Anda di halaman 1dari 54

JOB SHEET

AUTOMATIC TRANSFER SWITCH & PEMBANGIT LISTRIK


TENAGA SURYA

Oleh:
I Made Tresna Wijaya
NIM. 2015313109
KELAS. 4A

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2022
Lembar Persetujuan

LAPORAN PRAKTEK
PAMASANGAN PEMBANGKIT TL (Genset/ATS)

Nama Mahasiswa : I Made Tresna Wijaya

NIM 2015313109

Jurusan : Teknik Elektro

Semester 4

Hari / Tgl. Praktikum : Jumat, 27 Mei 2022 s.d. Rabu, 15 Juni 2022

Judul Praktikum : - AUTOMATIC TRANSFER SWITCH

(ATS)
- PEMBANGIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Laporan disetujui Tgl :

Pembimbing : I Nyoman Mudiana,ST.MT

……………………………
( Tanda tangan Pembimbing )

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Tujuan.......................................................................................................1
1.2 Latar belakang..........................................................................................1
BAB II TEORI DASAR.........................................................................................3
2.1 Teori tentang Kontaktor............................................................................3
2.2 Teori tentang Relay...................................................................................4
2.3 Teori tentang CT (Current Transformer)..................................................6
2.4 Teori tentang MCB 3 Phase......................................................................7
2.5 Teori tentang Kabel NYAF....................................................................11
2.6 Teori tentang Box Panel.........................................................................11
2.7 Teori tentang Lampu Indikator...............................................................12
2.8 Teori tentang Selector Switch.................................................................13
2.9 Teori tentang Ampere Meter...................................................................15
2.10 Teori tentang Volt Meter......................................................................15
2.11 Teori tentang Frekuensi Meter..............................................................16
2.12 Teori tentang Timer Delay Relay.........................................................17
2.13 Teori tentang Fuse................................................................................18
2.14 Teori tentang Sekering..........................................................................20
2.15 Teori tentang Terminal.........................................................................22
2.16 Teori tentang Inverter...........................................................................24
2.17 Teori tentang Panel Surya.....................................................................25
2.18 Teori tentang Konverter AC to DC.......................................................28
2.19 Teori tentang Solar Charger Controller................................................29
2.20 Teori tentang Aki..................................................................................31

iii
2.21 Teori tentang Lampu.............................................................................32
2.22 Daftar alat dan bahan yang digunakan..................................................32
2.23 Langkah Kerja......................................................................................35
2.23.1 Langkah Kerja ATS....................................................................35
2.23.2 Langkah Kerja PLTS..................................................................35

BAB III ANALISA...............................................................................................36


3.1 Diskripsi Kerja Rangkaian......................................................................36
3.1.1 Diskripsi Kerja Rangkaian ATS...................................................36
3.1.2 Diskripsi Kerja Rangkaian PLTS.................................................37
3.2 Data Hasil Pengukuran...........................................................................37
3.3 Gambar Rangkaian.................................................................................38
3.3.1 Gambar Rangkaian ATS...............................................................38
3.2.1 Gambar Rangkaian PLTS.............................................................46
BAB IV PENUTUP..............................................................................................47
5.1 Kesimpulan.............................................................................................47
5.2 Saran.......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan dalam menyusun laporan Praktek Kerja ini dengan baik.
Dalam melakukan penyusunan laporan ini, sepenuhnya bahwa laporan Praktek Kerja Pemasangan
Pembangkit TL (Genset/ATS) ini tidak terlepas dari bimbingan dan semangat serta dukungan dari
banyak pihak, baik bersifat moril ataupun materil. Maka dari itu saya ucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang maha Esa karena telah memberikan kelancaran
dan perlindungan saat saya melaksanakan praktek ini.

2. Politeknik Negeri Bali yang telah membantu saya dalam tempat mengerjakan praktek.

3. Bapak I Nyoman Mudiana,ST.MT selaku instruktur praktikum dan dosen pengampu praktek
Pemasangan Pembangkit TL (Genset/ATS) yang telah banyak membimbing penulis dalam
menulis laporan ini

4. Serta Pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penyusunan laporan Praktek Kerja ini disusun dengan sebaik baiknya, tetapi masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat saya harapkan untuk mencapai kesempurnaan laporan ini.

Karangasem, 15 Juni 2022

Penyusun

I Made Tresna Wijaya

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Setelah melakukan praktek mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat rangkaian control ATS dengan kontaktor dan PLTS secara tepat dan
benar.
2. Membuat rangkaian kontrol start/OFF otomatis pada Genset.
3. Memilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian control ATS dan PLTS sesuai
dengan jobsheet.
4. Menginstalasi rangkaian control ATS dengan kontaktor dan PLTS dengan benar.
5.Menginstalasi rangkaian Start/OFF otomatis pada Genset.
6. Menguji coba rangkaian control ATS dan PLTS.
7. Mencari/memperbaiki gangguan pada rangkaian.

1.2 Latar Belakang


Saat ini kebutuhan energi listrik semakin meningkat hampir disetiap bidang
pembangunan membutuhkan energi listrik bagi proses kegiatannya, hal ini dapat kita
menegerti karena pertumbuhan pembanunan di Negara kita ditandai dengan laju
pertumbuhan industri, baik industri menengah maupun industri besar sekalipun semua
itu membutuhkan energi listrik untuk penerangan maupun untuk menngerakkan
mesin-mesin.
Dengan demikian jelas bahwa penggunaan energi listrik semakin lama
semakin meningkat, namun peningkatan kebutuhan energi listrik ii perlu diimbangi
dengan upaya pencarian sumber nergi baru. Salah satu upaya kearah yaitu dengan
memanfaatkan energi surya.
Energi surya merupakan energi yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan energi yang
sangat diperlukan pada masa-masa sekarang ini. Apalagi kita sadari bahwa Negara
Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa yang kaya akan pancaran energi matahari,
karena itu rata-rata musim kemarau (panas) sangat panjang, sehingga kita dapat

2
memanfaatkan kondisi tertentu untuk membangkitkan energi listrik, salah
satunya melalui Solar Cell (sel surya)
Untuk menjaga kontinuitas ketersediaan sumber daya listrik pada beban–
beban listrik baik untuk industri, pusat perdagangan, badan sosial, maupun perhotelan
diprlukan suatu sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik sedemikian
rupa sehingga bila salah satu sumber listrik PLN atau PLTS mengalami gangguan,
maka dapat diambil alih oleh sumber lainnya seperti genset. Pada umumnya beban–
beban listrik mengambil sumber dari PLN sebagai sumber utama dan Genset sebagai
sumber cadangan. Apabila sumber PLN mengalami gangguan, secara otomatis Genset
akan mengambil alih suplai daya kebeban dengan suatu alat yang dapat mentransfer
dari suplai PLN kesuplai Genset. Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal
kembali alat tersebut secara otomatisakan mengembalikan suplai dari Genset kePLN.
Alat yang dapat mentransfer kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Auto Matic
Transfer Switch (ATS).

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Teori tentang kontaktor


Kontaktor adalah saklar yang digerakkan oleh gaya magnet dengan
kemampuan hantar arus lebih besar dari kemampuan relay.
Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam
keadaan kerja normal. Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama
pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya dapat direncanakan
untuk arus searah atau arus bolak-balik. Pada inti magnetnya dipasang cincin hubung
singkat gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan yang kontinu sehingga
kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Kontaktor arus searah pada ujung kontak
terbuat dari tembaga supaya sewaktu aliran listrik pada kumparan magnet dilepas
remanensi magnet tidak menyebabkan kontak terus.

Gambar bagian-bagian dari kontaktor

Magnetik kontaktor akan bekerja normal bila tegangan mencapai 85 % sampai


110% dari tegangan kerja. Bila tegangan kerja turun kontaktor akan bergeter atau
tegangan yang terlalu rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dari
kontaktor menjadi berkurang sehingga timbul bunga api pada permukaannya yang

4
dapat merusakkan kontak-kontaknya.Tegangan yang terlalu tinggi pada kumparan
menyebabkan berkurangnya umur atau sering merusakkan kumparan.
Ukuran dari magnetic kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan
dan arusnya. Biasanya pada magnetic kontaktor terdapat beberapa kontak-kontak
normal membuka ( NO ) dan normal menutup ( NC ).

Gambar Kontaktor

2.2 Teori tentang relay


Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Gambar Relay

5
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya relay terdiri dari 4 komponen dasar, yaitu.
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian relay.

Gambar Bagian-Bagian Relay

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :


1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi
baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk
menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik
yang relatif kecil.

6
Relay memiliki batas kemampuan dalam mengalirkan arus listrik dan biasanya
batas kemapuan relay ini tertulis dibodi relay. Karena itu terdapat berbagai ukuran
relay yang di pakai, semakin besar kemampuan relay mengalirkan arus listrik,
biasanya bentuk dan ukuran fisiknya lebih besar. Jika relay memiliki kemampuan 15
amper dalam mengalirkan arus listrik kemudian di beri aliran arus yang lebih besar
dari 15 amper, akan terdapat kemungkinan kontak relay akan panas,rusak dan
terkadang rumah relay ikut meleleh

2.3 Teori tentang CT (Current Transformer)


CT (Current Transformer) adalah salah satu jenis Trafo yang memiliki 2 jenis
gulungan didalamnya, yakni Gulungan Primer berupa susunan lempengan plat yang
berlapis-lapis untuk menerima induksi magnetik dari Arus listrik sebenarnya, dan
Gulungan Sekunder untuk menerima induksi magnetik yang dihasilkan oleh
Gulungan Primer dan mengubahnya menjadi nilai Arus listrik (Ampere) yang lebih
kecil sesuai dengan ratio (Perbandingan) gulungan pada CT tersebut.
Current Transformer CT berfungsi untuk mengubah besaran arus pada system
menjadi lebih kecil agar dapat dibaca oleh panel metering atau alat ukur yang
terhubung.

Gambar Current Transformer

Beragam pilihan bentuk CT.

Current Transformer memiliki beberapa model yang dapat dipilih sesuai


dengan kebutuhan pemasangan.

7
1) Window Current Transformer.

CT model kotak ini, memiliki beragam ukuran dimensi, dari yang kecil hingga
ukuran besar. Pilihan nilai ampere pun beragam dari ukuran 30/5A hingga
6300/5A. Window current transformer ini banyak dipilih untuk pemasangan
dengan menggunakan busbar maupun kabel.

2) Cylinder Current Transformer.

CT ini memiliki bentuk bundar seperti ring, dengan pilihan rating ampere
50/5A hingga 5000/5A. Bentuk lubangnya yang bulat, membuat cylinder
current transformer ini, mudah digunakan untuk pemasangan menggunakan
kabel.

3) Split Core Current Transformer


CT split core, memiliki bentuk kotak dengan salah satu sisi yang dapat dibuka
dan ditutup kembali. Keunggulan CT split core ini terletak pada fitur CT yang
dapat dibuka, sehingga tidak perlu melepas rakitan pada saat pemasangan
maupun pada saat melepas CT tersebut. CT split core memiliki pilihan rating
ampere dari 400/5A hingga 5000/5A. Ukuran lubang yang luas, membuat Split
Core Current Trasnformer ini, cocok digunakan pada pemasangan busbar
berukuran besar.

2.4 Teori tentang MCB 3 Phase


MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk
memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam rangkaian atau
beban listrik yang melebihi kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya.
Pemutus tenaga ini ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3
phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu
kesatuan. Pemutus tenaga mempunyai 2 posisi, saat menghubungkanmaka antara
terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak.

Fungsi dan Simbol MCB


Dengan memasang MCB, gangguan karena hubung singkat maka bebanlebih pada
rangkaian akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :

8
1. Membatasi Penggunaan daya Listrik

2. Mematikan listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan singkat

3. Mengamankan Instalasi Listrik baik penerangan maupun instalasitenaga

4. Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian,sehingga

lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik

Gambar Simbol MCB

Bagian – Bagian MCB

Gambar bagian-bagian MCB


Bagian dalam MCB sebenarnya lebih dominan bersifat mekanis dengan
fungsi switch mekanis dan kontak penghubung/pemutus arus listrik. Penjelasannya
dari nomor-nomor dalam gambar adalah sebagai berikut :

1. Actuator Lever atau toggle switch, digunakan sebagai Switch On-Off dari
MCB. Juga menunjukkan status dari MCB, apakah ON atau OFF.
2. Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3. Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.

9
4. Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.
5. Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip
6. Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara
presisi arus trip dari MCB setelah pabrikasi (MCB yang dijual dipasaran
tidak memiliki fasilitas ini, karena tujuannya bukan untuk umum).
7. Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara
presisi arus trip dari MCB setelah pabrikasi (MCB yang dijual dipasaran
tidak memiliki fasilitas ini, karena tujuannya bukan untuk umum).
8. Solenoid. Coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja
bila terjadi hubung singkat arus listrik.
9. Pemadam busur api jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau
pengaliran kembali arus listrik

Cara Kerja MCB

MCB bekerja dengan dua cara yaitu:

1. Secara Thermis

Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam
yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu
keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui
bimetal tersebut melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal
tersebut akan melengkung dan memutuskanaliran listrik.

2. Secara Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar
untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis.
Semakin besar arushubung singkat, maka semakin besar gaya yang
menggerakkan sakelar tersebut sehinggalebih cepat memutuskan rangkaian
listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off .Busur api yang terjadi
masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat- pelat, tempat busur
apidipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.

 Proteksi Beban Lebih

Fungsi dari proteksi beban lebih (overlood) akan bekerja bila MCB

10
mendeteksi arus listrik yang melebihi rating-nya. Misalnya, suatu MCB
mempunyai rating arus listrik 6A tetapi arus listrik aktual yang mengalir melalui
MCB tersebut ternyata 7A, maka MCB akan trip dengan delay waktu yang cukup
lama sejak MCB ini mendeteksi arus lebih tersebut.
Bagian di dalam MCB yang menjalankan tugas ini adalah sebuah strip
bimetal. Arus listrik yang melewati bimetal ini akan membuat bagian ini menjadi
panas dan memuai atau mungkin melengkung. Semakin besar arus listrik maka
bimetal akan semakin panas dan memuai dimana pada akhirnya akan
memerintahkan switch mekanis MCB memutus arus listrik dan toggle switch akan
pindah ke posisi “OFF”.
Lamanya waktu pemutusan arus ini tergantung dari besarnya arus listrik.
Semakin besar tentu akan semakin cepat. Fungsi strip bimetal ini disebut dengan
Thermal Trip. Saat arus listriknya sudah putus, maka bimetal akan mendingin dan
kembali normal. MCB bisa kembali mengalirkan arus listrik dengan mengembalikan
ke posisi “ON”.

 Proteksi Arus Hubung Singkat


Fungsi proteksi arus hubung singkat akan bekerja bila terjadi hubung singkat
arus listrik. Terjadinya hubung singkat akan menimbulkan arus listrik yang sangat
besar dan mengalir dalam sistem instalasi listrik rumah.
Bagian MCB yang mendeteksi adalah bagian magnetic trip yang berupa
solenoid (bentuknya seperti coil/lilitan), dimana besarnya arus listrik yang mengalir
akan menimbulkan gaya tarik magnet di solenoid yang menarik switch pemutus
aliran listrik. Sistem kerjanya cepat, karena bertujuan menghindari kerusakan pada
peralatan listrik. Bayangkan bila bagian ini gagal bekerja.
Bagian bimetal strip sebenarnya juga merasakan arus hubung singkat ini,
hanya saja reaksinya lambat sehingga kalah cepat dari solenoid ini.
Bila MCB trip karena overload seperti pada poin 2, maka cukup mengurangi
pemakaian listrik dengan memutuskan sebagian beban peralatan listrik. Setelah itu
MCB bisa kita “ON” kan kembali. Tetapi perlu kita beri waktu sekitar 1 atau 2
menit untuk bimetal kembali normal lebih dahulu.
Sedangkan bila MCB trip karena hubung singkat, maka jangan langsung
“ON” kan MCB, tetapi pastikan dulu bagian dari instalasi listrik rumah yang
bermasalah sudah dilepaskan dari sistem kelistrikan. Biasanya pada peralatan
listrik
11
atau bagian listrik tersebut ada tanda-tanda seperti percikan bunga api listrik, bau
gosong atau bunyi letupan saat terjadi hubung singkat.

2.5 Teori tentang kabel NYAF


Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibilitas tinggi.

N = inti kabel terbuat dari bahan tembaga


Y = memiliki isolasi PVC
A = berinti tunggal
F = penghantar jenis fibers (serabut)

Gambar kabel NYAF

Kabel jenis ini memiliki sifat elastis sehingga mudah jika digulung atau
ditempatkan pada roll kabel. Kabel jenis NYAF memiliki 1 inti dan 1 lapis
konduktor. Panel power umumnya menggunakan kabel NYAF. Adapun kelebihan
yang dimiliki oleh kabel jenis ini yaitu mudah untuk digunakan dalam Instalasi pada
area yang banyak memiliki lekukan (misalnya panel listrik) karena tersusun atas
tembaga serabut. Sementara kekurangan yang terdapat pada kabel ini yaitu kabel ini
tidak cocok digunakan di lingkungan yang lembab atau luar ruangan karena dapat
menyebabkan korosi.

2.6 Teori tentang Box Panel

Fungsi dari panel adalah untuk menempatkan komponen listrik sebagai


pendukung dari mensin-mesin listrik agar bisa beroperasi sesuai dengan prinsip kerja
dari mesin listrik itu sendiri. Untuk mengamankan komponen listrik supaya
terlindungi dari pengaruh di sekelilingnya. Untuk menata kompoen atau ra ngkaian
listrik agar terlihat rapi.

12
Tujuan dibuat panel adalah agar memudahkan dalam pengoperasikan mesin-
mesin listrik dan sebagai indikator mesin ketika mesin itu beroperasi maupun sedang
beroperasi. Itu dapta dilihat pada lampu indikator yang terpasang.

Gambar Box Panel

2.7 Teori tentang Lampu Indikator

Lampu indicator merupakan lampu tanda ( pilot light ) ON atau OFF dari suatu
rangkaian kontrol. Lampu – lampu yang dipergunakan adalah lampu pijar dengan
daya 2 watt sampai 5 watt dengan tegangan kerja 6 Volt dan ada juga lampu tanda
dengan tegangan kerja 110 Volt atau 220 Volt yang dapat dipasang langsung pada
jala-jala .
Warna lampu tanda yang sering dipergunakan dalam system kontrol yaitu :
merah, kuning dan hijau. Adapun arti dari masing – masing warna tersebut adalah :

Merah : Menyartakan rangkaian dalam kondisi tidak normal sehingga perlu


tindakan pengamanan dan bisa juga rangkaian dalam kondisi OFF.
Kuning : Menyatakan rangkaian dalam kondisi yang perlu diwaspadai,

Hijau : Menyatan rangkaian dalam kondisi siap atau ON

Gambar Lampu Indikator

13
2.8 Teori tentang Selector Switch
Selector Switch adalah sebuah komponen listrik yang berada diluar panel
listrik yang berfungsi sebagai Memilih mode atau merubah arah arus listrik Yang
bekerja dengan memutar kanan atau kirim dari selector switch.

Gambar Selector Switch 7 posisi

Saklar yang kita bahas kali ini adalah khusus untuk saklar rotary dengan 3
posisi. Contoh penggunaannya adalah menyalakan motor listrik, pompa air dengan
kondisi bergantian. Maksud dari bergantian adalah posisi 1 “bekerja secara manual”,
posisi 2 “untuk OFF” dan posisi 3 “bekerja secara automatis”.

Gambar Selector Switch

Selector switch atau saklar putar pada dasarnya terdiri dari sebuah spindel atau
rotor yang memiliki shaft yang memproyeksikan dari posisi terminal yang sedang
dipilih. Terminal-terminal ini disusun sedemikian rupa dalam lingkaran di sekitar
rotor. Dengan pemilihan posisi switch ini, maka terminal akan terhubung dengan
salah satu terminal yang aktif, dengan demikian aliran listrik akan terjadi menuju atau
menggerakkan beban listrik.

14
Berikut daftar 4 Tipe dari Selector Switch :

1. Selector Switch 2 Posisi

2. Selector Switch 3 Posisi

3. Selector Switch 4 Posisi

4. Selector Switch 12 Posisi

 Fungsi Selector 2 Posisi

Selector ini banyak sekali fungsinya dan beraneka ragam tergantung prinsip
kerja dan panel tersebut

berikut fungsi umum dari Selector 2 Posisi

1. Sebagai ON atau OFF sebuah lampu hingga menjalankan Electro Motor

2. Sebagai Interlock - Enable atau Disable Sistem

3. Untuk mereset sebuah Alarm

Aslinya masih banyak lagi tergantung prinsip kerjanya

 Fungsi Selector 3 Posisi

Nah Selector 3 Posisi memiliki fungsi yang sangat komplek dan bisa juga
cuman dipakai 2 posisi untuk spare.

Berikut fungsi umum dari Selector Switch 3 Posisi

1. Untuk Memilih Mode kiri(Forward) dan kanan (Reverse) kemudian tengah


OFF

2. Untuk Memilih hal lain yang dapat dipilij

 Fungsi Umum Selector 4 Posisi

Selector jenis satu ini banyak digunakan untuk memindahkan arus listrik
netrak & Phase pindah Ke kabel yang kita buat spare tadi.

 Fungsi Umum dari Selector 12 Posisi

15
Dengan adanya banyak posisi dalam Selector ini maka biasanya digunakan
untuk memilih monitoring Ampere , Tegangan, Hz, Cosphi dan Torsinya.

2.9 Teori tentang Ampere Meter

Ampere meter adalah salah satu alat ukur yang bias digunakan untuk
mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian. Jika
anda menggunakan alat ini anda akan melihat tulisan A dan mA. A adalah ampere
meter, mA adalah miliamper meter atau mikroamperemeter. Pembuatan amperemeter
biasanya membutuhkan susunan yang disebut dengan shunt dan microampere.
Susunan itu nanti yang bergua dalam mendeteksi arus yang ada pada rangkaian
dengan arus yang kecil, sedangkan untuk hambatan shunt untuk arus besar. Perlu anda
ketahui, alat ini selalu beroperasi berdasarkan pada gaya Lorentz gaya magnetis. Gaya
Lorentz ini ditimbulkan oleh kumparan berlapis medan magnet yang di dalamnya
mengalir arus. Simpangan akan semakin besar seiring meningkatnya arus yang
mengalir.

Gambar Ampere Meter

2.10 Teori tentang Volt Meter


Volt meter adalah perangkat elektronika yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik pada rangkaian elektronika. Umumnya satuan voltmeter dinyatakan
dalam bentuk volt.
Alat ukur ini dipasang dalam rangkaian parallel dengan ujung-ujung hambatan
yang nantinya akan dihitung berapa beda potensialnya. Pada alat ini terdapat

16
hambatan, sehingga saat dipasang akan membuat arus listrik yang akan melewati
hambatan tersebut jadi sedikit berkurang.
Seperti yang telah diketahui bawha volt meter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur besaran tegangan listrik. Maka idealnya, untuk membuat arus listrik
yang melewati hambatan menjadi kecil, hambatan pada volt meter juga harus besar.
Volt meter terdiri dari bagian-bagian tertentu yang memiliki fungsi berbeda. Bagian-
bagian komponen voltmeter terdiri dari terminal input positif yang ditandai dengan
warna merah dan terminal input berwarna hitam.
Fungsi Volt meter
Fungsi volt meter yang utama adalah sebagia pengukur besaran nilai tegangan
yang ada pada rangkaian listrik. Selain itu, Volt meter juga mempunya fungsi lainya
yaitu sebagai perangkat untuk mengecek alat kelistrikan seperti baterai atau stop
kontak.

Gambar Volt Meter

2.11 Teori tentang Frekuensi Meter

Frekuensi meter merupakan alat ukur listrik yang berfungsi untuk mengukur
besaran frekuensi listrik pada suatu rangkaian listrik. Penggunaan frekuensi meter
biasanya terpasang pada sebuah panel tenaga bersama dengan volt meter dan ampere
meter. Frekuensi adalah banyaknya gelombang listrik dalam satu detik. Frekuensi
disimbolkan dengan (F) dan satuan Hertz (H).

17
Gambar Frekuensi Meter

2.12 Teori tentang Timer Delay Relay

Time Delay Relay (TDR) adalah suatu piranti yang menggunakan

elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar sering disebut juga

relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor

terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan

kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan

MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lainlain.. Tujuan dari

pemasangan timer itu sendiri adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang

dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari

kontaktor dalam delay waktu tertentu.

Gambar Timer Analog

18
Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi

ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang

terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka

kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan

sumber arus listrik.

Jenis – jenis timer

1. On Delay

On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor

yang akan berfungsi menunda waktu ON jika kontaktor bekerja( ON ).

2. Off Delay

Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor

yang akan berfungsi menunda waktu OFF jika kontaktor bekerja( ON ).

Prinsip Kerja Timer

Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian
outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama
mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka
secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC
menjadi NO.
Pada saat timer diberi tenaga atau mendapatkan supply tegangan, maka timer
akan mulai menghitung, ketika jumlah hitungan actual / visual sama dengan setting
pada timer ( jarum merah ), maka kontak output timer akan bekerja / beroperasi.
Kontak timer berupa normally close (NC) dan normally open (NO)
2.13 Teori tentang Fuse

Fuse atau biasa dikenal dengan Sekering adalah suatu komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika ataupun juga perangkat
listrik.
Fuse ini pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat yang halus dan pendek yang
akan meleleh serta terputus apabila dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan dan juga
hubungan arus pendek (short circuit) di dalam sebuah peralatan listrik (Elektronika).

19
Dengan putusnya Fuse/sekering tersebut, Arus listrik yang berlebihan itu tidak
akan dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika. Sehingga tidak akan merusak
komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah rangkaian Elektronika yang
berkaitan.
Karena fuse berfungsi untuk melindungi peralatan listrik dan juga peralatan
Elektronika dari kerusakan akibat arus pendek atau juga listrik yang berlebihan. Fuse
ini juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
Fuse/Sekering sendiri terdiri dari 2 Terminal, serta biasanya dipasang dengan
secara Seri dengan Rangkaian Elektronika atau juga Listrik yang akan dilindunginya.
Sehingga jika Fuse/Sekering tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang
memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tersebut tidak dapat mengalir
masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
Ada dua jenis sekering yang digunakan pada sepeda motor, yaitu sekering tabung
(tube fuse) dan sekering tancap (fuse blade).

2.1 Sekering Tabung (tube fuse)

Sekering tabung banyak digunakan pada mobil dan motor lawas. Sekering ini
memudahkan pengendara atau mekanik dilihat kondisinya putus atau tidak,
karena kawat pengamannya terbungkus oleh tabung kaca bening.

2.2 Sekering Tancap ( fuse blade )

20
Sementara sekering tancap, digunakan pada kendaraan modern. Dinamakan
sekering tancap karena pemasangannya dengan cara ditancapkan. Sekering
tancap memiliki berbagai warna yang berbeda sesuai dengan kapasitasnya.

2.14 Teori tentang Sekering


Sekering (dari bahasa Belanda zekering) atau fuse adalah suatu alat yang
digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan
muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek.

Gambar sekering

Cara kerja fuse, jika dalam sebuah sistem rangkaian elektonik atau rangkaain
listrik terjadi arus lebih maka sekering (fuse) akan putus sehingga arus listrik tidak
lagi mengalir dalam sistem tersebut untuk mengamankan komponen elektronikalain.
Kelebihan arus tersebut dapat disebabkan karena adanya hubung singkat atau karena
kelebihan beban output. Banyak terjadi kebakaran karena hubung singkat akibat
sekering 8 tidak berfungsi, rusak, atau bahkan karena tidak dipasang sama sekali. Alat
pengaman listrik (sekering) ini adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang
disebabkan oleh hubungan singkat (short circuit), beban berlebih (overload) dan
tegangan lebih dimana penyebab tersebut mengakibatkan arus berlebih yang mengalir
pada suatu rangkaian tertutup dan memutuskannya menjadi rangkaian terbuka dengan
meleburkan elemen didalamnya.

Jenis-jenis sekering
 Sekering Uliran
Sekering uliran pertama ialah sekering tertutup. Sekering ini berupa
satuan yang mempunyai kaki edison sekering ini diulirkan kedalam sekering

21
(elemen). Kawat perak didlmnya terdiri dari 2 lebar kawat. Sebuah
diantaranya lebih halus daripada yang lain keduanya menghubungkan tumit
sekering itu dengan kaki sekering . kawat yang halus dibelokkan melalui
pengisyarat pada kepalanya kalu kawat halus itu putus, maka pengisyaratan itu
tertekan oleh pegas dan orang mengetahui sekering itu putus.
 Sekering Tabung
Sekering tabung tidak banyak bedanya dalam prinsip sekering peluru ,
hanya untuk arus dan tegangan yang besar lebih sesuai karena ukurannya yang
lebih besar.pemasangan tidak lagi menggunakan pemegang sekering dan
kepala sekering , tetapi hanya kedua ujung sekering tabung itu saja dibuat
daripada tembaga yang dilapis nikel dan pemegangnya berupa jepitan sekering
ini juga diisi pasir putih , dan kawat yang digunakan menurut harga batasnya
sekering ini dibuat untuk arus mulai 60a . pemasangan dapat dilakuknan pada
dinding dengan menggunakan pelat. Kalau dipasang pada papan saklar maka
isolator-isolator pemegang kontak kontak berpegas itu langsung dipasang pada
papan saklar dan dari belakang dipasang dengan menggunakan cincin dan
mur.
 Sekering Terbuka
Sekering terbuka ialah sekering tabung yang tidak bertutup pada ujung-
ujungnya dan didlmnya tidak berisi pasir tabungnya biasa dibuat dari bahan
keramik ,porselin atau kaca . kontak kontak pada ujungnya diberi baut untuk
mengikat kawat sekering , kawat ini pada kedua ujungnya diberi sepatu untuk
memudahkan pemasangannya . cara pemasangan sekering ini dilakukan
dengan tang sekering . untuk tegangan hingga 500 f dapat pula dimasukkan
atau dimasukkan dengan tangan . kontak berupa pisau yang dapat dijepit pada
jepitan pemegang sekering.
 Sekering Tangkai
Sekering tangkai dapat merupakan sekering bumbung , sekering
terbuka atau sekering dengan bentuk lain yang diperlengkapui dengan tangkai
untuk pegangan pada waktu pemasangan atau pencabutan sekering itu.
Sekering jalur ialah sekering yang tidak dilindungi sama sekali dan hanya
dipasang di dlm perkakas yang tertutup atau untuk papan saklar yang tidak
penting . sekering jalur ini terdiri dari satu atau beberapa jalur yang
dipersatukan ujung2nya dengan sepatu untuk dipasang pada jepitan.

22
 Sekering Pemisah
Sekering pemisah ialah sekering-sekering yang digabungkan dengan
saklar pemisah . biasanya sekeringnya berupa sekering tabung dengan kontak-
kontak yang berupa pusau , dapat dicabut pada sebuah ujungnya dan berupa
setengah engsel pada ujung yang sebelah lagi . kalau tidak putus , maka
sekering ini dapat di keluar masukkan seperti saklar pemisah , tetapi kalau
sekering itu putus , setelah dicabut seperti saklar pemisah, engselnya dapat
dikeluarkan dari jepitannya dengan mudah . sekering pemisah ini mulai
banyak dipergunakan orang karena untuk instalasi tenaga yang besar sangat
menghemat biaya dan tempat. Pemasangannya dapat dengan beberapa jalan..
umunmnya seluruhnya dipasang diatas isolator untuk tegangan yang cukup
tinggi .

2.15 Teori tentang Terminal

Terminal sebagai tempat penghubung output atau input.Sambungan


penghantar listrik seringkali merupakan sumber kerusakan dan jatuhnya instalasi yang
berakibat pada sifat-sifatnya (kebakaran). Sebelum penghantar disambungkan pada
terminal, isolasi harus dikupas dari penghantar itu menurut panjang yang dibutuhkan
dari tipe dan ukuran khusus daripada terminal. Berikut beberapa macam terminal yang
dikenal antara lain:

A. Line up terminal
Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai penghubung
kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun yang dapat
mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.

Gambar Line Up terminal

23
B. Terminal Strip
Terminal Strip berfungsi sebagai penghubung kabel penghantar.

Gambar Terminal Strip

C. Terminal Block
Digunakan sebagai alat penghubung terhadap kabel. Untuk jenis kabel
berserabut atau pejal yang akan disambungkan harus menggunakan sepatu
kabel.

Gambar Terminal Block

D. Terminal Board
Terminal board adalah tempat penyambungan kabel pada pengawatan
dalam suatu instalasi listrik. Adapun cara penyambungannyayaitu dari ujung-
ujung kabel / penghantar yang dihubungkan board yangdibuat mata itik.

Gambar Terminal Board

24
2.16 Teori tentang Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik
searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari
perangkat seperti baterai, panel surya/solar cell menjadi AC. Penggunaan inverter dari
dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang
menggunakan AC (Alternating Current).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter:
• Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya
mendekati dgn beban yang hendak kita gunakan agar efisiensi kerjanya
maksimal.
• Input DC 12 Volt atau 24 Volt.
• Sine wave ataupun square wave output AC.

True sine wave inverter diperlukan terutama untuk beban-beban yang masih
menggunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas. Oleh
karena itu dari sisi harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal
diantara yang lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli
dari jaringan listrik PLN.
Dalam perkembangannya di pasaran juga beredar modified sine wave inverter
yang merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave. Bentuk gelombangnya
bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di
antara sumbu y = 0 dan grafik sinusnya. Perangkat yang menggunakan kumparan
masih bisa beroperasi dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang
maksimal. Sedangkan pada square wave inverter beban-beban listrik yang
menggunakan kumparan atau motor tidak dapat bekerja sama sekali.
Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan spesial
inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang
mengubah arus listrik DC menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik
yang sudah ada. Grid Tie Inverter juga dikenal sebagai synchronous inverter dan
perangkat ini tidak dapat berdiri sendiri, apalagi bila jaringan tenaga listriknya tidak
tersedia. Dengan adanya grid tie inverter kelebihan KWh yang diperoleh dari sistem
PLTS ini bisa disalurkan kembali ke jaringan listrik PLN untuk dinikmati bersama

25
dan sebagai penggantinya besarnya KWh yang disuplai harus dibayar PLN ke
penyedia PLTS.

2.17 Teori tentang Panel Surya


Panel surya adalah seperangkat alat dengan bahan semi konduktor yang dapat
mengkonversi energi sinar matahari yang diterimanya menjadi energi listrik. Panel
surya disebut juga photovoltaic dan terbuat dari bahan semi konduktor yang pada
umumnya adalah silicon. Panel surya dimanfaatan sebagai alat untuk mengubah
cahaya matahari yang mengandung energi foton untuk diubah menjadi energi listrik.

Prinsip Kerja
Panel surya bekerja berdasarkan prinsip photovoltaic, yaitu dengan cara
mengubah energi foton dari radiasi cahaya matahari yang diterimanya menjadi energi
listrik. Silikon terdiri atas 2 lapisan didalamnya, yaitu lapisan n(-) dan lapisan p(+).
Lapisan n adalah lapisan yang berada di atas permukaan panel surya dan berhubungan
langsung dengan cahaya matahari, sedangkan lapisan p berada dibawah lapisan n
yang dipisahkan oleh sebuah gerbang (junction). Gerbang ini akan terbuka saat ada
cahaya matahari menyinari permukaan panel surya. Terbukanya gerbang antar lapisan
mengakibatkan elekron yang dihasilkan mengalir. Intensitas cahaya matahari
sangatlah mempengaruhi terbukanya gerbang antar lapisan, semakin lebar gerbang
antar lapisan terbuka karena intensitas cahaya matahari yang besar, maka semakin
besar pula arus yang mengalir.

Gambar Panel Surya

Jenis Panel Surya


Jenis panel surya digolongkan berdasarkan teknologi pembuatannya. Secara
garis besar panel surya dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

26
 Monocrystalline
Panel surya jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang
sangat tipis. Dengan cara pembuatan seperti ini, akan dihasilkan lembaran
panel surya yang identik satu sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga
menjadi panel surya yang paling efisien dibandingkan jenis panel surya
lainnya yaitu sekitar 15% - 20%. Mahalnya harga kristal silikon murni dan
teknologi yang digunakan dalam pembuatannya, menyebabkan mahalnya
harga jenis panel surya ini dibandingkan jenis panel surya yang lain di pasaran.
Kelemahan dari panel surya jenis ini jika disusun membentuk modul akan
menyisakan banyak ruangan yang kosong karena panel surya seperti ini
umumnya berbentuk segi enam.

Gambar Panel Monocrystalline

 Polycrystalline
Panel surya jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang
dilebur dan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi.
Kristal silikonnya tidak semurni pada panel surya monocrystalline, sehingga
panel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih
rendah, yaitu 13% -II-5 16% . Panel surya ini berbentuk persegi panjang, jika
disusun membentuk panel surya, akan rapat dan tidak akan ada ruangan
kosong, tidak seperti susunan pada panel surya monocrystalline. Proses
pembuatannya lebih mudah dibanding monocrystalline sehingga harganya
lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai saat ini.

27
Gambar Panel Polycrystalline

 Thin Film Solar Cell (TFSC)


Panel surya jenis ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau
beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Panel
surya jenis ini berbentuk sangat tipis. Jenis ini dikenal juga dengan nama Thin
Film Photovoltaic(TFPV). Berdasarkan materialnya, panel surya ini
digolongkan menjadi 3, yaitu:
 Amorphous Silicon (a-Si)
Panel surya dengan bahan Amorphous Silicon ini awalnya banyak
diterapkan pada perangkat kalkulator dan jam tangan. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, penerapannya menjadi
semakin luas. Dengan teknik pembuatannya yang disebut
"stacking(susun lapis)", dimana beberapa lapis Amorphous Silicon
ditumpuk membentuk panel surya dan akan memberikan efisiensi
yang lebih baik antara 6% - 8%.
 Cadmium Telluride (CdTe)
Panel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang
memiliki efisiensi lebih tinggi dari panel surya Amorphous Silicon,
yaitu 9% - 11%.
 Copper Indium Gallium Selenide (CIGS)
CIGS memiliki efisiensi tinggi paling dibandingkan dengan kedua
jenis panel surya thin film yang lain, yaitu 10% - 12%. Selain itu
panel surya jenis ini tidak mengandung bahan berbahaya Cadmium
seperti pada sel surya CdTe. Teknologi pembuatan panel surya thin
film ini masih baru, masih banyak kemungkinan peningkatan di

28
masa mendatang. Harga produksi yang murah serta II-6 bentuknya
yang tipis, ringan dan fleksibel sehingga dapat dilekatkan pada
berbagai bentuk permukaan.

Gambar Panel Thin Film Solar Cell

2.18 Teori tentang Konverter AC to DC


Konverter ac-dc atau penyearah (rectifier) adalah alat yang digunakan untuk
mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Current) menjadi sinyal sumber arus
searah (Direct Current).
Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang di
konfigurasikan secara forward bias, karena diode memiliki sifat hanya
memperbolehkan arus listrik yang melewatinya dalam satu arah saja. Dalam sebuah
Power Supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi
tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan
transformator stepdown.

Gambar Konverter AC to DC

29
Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply
yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan
filter (kapasitor) yang digambarkan dalam blok diagram berikut.

Gambar Diagram Blok Penyerah Gelombang

2.19 Teori tentang Solar Charger Controller


Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk
mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar
charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian karena baterai sudah
penuh) dan kelebihan tegangan dari panel surya. Kelebihan tegangan saat pengisian
akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse
Width Modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan
arus dari baterai ke beban. Panel surya umumnya memiliki tegangan output 16 – 21
Volt. Jadi tanpa solar charger controller, baterai akan rusak oleh over-charging dan
ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya di charge pada tegangan 14 – 14,7 Volt.
Solar charger controller adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Surya. Dimana solar charger controller berfungsi untuk :
• Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau
baterai penuh).
• Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban
diputus kalau baterai sudah mulai kosong).

30
Gambar Solar Charger Controller

Charging Mode Solar Charger Controller


Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metode three stage
charging:
• Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk antara
14.4 - 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel solar cell.
Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase
absorption.
• Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charger controller timer (umumnya satu jam)
tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.
• Fase float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 -
13.7 Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus
maksimun dari panel solar cell pada stage ini.
Operation Mode Solar Charger Controller
Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge atau
over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah
kerusakan dari baterai.
Solar charge controller merupakan alat elektronik yang digunakan untuk
mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar
charger controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian karena baterai sudah
penuh) dan kelebihan voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan
mengurangi umur baterai.
Pada solar charger controller ini menerapkan teknologi Pulse Width
Modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus
dari baterai ke beban. Pada umumnya panel surya 12 volt memilii tegangan output 16
– 21 volt, jadi tanpa solar charger controller, baterai akan rusak oleh over-charging

31
dan ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14 – 14,7
volt.
Beberapa fungsi detail dari solar charger controller adalah sebagai berikut:
• Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan
overvoltage.
• Mengatur arus yang dibebaskan/diambil dari baterai agar baterai tidak full
discharge, dan overloading.
• Monitoring temperatur baterai.
Seperti yang telah disebutkan di atas solar charger controller yang baik
biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah
penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel solar cell berhenti. Cara
deteksi adalah melalui monitor level tegangan baterai.
Solar charger controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu,
kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali. Solar Charger
Controller biasanya terdiri dari : 1 input (2 terminal) yang terhubung dengan output
panel surya/solar cell, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai/aki dan 1
output (2 terminal) yang terhubung dengan beban (load). Arus listrik DC yang berasal
dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada diode
protection yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya/solar cell ke
baterai, bukan sebaliknya.

2.20 Teori tentang Aki

Baterai Aki atau sering disebut accumulator, adalah salah satu komponen
utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau sepeda motor. Aki dapat digunakan
untuk menyimpan dan memberikan tenaga listrik. Pada proses pengisian, tenaga listrik
diubah menjadi tenaga kimia, pada pembuangannya muatan tenaga kimia yang
tersimpan diubah menjadi tenaga listrik. Aki memiliki kapasitas sebuah sel aki diukur
dalam jam-Ampere (Ah), yang dimaksud dengan kapasitas adalah jumlah Ah yang
dapat diberikan oleh sebuah sel yang berisi muatan sampai tegangannya turun menjadi
kira-kira 1,83 V (99,1%). Sebuah aki dengan kapasitas 100 Ah dapat memberikan
arus 25 A selama 4 jam.

Terdapat 2 jenis aki yaitu aki basah dan aki kering. Aki basah merupakan jenis
aki yang perlu diberi air aki yang dikenal dengan sebutan accu zuur. Sedangkan aki

32
kering merupakan jenis aki yang tidak memakai cairan. Dalam aki terdapat elemen
dan sel untuk penyimpan arus yang mengandung asam sulfat (H2SO4). Tiap sel
berisikan pelat positif dan pelat negatif. Pada pelat positif terkandung oksid timbal
coklat (Pb02), sedangkan pelat negatif mengandung timbal.

Gambar Aki

Aki memiliki 2 kutub/terminal, kutub positif dan kutub negatif. Biasanya kutub positif
(+) lebih besar atau lebih tebal dari kutub negatif (-), untuk menghindarkan kelalaian
bila aki hendak dihubungkan dengan kabel-kabelnya.

2.21 Teori tentang Lampu

Lampu DC adalah lampu pijar yang menghasilkan cahaya dengan cara


memanaskan kawat logam filamen sampai ke suhu tinggi sehingga menghasilkan
sinar. Filamen panas dilindung dari udara oleh bola kaca yang diisi dengan gas
lembam atau divakumkan.Lampu pijar dibuat dalam berbagai macam bentuk dan
tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga
300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang
terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu
pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran
lampu pijar mulai dibatasi.

Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan


lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas
kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan dibidang industri.

2.22 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan


 Daftar Alat-alat
 Obeng plus (+)

33
 Obeng min (-)
 Tang kombinasi
 Tang potong
 Tang kupas
 Tang cucut
 Solder
 AVO Meter
 Tespen

 Daftar Bahan yang digunakan pada praktek ATS

NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLA TEMPAT KETERA


BAHAN H NGAN
Box Panel 800x500x230 mm set 1 tender
Profil G meter 0,5 tender
Profil C DIN meter 1,5 tender
Wiring Chanel 40 x 40 mm meter 4,5 tender

MCB 3 pole 10A / 440V / 6kA buah 2 F14, F16 tender


Sekering 10A buah 3 F18A tender
Sekering 6A set 2 F17, F18 tender
Sekering 2A / Pintu panel set 9 F12, lokal
F15,F19

Kontaktor 3pole, 1NO / 380V / buah 2 K23, K28 tender


7,5kW/LC1-
D173.AC5
Auxiliary kontak 2NO & 2NC buah 1 K23 tender
/ LA1-D22 A65
Auxiliary kontak 1NO & 1NC buah 1 K28 tender
/ LA1-D11 A65
Timer ON delay 0 – 15h set 2 K26T, tender
/Bircher/ K27T
TRAB220V /
Program A
Relay 11 pin Comat C3-A30/220V set 2 K24, K29 tender

Curent transfoemer 50/5A, 1,5VA buah 3 lokal


Amperemeter 0 – 50A, 50Hz buah 1 h13 lokal
Selektor switch 4 posisi / Amperemeter buah 1 S13 lokal
Voltmeter 0 – 500V, 50Hz buah 1 h12 lokal
Selektor switch 7 posisi / Voltmeter buah 1 S12 lokal
Frequensimeter 50Hz buah 1 h13a lokal
Hour counter Novitas / 220V / 50Hz buah 1 h31 tender
Lampu indikator 3 warna / 220V buah 6 h15, h19 tender
Selektor switch 3 posisi / XBCD / buah 1 S20 tender
29230C12/50165/P5
5

34
Line up terminal 2,5 mm2, abu-abu buah 13 tender
Line up terminal 2,5 mm2, biru buah 3 tender
Line up terminal 2,5mm2, kuningan buah 3 tender
End plate buah 4 tender
End piece buah 2 tender
Sepatu kabel 1,5mm2, merah buah 300 lokal
Kawat NYAF 1,0 mm2 meter 50 lokal
Kawat NYAF 1,5 mm2 meter 15 lokal

 Daftar Bahan yang digunakan pada praktek PLTS

NAMA BAHAN SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH

Inverter Hanaya DA5-315/DC buah 1


12V-AC 220V
Solar Charge buah 1
Controller
Panel Surya JB-100P/1040x660x35 buah 1
mm/5,81 A/17,2V
Converter LED MR16 DRIVER- buah 1
8W/DC 12V/0,8A/8W
Aki GM5Z- buah 1
3B/12V/5Ah(10Hr)
Lampu VISICOM/12V/3W/50- buah 1
60Hz
Lampu 3W/165-250V/50-60Hz buah 1

Box Panel buah 1

Kabel NYAF NYAF 1,5 mm meter 20

35
2.23 Langkah Kerja
2.2.1 Langkah Kerja ATS

1. Pelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di jobsheet
sampai anda mengerti.
2. Pelajari sistem kerja suplai daya PLN dan Genset.
3. Pelajari sistem starter diesel Generator.
4. Order bahan dan alat yang akan digunakan dan periksa dahulu secara visual
dan elektris sebelum dipasang.
5. Rangkai rangkaian kontrol, sistem suplai daya dan metering beban dengan
baik.
6. Periksa kembali rangkaian yang sudah dibuat, pastikan semua sudah
terhubung.
7. Laporkan pada pengawas / Instruktur bahwa pekerjaan sudah selesai
8. Uji coba semua fungsi rangkaian yang anda buat bersama – sama dengan
pengawas.
9. Cari dan perbaiki kesalahan / gangguan yang dibuat instruktur dan uji coba
ulang.

2.2.2 Langkah Kerja PLTS


1. Pelajari gambar diagram kontrol PLTS yang ada di jobsheet sampai anda
mengerti.
2. Pelajari sistem kerja PLTS.
3. Order bahan dan alat yang akan digunakan dan periksa dahulu secara visual
dan elektris sebelum dipasang.
4. Rangkai rangkaian dengan baik dan benar.
5. Periksa kembali rangkaian yang sudah dibuat, pastikan semua sudah
terhubung.
6. Laporkan pada pengawas / Instruktur bahwa pekerjaan sudah selesai
7. Uji coba semua fungsi rangkaian yang anda buat bersama – sama dengan
pengawas.
8. Cari dan perbaiki kesalahan / gangguan yang dibuat instruktur dan uji coba
ulang.

36
BAB III

ANALISA

3.1 Diskripsi Kerja Rangkaian


3.1.1 Diskripsi Kerja Rangkaian ATS
1. Posisi Otomatis
Pada posisi awal, beban disuplai dari PLN, Apabila suplai PLN
padam, maka hubungan ke beban akan diputus oleh K28. Saat PLN padam,
Genset akan langsung hidup dengan terhubungnya +batre 12 V DC oleh S20
dan R20 ke terminal start Genset. Beban terhubung dengan Genset (dengan
beroperasinya K22), jika tegangan Genset sudah nominal. Jadi beban telah
disuplai oleh Genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh Genset, hidupnya PLN yang kurang
dari settingwaktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian ( beban masih
tetap akan disuplai oleh Genset ). Sedangkan PLN hidup kembali selama
lebih dari setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan Genset akan
diputus oleh K22. Rangkaian beban akandihubungkan kembali ke PLN oleh
K28, jika setting waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban disuplai
oleh PLN, dan 30 detik kemudian genset akan mati (ini setingan pada
gensetnya)

2. Posisi Genset

Posisi ini digunakan untuk proses pemeliharaan pada Genset yang


sesuai denganpetunjuk pada buku manual. Genset tipe ini harus dioperasikan
setiap sebulan sekali selama satu jam. Fungsi proses pemanasan ini adalah
untuk memanaskan oli (penguapan air / kelembaban dalam oli, sekaligus
melumasi mesin diesel Genset). Proses pemanasan ini harus dilakukan pada
50% beban nominal dengan tujuan mendapatkan suhu yang cukup untuk
menguapkan kelembaban dalam oli.
Adapun deskripsi kerja dari rangkaian kontrol dari proses ini adalah
sebagai berikut :
Pada saat selektor switc diposisi “Genset”, K29 akan beroperasi dan
memutuskan sumber yang menuju K26T, K27T, dan K28, sehingga akan
memutuskan suplai PLN ke beban. Selain ini posisi selektor switc tersebut,

37
akan memutuskan sumber yang menuju R20. akibatnya Genset akan start.
Pada saat tegangan Genset mencapainominal, maka K22 akan hidup, sehingga
beban akan terhubung dengan suplai Genset.
Setelah waktu pemanasan Genset sudah mencapai satu jam, maka Genset
dapat dimatikan kembali dengan memindahkan selektor switch keposisi
“Otomatis”. Dengan demikian Genset akan mati dan beban kembali disuplai
oleh PLN.

3. Posisi Repair

Posisi ini diperlukan untuk keperluan proses perbaikan pada Genset.


Apabila Genset mengalami kerusakan atau gangguan yang memerlikan
pembongkaran pada mesin diesel atau Generator, maka rangkaian kontrol
yang dapat mengoperasikan Genset harus segera dapat diputuskan. Proses ini
harus dapat tercapai, karena sangat berbahaya bagi orang yang sedang
melakukan perbaikan Genset.
Pada saat selektor switch diposisi “Repair”, maka sekalipun terdapat
situasi dimana PLN padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat
menghidupkan Genset, karena sambungan dari baterai untuk proses
pemanasan dan starting diputuskan oleh selektor switch. Pada posisi ini,
beban hanya disuplai oleh PLN,dengan catatan PLN tidak padam.

3.1.2 Deskripsi Kerja Rangkaian PLTS

PLTS memanfaatkan sinar matahari sebagai bahan utama untuk


membangkitkan energi listrik, dengan menggunakan semi konduktor di
dalamnya, panel surya menerima cahaya sehingga menghasilkan listrik DC
kemudian Solar Charge Controller akan mengatur arus yang dihasilkan oleh
panel surya kemudian digunakan untuk mengisi baterai/aki. Baterai/aki ini
berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya,
kemudian dihubungkan ke inverter untuk merubah tegangan DC menjadi AC
dan dialirkan ke beban DC dan beban AC yang dihubungkan ke konverter
untuk merubah tegangan AC menjadi DC.
3.2 Data Hasil Pengukuran
 Hasil Pengukuran PLTS
 Tegangan Output Solar panel 13,5V
 Tegangan Input pada Solar Charge Controller 13,5V
38
 Tegangan output pada Solar Charge Controller 13V
 Tegangan output Beban Solar Charge Controller 13V
 Input/ke Aki 13V
 Tegangan input pada Inverter 13V
 Tegangan output pada Inverter 190V
 Lux meter range = 100.000
1. 5 menit pertama 710 lux
2. 5 menit kedua 740 lux
3. 5 menit ketiga 750 lux
4. 5 menit keempat 758 lux
5. 5 menit kelima 760 lux

3.3 Gambar Rangkaian


3.2.1 Gambar Rangkain ATS

39
40
41
42
43
44
45
46
3.2.2 Gambar Rangkaian PLTS

47
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana cara kerja rangkaian ATS dengan kontaktor
dan mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian
ATS.

2. Mengetahui bagaimana cara kerja rangkaian PLTS beserta komponen-


komponen yang terdapat pada rangkaian PLTS.

3. Cara kerja ATS: Apabila sumber PLN mengalami gangguan, secara otomatis
Genset akan mengambil alih suplai daya kebeban dengan suatu alat yang dapat
mentransfer dari suplai PLN kesuplai Genset. Sebaliknya, apabila sumber
PLN sudah normal kembali alat tersebut secara otomatisakan mengembalikan
suplai dari Genset ke PLN.
Cara kerja PLTS: PLTS memanfaatkan sinar matahari sebagai
bahan utama untuk membangkitkan energi listrik, dengan menggunakan
semi konduktor di dalamnya, panel surya menerima cahaya sehingga
menghasilkan listrik DC kemudian Solar Charge Controller akan mengatur
arus yang dihasilkan oleh panel surya kemudian digunakan untuk mengisi
baterai/aki. Baterai/aki ini berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang
dihasilkan oleh panel surya, kemudian dihubungkan ke inverter untuk
merubah tegangan DC menjadi AC dan dialirkan ke beban DC dan beban
AC yang dihubungkan ke konverter untuk merubah tegangan AC menjadi
DC.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakuakan, maka didapatkan saran
sebagai berikut.
1. Selalu melakukan pengecekan semua komponen yang akan digunakan dan
pengecekan jalur rangkaian yang sudah terhubung dikarenakan komponen
yang rusak, meliputi baut dan mur yang rusak/dol.
2. Selalu berhati-hati ketika memasang kabel pada komponen agar tidak merusak
48
terminal pada komponen.

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Mudiana, I Nyoman. Job seet ATS (Automatic Transfer Switch).Badung,Bali.

2. Indo listrik.com. Current Transformer dan Kegunaannya.diakses pada 20 juni 2022.

3. Taufiq Ismail,Djohari. Perhitungan Pembangkit Tenaga Surya Photovoltaic 1 MW


PT PJB Cirata, Bandung.2018.

4. Stevanus,Widianto. Sistem Instalasi PLTS 1000Wp.Semarang.

5. Fajarrullah,Andrica. ATS Konvensional.Pontianak.2015

6. Maulana,Ilham. Inverter.

7. Samson. Perancangan dan Pembuatan Inverter Tiga Fasa, Sekolah Tinggi Teknologi
Pekanbaru,Indonesia.2005

50

Anda mungkin juga menyukai