Oleh :
MOHAMMAD FAJAR ANWAR
0725 2011 020
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat, kesehatan dan karunianya , sehingga penulis dapat melaksanakan
dan menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek ini.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Fakultas Teknik Universitas Khairun. Laporan Kerja Praktek ini sebagai pelengkap Kerja
Praktek yang telah dilaksanakan dalam waktu lebih dari 1 bulan di PT. PLN (Persero) Unit
Layanan Pusat Listrik Tenaga Disel (ULPLTD) Kayu Merah, dengan Tema “Pengoperasian
Dan Pemeliharaan Gas Insulated Subsatioan (GIS) 150 Kv Ternate Unit Layanan Pusat
Listrik Tanaga Diesel (ULPLTD) Kayu Merah”
Selesainya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan banyak saran dan masukan yang sangat termotivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Untuk itu kami sangat beterima
kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiaanya, mengingat kurangnya penetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunsangat diharapkan.
Riswan
NPM: 0725 1511 044
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2.5.2 Panel Proteksi (Protection Panel) .............................................23
2.2.5.3 Cubicle 20 KV (Hv Cell 20 KV) .................................................24
2.2.5.4 Sumber DC Gardu Induk .........................................................24
2.2.6 Sistem Proteksi ......................................................................................25
2.2.6.1 Proteksi Transformator Daya ....................................................26
2.2.6.2 Proteksi Penghantar SUTT/SKTT ............................................28
2.2.6.3 Proteksi Busbar & Proteksi Penyulang 20 KV ..........................29
BAB III METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................30
3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................................30
3.3 Pelaksanaan Kerja Praktek .................................................................................30
BAB IV SELAYANG PANDANG PLTD KAYU MERAH
4.1 Sekilas PLTD Kayu Merah ..................................................................................32
4.1.1 Profil .......................................................................................................32
4.1.2 Wilayah Kerja .........................................................................................32
4.1.3 Struktur Organisasi Pusat Listrik (PLTD) Kayu Merah ..........................34
4.2 Logo PT. PLN (Persero) .....................................................................................34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sistem Pembangkitan Ternate-Tidore ................................................................35
5.2 Komponen Utama Pada Gas Insulated Substation (GIS) 150 KV Ternate ........36
5.3 Sistem Pengoperasian Pada Gas Insulated Substation (GIS) 150 KV Ternate 42
5.4 Sistem Pembagian Beban Pada Setiap Feeder 20 KV Di GIS 150 KV Ternate 43
5.5 Sistem Pemeliharaan Pada Gas Insulated Substation (GIS) 150 KV Ternate . .45
5.1.1 Pemeliharaan Pada Peralatan GIS 150 KV ...........................................47
BABA VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .........................................................................................................48
6.2 Saran ...................................................................................................................48
6.2.1 Bagi Instansi / Perusahaan ....................................................................48
6.2.2 Bagi Mahasiswa .....................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................50
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pusat Listrik (PLTD) Kayu Merah ..................................34
Gambar 4.4 Logo PT. PLN (Persero) .................................................................................34
Gambar 5.1 Singel Line Diagram Sistem Ternate Tidore ..................................................35
Gambar 5.2 GIS 150 KV Ternate ULPLTD Kayu Merah ....................................................36
Gambar 5.3 Transformator Daya 2 X 60 MVA, 150/20 KV ................................................37
Gambar 5.4 Transformator PS 2 X 300 KVA, 20 KV / 400 V .............................................37
Gambar 5.5 Pemutus Tenaga Pada GIS 150 KV ..............................................................38
Gambar 5.6 Saklar Pemisah Pada GIS 150 KV .................................................................38
Gambar 5.7 Saklar Pembumian Pada GIS 150 KV ...........................................................39
Gambar 5.8 Transformator Arus Pada GIS 150 KV ...........................................................39
Gambar 5.9 Transformator Tegangan Pada GIS 150 KV ..................................................40
Gambar 5.10 Rel Busbar Pada 150 KV .............................................................................40
Gambar 5.11 Batteray Pada GIS 150 KV ...........................................................................41
Gambar 5.12 Rectifer 110 VDC – 100 A Pada GIS 150 KV ..............................................41
Gambar 5.13 Singel Line Diagram GIS 150 KV Ternate ...................................................42
Gambar 5.14 Singel Line Diagram 20 KV Trafo 1 (Busbar) 1 ............................................44
Gambar 5.15 Singel Line Diagram 20 KV Trafo 2 (Busbar) 2 ............................................44
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perbaikan atau pemeliharaan peralatan listrik atau gangguan dapat diperkecil, sehingga
menjadi lebih handal. Apabila ada salah satu pembangkit sedang dalam pemeliharaan
atau mengalami gangguan dalam menyalurkan tenaga listrik pada gardu induk maka
pembangkit lain dalam satu sistem intekoneksi akan menggantikan untuk menyalurkan
tenaga listrik pada gardu induk tersebut. Sehingga konsumen tidak merasa dirugikan oleh
pihak PLN.
Berdasarkan pemikiran dan latar belakang yang ada maka tema yang diangkat
dalam Kegiatan Kerja Praktek ini adalah “Pengoperasian Dan Pemeliharaan Gas Insulated
Subsatioan (GIS) 150 Kv Ternate Unit Layanan Pusat Listrik Tanaga Diesel (ULPLTD)
Kayu Merah”
2
d. Pembuatan Laporan Kerja Praktek Tentang Gas Insulated Subsatioan (GIS)
150 KV Ternate Unit Layanan Pusat Listrik Tanaga Diesel (ULPLTD) Kayu
Merah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Bentuk dan Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Disel
Dari gambar di atas dapat lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, yaitu:
1 Tangki penyimpanan bahan bakar.
2 Penyaring bahan bakar.
3 Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4 Pengabut (nozel)
5 Mesin diesel.
6 Turbo charger.
7 Penyaring gas pembuangan.
8 Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9 Generator.
10 Trafo.
11 Saluran transmisi.
5
yang kita kenal PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang mana kita tahu berbahan
bakar High Speed Diesel (HSD). Yang membedakan dengan jenis mesin PLTD yang kita
kenal adalah pada bahan bakar dan proses hasupan Bahan bakar antara Gas -PLTMG
dan HSD-PLTD.
Gambar 2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)
Sistem utama (main system) dari sebuah PLTMG biasanya tergantung dari engine
yang digunakan. Dalam hal ini, sistem akan disuplai oleh pabrikan yang membuat gas
engine tersebut (Gas Engine Manufacturer). Yang perlu diketahui Sistem Utama dari
Sebuah PLTMG meliputi mekanikal, elektrikal, instrumen dan kontrol inilah yang menjadi
sistem utama sebuah PLTMG. Tiga pekerjaan tersebut dibagi lagi menjadi beberapa sub
unit sebagai pendukung kinerja PLTMG.
6
Gambar 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Energi batu bara mampu untuk menggerakan generator, sehingga mesin tersebut
dapat menghasilkan listrik. Nantinya batu bara akan berubah menjadi uap yang
menggerakkan komponen generator didalamnya. Cara kerjanya, boiler pada pembangkit
listrik mulanya disikan air yang nantinya akan dipanaskan dengan gas hasil pembakaran
batu bara. Air yang dipanaskan tersebut akan menghasilkan uap. Uap tersebut diarahkan
ke turbin supaya dapat berputar dan membuat generator berfungsi. Fungsi dari generator
ini akan menghasilkan gaya mekanik sehingga nantinya dapat menghasilkan energi listrik.
(PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA | Machine Squad , n.d.)
7
2.2.2 Fungsi dari gardu induk
Gardu induk memiliki peranan penting dalam sistem transmisi, gardu induk
mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah:
1. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan , meliputi
Tegangan Ekstra Tinggi ( 500 kV), Tegangan Tinggi (150 kV), maupun Tegangan
Menengah (20 kV).
2. Mentranformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke tegangan
tinggi yang lain atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah.
3. Pengukuran dan pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem
tenaga listrik.
4. Pengiriman daya ke gardu distribusi melalui feeder (penyulang) tegangan
menengah.
5. Media Pengendalian sistem interkoneksi dari beberapa pusat pembangkit yang
terhubung dengan sesuai syarat-syarat tertentu.
6. Media untuk telekomunikasi serta informasi tentang sistem instrument.
Karena Gardu Induk memiliki fungsi yang sangat penting maka untuk menjaga
keamanan dan kelangsungan penyaluran yang baik maka Gardu Induk harus memenuhi
suatu kriteria persyaratan adalah sebagai berikut:
1. Aman (ruang bebas tegangan) dan mudah (pengamatan) dalam hal pemeriksaan
atau keperluan pengusahaan atau manuver. Pada gardu Induk Pasang luar harus
diperhatikan jarak antara bagian bagian yang bertegangan satu dengan yang
lainnya juga jarak terhadap tanah.
2. Penggantian atau perbaikan bagian bagian yang rusak harus mudah dilakukan,
sehingga sekalipun gangguan terjadi pada sambungan rel, namun kontinuitas
distribusi tetap dapat dipertahankan.
3. Memiliki keandalan yang tinggi. Oleh karena itu Gardu Induk biasanya di suplai
lebih dari satu pembankit.
8
4. Mampu melokalisir meluasnya kemungkinan terjadi gangguan arus lebih atau
tegangan lebih.
2.2.3 Jenis-jenis Gardu Induk
Gardu induk boleh dikatakan sebagai rumah beban karena Gardu induk
merupakan penyalur energi listrik kepemakai energi listrik. Adapun gardu induk dapat
diklasifikasikan menurut jenis pemasangannya adalah sebagai berikut:
9
Induk. Penjagaan serta kebersihan ruangan merupakan syarat utama yang harus
memperoleh perhatian dan perlakuan maksimal.
Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.Gardu Induk ini
berupa gardu induk konvensional (lihat gambar 2.1), memerlukan tempat terbuka
yang cukup luas.
10
Gambar 2.4 Gardu Induk Konvensional.
2. Gardu Induk Yang Menggunakan Isolasi Gas SF 6
11
Berdasarkan hasil kajian PLN dan mengacu pada hasil kajian Konwledge
Sharing and Research (KSANDR) Belanda, GIS dibagi menjadi 5 subsistem
berdasarkan fungsinya, yaitu:
Subsistem Primary
Subsistem primary berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dengan
nilai losses yang masih diijinkan.
Subsistem Secondary
Subsistem secondary berfungsi men-trigger subsistem driving untuk
mengaktifkan subsistem mechanical pada waktu tepat.
Subsistem Dielectric
Subsistem dielectric berfungsi untuk memadamkan busur api dan
mengisolasikan active part.
Subsistem Driving mechanism
Subsistem driving mechanism adalah mekanik penggerak yang menyimpan
energi untuk menggerakkan kontak utama (PMT, PMS) pada waktu yang
diperlukan. Jenis – jenis driving mechanism terdiri dari :
Pneumatic
Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga udara bertekanan.
Hydraulic
Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga minyak hidrolik
bertekanan.
Spring
Merupakan penggerak yang menggunakan energi yang disimpan oleh
pegas.
Subsistem Mechanical
Subsistem mechanical adalah peralatan penggerak yang menghubungkan
subsistem driving mechanism dengan kontak utama peralatan PMT dan PMS
untuk mentransfer driving energy menjadi gerakan pada waktu yang
diperlukan
12
B. Sulfur Hexafluoride (SF6)
Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian – bagian yang mempunyai beda
potenstial agar diantara bagian – bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau
percikan. Sulfur Hexafluoride (SF6) merupakan sebuah bahan isolasi berwujud gas
yang terbentuk antara sulphur dan fluorine dengan reaksi eksotermis seperti
persamaan berikut :
Secara umum sulfur heksa fluorida (SF6) murni adalah senyawa yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan
lima kali lipat dari udara. Molekul SF6 memiliki enam atom fluorine dan terdapat
sebuah atom sulphur di tengah molekulnya. Molekul SF6 ditunjukkan seperti
gambar 2. berikut :
Hanya memerlukan energi yang rendah untuk memadamkan arc (busur api).
Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api tidak memerlukan energi
untuk mengkompresikannya, namun karena pengaruh panas busur api yang
terjadi.
13
Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat
dengan mudah dideteksi.
Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya
kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh.
Isolasi yang baik, karena relatif mudah terionisasi sehingga membuat
konduktivitas tetap rendah. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak
stabil, dengan demikian pemotongan arus dapat terjadi.
Karakteristik gas SF6 adalah elektronegatif sehingga penguraiannya
menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.
Memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat mengisi volume dari
perangkat secara menyeluruh, stabil (tidak mudah bereaksi) dan penghantar
panas yang baik.
14
akan digunakan pertama kali pada suatu perangkat, sedangkan spesifikasi SF 6-
Used merupakan spesifikasi gas SF6 saat gas tersebut digunakan.
Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5
kali dielektrik udara.
Tidak mudah terbakar dan tidak berbau.
Tidak beracun dan tidak berwarna.
Mengikuti hukum gas-gas pada umumnya.
Berat molekul 146 (udara 29).
Kepekaan ± 6 kg/m3 pada 0,1 MFA dan 100 C
15
Gambar 2.7 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Ring Busbar
2. Gardu Induk Sistem Single Busbar
Busbar tunggal atau single busbar seperti pada gambar 2.4. Semua perlengkapan
peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu busbar / pada single busbar. Pada
umumnya gardu induk dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir
dari suatu transmisi.
Gambar 2.8 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Single Busbar
16
Gambar 2.9 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar
Gambar 2.10 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Satu Setengah Busbar
Gardu induk dilengkapi dengan komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan
sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan.
Secara umum peralatan dan perlengkapan pokok yang ada digardu induk terdiri dari:
17
Gambar 2.11 Transformator daya.
Transformator Daya berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik, dengan
merubah besaran tegangannya sedangkan frekuensinya tetap. Transformator daya juga
berfungsi sebagai pengatur tegangan. Trafo daya dilengkapi oleh trafo pentanahan yang
berfungsi untuk mendapatkan titik netral dari trafo daya. Perlengkapan lainnya adalah
pentanahan trafo yang disebut Neutral Grounding Resistance (NGR).(Pardosi, 2013)
Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan yang terjadi.
18
Gambar 2.13 Current Transformer (CT).
Transformator Arus (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus yang
besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik,
menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
19
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk. Jadi gardu
induk ini merupakan tempat pemutusan dari tenaga yang dibangkitkan dari sistem
interkoneksi, sistem transmisi, dan distribusi kepada pelanggan. Saluran transmisi dan
distribusi ini dihubungkan pada rel (bus) melalui transformator utama, setiap saluran
mempunyai pemutus beban (circuit breaker) dan pemisah ( disconnect switch) pada sisi
keluarnya. Pemutus beban ini dipakai untuk memutuskan atau menghubungkan beban bila
terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat lain, pemutus beban itu dipakai untuk
memutuskan hubungan secara otomatis. Pemutus beban dan pemisah dinamakan
peralatan penghubung (switchgear).
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circiut Breker (CB), Berfungsi untuk memutuskan
hubungan tenaga listrik dalam keadaan gangguan maupun dalam keadaan berbeban dan
proses ini harus dilakukan dengan cepat. Pemutus tenaga listrik dalam keadaan gangguan
akan menimbulkan arus yang relatif besar, pada saat tersebut pemutus beban bekerja
sangat berat. Bila kondisi peralatan pemutus tenaga menurun karena kurangnya
pemeliharaan, sehingga tidak sesuai lagi kemampuan dengan daya yang diputuskannya,
maka pemutus tenaga tersebut akan dapat rusak (meledak). PMT dapat dioperasikan
pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan.Karena
pada saat bekerja, PMT mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada
20
PMT dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api yang ada dalam PMT
b. Pemisah (PMS)
Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch : Berfungsi sebagai pemisah peralatan
listrik dari peralatan listrik yang bertegangan. PMS ini bekerja dalam keadaan tidak
berbeban. Dalam gardu induk, PMS terpasang di beberapa titik. Karena PMS dioperasikan
saat keadaan tidak berbeban, maka juga akan dioperasikan pastikan instalasi listrik sudah
dimatikan oleh PMT.
21
Gambar 2.17 Lightning Arrester (LA).
d. Rel (Busbar)
Busbar (Rel) merupakan titik pertemuan hubungan antara trafo trafo tenaga,
saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel tegangan tinggi dan peralatan listrik lainnya
untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik serta daya listrik. Ada beberapa
konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain:
22
Gambar 2.19 Gedung Kontrol GIS.
23
Gambar 2.21 Panel Proteksi.
Tempat almari relay-relay pengaman yang dikelompokkan dalam bay, sehingga
mudah dalam pengontrolan dan operasionalnnya. Berfungsi untuk memproteksi
(melindungi sistem jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun karena
kesalahan operasi. Didalamnya berisi peralatan- peralatan elektro dan elektronik, dan lain-
lain yang bersifat presisi. Untuk mempertahankan kondisi ideal dan presisi panel proteksi,
maka diperlukan alat pendingin dengan suhu tertentu dan harus kontinyu. Setiap relay
yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay sesuai fungsinya.
Cubicle adalah sistem penyaluran untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal
dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang
(feeder) yang tersambung (terhubung) dengan cubicle tersebut.
24
2.2.5.4 Sumber DC Gardu Induk
Baterai adalah alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah
yang diperoleh dari hasil proses kimia. Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan
rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya.
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi, maka baterai dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi
pada gardu induk. Peranan dari baterai sangat penting karena pada saat gangguan terjadi,
baterai sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi.
Rectifier adalah alat listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-bolik
menjadi arus searah, sesuai dengan kapasitas yang diperlukan (kapasitas battery).
Rectifier harus selalu terhubung dengan battery dan harus diperiksa kondisi
batterynya secara periodik dan rutin.
25
bekerja dengan mematikan PMT untuk pengamanan. Jadi bisa dikatakan relai ini sebagai
alat inderanya dari peralatan di Gardu Induk. Arus yang masuk ke relai bukan arus
sebenarnya yang terlalu besar tapi arus yang sudah dikecilkan oleh CT bergitu pun
tegangannya.(Sistem Proteksi, n.d.)
Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan adalah :
Transformator Daya.
Rel (busbar).
Penghantar :
Penyulang 20 KV.
2. Relay Differensial
Relay differensial berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat
(short circuit) yang terjadi di dalam daerah pengaman trafo.
26
Gambar 2.25 Relay Differensial.
27
Relay bucholz berfungsi mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan
bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak trafo.
1. Relay Jarak
Relay jarak berfungsi mengamankan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari
gangguan antar phasa maupun gangguan hubungan tanah.
2. Relay Differential Pilot Kabel
28
Relay differential pilot kabel berfungsi mengamankan Saluran Kabel Tegangan
Tinggi (SKTT) dan juga Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang pendek dari
gangguan antar phasa maupun gangguan hubung singkat ( short circuit).
29
BAB III
METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
30
150 KV Ternate pada Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Diesel (ULPLTD)
Kayu Merah.
b) Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek
1. Interview
Interview merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan
berdasarkan jawaban dari narasumber. Dalam hal ini, yang menjadi
narasumber adalah pembimbing dari PLTD Kayu Merah. Wawancara yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan. Teknik
wawancara ini pun muncul karena ada metode Observasi yang dilakukan.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri khas
bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Metode tersebut selalu
dilakukan dengan berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang tetapi juga pada objek-objek yang lain. Observasi
yang dilakukan mengikuti pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam kegiatan
observasi ini pula sering terjadi komunikasi. Sehingga, metode
pengumpulan data tersebut menjadi sangat penting selama pelaksanaan
kerja praktek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan media foto. Teknik dokumentasi juga dapat menjadi sebuah
bukti dalam proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
31
BAB IV
SELAYANG PANDANG PLTD KAYU MERAH
32
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat kota Ternate akan listrik
dengan kondisi PLTD yang berada di pusat kota maka pada tahun 1986 dilakukan
pembangunan PLTD di daerah Kayu Merah, tepatnya di Jalan Raya Bastiong kelurahan
Kayu Merah. PLTD ini diresmikan secara langsung oleh Pemerintah Pusat Dengan
mengandalkan 2 (dua) unit mesin yakni, SWD 6TM410 RR1 dan SWD 6TM410 RR2
dengan kapasitas terpasang 2 x 3.282 Kw
PLTD Kayu Merah merupakan salah satu pusat listrik yang tersebar dibawah PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Maluku Wilayah Maluku & Maluku Utara Regional
Maluku Papua. Operasional PLTD Kayu Merah saat ini masih menggunakan Bahan bakar
minyak (HSD) dengan kapasitas daya terpasang mesin PLN 14.802 Kw dan mesin Sewa
15.750 kW. Dengan kapasitas daya yang ada PLTD Kayu Merah menjadi bagian penting
dan turut serta bertanggung jawab dalam upaya peningkatan roda perekonomian dan
kemajuan pembangunan kota ternate-tidore yang aman dan sejahtera.
33
Gambar 4.1 Peta Wilayah Yang Dilayani
34
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pusat Listrik (PLTD) Kayu Merah (Sumber: PLTD Kayu
Merah)
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT. PLN
(Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada
di Indonesia khususnya daerah Ternate Maluku utara. Berikut ini adalah logo PT. PLN
(Persero) :
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
Gambar 5.1 Singel Line Diagram Sistem Ternate Tidore
5.2 Komponen Utama Pada Gas Insulated Substaion (GIS) 150 KV Ternate
Gas Insulated Substation biasa disebut dengan istilah GIS, merupakan sebuah
sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dengan menggunakan gas
SF6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik dan pemadaman busur api. GIS sendiri
merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang menggunakan isolasi Gas.
Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS terbagi menjadi dua, yaitu di dalam ruangan
(indoor) dan di luar ruangan ( outdoor). GIS biasa ditempatkan pada perkotaan karena luas
wilayah yang terpakai lebih kecil dibandingkan dengan yang konvensional.
36
Gambar 5.2 GIS 150 KV Ternate ULPLTD Kayu Merah
Transformator atau trafo adalah komponen utama yang dapat merubah tegangan
tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari
distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus meneflls tanpa
37
henti). Trafo Daya Yang Terpasang Pada GIS 150 KV Ternate, memiliki 2 unit trafo
dengan kapasitas 2 X 60 MVA dengan Spesifikasi 150/20 KV kemudian dilengkapi dengan
Trafo pentanahan atau Neutral Grounding Resistance (NGR) yang berfungsi untuk
mendapatkan titik netral juga berfungsi sebagai pengaman atau proteksi.
38
mekanisme penggerak seperti motor, spring, pneumatik dan hidrolik. Namun, sistem
penggerak PMT yang terpasang pada GIS 150 KV Ternate, menggunakan penggerak
Spring atau penggerak yang menggunakan energi yang disimpan oleh pegas. Pada saat
PMT sedang beroperasi, PMT mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka
pada PMT dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api pada PMT
memiliki 3 jenis, yaitu Minyak (Oil Circuit Breaker), Vacum/ Hampa Udara (Vacum Circuit
Breaker), Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker). Sedangkan, jenis pemadan busur api PMT yang
terpakai pada GIS 150 KV Ternate, jenis Gas SF6 (SF6 CB).
39
Saklar pembumian atau biasa disebut ES adalah alat pengaman yang digunakan
untuk membumikan peralatan – peralatan gardu induk selama proses perbaikan atau
perawatan sehingga arus sisa yang masih ada di dalam peralatan gardu disalurkan ke
bumi untuk menjaga keselamatan operator. Saklar pembumian hanya dapat dioperasikan
apabila saklar pemisah sudah dalam kondisi terbuka.
40
8. Rel Daya (Busbar)
Rel Busbar merupakan titik pertemuan hubungan antara trafo trafo tenaga, saluran
udara tegangan tinggi, saluran kabel tegangan tinggi dan peralatan listrik lainnya.
9. Batteray
Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara
rutin kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya. Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan
proteksi selalu mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai dipakai
sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari baterai
sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, baterai sebagai sumber tenaga untuk
menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Jumlah batteray yang terpasang pada GIS
150 KV Ternate sebanyak 296 buah Batteray Yang terhubung secara seri paralel.
41
10. Rectifier
Rectifier adalah alat listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-bolik menjadi
arus searah, sesuai dengan kapasitas yang diperlukan (kapasitas battery).
5.3 Sistem Pengoperasian Gas Insulated Substation (GIS) 150 KV Ternate
42
Proses perintah manuver peralatan sampai dengan pelaksanaan Pada GIS 150
KV adalah sebagai berikut:
5.3.1 Prosedur Manufer Peralatan Untuk Energized Atau Mengoperasikan GIS 150 KV
Ternate
Semua Grounding PMS Line Pada Bay PMS BUS 1 Pada Bay
Earthing Switch (ES) Line PLTMG 1 Line PLTMG 1 (Masuk)
(Di Lepas) (Masuk)
PMT 150 KV Pada Bay PMS BUS 1 Pada PMT Pada Bay Line
Trafo 1 (Masuk) Bay Trafo 1 (Masuk) PLTMG 1 (Masuk)
Untuk Prosedur manufer peralatan PMT dan PMS pada bay line PLTMG 2 dan
bay line Trafo 2, urutan prosedurnya tetap sama.
5.4 Sistem Pembagian Beban Pada Setiap Feeder 20 KV Di GIS 150 KV Ternate
43
Feeder adalah kabel penghubung antara jaringan listrik dengan cubicle, yaitu
sistem penyaluran untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal dari output trafo daya,
yang selanjutnya diteruskan ke konsumen.
Tabel 5.1 Sistem pembagian beban pada setiap feeder 20 KV, dengan jumlah
beban = 29.200 Kilowatt (29,2 Megawatt).
Besar Arus Besar Beban
No Feeder Keterangan
(Ampere) (Kilowatt)
1 Stadion 167 5.500
2 Sulamadaha 220 7.300
3 Jambula 32 1.000
4 Mangga Dua 119 3.900
5 Express 96 3.100
6 Kota 88 2.900
7 Ngade 51 1.600 GH PLTMG
8 Aftador 8 200 GH PLTMG
9 Express Goto 115 3.700
Dapat dilihat pada gambar 5.14 dan gambar 5.15, bahwa GIS 150 KV Ternate
memili 2 Rel Busbar Pada Sisi 20 KV Yang dimana terhubung langsung dengan feeder-
feeder. Dengan adanya 2 Rel Busbar ini berfungsi agar dapat mempermudah sistem
pemeliharaan, sehingga tidak ada pemadaman listrik ketika proses pemeliharaan
berlangsung.
44
Gambar 5.14 Singel Line Diagram 20 KV Trafo 1 (Busbar 1)
45
Tujuan dari pemeliharaan adalah :
1. Memperpanjang usia penggunaan dari peralatan gardu induk yang sedang
beroperasi.
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang, untuk beroperasi
sehingga dapat melayani masyatakat.
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang digunakan
dalam kegiatan darurat setiap waktu.
2. Inspeksi Level 2
inspeksi level 2 yaitu inspeksi/pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan
alat uji atau alat ukur dalam pelaksanaan setiap bulan. Tahapan inspeksi level 2
menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk justifikasi kondisi peralatan, serta
menentukan pemeliharaan lebih lanjut. Pemeliharaan inspeksi level 2 yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
46
Pengukuran Partial Discharge yaitu tingkat kebocoran isolasi pada
permukaan terminasi pada kabel daya jika terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan isolasi.
Pengukuran titik panas dengan infra red thermovision, dimaksudkan untuk
memonitor suhu pada sambungan atau klem-klem peralatan jika terlalu
tinggi (overheathing) akan merusak peralatan.
3. Inspeksi Level 3
Inspeksi level 3 yaitu inspeksi/pengecekan yang dilakukan dengan cara shut down
atau dibongkar dengan pelaksanaan 2 tahunan. Inspeksi level 3 merupakan tahap
akhir pada metode evaluasi pemeliharaan. Hasil inspeksi level 3 juga
menghasilkan rekomendasi akhir tindak lanjut yang berupa progam perpanjangan
umur dan rencana pengembangan aset, seperti retrofit (rekondisi), refurbish
(perbaikan), replacement (penggantian komponen) atau reinvestment
(penggantian baru). Pemeliharaan inspeksi level 3 yang dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian Tahanan Kontak
Pengujian Kesempakan Kontak
Pengujian Tahanan Delta
Pengujian Tahanan Pentanahan
DLL
47
2. Pemeliharaan Pada Saklar Pemisah (Disconecting Switch)
Mengecek kondisi fisik peralatan
Pemeriksaan isolator
Pembersihan pisau-pisau PMS
Kekencangan baut peralatan
Pemeriksaan tangkai penggerak
Pemeriksaan box mekanik
Pemeriksaan pondasi
3. Pemeliharaan Pada Tarnsformator Daya
Batasan-batasan arus beban
System pendinginan (fan atau pompa sirkulasi)
Kebocoran minyak, level minyak, dan aliran minyak
Temperatur minyak dan belitan Bushing tidak ada yang retak/ bocor
Panel-panel alaram dan proteksi pada saat beroperasi
4. Pemeliharaan Pada Batteray
Kebersihan baterai
Arus dan tegangan charger
Level air baterai, exchause fan
Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan baterai
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
48
6.1 Kesimpulan
Gas Insulated Substation (GIS) merupakan suatu sistem tenaga listrik berkapasitas
tinggi yang terpasang dari beberapa peralatan penghubung dan pemutus jaringan listrik
yang dikemas dengan menggunakan gas SF 6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik
dan pemadaman busur api. GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang
menggunakan isolasi Gas. Pada GIS terdapat bermacam jenis peralatan seperti pemutus
tenaga, busbar, pemisah, pemisah tanah, trafo arus dan trafo tegangan yang ditempatkan
didalam kompartemen yang terpisah – pisah dan diisi gas SF6. Kekuatan dielektrik Gas
SF6 yang lebih tinggi dari pada udara, menyebabkan jarak konduktor yang diperlukan akan
lebih kecil.
6.2 Saran
Selama lebih dari 1 bulan kerja praktek melakukan observasi, pengamatan, dan
wawancara selama kerja praktek pada Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Disel (ULPLTD)
Kayu Merah Tepatnya di (GIS 150 KV Ternate). Penulis memberikan saran untuk kedua
Perusahan dan saran untuk Penulis sendiri selaku mahasiswa. Agar dapat berguna untuk
membangun kemajuan pada perusahaan maupun terhadap mahasiswa itu sendiri.
49
2. Menjaga suasana seakrab mungkin dengan pembimbing karena itu akan
mempengaruhi dalam proses kelancaran Tanya jawab
3. Membekali diri dengan keterampilan yang cukup seperti yang telah di ajarkan
DAFTAR PUSTAKA
50
Gas Insulated Switchgear (GIS) | Dunia Listrik . (n.d.). Retrieved January 20, 2022, from
https://dunia-listrik.blogspot.com/2014/05/gas-insulated-switchgear_6.html
51