Disusun Oleh:
Nama : Hafidz
NIM : 41417110134
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
Nama : Hafidz
NIM : 41417110134
Program Studi : Teknik Elektro
Mengetahui,
iii
LEMBAR KETERANGAN PERUSAHAAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek ini.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah
dilaksanakan lebih kurang 2 bulan di PT. ABB SAKTI INDUSTRI khususnya di
divisi Turbocharging.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Kedua Orang tua, kakak, dan adik saya serta keluarga besar priok family
yang tidak henti-hentinya telah memberikan do’a dan dukungannya selama
ini baik secara moril maupun materil.
2. Bapak Dr. Setiyo Budiyanto, S.T. M.T. selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro.
3. Ibu Yuliza, S.T. M.T. selaku Kordinator Kerja Praktek Program Studi
Teknik Elektro.
4. Bapak Zendi Iklima, S.T. S.Kom. M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan arahan, motivasi dan masukan kepada penulis
dalam melaksanakan kerja praktek dan juga penyelesaian laporan kerja
praktek lapangan ini.
5. Seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Mercu Buana yang telah
memberikan pelajaran dan ilmu yang bermanfat bagi penulis untuk
menunjang penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.
6. Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Mercu Buana yang
telah memberikan doa dan semangat.
v
7. Teman – teman Teknik Elektro Angkatan Ke-31, yang telah memberikan
semangat dan bantuannya dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.
8. Bapak Thomas Frencis selaku LBU Manager Turbocharging PT. ABB
SAKTI INDUSTRI.
9. Bapak Asep Hidayatullah selaku Service Team Manager/LTA/LHSE
sekaligus koordinator dan penanggung jawab kerja praktek di perusahaan.
10. Bapak Mustafa Kemal selaku Manager Jakarta Operation/Head Of Service
Operation sekaligus menjadi pembimbing penulis di lapangan.
11. Rekan – rekan karyawan dan service engineer PT. ABB SAKTI
INDUSTRI divisi Turbocharging yang telah banyak membantu dan
memberikan ilmu dan wawasan.
12. Adik – adik kelas almamater SMKN 26 Jakarta yang telah sharing dan
menjelaskan mengenai teknik permesinan.
13. Rekan – rekan PT. Resik Cemerlang yang telah membantu dari berbagai
aspek selama penulis melaksanakan kerja praktek.
14. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan pembuatan dan
penulisan Laporan Kerja Praktek ini secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Hafidz
vi
DAFTAR ISI
vii
3.3.4 Gyroscope Sensor ............................................................................25
3.3.5 Pressure Or Microphone Sensor ....................................................25
3.3.6 Laser Displacement Sensor ............................................................25
3.3.7 Cappacitive Displacement Or Eddy Current ..................................25
3.4 Sensor Photoelectric ........................................................................ 25
3.5 Variable Speed Drive ................................................................................27
3.6 Magnetic Contactor ...................................................................................29
3.7 Safety Relay Device ....................................................................................30
3.8 Time Delay Relay........................................................................................32
3.9 Contactor Surge Surpressor .......................................................................33
3.9.1 Penekan Diode ..............................................................................33
3.9.2 Resistor Kapasitor Surpressor ....................................................34
3.9.3 Peredam Varistor .........................................................................34
3.10 Incremental Encoder ................................................................................35
3.11 Bearing .....................................................................................................37
3.12 Motor induksi tiga fasa ...........................................................................38
3.13 Transformator .........................................................................................39
3.14 Human Machine Interface ......................................................................41
3.15 Braking Resistor .......................................................................................43
3.16 Power Supply ............................................................................................44
BAB IV SISTEM KERJA MESIN BALANCING SCHENCK CAB 920 .................. 48
4.1 Sistem Pengontrolan Motor Listrik .................................................48
4.2 Sistem Pembacaan Sudut Pengkoreksian........................................49
4.3 Koneksi Motor Listrik.......................................................................51
4.4 Setting Rotor Setup Pada Monitor CAB 920 ..................................51
4.5 Terminasi Wiring Kontrol Mesin ....................................................52
BAB V PENUTUP ................................................................................................55
5.1 Kesimpulan ............................................................................................53
5.2 Saran................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Gangguan dan masalah yang pada umumnya sering terjadi pada mesin
balancing SCHENCK CAB 920.
a. Studi Lapangan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang perusahaan, visi misi, lokasi
warehouse , uraian singkat tentang bisnis inti, struktur organisasi perusahaan,
referensi proyek perusahaan, peralatan dan instrumentasi perusahaan.
Bab ini membahas tentang sistem kerja dan kontrol mesin balancing
SCHENCK CAB 920.
BAB V PENUTUP
7
8
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang sales dan service yang mana
menjadi Official Service Center Turbocharger ABB. PT ABB SAKTI
INDUSTRI Turbocharging melayani beberapa sektor diantaranya yaitu:
perbedaan besar, dan turbocharger atau komponen generasi lebih baru yang
dipasangkan dengan penyetelan engine yang disesuaikan adalah di antara
peningkatan paling efektif yang tersedia untuk aplikasi customer yang ada.
Dengan peningkatan turbocharger, para customer dapat memaksimalkan
potensi engine, mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi dengan konsumsi
bahan bakar yang lebih rendah. Komponen yang lebih baru juga merupakan cara
yang efektif untuk menekan emisi dan meningkatkan kinerja sistem secara
keseluruhan, yang menguntungkan bisnis di berbagai tingkatan.
Jenis peningkatan turbocharger apa yang tersedia?
a. Meningkatkan komponen termodinamika: Mengganti komponen
turbocharger dengan versi baru dan yang lebih canggih.
b. Meningkatkan seluruh turbocharger: Mengganti seluruh turbocharger
dengan yang baru.
c. Retrofit, mengganti turbocharger non-ABB dengan turbocharger ABB
untuk efisiensi dan penghematan yang lebih baik.
2.6.1 Dismantling
Dismantling adalah proses membongkar bagian turbocharger .
Pembongkaran turbocharger memiliki ketentuan yang disesuaikan dengan tipe
turbocharger itu sendiri. Ketentuan dan panduan pembongkaran terdapat dalam
Work Instruction yang hanya digunakan oleh internal ABB. Dalam proses
dismantling digunakan general tools dan special tools.
2.6.2 Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan setiap komponen turbocharger .
Setiap komponen dibersihkan dari kotoran dan oli terutama pada bagian sirkulasi
oli. Proses pembersihan ini disesuaikan dengan bahan dari komponen biasanya
digunakan sabun, solar , atau dengan cairan yang mengandung HCl.
Dalam proses cleaning ada bagian yang dibersihkan dengan cara blasting.
Blasting adalah proses pembersihan permukaan material dengan menggunakan
sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan berbagai media seperti pasir
dan air. Blasting yang biasa digunakan adalah blasting pasir. Pasir yang
digunakan adalah pasir khusus yang diperuntukan untuk blasting.
2.6.3 Assessment
Assessment adalah pengecekan semua bagian dari turbocharger seperti
kondisi fisik, ukuran, tingkat ketebalan, tingkat kekerasan. Proses ini harus
dilakukan dengan akurat karena tindakan yang harus di lakukan selanjutnya
tergantung dari hasil assessment ini. Assessment menggunakan measurement
tools. ABB memiliki standar assessment dan nilai sendiri yang digunakan sebagai
nilai referensi oleh semua divisi turbocharger di seluruh dunia (ABB global).
15
2.6.4 Repair
Proses repair merupakan tindak lanjut dari assessement. Apabila
kerusakan masih masuk dalam nilai toleransi yang ditentukan maka diputuskan
untuk direpair. Apabila kerusakan sudah diluar dari nilai toleransi maka pihak
ABB akan memberikan rekomendasi untuk mengganti baru part tersebut. Namun
pihak ABB tetap meminta persetujuan dari pihak customer untuk melakukan
tindakan repair atau penggantian part. Proses repair yang umum adalah pada part
blade, rotor shaft, dan casing. Proses repair blade dengan cara welding dengan
elektroda khusus, dan proses repair rotor dengan cara machining (bubut).
2.6.5 Balancing
Balancing adalah suatu proses yang dilakukan untuk membuat putaran
turbocharger stabil (balance) . Balancing merupakan bagian penting karena dapat
mempengaruhi performa saat beroperasi. Dampak terburuk dari putaran yang
tidak stabil adalah breakdown. Karena vibrasi yang besar dapat menyebabkan
jatuhnya bearing dari dudukan. Kerusakan yang didapat dari breakdown ini
berakibat fatal . Metode balancing yang digunakan adalah pengurangan yaitu
mengurangi massa pada bagian unbalance ( lebih berat ) sehingga perputaan
stabil.
Proses balancing pada umumnya sama pada setiap tipe turbocharger
hanya pengukuran saja yang berbeda. Balancing complete (check) adalah proses
balancing dimana kondisi compressor terpasang dengan rotor shaft . Apabila hasil
dari balancing complete tersebut adalah unbalance maka harus dilakukan
balancing individual. Balancing individual adalah proses balancing dimana
komponen compressor tidak terpasang melainkan hanya rotor shaft bagian turbin
saja. Adapun balancing compressor ( index balancing) yang dilakukan dalam
kondisi tertentu.
2.6.6 Assembling
Assembling adalah proses merakit seluruh komponen turbocharger. Proses
ini mengacu pada Work Instruction. Yang harus diperhatikan dalam proses ini
16
19
20
simetris. Apabila keadaan unbalance pada rotor tidak dideteksi pada tahap
permulaan akan mengakibatkan kerusakan struktur, hilangnya energi, dan
berkurangnya umur pemakaian. (Hadmoko, Widodo, & Satrijo, 2016)
Prinsip kerja pada alat ini adalah dengan beroperasi dengan berdasarkan
berbaai macam optik, prinsip kerja pada mekanis ini adalah dengan melakukan
penganalisaan pada getaran sistem yang sudah selesai dilakukan pengamatan.
Sensitivitas sensor ini biasanya berkisar antara 10 mV / g hingga 100 mV / g, dan
ada sensitivitas yang lebih rendah dan lebih tinggi juga dapat diakses. Sensitivitas
sensor dapat dipilih berdasarkan aplikasi. Jadi, sangat penting untuk mengetahui
tingkat kisaran amplitudo getaran yang sensornya akan terungkap di seluruh
pengukuran. Jenis Jenis Sensor Getaran diantaranya adalah:
Sensor ini biasa digunakan untuk melakukan pengukuran pada getaran serta
gaya kejut.
ns = 120 . f / p (1)
Dimana :
ns = Kecepatan putaran medan stator
120 = Konstanta
f = Ferekuensi ( Hz )
P = Jumlah Kutup Motor ( Pole )
Rotary encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang memiliki lubang-
lubang pada bagian lingkaran piringan. LED ditempatkan pada salah satu sisi
piringan sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Di sisi yang lain suatu photo-
transistor diletakkan sehingga photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari
LED yang berseberangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau
divais berputar lainnya yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor
berputar piringan juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan
cahaya dari LED dapat mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang
36
ada, maka photo-transistor akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu
pulsa gelombang persegi. (Dwi, 2016)
Swn
𝑓𝑐 = (1)
60
Gambar 3.13 Rangkaian tipikal penghasil pulsa pada rotary encoder (Dwi, 2016)
3.11 Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan mempunyai umur yang panjang. Bearing
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya. Sejarah penggunaan
bantalan untuk mengurangi efek gesekan dapat ditelusuri dari hasil penemuan
kereta sederhana yang telah berumur 5000 tahun di Euphrates didekat Sungai
Tigris. Penggunaan bantalan yang lebih maju terlihat pada kereta Celtic sekitar
2000 tahun yang lalu seperti di pada kereta menggunakan bantalan kayu dan
pelumas dari lemak hewan. (Aristiawan, 2018)
38
3.13 Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi –
elektromagnet tanpa mengubah frekuensinya.Pada umumnya transformator terdiri
dari sebuah inti,yang terbuat dari besi berlapis,dan dua buah kumparan,yaitu
kumparan primer dan kumparan skunder. Biasanya kumparan terbuat dari kawat
tembaga yang dibelit seputar ”kaki” inti transformator. (Siburian, 2019)
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual
40
induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam
bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara
listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua
kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu
kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik
timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan
induksi elektromagnet) dari hukum faraday.
Transformator akan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-
balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. (Tondok,
Patras, & Lisi, 2019)
iv. Lebih sedikit layanan yang dibutuhkan dan keandalan yang lebih tinggi.
disimpan dalam kapasitor di tepi naik dan dikeluarkan saat tegangan turun. Ini
secara signifikan mengurangi jumlah penurunan tegangan dan memperlancar
tegangan. Meningkatkan kapasitas penyimpanan kapasitor umumnya
menghasilkan catu daya yang lebih berkualitas.
48
49
Saat tombol start ditekan maka motor listrik akan beroperasi dan motor
listrik akan berputar dan kecepatannya akan linear dengan output frekuensi yang
dikeluarkan oleh variable speed drive. Pengontrolan kecepatan motor listrik diatur
dengan menggunakan sebuah potensiometer yang terkoneksi di terminal input
frequency reference pada variable speed drive tersebut.
Rotary encoder yang terkopel dengan shaft motor listrik berfungsi untuk
menentukan kecepatan rotasi mesin balancing, dalam hal ini untuk menentukan
setiap fase pada bagian rotor turbocharger yang sedang berputar. Informasi sudut
fase ini digunakan untuk menyaring informasi getaran dengan tujuan untuk
menentukan jumlah pergerakan ataupun tekanan pada setiap bagian yang berputar.
Dan juga perbedaan waktu antara fase dan puncak getaran akan menghasilkan
sudut dimana terjadinya ketidakseimbangan. Jumlah massa unbalance atau
ketidakseimbangan dan sudut ketidakseimbangan maka akan menghasilkan vektor
ketidakseimbangan.
5.1 Kesimpulan
Setiap kali rotor turbocharger yang berputar saat proses balancing akan
menimbulkan getaran pada suspense dan akan terdeteksi oleh sensor vibrasi yang
terdapat di pedestals sehingga informasi dari sensor ini akan digunakan untuk
mengetahui nilai ketidakseimbangan pada rotor turbocharger yang sedang diuji.
Bagian rotor turbocharger yang berputar yang biasanya adalah bagian dimana
bearing pada turbocharger bertumpu dan sensor getaran melekat pada suspense
pedestals.
Photoelectric sensor terkadang disebut proximity sensor dan sebuah rotary
encoder digunakan untuk menentukan kecepatan rotasi, sangat baik untuk
menentuk setiap fase pada bagian rotor yang berputar. Informasi fase ini
digunakan untuk menyaring informasi getaran dengan tujuan untuk menentukan
jumlah pergerakan ataupun tekanan pada setiap bagian yang berputar. Dan juga
perbedaan waktu antara fase dan puncak getaran akan menghasilkan sudut dimana
terjadinya ketidakseimbangan. Jumlah massa unbalance atau ketidakseimbangan
dan sudut ketidakseimbangan maka akan menghasilkan vector
ketidakseimbangan.
Untuk beberapa fault yang terjadi pada mesin balancing akan terdeteksi oleh
variable speed drive seperti error pada overload motor, overvoltage fault saat
terjadi braking saat dekselerasi, overcurrent fault dan seluruh safety dari motor
listrik semua telah di setting pada parameter-parameter pada VSD tersebut.
53
54
5.2 Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah sebaiknya machine maker pada saat
membuat dokumen wiring diagram serta layout panel mesin untuk menyisipkan
legend atau keterangan dari setiap simbol yang digunakan didalam gambar, agar
memudahkan pada saat melakukan troubleshooting wiring pada saat terjadi
55
56
Tondok, Y. P., Patras, L. S., & Lisi, F. (2019, Mei). Perencanaan Transformator
Distribusi 125 kVA. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol.8, No.2, p.
84.
Wahyudi, A. E. (2015). PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR
JARAK DIGITAL.
WAVELENGTH ELECTRONIC. (n.d.). Powersupply Basic. Retrieved
November 29, 2020, from www.teamwavelength.com:
https://www.teamwavelength.com/power-supply-
basics/#:~:text=A%20power%20supply%20takes%20the,supply%20from
%20the%20mains%20input
Wieland Electric. (2019). Safe System Solutions for Automation Technology
Catalog 2019. Retrieved November 26, 2020, from www.wieland-
electric.com:https://www.wieland-
electric.com/sites/default/files/field_files/0860.1_safety_screen_en.pdf
Lampiran 1 : Form Penilaian Perusahaan
Lampiran 2 : Asistensi bimbingan dosen