Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENGAJUAN TUGAS AKHIR


TRAINER INSTRUMENTASI INDUSTRI
(REJECTOR MACHINE)

Disusun Oleh :

Nama : Mokhammat Affan Setiawan


NIM : 162045
Jurusan : Teknik Elektronika
Jalur : Pembuatan Alat

AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA

TAHUN 2019
Lembar Persetujuan Proposal Tugas Akhir
Program Studi Teknik Elektronika

Identitas Mahasiswa:

Nama : Mokhammat Affan Setiawan

NIM : 162045

Judul : Trainer Instrumentasi Industri

( REJECTOR MACHINE)

Jalur : Pembuatan Alat

Dinyatakan bahwa proposal Tugas Akhir ini telah disetujui dan


diperiksa oleh Kaprodi Teknik Elektronika.

Sukoharjo,.....................

Disetujui

Kaprodi Teknik Elektronika

Ir. Pius Sri Winarno, MT.

NIDN: 0611076202
ii
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Proposal Tugas Akhir..............................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Perumusan Masalah..............................................................................2

C. Pembatasan Masalah.............................................................................2

D. Tujuan.....................................................................................................3

E. Manfaat...................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................4

A. Tinjauan Pustaka...................................................................................4

B. Dasar Teori.............................................................................................6

1. Inverter................................................................................................6
2. Digital Counter Relay.........................................................................7
3. Thermocouple.....................................................................................9
4. Proximity...........................................................................................11
BAB III METODOLOGI....................................................................................13

A. Bahan dan Alat.....................................................................................13

B. Diagram Blok/Desain..........................................................................13

C. Tempat dan Waktu..............................................................................14

D. Langkah-Langkah Pembuatan...........................................................14

1. Pengumpulan Data............................................................................15
2. Perancangan Percobaan....................................................................15
3. Penyetelan.........................................................................................15
4. Pengujian..........................................................................................15
E. Biaya Pembuatan.................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada saat ini perkembangan dunia teknologi elektronika pada saat ini
sangat berkembang pesat dan selalu menjadi faktor penting dalam
perinustrian. Dahulu pengontrolan mesin di industri dilakukan secara
manual menggunakan pensaklaran, kemudian berkembang menggunakan
kontakor ataupun relay, kedua sistem tersebut menjadi kurang pas jika
diterapkan pada rangkaian dengan jangkauan yang luas dan lebih kompleks,
dengan menyusun banyak kontaktor atau relay serta pengkabelan yang rumit
akan menjadikan sistem tidak fleksibel, jika diperlukan perubahan maka akan
sulit dilakukan karena harus merangkai pengkabelan maupun menambah
beberapa komponen / hardware kontrol. Segi waktu juga dipertimbangkan,
karena semakin pendek waktu yang diperlukan untuk proses produksi, maka
akan mendapatkan hasil yang mempunyai kualitas lebih jika dibandingkan
dengan proses produksi yang menggunakan waktu lebih lama. Selain jumlah
produksi lebih banyak, biaya pengoperasiannya juga dapat ditekan seminim
mungkin serta membutuhkan tenaga yang lebih sedikit, sehingga proses
produksi tersebut memperoleh keuntungan lebih tinggi.

Pendidikan di Jurusan Elektro ATW Surakarta lebih mengutamakan


praktek disamping teorinya dalam kegiatan pembelajarannya dengan
perbandingan praktek dan teori adalah = 60:40. Dengan demikian untuk
tercapainya visi misi ATW Surakarta maka Jurusan Elktronika menggunakan
sistem pembelajaran yang menyerupai teknologi Industri. Saat ini elektronika
memiliki konsentrasi Mekatronika, diharapkan mahasiswa dapat memiliki
pemahaman tentang alat-alat di dunia industri baik secara elektronik dan
mekanik.
Seiring dengan meningkat dan meluasnya proses kendali di industry, maka
di ATW Surakarta jurusan teknik elektronika di beri mata kuliah atau
pembelajaran tentang instrumentasi industry baik secara teori maupun secara
praktek. Dalam pembelajaran pada saat praktek juga di perlukan sarana dan
prasarana untuk menunjang pembelajaran sangatlah di perlukan trainer
instrumentasi industry agar mahasiswa saat sedang praktek instrumentasi
industry lebih mudah dan lebih cepat mengerti yang sedang di kerjakan.

Berdasarkan berbagai alasan dan kebutuhan yang disampaikan secara


sepesifik pada uraian di atas maka dalam pembuatan karya ilmiah sebagai
tugas akhir (TA) dapat dirumuskan judul “Trainer Instrumentasi Industri
REJECTOR MACHINE”.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan alat
tugas akhir, perumusan masalahnya sebagai berikut:
a) Bagaimana cara pembuatan Trainer Instrumentasi Industri?
b) Bagaimana cara kerja Trainer Instrumentasi Industri?
c) Bagaimana cara kerja REJECTOR MACHINE pada Trainer Instrumentasi
Industri?
d) Bagaimana merancang dan membuat control kendali REJECTOR
MACHINE dari Trainer Instrumentasi Industri?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya permasalah yang ada dalam pembuatan alat
tugas akhir ini, maka pembahasan akan dibatasi agar masalah yang di bahas
lebih spesifik. Pembatasan masalah yang dimaksud sebagai berikut:
a) Cara merancang dan membuat Trainer Instrumentasi Industri.
b) Cara kerja Trainer Instrumentasi Industri.
c) Cara kerja REJECTOR MACHINE pada Trainer Instrumentasi Industri.
d) Cara merancang dan membuat control REJECTOR MACHINE dari Trainer
Instrumentasi Industri.

D. Tujuan

2
Tujuan dirumuskan sebagai pencapaian tingkat keberhasilan dalam
pembuatan alat tugas akhir. Tujuan pembuatan alat yang dimaksud sebagai
berikut:
a) Untuk mengetahui prinsip kerja Trainer Instrumentasi Industri.
b) Untuk mengetahui cara merancang dan membuat Trainer Instrumentasi
Industri.
c) Untuk mengetahui cara kerja REJECTOR MACHINE pada Trainer
Instrumentasi Industri.
d) Mengetahui merancang dan membuat control REJECTOR MACHINE
dari Trainer Instrumentasi Industri.

E. Manfaat
Dalam pembuatan alat tugas akhir ini semoga dapat bermanfaat untuk
kemajuan teknik elektronika dimasa sekarang. Manfaat pembuatan alat yang
dimaksud sebagai berikut:
a.) Sebagai sarana berlatih bagi penulis, khususnya dalam bidang
Teknologi Instrumentasi Industri.
b.) Untuk mengaplikasikan penguasaan teori yang diperoleh dibangku kuliah.
c.) Mendukung kegiatan-kegiatan yang sering diselenggarakan pada
jurusan secara mandiri seperti pameran, dan event-event yang
membutuhkan fungsi dari alat tersebut.
d.) Dapat menunjang pustaka dalam perkembangan ilmu didunia
teknologi Elektronika dan Otomotif.
e.) Dapat meringankan pekerjaan khususnya didunia otomotif sebagai
alat pengecekan injektor pada mesin yang berbasis fuel injection.

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam pembuatan Tugas Ahir (TA) selalu ada yang namanya landasan
teori. Landasan teori adalah pokok pembahasan atau intisari dari pembuatan
TA. Yang meliputi tinjauan pustaka dan dasar teori. Untuk melengkapi
pembuatan TA, maka diperlukan landasan teori dan dasar teori.

3
A. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu TA diperlukan adanya dukungan hasil-hasil Tugas Akhir yang
telah ada sebelumnya berkaitan dengan Tugas Akhir.
Teknologi untuk menyortir barang merupakan teknologi yang
dikembangkan untuk memudahakan pekerja dalam masalah cek mutu suatu
barang. Teknik ini biasanya menggunakan sensor yang di program untuk
memisahkan barang yang tidak sesuai dengan standart pabrik. Sensor yang
dipakai memilki karakteristik yang berbeda sesuai fungsinya.

Andrew Akbar Maulana (2017) dalam penelitiannya mengenai alat


penyortir barang berdasarkan warna, berat, dan tinggi dengan menggunakan
suatu sensor yaitu LOAD CELL. Cara kerja alat ini menggunakan prinsip kerja
jembatan Wheatstone, dimana saat load cell diberi beban maka terjadilah
perubahan pada nilai resistansinya. Perbedaan dari nilai resistansi ini yang akan
di proses oleh load cell untuk menentukan apakah barang ini sesuai dengan
program yang diinginkan.

Trainer Instrumen Industri yang telah dibuat oleh kakak tingkat kami tahun
2018 kemarin, masih belum sempurna. Masih banyak komponen yang bisa di
pasang sebagai pendukung untuk menyempurnakan trainer instrumen industri
yang sudah ada. Untuk trainer yang telah dibuat oleh kakak tingkat kami,
hanya ada MCB, Magnetic Contactor, Timer, Push Button, limit switch, relay.

4
Gambar 2.1 Trainer Instrumen Industri lama

Dan untuk menyempurnakan Trainer Instrumen Industri ini, akan


ditambahkan komponen tambahan yang dapat mendukung proses
pembelajaran di Akademi Teknologi Warga Surakarta tahun depan.
Komponen tambahan yang akan dipasang yaitu Inverter, Termocopel, Digital
Counter, Proximity.

Gambar 2.2 Upgrade Trainer Instrumen Industri

B. Dasar Teori
1. Inverter

5
Gambar 2.2.1 Inverter Schneider 2.2 KW
(https://www.tokopedia.com/wisma-teknik/inverter-schneider-2-2-kw-
variable-speed-drive-atv12hu22m2)

Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang digunakan


untuk mengkonversi atau mengubah tegangan searah (DC) menjadi
tegangan bolak-balik (AC). Inverter merupakan kebalikan dari converter
(adaptor) yang memiliki fungsi mengubah tegangan bolak-balik (AC)
menjadi tegangan searah (DC). Saat ini terdapat beberapa tipologi
inverter, mulai dari inverter yang hanya menghasilkan tegangan bolak-
balik saja (push-pull inverter), sampai dengan inverter yang mampu
menghasilkan tegangan sinus murni tanpa harmonisasi. Selain itu inverter
juga bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berdasarnya fasanya,
mulai dari satu fasa, tiga fasa, sampai dengan multifasa.

Cara kerja inverter ini sebenarnya dilakukan dengan cara mengubah


input motor listrik AC menjadi DC, yang kemudian dibuah lagi menjadi
AC dengan frekuensi yang dikehendaki, sehingga motor listrik tersebut
dapat dikontrol atau dikendalikan sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan.

Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa teknik kendali yang dapat


digunakan agar inverter dapat menghasilkan sinyal sinusoidal. Salah
satunya adalah dengan mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di
tiap-tiap lengannya. Cara paling umum yanng biasa digunakan adalah
modulasi lebar pulsa (PWM).

6
2. Digital Counter Relay

Gambar 2.2.1 Digital Counter Relay


(https://www.aliexpress.com/item/5pcs-lot-220VAC-DH48J-Digital-
Counter-Relay-with-OMRON-4-bit-Digital-screen/32289325436.html)

Digital Counter Relay atau juga Electronic Counter Relay adalah salah
satu peralatan kontrol semi digital yang banyak digunakan pada mesin
mesin produksi ringan, umumnya mesin yang membutuhkan akurasi
jumlah produk dan khususnya mesin-mesin yang mengandalkan gerak
putar dalam mengemas produk produknya. Counter Relay ini kompatible
dengan berbagai macam jenis sensor, asalkan sesuai dengan nilai input
sensor yang telah ditetapkan pabrikan pembuatnya. Dan memang
penggunaan Counter Relay ini harus selalu menggunakan sensor proximity
sebagai input untuk menghasilkan output NO dan NC yang diinginkan
sama persis dengan fungsi kerja sensor controller, sehingga
pemanfaatannya bisa untuk bermacam macam wiring rangkaian automatis.

Counter Relay ini mempunyai fungsi NO dan NC output dalam hasil


kerja penghitungannya, dan mampu membaca tiga jenis nilai input yang
berbeda.
 Contact signal input: Relay dan Limit switch
 Electrical level signal input: tegangan Positip (+) (4V-30V)
 Sensor signal input: Photoswitch approach switch dan
Proximity input switch (NPN dan PNP)

7
Perhatikan gambar terminal yang terdapat pada Counter Relay dari 3
jenis type dibawah ini.

Gambar 2.2.2 Konfigurasi kaki Digital Counter Relay

(http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2012/09/digital-counter-
relay.html)

Pada gambar diatas, terdapat persamaan pada fungsi dasar Counter


Relay, yaitu nilai input dari sensor dan nilai output pada kontak NC dan
NO. selain itu juga ada fungsi reset yang bisa mengulang kembali
perhitungan dari 0 kembali atau PV Present Value.
Electronic Digital Counter Relay ini bisa bekerja pada tegangan 36V,
110V, 127V, 220V, 380V 50/60HZ dan juga pada tegangan DC 24Volt
pada type dan merk tertentu. Kemampuannya dalam menghitung nilai
input pada Counter Relay diatas, bisa mencapai 1-9999(x1x10x100), dan
mempunyai kapasitas contact NO dan NC internalnya VAC 250V/5A atau
VDC 28V/5A.

3. Thermocouple

8
Gambar 2.3.1 Thermocouple
(http://teknikelektronika.com/pengertian-termokopel-
thermocouple-dan-prinsip-kerjanya/)

Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan


untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor
berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek
“Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan
oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada
Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas
secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan
listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek
“Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling


populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan
listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature).
Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer
adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang
suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga
2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel
juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.

9
Jenis-jenis Thermocouple:

Termokopel Tipe E Termokopel Tipe N


Bahan Logam Konduktor Bahan Logam Konduktor
Positif: Nickel- Positif: Nicrosil
Chromium Bahan Logam Konduktor
Bahan Logam Konduktor Negatif: Nisil
Negatif: Constantan Rentang Suhu: 0˚C –
Rentang Suhu: -200˚C – 1250˚C
900˚C
Termokopel Tipe T
Termokopel Tipe J Bahan Logam Konduktor
Bahan Logam Konduktor Positif: Copper
Positif: Iron (Besi) (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Bahan Logam Konduktor
Negatif: Constantan Negatif: Constantan
Rentang Suhu: 0˚C – Rentang Suhu: -200˚C –
750˚C 350˚C

Termokopel Tipe K Termokopel Tipe U


Bahan Logam Konduktor (kompensasi Tipe S dan
Positif: Nickel- Tipe R)
Chromium Bahan Logam Konduktor
Bahan Logam Konduktor Positif: Copper
Negatif: Nickel- (Tembaga)
Aluminium Bahan Logam Konduktor
Rentang Suhu: -200˚C – Negatif: Copper-Nickel
1250˚C Rentang Suhu: 0˚C –
1450˚C

4. Proximity

10
Proximity sensor atau biasa disebut proximity switch adalah sensor
yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam atau benda padat
lainnya tanpa adanya kontak fisik.
Jenis Sensor Proximity ada tiga jenis sensor proximity yaitu :
1. Inductive Proximity
Inductive Proximity berfungsi untuk mendeteksi objek logam.
Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan
sumber maka osilator yang ada pada proximity akan membangkitkan
medan magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di
dekatkan pada permukaan sensor maka medan magnet akan berubah.
Perubahan pada osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyal
adanya objek. Contoh Inductive Proximity ini biasanya digunakan
pada metal detector di bandara. Sensor proximity ini akan mendeteksi
adanya objek logam walaupun tidak terlihat.

Gambar 4.1 Sensor Proximity Induktif


(http://blog.unnes.ac.id/antosupri/proximity-sensor/)

2. Capacitive Proximity
Sensor Capacitive Proximity mampu mendeteksi objek logam
maupun non logam. Prinsip kerja dari proximity capacitive adalah
dengan cara mengukur perubahan kapasitansi medan listrik sebuah
kapasitor yang disebabkan oleh sebuah objek yang mendekatinya.
Capacitive proximity ini biasanya digunakan pada bumper mobil atau
bagian mobil yang lainnya. Manfaat sederhananya adalah untuk
memudahkan mobil parkir, karena sensor ini akan bekerja apabila

11
mendekteksi benda-benda pada jarak tertentu sehingga mobil tidak
akan menabrak benda tersebut.

Gambar 4.2 Capacitive Proximity


(http://blog.unnes.ac.id/antosupri/proximity-sensor/)

3. Sensor Proximity Optik


Sensor ini mendeteksi adanya objek dengan cahaya biasanya
adalah infra red. Proximity optik ini terdiri dari sebuah cahaya dan
penerima (receptor) yang mendeteksi sebuah benda dengan refleksi.
Jika benda dalam jarak yang sensitif atau benda mengenai cahaya dari
sensor, maka cahaya akan memantul kembali ke penerima dan
mengindikasikan bahwa terdapat sebuah benda yang tertangkap
sensor. Kelemahan sensor proximity optik ini adalah dalam
penggunaannya terkadang lensa kotor, cahaya kabur, permukaan
refleksi yang buruk dan orientasi objek yang salah. Proximity optik ini
biasanya digunakan pada teknologi ponsel layar sentuh. Karena ketika
menerima telfon telinga akan menjadi objek yang menghalangi
pancaran sinar infra red, maka sinar infra red akan dipantulkan
kembali dan mengindikasikan bahwa ada objek didepannya. Hasilnya
adalah layar ponsel akan terkunci agar layar tidak acak ketika
bersentuhan dengan telinga.

12
BAB III

METODOLOGI

A. Bahan dan Alat


 Bahan

1. Motor Listrik 3 Phasa


2. MCB (Miniature Circuit Breaker)
3. Magnetic Contactor (MC)

4. Push button switch (saklar tombol tekan)


5. Limit Switch (Sensor Pembatas)
6. Kabel

7. Lampu

8. Inverter

9. Counter Digital

 Alat

1. Obeng + & -
2. Skun
C. Diagram Blok/Desain

Apabila barang
tidak sesuai
standart

220/380 MCB Magnetic Sensor


AC Contactor Pemisah

Inverter Piston
13

Motor 3 Digital
Phase Counter
D. Tempat dan Waktu
Dalam pembuatan alat agar urut sesuai aturan kampus maka dibuatlah
jadwal kegiatan, jadwal kegiatan pembuatan alat sebagai berikut:
Tempat: Gedung Lantai 3 Ruangan Pembutan Alat Tugas Akhir.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir

Tahun 2019 Keterangan


NO Kegiataan
Mei Juni Juli Agust Sept

1 Membuat Proposal 1
2 Memasukkan Proposal 9
3 Persetujuan Kejur 10
Konsultasi Pembuatan
4 Berkala sampai selesai alat
Alat

5 Pembuatan Alat 24 - 31

6 Pengujian Alat 24 - 31
Penulisan Draf
7 Laporan 24 - 31
Persetujuan
8 Pembimbing 3

9 Mengajukan Ujian 10
10 Melaksanakan Ujian 13
11 Revisi 17
Penyerahan Laporan &
12 26
CD

E. Langkah-Langkah Pembuatan
Dalam pembuatan alat harus ada langkah-langkah pembuatan alat secara
terperinci agar lebih mudah untuk membuat alatnya. Langkah-langkahnya
terdiri dari pengumpulan data, perancangan percobaan, penyetelan,
pengujian.

14
1. Pengumpulan Data

Dengan metode ini penulis mencari sumber lain dari buku dan laporan
karya ilmiah orang lain baik dari perpustakaan maupun internet sebagai
referensi yang terperinci dan sistematis.

2. Perancangan Percobaan

Konsep merupakan suatu kesimpulan perencanaan. Dimana suatu konsep


sangatlah dibutuhkan dalam suatu kegiatan, acara maupun pengerjaan suatu
produk. Tujuan konsep itu sendiri ialah mengetahui pokok kesimpulan dari
suatu alur perencanaan kegiatan, acara maupun pengerjaan suatu produk itu
sendiri. Dibutuhkan sebuah konsep yang jelas agar alat yang dibuat sesuai
dengan yang diinginkan.

3. Penyetelan

Penyetelan adalah penggabungan dari beberapa percobaan di gabungkan


menjadi satu ke dalam boks alat yang sudah di desain.

4. Pengujian

Pengujian adalah urutan terakhir dari langkah-langkah pembuatan yang


sebagai acuan alat yang di buat sesuai dengan tujuan atau tidak, jika sesuai
dengan tujuan alat dan dapat menjelaskan cara kerja alat kepada penguji
maka dapat dikatakan pengujian alat sukses.

15
F. Biaya Pembuatan
Kebutuhan pembuatan alat sangat banyak seperti pembeilian
komponen, pembuatan laporan, biaya ujian. Secara terperinci dan
lengkap biayanya dapat di ketahuai pada tabel di bawah:

Tabel 2. Tabel Biaya Pembuatan Tugas Akhir

NO Nama Barang Jml Satuan Harga Rp. Jumlah Harga


Komponen
1 1. Inverter 1 Pcs Rp. 2.760.000 Rp. 2.760.000
Schneider 2.2
KW
2. OMRON 1 Pcs Rp. 185.000 Rp. 185.000
Digital
Counter D48J
3. Capacitive 1 Pcs Rp. 120.000 Rp. 120.000
Proximity
LJC18A3-B-
Z/BX NPN Rp. 85.000 Rp. 85.000
4. Thermocouple 1 Pcs
Type J
2 1. Kertas HVS 1 Rim Rp. 43.000
2. Foto copy 1 Buku Rp. 30.000
3. Jilid 1 Rp. 5.000
4. CD 1 Pcs Rp. 15.000
3 1. Uang Ujian 1 Rp. 150.000
4 Jumlah Biaya = Rp. 3.403.000

16
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Akbar Maulana, Alat Penyortir Barang berdasarkan Warna, Berat,


dan Tinggi dengan menggunakan sensor LOOD CELL, Perpustakaan
Akademi Teknologi Warga, 2017.

Fran Leo Putra, Alat Pengaman Listrik, Fakultas Teknik Elektronika Industri
Universitas Negeri Padang, 2013.

Dr. Musabbikhah, Drs. Rahmat, Ir. Ainur Rosyida, Kaleb Priyanto, Roedy
Kristiyono, Buku Pedoman Tugas Akhir Akademi Teknologi Jl. Raya
Solo-Baki Km.2, Kwarasan, Solo Baru, Sukoharjo, 2018.

Ismail Muchsin, ST., MT, Motor Listrik 1 & 3 Phasa, Pusat Pengembangan
Bahan Ajar-UBM.

I Ketut Wijaya, PENGGUNAAN DAN PEMILIHAN PENGAMAN MINI


CIRCUIT BREAKER (MCB) SECARA TEPAT MENYEBABKAN
BANGUNAN LEBIH AMAN DARI KEBAKARAN AKIBAT
LISTRIK, Fakultas Teknik Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali,
80361, Vol. 6 No. 2 Juli – Desember, 2007.

Suprianto, Limit Switch (Saklar Pembatas), Fakultas Teknik Elektronika


Universitas Negeri Semarang, 30 Oktober 2015.

Suprianto, Push Button Switch (Saklar Tombol Tekan), Fakultas Teknik


Elektronika Universitas Negeri Semarang, 30 Oktober 2015.

17

Anda mungkin juga menyukai