LAPORAN PRAKTIKUM
GENERATOR SET DAN ATS/AMF
OLEH
A. MUAWIYAH PEBRIANA. M
321 19 075
KELAS 3D
i
LEMBAR PENGESAHAN
Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan
ii
KATA PENGANTAR
berkah dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan praktik bengkel listrik ini
ATS/AMF”.
Laporan ini berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan praktik yang
dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktik maupun
pembuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait, khususnya
Dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari isi, penyusunan
dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
Penyusun
A. Muawiyah Pebriana. M
iii
ABSTRAK
mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) terbagi menjadi 3 job yaitu
generator set, kubikel, dan jaringan distribusi. Tugas-tugas yang diberikan kepada
mahasiswa pada praktik bengkel ini, dinilai sebagai wadah untuk menerapkan
ilmu kubikel 20 kV, mengenai genset, dan jaringan distribusi. Metode yang
Praktikum bengkel ini bertujuan agar praktikan memahami sistem kerja dari
ketiga job tersebut yang merupakan suatu kesatuan (unit distribusi) yang saling
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
v
3.3 Perlengkapan K3................................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN .......................................................................................................... 33
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4. 25 Selector switch ATS/AMF posisi OFF .......................................... 29
Gambar 4.26 Selector switch ATS/AMF posisi Auto ........................................... 29
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebagai kontrol kapan genset mengambil alih supply tenaga listrik ke
beban ataupun sebaliknya maka diperlukan sistem kontrol yang dapat bekerja
secara otomatis untuk menjalankan genset saat terjadi pemadaman dari PLN.
Kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) dan
Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN – Genset.
1.3 Manfaat
Diharapkan setelah melakukan praktik bengkel, mahasiswa memperoleh
manfaat sebagai berikut :
1. Kemampuan melakukan pengoperasian genset dengan baik, benar dan
sesuai standar.
2. Pemahaman proses kerja dan fungsi Genset, baik itu komponen
sampai dengan rangkaian kerja.
3. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan tentang prinsip kerja,
fungsi, dan kegunaan komponen ATS/AMF.
4. Peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemeliharaan Genset dan ATS/AMF.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Genset atau kepanjangan dari Generator Set adalah sebuah perangkat yang
berfungsi menghasilkan energi listrik. Disebut sebagai generator set karena genset
merupakan satu set peralatan gabungan dari dua perangkat yang berbeda yaitu
prime mover (penggerak mula) dan generator AC (alternator) yang dikopel
menjadi satu. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik apabila
supply dari sumber utama padam.
Keuntungan dari Generator Set adalah bentuknya yang tidak terlalu besar
dan juga tempat yang dibutuhkan relatif kecil/sempit untuk menyimpan catu daya
ini. Contoh aplikasi genset biasa digunakan pada rumah sakit, gerai Atm,
perkantoran, rumah hunian menengah ke atas, minimarket, dan lain lain.
Genset dapat dibedakan berdasarkan jenis engine penggeraknya, dimana
kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan engine non diesel /bensin.
Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar, sedangkan engine non
diesel berbahan bakar bensin premium. Di pasaran, genset dengan engine non
diesel atau berbahan bakar bensin biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas
kecil atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset
diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada genset berkapasitas > 10 kVA.
Salah satu bagian genset adalah generator. Generator berfungsi untuk mengubah
3
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator ini memperoleh energi mekanis
dari prime mover. Untuk Penjelasan lebih rincinya akan dibahas pada bagian
selanjutnya.
4
jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet
pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar
rotor dengan kutub–kutub magnet yang berputar dengan kecepatan
yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dijalankan sendiri karena kutub–kutub rotor tidak dapat tiba–tiba
mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung
dengan jala–jala.
Generator sinkron mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik. Adapun sumber dari energi mekanik tersebut adalah
prime mover, baik mesin diesel, turbin uap, turbin gas, turbin air atau
perangkat sejenis lainnya. Tegangan output dari generator sinkron
adalah tegangan bolak- balik, karena itu generator sinkron disebut
juga generator AC. Sebagaimana pada mesin arus searah dan mesin
asinkron (tak serempak) maka mesin sinkron (serempak) dibagi
menjadi dua jenis :
- Generator sinkron (generator serempak/generator arus bolak-
balik/alternator yang banyak digunakan pada pembangkit
tenaga listrik dan juga pada bengkel praktikum semester ini).
- Motor Sinkron (motor serempak) dapat digunakan untuk
menggerakan mesinmesin produksi di Industri yang
menghendaki putaran tetap.
Kontruksi dari mesin sinkron baik sebagai generator maupun
sebagai motor adalah sama, perbedaannya hanya pada prinsip
kerjanya. Sebagaimana pada generator arus searah, belitan (kumparan)
jangkar ditempatkan pada rotor sedangkan belitan medan ditempatkan
pada stator, demikian pula untuk generator sinkron untuk kapasitas
kecil. Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk
pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar
ditempatkan pada stator sedangkan belitan medan ditempatkan pada
rotor dengan alasan belitan jangkar lebih kompleks dari belitan medan
sehingga lebih terjamin jika ditempatkan pada struktur yang diam,
5
lebih mudah mengisolasi dan melindungi belitan jangkar terhadap
tegangan yang tinggi. Pendinginan belitan jangkar mudah karena inti
stator yang terbuat cukup besar sehingga dapat didinginkan dengan
udara paksa. Dan belitan medan mempunyai tegangan rendah
sehingga efisien bila digunakan pada kecepatan tinggi.
b. Konstruksi Generator AC
6
permeabilitas dan resistivitas dari sirip-sirip sebagai alat bantu
dalam proses pendinginan.
3) Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar.
Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap).
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang
kemudian tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator.
Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
- Inti kutub
- Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki
fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan
oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat
dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus
pemacuan dan bagian yang diisolasi.
4) Cincin Geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang
pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar
bersama- sama dengan poros dan rotor.
5) Generator Penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang
dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga
lilitan tempat terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi tidak
bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet
berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam,
dapat dilihatpada gambar berikut. Keuntungan generator kutub dalam
bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat
arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.
Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan
7
tinggi dan arus yang besar. Secara umum kutub magnet generator
sinkron dibedakan atas:
- Kutub magnet dengan bagian sinkron yang menonjol (salient
pole).
- Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non
salient Pole)
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm
atau 3000 rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari
seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat.
Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi
sebagai inti kutub. Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian
rupa,sehingga lilitan tempat terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik)
induksi tidak bergerak,sedangkan kutub-kutub akan menimbulakan
medan megnet berputar. Generator itu disebut juga generator berkutub
dalam.
c. Prinsip Kerja Generator Sinkron
Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi
elektromegnetik. Setelah rotor diputarkan oleh penggerak mula (prime
over) dengan demikian kutub-kutub yang ada pada rotor akan
berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah maka
pada permukaan kutub akan timbul medan magnit (garis-garis gaya
magnit) yang berputar kecepatannya sama dengan putaran kutub.
Berdasarkan Hukum Faraday apabila lilitan penghantar atau
konduktor diputar memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau
lilitan yang diam dipotong oleh garis-garis gaya magnit yang berputar
maka pada penghantar tersebut timbul EMF (Electro Motive Force)
atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi. GGL yang
dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak-balik,
perhatikan gambar di bawah ini. Arus yang mengalir pada penghantar
jangkar karena beban tersebut akan membangkitkan medan yang
8
berlawanan atau mengurangi medan utama sehingga tegangan
terminal turun, hal ini disebut reaksi jangkar.
9
1) Langkah yang pertama merupakan langkah pemasukan dan
penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan
poros engkol berputar ke bawah.
2) Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol
terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan
bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan
2) termasuk proses pembakaran.
3) Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di
sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup
sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali
torak ke bawah.
4) Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini
katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa
pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada
proses keempat ini torak kembali bergerak naik ke atas dan
menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3
dan 4) termasuk proses pembuangan.
5) Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya
akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara
dan bahan bakar masuk kembali.
d. Starting Mesin Diesel
Dalam menjalankan mesin diesel terdapat proses untuk
menghidupkan mesin diesel yang disebut dengan starting. Dalam
proses ini terdapat 3 cara yaitu :
1) Sistem start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang
relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin
diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak
engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan
digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat
bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
10
2) Sistem start elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya
sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC
dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk
menstart diesel.Saat start, motor DC mendapat suplai listrik
dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai
untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu.
3) Sistem start kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar
yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara
bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Pada sistem
start kompresi, mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang
dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi,
sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga akan menyala secara otomatis.
11
Accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi
kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai
dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Terlihat bahwa AMF mengontrol
keadaan diesel melalui panel control yang tersedia. Dan keadaan gangguan seperti
: low oil pressure, high water temperature dan overspeed dapat dilihat pada AMF.
12
2.2 ATS/AMF
13
- Magnetik Kontaktor 220VAC
- MCB 220VAC
- Box Panel
- Lampu Indikator
Cara kerja dari rangkaian kontrol di atas pada saat kondisi listrik PLN
normal adalah kontaktor K1 berguna untuk pertukaran dari sumber tegangan PLN
ke sumber tegangan genset. Ketika Listrik dari PLN sedang dalam posisi Hidup
(On) kontaktor K1 akan mendapatkan suplai tegangan dari Line tegangan PLN.
Kontak bantu K1 (11 dan 12) akan terbuka sehingga tidak ada aliran yang
manyuplai ke genset. Dengan itu Kontak utama K1 (1,2,3,4,5,6) menjadi tertutup
sehingga aliran listrik PLN melayani beban
14
Ketika sumber tegangan dari PLN mengalami gangguan atau dalam
keadaan Off, kontaktor K1 tidak mendapat suplai tegangan dari PLN sehingga
kontak bantu K1 (21,22) bekerja dalam keadaan normal (Normally Close). Kontak
bantu K1 (21,22) pada Accu Genset akan memberi suplai tegangan untuk
menghidupkan / menstarter genset selama beberapa detik sesuai settingan pada
Timer Off Delay T1. Setelah Timer Off Delay berhenti bekerja maka Timer On
Delay T2 akan mulai bekerja. Timer On Delay T2 akan bekerja untuk
menghidupkan kontaktor K2. Timer T2 digunakan untuk penundaan
penyambungan genset ke beban (menunggu mesin stabil / panas). Besarnya waktu
timer dapat disetting sesuai keinginan. Dan setelah kontaktor K2 bekerja, maka
kontak utama K2 (1,2,3,4,5,6) akan menyuplai daya dari genset ke sumber beban.
Sehingga sumber listrik beban berasal dari Genset.
Ketika sumber PLN kembali normal (On) maka K1 aktif dan kontak
bantunya (11, 12) akan membuka sehingga tidak ada suplai ke sistem genset.
Dengan itu beban yang sebelumnya tersuplai dari kontak utama K2 (genset)
dialihkan ke kontak utama K1 (PLN).
15
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.3 Perlengkapan K3
Tabel 3.3 Daftar Perlengkapan K3
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Metoda pengoperasian genset yang terpasang di lab catu daya teknik listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang dilakukan dengan cara manual dan otomatis.
Secara manual dapat langsung menge-set pada panel genset Bahwa pengoperasian
akan dilakukan secara manual. Sedangkan, dengan cara otomatis yaitu dengan
menge-set pada panel control yang disediakan bahwa kerja genset akan
dioperasikan secara otomatis. Metode Starting Genset yang digunakan adalah
dengan cara metoda quick starting, yaitu pada saat sumber PLN off, genset
langsung beroperasi dan tidak mengalami proses pemanasan terlebih dahulu.
Diesel pada genset dihubungkan satu poros dengan generator.
1) Dalam keadaan normal yaitu beban disuplai oleh PLN, arus akan
mengalir dari meter PLN - Switch KT (Kontaktor Trafo) ON -Load
(beban).
2) Dalam keadaan darurat yaitu PLN OFF (KT OFF), secara otomatis
AMF (Automatic Main Failure) memerintahkan Diesel untuk start dan
dalam waktu 8 sec. Generator membangkitkan tegangan (voltage),
secara otomatis pula switch KG (Kontaktor Generator) ON. Sekarang
beban disuplai dari generator.
3) Apabila PLN ON kembali, AMF memerintahkan KG OFF dan setelah
itu secara otomatis, 8 detik setelah suplai beban berasal dari sumber
utama (sumber PLN) maka genset kembali OFF atau tidak beroperasi.
4) Demikian seterusnya sesuai pengaturan operator di lokasi, jika di atur
secara otomatis, maka semuanya akan bekerja secara otomatis.
17
Gambar 4.1 Gambar Fisik Genset
a. Generator set berlokasi di bengkel tegangan menengah dan catu daya
b. Genset (Powerlink)
1) Bagian Genset
a) Baterai/Eksitasi
Berfungsi untuk menginjeksi motor starter dan menginduksi
generator agar menghasilkan tegangan.
18
c) Saklar Eksitasi
Menghubungkan dan memutuskan hubungan antara baterai
dengan generator.
19
f) Filter bahan bakar
Berfungsi untuk mencegah kotoran masuk bersama bahan
bakar.
20
Sebagai penghubung atau kopling antara generator dengan
primer mover (mesin diesel).
l) Peredam
Meredam suara yang dihasilkan oleh genset.
21
Gambar 4.13 Peredam Suara
m) Air radiator
Membantu mendinginkan mesin diesel.
22
Daya Terpasang : 20,6 kW/ 1500 rpm
Kapasitas tangki sola : 100 liter
23
Rëgulateur/ A.V.R : R220 Shunt
Altit. : <1000m
Frekuensi : 50 Hz
Date : 2011/05
Protection : IP23
Cl.ther./Th.class :H
Masse/weight : 102 kg
Rlt. AR/N.D.E bearing : 6305
2RS/ C3 En Charge/ Load Full : 20.5
V/ 1.66 A à vide/ at no load : 0.63
A
Tension Voltage : 400 V
Phase 3
24
- Jenis cooling system : Air radiator
- Jadwal pengisian : sebelum pengoperasi (dilakukan pengecekan)
- Cara operasi : Fan akan bekerja Ketika suhu air radiator
80°>100°
- Tangki tidak di isi hingga penuh
25
Gambar 4. 20 Bagian Dalam AMF
c. Alat Ukur
Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan
secara langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu
ampermeter, voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat
untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen
listrik.Voltmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam
suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik
pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan
dengan dengan kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga
terhubung secara paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja dari
frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah
kepingan plat baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar. Masing–
masing memiliki perbedaan frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan
satu sama lain. Jika kepingan mendapatkan arus medan magnet dari
arus bolak–balik, maka salah satu lidah akan menimimbulkan getaran
dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi
yang ditimbulkan oleh arus bolak–balik tersebut.
Catatan : Pada panel bagian dalam ATS / AMF terdapat sebuah
komponen switch dimana fungsinya adalah sebagai pengatur
26
penyaluran sumber listrik ke beban. Dimana switch tersebut terdiri dari
3 bagian yaitu :
- 02 : Berfungsi untuk mengoperasikan beban trafo Kubikel
trafo distribusi tegangan menengah.
- 00 : Berfungsi sebagai posisi OFF atau dengan kata lain tidak ada
beban yang sedang dioperasikan.
- 01 : Befungsi untuk mengoperasikan beban pada gedung pada
prodi listrik Jurusan Teknik Elektro.
27
4.4.1 Secara Manual
1) Memposisikan selector switch ATS/AMF ke posisi manual
28
7) Memutar selektor switch ATS/AMF pada posisi OFF
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktikum Bengkel Catu Daya dan Tegangan
Menengah khususnya pada job Genset dan ATS/AMF, maka praktikan dapat
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Generator adalah mesin yang dapat merubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini
memperoleh energi mekanis dari prime mover. Sedangkan genset
(generator set) merupakan bagian dari generator.
2. ATS atau Automatic Transfer Switch adalah sebuah sakelar yang
bekerja otomatis, namun kerja otomatisnya berdasarkan memungkinan
jika sumber listrik dari PLN terputus atau mengalami pemadaman
maka sakelar akan berpindah kesumber listrik yang lainnya misalnya
adalah Inverter.
3. AMF atau Automatic Main Failure merupakan alat yang berfungsi
menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya
listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau
alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan
(genset) dan sebaliknya.
5.2 Saran
Setelah praktikum bengkel ini, maka praktikan ingin menyampaikan
beberapa kritik dan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya praktikan selalu diarahkan untuk membuat catatan harian
agar materi yang didapat pada hari itu tidak mudah untuk dilupa.
2. Sebaiknya praktikan mengutamakan safety pada setiap job bengkel
Catu Daya dan Tegangan Menengah. Misalnya mengenakan safety
belt, sarung tangan, helm, dan sepatu safety.
30
3. Sebaiknya praktikan benar-benar memanfaatkan waktu yang ada
untuk memahami job yang diberikan mengingat waktu praktikum
sangat terbatas.
31
DAFTAR PUSTAKA
Oktara, Ardi. 2016. Prinsip Kerja Motor atau Mesin Diesel dan Cara
Kerjanya. (online) dalam
https://ardioktara.wordpress.com/2016/10/17/prinsip-kerja- motor-
atau-mesin-diesel-dan-cara-kerjanya/, diakses tanggal 8 Oktober
2019.
32
LAMPIRAN
33