keadaan awal. Jarak
efektif pendeteksian dengan teknik ini sekitar 1 m. Berikut adalah gambar jarak
anrata Diffuse photoelectric sensor dengan obyek benda yang tertera pada
gambar 2.[8].

Gambar 2. 8 Diffuse photoelectric sensor[8]

2.2.4. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi[9].
Gambar 2. 9 Bentuk Relay dan Simbol Relay[9]

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :


1) Electromagnet (Coil)
2) Armature
3) Switch Contact Point (Saklar)
4) Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay yang tertera pada
gambar 2.10:

Gambar 2. 10 Struktur Sederhana Relay[9]

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :


a. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
b. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka).
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan
Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
a. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay.
b. Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact).
Berikut ini merupakan gambar dari jenis-jenis Relay yang tertera pada gambar
2.11:
Gambar 2. 11 Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw[9]

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan


Elektronika diantaranya adalah :
1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay
Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan
bantuan dari Signal Tegangan rendah.
4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short)[9].

2.1.6. Sensor Rotary Encoder


Sensor Rotary Encoder adalah divais elektromekanik yang dapat memonitor
gerakan dan posisi. Rotary Encoder umumnya menggunakan sensor optik untuk
menghasilkan serial pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi dan arah.
Sehingga posisi sudut suatu poros benda berputar dapat diolah menjadi informasi
berupa kode digital oleh rotary encoder untuk diteruskan oleh rangkaian kembali.
Rotary encoder umumnya digunakan pada pengendalian robot, motor drive, dsb.
Berikut ini merupakan gambar dari Sensor Rotary Encoder yang tertera pada gambar
2.12 [10].

Gambar 2. 12 Sensor Rotary Encoder[10]


Rotary Encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang meliliki lubang-lubang
pada bagian lingkaran piringan. LCD ditempatkan pada salah satu sisi piringan
sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Disisi yang lain suatu phototransistor
diletakan sehingga phototransistor ini dapat mendeteksi cahaya dari LED yang
bersebrangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan potos motor, atau divais berputar
lainnyayang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor berputar piringan
juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan cahaya LED dapat
mencapai phototransistor melalui lubang-lubang yang ada, maka phototransistor akan
mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu pulsa gelombang persegi. Gambar
2.12 menunjukan bagan statistik sederhana dari rotary encoder. Semakin banyak
deretan pulsa yang dihasilkan pada satu putaran menentukan akurasi rotary encoder
tersebut, akibatnya semakin banyak jumlah lubang yang dapat dibuat pada piringan
menentukan akurasi rotary encoder tersebut. Berikut ini merupakan gambar dari
Tipikal Penghasil Pulsa pada Rotary Encoder yang tertera pada gambar 2.13 [10].

Gambar 2. 13 Rangkaian Tipikal Penghasil Pulsa pada Rotary Encoder[10]

Incremental encoder terdiri dari dua track atau single track sensor yang dibuat
channel A dan B (Gambar 2.13). Ketika poros berputar, deretaan pulsa akan muncul
di masing-masing channel pada frekuensi yang proporsional dengan kecepatan putar
sedangkan hubungan fasa antara channel A dan B menghasilkan arah putaran. Dengan
menghitung jumlah pulsa yang terjadi terhadap revolusi piringan maka putaran dapat
diukur. Unuk mengetahui arah putaran, dengan mengetahui channel mana yang
leading terhadap channel satunya dapat kita tentukan arah putaran yang terjadi karena
kedua channel tersebut akan selalu berbeda fasa seperempat putaran (quadrature
signal). Seringkali terdapat output channel ketiga, disebut INDEX, yang
menghasilkan satu pulsa perputaran berguna untuk menghitung jumlah putaran yang
terjadi. Berikut ini merupakan gambar dari Susunan Piringan untuk Incremental
Encoder yang tertera pada gambar 2.14 [10].
Gambar 2. 14 Susunan Piringan untuk Incremental Encoder[10].

2.1.7. Arduino Mega 2560


Arduino adalah kit elektronik atau board rangkaian elektronik yang berbasis
mikrokontroler yang bersifat opensource dimana di dalamnya terdapat komponen
utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR buatan Atmel
(Atmega328). Arduino merupakan open source electronic platform yang bersifat easy
to use untuk membuat berbagai proyek elektronika. Arduino dapat menerima sinyal
dari berbagai macam sensor dan dapat mengendalikan berbagai perangkat seperti
motor, LED, dan lain-lain. Selain itu, karena arduino adalah sistem berbasis
microcontroller maka perlu dituliskan perintah atau program ke dalam arduino
tersebut agar dapat berfungsi sesuai yang diinginkan. Arduino Mega 2560 adalah
board atau papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis Arduino dengan
menggunakan chip Atmega 2560. Sesuai dengan Gambar 2.15, Arduino Mega 2560
memiliki pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin
diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware).
Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz, sebuah port
USB,power jack DC, dan tombol reset. Berikut ini merupakan gambar dari Arduino
Mega 2560 yang tertera pada gambar 2.15 [11] .

Gambar 2. 15 Arduino Mega 2560[11]


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data


Didalam penulisan Tugas Akhir ini dibutuhkan data-data pendukung yang
diperoleh dengan suatu metode pengumpulan data yang relevan. Metode pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh data-data adalah Observasi dan studi pustaka.
Observasi adalah suatu pengamatan langsung suatu objek yang akan di teliti dalam
waktu singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung cara pemotongan dan
pengukuran yang dilakukan pegawai industri mebel. Pada pelaksanaan pemotongan dan
pengukuran ada 2 tahapan yaitu pengukuran terlebih dahulu balok kayu yang akan
dipotong kemudian pemotongan balok kayu. Ketelitian dan kepresisian adalah kunci dari
terbentuknya suatu benda yang akan dibuat, seharusnya pegawai lebih fokus pada saat
pengukuran dan pemotongan balok kayu sehingga hasilnya lebih presisi dan akurat.
Penelitian menunjukan bahwa ketelitian adalah salah satu dari prediktor-prediktor yang
sangat penting untuk mencapai keakuratan.
Pada saat pembuatan produk yang dilakukan oleh pegawai industri mebel yaitu
fokus terhadap balok kayu yang akan diukur dan harus serius pada saat pemotongan. Hal
ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kegagalan pada saat pembuatan produk.
Cara kerja untuk mendukung tujuan tersebut dengan rancang bangun. Metode ini diawali
mulai dari perancangan, pembuatan dan pengujian mesin pemotong dan pengukur balok
kayu menggunakan Arduino Mega 2560[1].
Untuk menunjang observasi yang di lakukan maka di perlukan metode studi
literatur, dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari dan
membaca jurnal atau buku dan sumber lainnya yang menunjang penelitian ini, terutama
penelitian-penelitian tentang pemotongan balok kayu yang telah dilakukan sebelumnya.

3.2. Metode Perancangan Alat


Metode perancangan alat ditempuh agar dapat memudahkan dalam pembuatan alat,
yaitu dengan beberapa cara sebagai berikut:

3.2.1. Pembuatan Blok Diagram


Pembuatan blok diagram untuk menggambarkan proses kerja alat. Berikut
adalah Gambar blok diagram yang akan digunakan yang dapat dilihat pada Gambar
3.1.
Gambar 3. 1 Blok Diagram
3.2.2. Flowchart System
Flowchart sistem ini nantinya akan menggambarkan detail tentang pembuatan
alat ini. Pada flowchart di bawah menggambarkan proses awal hinga akhir sistem ini
bekerja. Berikut adalah Gambar flowchart system yang akan digunakan yang dapat
dilihat di Gambar 3.2.
Gambar 3. 2 Flowchart System

Berdasarkan Gambar 3.2 yang menjelaskan flowchart system alat maka prinsip
kerja dari mesin pemotong dan pengukur balok kayu tersebut yaitu untuk
mengaktifkan mesin pemotong dan pengukur balok kayu untuk industri mebel yaitu
dengan menyalurkan sumber listrik pada Arduino Mega 2560. Menekan tombol start
untuk menjalankan program kemudian menentukan berapa jumlah kayu yang akan
dipotong dan berapa panjang kayu yang akan dipotong dengan menekan tombol
keypad kemudian akan terbaca oleh Arduino. Setelah itu, kayu diletakan pada
konveyor maka konveyor akan berjalan, apabila encoder sudah membaca dan sudah
mencapai target yang ditentukan maka konveyor akan berhenti dan Motor servo akan
mengerakan gergaji pada saat pemotongan balok kayu. Tampilan yang akan muncul
pada LCD yaitu mulai, berhenti, ukuran panjang, jumlah balok kayu yang akan
dipotong dan berapa sudut motor servo pada saat bekerja. Mesin pemotong dan
pengukur balok kayu akan dapat digunakan apabila ukuran panjang dan jumlah balok
kayu sudah ditentukan, jika panjang dan jumlah balok kayu sudah selesai maka akan
muncul Mulai (Start), Berhenti (Stop) dan panjang dan jumlah balok kayu, ketika
sudah ditentukan ukuran panjang dan jumlah balok kayu yang akan dipotong antara
pergerakan encoder dan motor servo akan berputar otomatis untuk menggerakan
konveyor dan pergeraakan gergaji kemudian apabila konveyor berputar maka putaran
motor akan dibaca oleh encoder, yang hasilnya akan ditampilkan di LCD.

3.2.3. Desain Alat


Pembuatan desain alat menggunakan software sketch up. Desain alat ini
menunjukan ukuran alat seperti yang terlihat pada Gambar 3.3, 3.4, 3.5 daan 3.6.

Gambar 3. 3 Desain Alat Tampak Belakang


Gambar 3. 4 Desain Alat Tampak Depan Samping

Gambar 3. 5 Desain Alat Tampak Depan


Gambar 3. 6 Desain Alat Tampak Kanan Samping

3.3. Metode Perancangan Program


Metode ini ditempuh dengan beberapa tahap sebagai berikut:

3.3.1. Tahap Analisis Sistem Dan Desain


Tahap Analisis Sistem adalah sebuah tahap pengidentifikasian sebuah masalah
secara jelas dan kemudian menentukan cara pemecahannya. Sedangkan tahap desain
merupakan tahap ketika programmer membuat rencana mekanisme program yang
meliputi bentuk input dan output yang merupakan gambaran tentang data yang
diproses dan informasi yang dihasilkan. Agar program yang disusun dapat terarah dan
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

3.3.2. TahapCoding
Penyusunan program dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sesuai. Pada
tahap ini penulis menggunakan bahasa pemrograman, yaitu bahasa pemrograman
Arduino IDE.

3.3.3. TahapPencarian Kesalahan


Pada tahap ini dilakukan pencarian kesalahan-kesalahan program dan
memperbaiki kesalahan pada program tersebut sehingga program yang dibuat dapat
berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

3.3.4. Tahap
Pengkabelan
Tahap ini merupakan tahap akhir programing sebelum dilanjutkan pada
perancangan mekanik agar menjadi sistem yang dapat bekerja dengan baik.
3.3.5. Tahap Penulisan Laporan
Sistematika penulisan yang penulis buat dalam laporan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:

1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah dan
batasan masalah.

2 BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menjelaskan tetang dasar pemikiran dan teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh penulis. Hal ini terkait dengan
landasan teori dan prinsip-prinsip dasar yang digunakan.

2 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM


Penulis menjelaskan flowchart system pada alat dan menjelaskan
langkahlangkah atau tahapan yang digunakan untuk perancangan sistem
menggunakan devices Arduino dengan dikontrol menggunakan handphone.

3 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


Berisi pembahasan analisa sistem yang sudah didapatkan di bab sebelumnya
dengan didukung oleh metode, teknik dan teori-teori yang mendukung.

4 BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan rangkungan dari pencapaian-
pencapaian hasil yang telah dilakukan

3.4. Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir


Jadwal kerja pada tabel 3.1 adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
menyelesaikan tugas akhir. Jadwal kerja ini akan mengurai apa yang harus dikerjakan
secara terjadwal setiap bulan yang diperinci dalam 4 minggu dalam sebulan.
Tabel 3. 1 Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir
September Oktober November Desember
NO Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur &
1
pengumpulan data
2 Analisa Kebutuhan
3 Desain Mekanik
4 Pembuatan Program
5 Penggabungan Sistem
6 Evaluasi dan Perbaikan
7 Pembuatan Laporan
8 Revisi sebelum sidang TA
9 Sidang Tugas Akhir
10 Revisi
3.5. Biaya Pembuatan Alat
Untuk pembuatan alat membutuhkan biaya, agar pembuatan alat dapat berjalan
dengan lancar. Berikut adalah biaya yang diperlukan dalam pembuatan mesin pemotong
dan pengukur otomatis untuk industri mebel, dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Biaya Pembuatan Alat
N Harga Satuan
1. Jenis perlengkapan Volume Nilai (Rp)
o (Rp)
1 Arduino Mega 2560 1 Rp130.000 Rp130.000
2 Sensor Photoelectric 1 Rp60.000 Rp60.000
3 Motor Servo 2 Rp50.000 Rp100.000
4 Motor Encoder 1 Rp200.000 Rp200.000
5 Konveyor 1 Rp500.000 Rp500.000
6 Gergaji 1 Rp160.000 Rp160.000
7 LCD i2c 16x2 1 Rp40.000 Rp40.000
8 Gearbox 1 Rp150.000 Rp150.000
  SUB TOTAL (Rp) Rp1.340.000
N Harga Satuan
2. Bahan Habis Volume Nilai (Rp)
o (Rp)
1 Kabel Jumper 100 Rp500 Rp50.000
2 Van belt 2 Rp80.000 Rp160.000
3 Box Panel 1 Rp100.000 Rp100.000
4 Balok Kayu 1 Meter 5 Rp15.000 Rp75.000
5 Mur Baud 10 Rp500 Rp5.000
6 Mekanik 1 Rp800.000 Rp800.000
  SUB TOTAL (Rp) Rp1.190.000
  TOTAL 1+2 (Rp) Rp2.530.000
  Dua Juta Limaratus Tiga Puluh Ribu Rupiah
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ardi Aristyo. (2019). “Rancang Bangun Mesin Pemotong Balok Kayu Serbaguna
Dengan Sistem Kontrol Otomatis”. Majamecha VOL. 1 NO. 2.
[2] Midi. H.,( 2016). “Rancangan dan Pembuatan Mesin Potong Kayu”. sjme
KINEMATIKA VOL.1 NO.2. Kalimantan Selatan.
[3] Santoso Krisno. (2018). “Analisis Kinerja Mesin Pemotong Balok Kayu Dengan
Sistem Kontrol Otomatis”. Skripsi (Tugas Akhir) UNIM. Mojokerto.
[4] Susilo Adi. (2020). “Rancang Bangun Sistem Menghitung jumlah dan Massa Biji
Kopi Berbasis Mikrokontroler Pada Konveyor Sabuk. Skripsi (Tugas Akhir) 2020.
Bandar Lampung.
[5] Nugroho Nalaprana. (2015). “Analisa Motor DC (Direct Current) Sebagai Penggerak
Mobil Listrik”. Mikrotiga, Vol 2, No. 1. ISSN : 2355 – 0457.
[6] SATRIA ELMEKI. (2017). “Modul Elektronika dan Mekatronika Motor Servo”.
KEMDIKBUD. Jakarta.
[7] H. Yuliansyah, “Uji Kinerja Pengiriman Data Secara Wireless Menggunakan Modul
ESP8266 Berbasis Rest Architecture,” ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Elektro.
[8] Tehuayo Rofieko. (2014). “Lampu Tangga Otomatis”. Jurnal Ilmiah Widya Teknik
Vol.13 No.02. ISSN1412-7350,
[9] Saleh Muhamad. (2017). “Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan
Relay”. ISSN: 2086Ê9479 VOL.2. NO.8
[10] Nugroho Natanael. (2016). “Prototipe Sistem Pemotong PlyWood Dengan Perangkat
Encoder Dan Interface Visual Basic Berbasis Arduino Uno”. Laporan Tugas Akhir
2016.
[11] Wahyudien Abid. (2019). “Mesin Terapung Pemisah Limbah Minyak”. Laporan
Tugas Akhir 2019.

Anda mungkin juga menyukai