PROYEK AKHIR
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Proses Konversi Energi Listrik Pada Panel Surya ......................... 9
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
dalam dua jenis, yaitu energi konvensional dan energi terbarukan. Energi
konvensional adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya tersedia dalam
terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber alami atau elemen – elemen
alam yang tersedia di bumi dalam jumlah sangat besar. Kedua energi tersebut
Tenaga Pico Hidro adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air dalam skala kecil
listrik dan komponen mekanik yang harus bekerja sesuai dengan fungsinya
peralatan pada unit pembangkit serta masalah dan kendala yang timbul saat
komponen dan peralatan pada unit pembangkit. Untuk itu, tugas akhir ini akan
menjelaskan masalah dan kendala yang dapat terjadi pada unit pembangkit.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada saat sekarang ini kebutuhan listrik sudah sangat penting, hal ini bisa
dilihat dari banyaknya peralatan yang menggunakan energi listrik, serta untuk
seperti tenaga minyak, air, angin, surya atau sinar matahari. Untuk di Indonesia
relatif kecil.
pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan penggunaan listrik. Pembangkit listrik tenaga air dengan skala pico
hydro yang berkisar 100 Watt – 5kW ini sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan
Pembangunan pembangkit listrik tenaga air skala Pico hydro (PLTPH) tidak
harus memanfaatkan aliran air yang deras tetapi dapat memanfaatkan aliran air
yang berasal dari saluran irigasi dan sungai di sekitarnya. Pemilihan lokasi
potensi energi air yang tersedia. Semakin besar debit aliran air di suatu tempat
unit pembangkit. Gangguan yang dapat terjadi adalah kerusakan pada kontruksi,
kerusakan peralatan listrik akibat dari salah pengoperasian atau bencana alam.
3. Cara mengatasi atau solusi dari masalah yang terjadi pada PLTPH.
3. Cara mengatasi atau solusi dari masalah yang terjadi pada PLTPH.
pengoperasian.
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun proyek akhir ini
meliputi :
1. Studi Kepustakaan
yang diajukan, dan dari pustaka lainnya maupun situs internet mengenai
pembangkit listrik tenaga piko hidro serta yang relevan dengan judul
pembahasan.
5
2. Studi Lapangan
a. Wawancara
Pemasangan”.
b. Pembuatan Proyek
c. Observasi
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai operasi dari PLTPH dan
pemeliharaan PLTPH.
kerusakan peralatan.
7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
dengan kapasitas yang kecil sekitar 100 Watt - 5kW. Piko hidro pada dasarnya
memiliki prinsip kerja yang sama dengan PLTA lainnya yaitu dengan
memanfaatkan debit air dan ketinggian jatuh air. Istilah picohydro biasanya
dipakai untuk pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas skala kecil atau
pembangkit yang menghasilkan output tidak lebih dari 5000 Watt, sementara
untuk skala mikrohydro antara 5 kW sampai 100 kW, minihydro untuk output 100
kW sampai 1 MW, smallhydro untuk daya antara lebih dari 1 MW sampai 15 MW,
mediumhydro lebih dari 15 MW sampai 100 MW, dan largehydro untuk daya lebih
100 MW.
Pikohidro merupakan pembangkit listrik tenaga air berskala kecil dengan keluaran
irigasi.
lama.
Salah satu yang membedakan PLTPH dengan PLTA jenis lainnya adalah
peralatan yang digunakan serta konstruksinya juga bisa berbeda dengan PLTA
jenis lain.
10
PLTPH termasuk Pembangkit Listrik Tenaga air dengan kapasitas yang kecil.
Pada prinsipnya, PLTPH memiliki prinsip yang sama dengan PLTA yakni
memanfaatkan debit air dan aliran air yang akan memutar poros turbin sehingga
dan kemudian menghasilkan energi listrik. . PLTPH memanfaatkan aliran air dari
saluran irigasi, sungai atau air terjun. Tidak seperti PLTA dengan kapasitas yang
Komponen PLTPH secara umum yaitu terdapat saluran irigasi, pintu saluran
(power house), turbin, generator, saluran bawah. Pada saluran irigasi terdapat
saluran irigasi berfungsi sebagai tempat ambil air untuk memutar turbin. Saluran
pembuangan berfungsi untuk membuang kelebihan air akibat banjir melalui pintu
saluran pembuangan. Akhir dari saluran ini adalah sebuah kolam penenang
(forebay tank) yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran seperti pasir, sampah
pengoperasian PLTPH. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyaringan kembali air
agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu kolam penenang ini
berfungsi juga untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa
pesat. Sebelum air melewati pipa pesat, air akan melewati pintu pengatur, pintu
pengatur berfungsi untuk mengatur besar volume air yang masuk ke pipa pesat.
Air akan masuk danmelewati pipa pesat (penstock). Pipa pesat berfungsi untuk
mengalirkan air menuju ke rumah pembangkit (power house) yang terdapat turbin
dan generator di dalamnya. Air dari rumah pembangkit akan memutar turbin,
menghasilkan listrik.
12
pompa air. Pompa air ini digunakan untuk mengisi kolam penampungan air atau
untuk mengambil air dari sumber baik langsung dari sungai maupun dari waduk.
Sumber air yang ada di PLTPH Cilember berasal dari sungai atau air terjun yang
13
airnya ditampung di sebuah villa. Tempat penampungan air ini lah yang disebut
Struktur kolam penampungan air berupa pasangan batu kali, beton diplester
dan saringan berupa rangkaian kawat besi berbentuk jelusi sebagai penahan dan
dalam tando berukuran 2,5 m × 2,5 m × 2 m. Dalam proyek ini kolam tando sudah
ada, kita hanya perlu menormalisasi dengan cara membersihkan dan menutup
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang digunakan sebagai penyalur atau
pendistribusian air dari kolam tando ke turbin. Pada pipa pesat terjadi proses
konversi energi dari energi potensial air menjadi energi kinetik, kemudian akan
dirubah menjadi energi mekanik oleh turbin. Pipa pesat yang digunakan pada
inchi dengan panjang masing-masing pipa 4 meter, dapat diliat pada gambar 2.4.
Jadi pipa yang digunakan untuk pipa pesat sepanjang 24 meter dan diperkuat
Sambungan dilakukan langsung antar pipa dengan lem pipa PVC. Untuk
mengurangi gesekan antara pipa dan bambu, pipa diikat dengan menggunakan
Pada pemasangan pipa ini perlu untuk mendapatkan titik jatuh air dan
kemiringan yang besar, hal ini akan berpengaruh pada kecepatan air yang
mendorong sudu-sudu turbin, semakin curam pemasangan pipa ini semakin cepat
pula kecepatan air yang mendorong sudu-sudu turbin, dengan dorongan air ke
2.4.4 Katub
katub berfungsi untuk mengatur aliran air yang mengalir dari tando ke
ruang turbin melalui pipa pesat. Aliran air diatur untuk menyesuaikan putaran
turbin dan generator dengan perubahan beban. Apabila beban besar, maka
putaran generator akan rendah sehingga perlu ditambahkan aliran air agar
kontrol. Struktur bangunan ini berupa konstruksi dinding tembok bekas GI yang
diperbaiki, dan pondasi berupa pasangan batu kali dengan lantai diplester. Rumah
dibangkitkan. Jadi putaran pada generator selalu dijaga konstan agar frekuensi
berikut :
- Daya 0,5 kW
- Efisiensi 60%
Untuk dudukan turbin dan generator dibuat dengan besi. Kedudukan ini dibuat
agak berat yang gunanya agar pada saat turbin berputar kedudukan tersebut tidak
ikut bergetar.
18
berikut:
- SF-0.5-4/430
- Power 0,5 kW
- Current 2,17 A
- Cos phi 1
- Frekuensi 50 Hz
di sebuah kotak yang disebut panel kontrol. Panel kontrol pada PLTPH ini dibuat
dengan bahan papan fiber (fiber board) yang berukuran 37×34×40 cm.
Saluran bawah (trail race) merupakan sebuah saluran yang dilalui oleh air
yang keluar dari turbin. Air dari saluran ini langsung mengalir ke sawah-sawah
20
masyarakat sekitar. Saluran pembuangan ini berada 0,6 meter di bawah rumah
pembangkit. Pondasi saluran bawah (tail race) dibuat dari beton bertulang dengan
Memanfaatkan kembali sisa energi kinetis air yang masih tinggi setelah
melalui sudu putar (runner blade) atau dengan kata lain meningkatkan
efisiensi turbin.
Mencegah percikan air (splashing) yang keluar dari sudu putar turbin dan
dari pusat pembangkit dan belum mendapat pasokan listrik akan dapat disuplai.
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik lokal masyarakat yang jauh dari
akses listrik. Beberapa daerah yang cocok untuk pengembangan PLTPH seperti
pedalaman terpencil.
Memanfaatkan air untuk memutar turbin pembangkit listrik, maka debit air
harus tetap terjaga. Menjaga kuantitas hutan adalah pilihan mutlak bagi
masyarakat di sekitar yang memanfaatkan hutan untuk hidup dan berharap listrik
dari pikohidro. Menjaga hutan berarti juga mempertahankan debit air sungai
BAB III
intake, saluran, bak penenang, pipa pesat, kemudian turbin dan generator agar
Sumber : Saharuljepara.wordpress.com
23
Sumber : antonsutrisno.webs.com
3. Memastikan Mini Circuit Breaker (MCB) dalam posisi OFF. Singkatan MCB
adalah Mini Circuit Breaker yang memiliki fungsi sebagai alat pengaman
arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena
Sumber : fauzunatabiq.blogspot.com
herzt, arus ke beban ballast 30% dari arus nominal, dan hour meter
berputar.
6. Tambah bukaan gate fan turbin sampai arus yang mengalir ke beban
kontaktor.
ke ballast. Jika terlalu besar dari nilai nominalnya maka kurangi bukaan
pembangkit agar operasi dan peralatan pada unit pembangkit dalam kondisinya
1. Peran operator harus memeriksa suara dan getaran generator dan turbin.
3. Peran operator pada saat beban sangat rendah adalah mengatur bukaan
gate fan. Saat beban rendah beban dialihkan ke beban ballast, maka
sebaiknya bukaan gate fan turbin dikecilkan sehingga ballast load tidak
terlalu panas. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama maka akan
terjadi kebakaran.
4. Memeriksa setiap kondisi yag tidak normal, dan apabila terjadi keadaan
yang tidak normal atau kerusakan, maka harus segera dilakukan perbaikan
pembangkit yang benar. Agar tidak berbahaya bagi peralatan pembangkit dan
1. Langkah pertama adalah, tempatkan posisi MCB beban pada posisi OFF.
Lampu indokator pada panel kontrol akan padam. Tegangan yang terukur
di voltmeter dan arus beban yang terukur di amperemeter pada panel akan
menunjukkan angka nol. Arus ke ballast load akan naik sesuai kapasitas
nominal pembangkit.
2. Pada panel switch gear tekan tombol push button off maka kontaktor akan
lepas.
5. Tutup kembali pintu air intake, dan buka pintu air penguras. Hal ini
saluran air akan digunakan untuk keperluan lain seperti irigasi dan
pembangkit dalam kondisi baik dan terjaga sehingga sekuruh peralatan dapat
dipakai dalam waktu yang lama. Berikut adalah prosedur pemeliharaan dan cara
tidak ada struktur yang retak atau rusak, tidak ada lumpur dan pasir yang
pipa pesat dan masuk ke ruang turbin, maka dapat merusak turbin.
2. Pipa pesat tidak boleh mengalami kebocoran, maka harus selalu di periksa
3. Posisi turbin harus dalam posisi yang benar. Apabila ada mor dan baur
diperiksa.
generator.
cara, membuka katub secara perlahan-lahan kemudian air dari kolam tando akan
mengalir melalui pipa pesat lalu menuju ruang turbin. di ruang turbin, air akan
maka tegangan dan frekuensi harus disesuakan dulu yaitu ±220 volt dan 50 hertz.
putaran generator juga harus disesuaikan dengan spesifikasi pabrikan yaitu 1500
rpm.
Putaran turbin dan generator tidak boleh melebihi syarat dan spesifikasi dari
adalah alat listrik yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran generator
dengan cara mengatur debit air yang mengalir. Pada PLTPH di Cilember, tidak
digunakan governor yang secara otomatis dapat mengatur debit air yang mengalir
dan generator.
terpasang. Jadi semakin besar beban yang terpasang atau ditanggung oleh
generator maka putaran generator akan semakin kecil. Dan sebaliknya apabila
beban yang ditanggung oleh generator kecil maka putaran Beban yang terpasang
BAB IV
AIR
Listrik Tenaga Pikohidro) tidak terjadi proses pembakaran, sehingga tidak terjadi
perubahan suhu yang besar pada bagian-bagian PLTA dan PLTPH. Hal ini
merupakan faktor yang sangat mengurangi kendala operasi pada PLTA. Namun
operasi PLTA yang tergantung dari banyak air untuk membangkitkan tenaga listrik
merupakan kendala yang harus diperhitungkan. Kendala operasi dari unit PLTA
PLTA pada umumnya dapat cepat di start. Cara men-start PLTA adalah
disesuaikan. Tegangan harus mencapai ± 220 volt dan frekuensi harus sekitar 50
32
hertz. setelah tegangan dan frekuensi telah disesuaikan maka beban dapat
disambung.
Beban tidak selalu tetap, pasti akan berubah-ubah. Perubahan beban ini
generator rendah, dan sebaliknya ketika putaran generator rendah maka putaran
beban dapat menimbulkan pukulan air (water hammer), tetapi hal ini hanya pada
PLTA yang mempunyai pipa pesat panjang perubahan beban mungkin dapat
pipa pesat. Apabila unit PLTA dilengkapi dengan katup pengaman tekanan lebih
maka katub ini akan bekerja untuk mengamankan instalasi tenaga air apabila
tekanan air naik yang disebabkan perubahan beban. Governor dari turbin PLTA
memberikan perintah untuk menambah atau mengurangi aliran air yang masuk
aliran air ini berlangsung terlalu cepat maka dapat timbulkan pukulan-pukulan air
katub (Gambar 2.4). Katub ini berfungsi untuk mengatur aliran air yang masuk ke
ruang turbin untuk memutar turbin, lalu turbin akan memutar generator. Katub ini
Katub dibuka dan ditutup secara perlahan. Apabila katub ditutup secara cepat,
maka dapat menimbulkan water hammer. water hammer disebabkan aliran air
yang berlangsung cepat sehingga tekanan air akan menjadi besar dan dapat
33
tekanan pada saluran pipa sehingga dapat menyebabkan pecahnya pipa pesat.
sebelumnya.
a. Beban maksimum :
Beban maksimum pada unit PLTA pada umumnya dapat mencapai nilai nominal
seperti yang tertulis dalam spesifikasi pabrik. Namun nilai nominal ini tidak dapat
tercapai karena :
a.1 Ada bagian berputar yang kurang sempurna misalnya bantalan atau poros
yang kurang baik kedudukannya sehingga timbul suhu atau getaran yang
berlebihan.
a.2 Ada perapat yang kurang baik sehingga air yang bertekanan tidak melalui
a.3 Kurang tingginya permukaan air dalam kolam tando sehingga tinggi
kemarau.
34
b. Beban minimum :
Beban minimum pada unit PLTA disyaratkan karena hal-hal sebagai berikut :
b.1 Masalah kavitasi dalam turbin untuk beban yang terlalu rendah. Kavitasi
b.2 Untuk PLTA serba guna misalnya dimana airnya juga dipakai untuk irigasi,
ada syarat air minimum yang harus keluar dari PLTA untuk keperluan irigasi
sehingga hal ini juga mensyaratkan beban minimum bagi PLTA. Hal yang
serupa juga terjadi apabila air yang keluar dari PLTA dipergunakan untuk
Kendala opersai pada PLTA dan PLTPH umumnya adalah kendala operasi
irigasi, pengendali banjir, dan pembangkitan. Kendala ini tidak ada apabila PLTA
PLTA yang bersangkutan mempunyai kolam tando tahunan. Tujuan dari adanya
kolam tando tahunan ini adalah agar pada musim kemarau waduk atau kolam ini
masih dapat menyediakan untuk keperluan irigasi pada musim kemarau dan
35
sebagai penyuplai air untuk pembangkitan. Selain itu, waduk atau kolam ini harus
Air, Besarnya listrik yang dihasilkan PLTPH tergantung pada tinggi jatuh air dan
karena putaran turbin dan generator tergantung pada jumlah air dan ketinggian
jatuh air sehingga generator ditentukan dengan penyesuaian potensi airnya. Pada
musim kemarau kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya
Berkurang.
Total Beban .Jika beban melebihi kemampuan PLTPH, maka kualitas listrik akan
menurun. Jika beban sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur.
Jarak, Semakin dekat jarak Pusat beban ke Pembangkit, maka kualitas listrik juga
lebih baik. Semakin jauh jarak pusat beban dari Pembangkit, maka listrik yang
hilang juga semakin banyak. Jarak pusat beban terjauh yang dianjurkan adalah
PLTPH
1. Kemungkinan bak tandon yang bocor, atau pipa pesat yang bocor.
Kebocoran pada bak tando dan pipa pesat mungkin terjadi karena
disebabkan oleh bahan material pipa tersebut sudah tidak dapat bertahan
dari kondisi tertentu. Misalnya pipa PVC hanya mampu bertahan dalam
beberapa waktu, hal ini dapat menyebabkan pipa pesat rapuh dan bocor
seperti sampah yang jatuh ke dalam kolam tando. Sampah yang jatuh
kedalam kolam tando akan ikut terbawa masuk kedalam pipa pesat.
37
Sebaiknya pada kolam tando dan tempat masukan air di pipa pesat
sampah berhasil ditangkap oleh saringan, sampah itu harus diangkat agar
3. Rusaknya turbin yang disebabkan oleh pasir atau tanah yang masuk ke
pipa pesat. Tanah dan pasir ini berasal dari saluran pembawa. Biasanya
dan tanah ikut terbawa dan masuk ke ruang turbin. untuk mengatasi hal ini,
longsor, atau dinding saluran pembawa apabila ada yang diketahui retak
maka harus cepat diperbaiki agar tidak rubuh sehingga tidak menghambat
aliran air.
tumbang lalu menimpa pipa pesat sehingga pipa pesat patah, atau
5. Debit air yang diperlukan tidak cukup. Air yang masuk untuk mengisi tando
tidak terus-menerus. Hal ini disebabkan karena debit air yang masuk lebih
kecil daripada debit air yang keluar dari tando menuju pipa pesat lalu turbin.
6. Putaran generator tergantung dari aliran air yang masuk ke turbin. Semakin
besar aliran air yang masuk maka semakin cepat putaran generator. Dan
sebaliknya semakin kecil aliran air yang masuk maka semakin kecil juga
putaran generator.
7. Debit air yang kurang sangat mempengaruhi kerja turbin dan kerja unit.
putaran turbin rendah sehingga tegangan dan daya yang dihasilkan akan
rendah.
mengalami putaran lebih (overspeed) yang disebabkan aliran air yang tidak
dapat di atur, putaran turbin yang lebih dapat merusak turbin dan
9. Rusaknya peralatan listrik pada panel kontrol. Pada panel kontrol terdapat
(Mini Circuit Breaker) dan alat pengukur daya (wattmeter), alat pengukur
rusak, maka ketika terjadi gangguan alat ini tidak dapat memutuskan arus
BAB V
5.1. KESIMPULAN
Beban tidak selalu tetap, pasti akan berubah-ubah. Perubahan beban ini
menimbulkan pukulan air (water hammer), tetapi hal ini hanya pada PLTA
Apabila perubahan aliran air ini berlangsung terlalu cepat maka dapat
Kendala opersai pada PLTA dan PLTPH umumnya adalah kendala operasi
tinggi jatuh air dan jumlah air, Semakin dekat jarak Pusat beban ke
Pembangkit, maka kualitas listrik juga lebih baik. Semakin jauh jarak pusat
beban dari Pembangkit, maka listrik yang hilang juga semakin banyak.
bencana alam dan kesalahan operasi misalnya Kebocoran pada bak tando
karena adanya kotoran seperti sampah yang jatuh ke dalam kolam tando,
Rusaknya turbin yang disebabkan oleh pasir atau tanah yang masuk ke
pipa pesat, Adanya masalah yang disebabkan bencana alam, sehingga unit
mengalami kerusakan.
42
5.2. SARAN
Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hidro (PLTPH) agar selalu dalam keadaan baik
secara berkala.
tenaga kerja yang terampil, hal ini bermanfaat agar dalam pemeliharaan
tidak ada kesalahan sehingga mengakibatkan hal yang lebih parah lagi
Tidak terdapatnya proses pembakaran, sehingga tidak ada perubahan suhu yang besar pada bagian-bagian PLTA,
merupakan factor yang sangat mengurangi kendala operasi pada PLTA. Namun dilain pihak ketergantungan PLTA pada
musim hujan merupakan kendala yang harus diperhitungkan. Kendala operasi dari unit PLTA tidak sebanyak pada unit
PLTU terutama untuk keadaan dinamis. PLTA pada umumnya dapat cepat di start dan lebih mudah mengalami
perubahan beban, hanya pada PLTA yang mempunyai pipa pesat panjang perubahan beban mungkin dapat
menimbulkan pukulan-pukulan air (water hammer) yang dapat membahayakan pipa pesat. Apabila unit PLTA dilengkapi
dengan katup pengaman tekanan lebih maka katub ini akan bekerja untuk mengamankan instalasi tenaga air apabila
tekanan air naik yang disebabkan perubahan beban. Governor dari turbin PLTA memberikan perintah untuk menambah
atau mengurangi aliran air yang masuk turbin mengikuti perubahan beban yang dialami generator. Apabila perubahan
aliran air ini berlangsung terlalu cepat maka dapat timbulkan pukulan-pukulan air (water hammers) yang dapat
Kendala opersai pada PLTA umumnya adalah kendala operasi dalam keadaan statis dan kebanyakan menyangkut
koordinasi denngan keperluan irigasi dan pengendali banjir. Tentu saja kendala semacam ini tidak ada apabila PLTA
menggunakan air yang hanya diperuntukan pembangkit tenaga listrik saja. Apabila diperlukan koordinasi dngan
keperluan irigasi dan pengendalian banjir maka umumnya PLTA yang bersangkutan mempunyai kolam tando tahunan.
Tujuan dari adanya kolam tando tahunan ini adalah agar pada musim kemarau waduk atau kolam ini masih dapat
menyediakan untuk keperluan irigasi pada musim kemarau . selain itu, waduk atau kola mini harus dapat mengndalikan
Maka dari tujuan diatas pola pengusahaan suatu waduk yang juga menjadi kolam tahunan dari suatu PLTA didasarkan
a. Waduk harus dapat menyediakan air untuk keperluan irigasi dimusim kemarau.
c. Diwaktu musim hujan, pengisian waduk harus terkendali, dalam arti jangan sampai pelimpasan air yang
tetap dapat membangkitkan tenaga listrik tetapi juga harus cukup rendah agar dapat menampung air di musim
Dari segi pengusahaan tenaga listrik sesungguhnya diingikan agar tinggi air dalam waduk selalu setinggi mungkin agar
dengan jumlah air yang sama dapat dibangkitkan tenaga listrik sebanyak mungkin. Tetapi dengan adanya pemikiran-
pemikiran seperti diatas. Maka pemikiran-pemikiran tersebut merupakan kendala yang harus dipenuhi.
Berdasarkan data yang diambil dari waduk PLTA juanda pada tahun 1980, kebutuhan air untuk keperluan irigasi harus
Dari uraian diatas mengenai operasi PLTA yang memakai waduk irigasi sebagai kolam tando tahunan, terlihat bahwa
dalam pengoperasian yang optimum sangat bergantung kepada ketepatan perkiraan air yang akan masuk waduk untuk
jangka waktu tertentu, hal ini erat kaitannya dengan evaluasi hujan yang akan dating.
Kendala lain dari suatu PLTA adalah kendala opersainya. Kendala opersinya hanyalah besarnya perubahan beban per
satuan waktu yang diperbolehkan khusunya karena panjangnya pipa pesat sebagaiman telah disinggung sebelumnya.
Kendala PLTA secara operasionilnya juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Beban maksimum :
Beban maksimum pada unit PLTA pada umumnya dapat mencapai nilai nominal seperti yang tertulis dalam spesifikasi
a.1 ada bagian berputar yang kurang sempurna misalnya bantalan atau poros yang kurang baik kedudukannya sehingga
a.2 ada perapat yang kurang baik sehingga air yang bertekanan tidak melalui rotor turbin tetapi langsung mengalir ke
pipa pembuangan.
a.3 kurang tingginya permukaan air dalam kolam tando sehingga tinggi terjunan tidak cukup, kurang daripada nilai yang
disyaratkan oleh spesifikasi pabrik. Hal semacam ini kadang-kadang terjadi pada musim kemarau.
b. Beban minimum :
Beban minimum pada unit PLTA disyaratkan karena hal-hal sebagai berikut :
b.1 maslah kavitasi dalam turbin untuk beban yang terlalu rendah.
b.2 untuk PLTA serba guna misalnya dimana airnya juga dipakai untuk irigasi, ada syarat air minimum yang harus keluar
dari PLTA untuk keperluan irigasi sehingga hal ini juga mensyaratkan beban minimum bagi PLTA. Hal yang serupa juga
terjadi apabila air yang keluar dari PLTA dipergunakan untuk pelayaran sungai atau untuk aair minum.
Untuk unit PLTA maslah kecepatan perubahan beban dapat dilakukan dengan cepat jika dibandikan dengan unit
pembangkit lainnya. Unit PLTA umunya dapat dapat diubah bebanya dari 0% sampai dengan 100% dalam waktu kurang
dari setengah menit. Perubahan beban yang relative cepat pada PLTA dapat dilakukan karena kendala-kendalanya juga
Untuk unit PLTA, cadangan yang berputar dapat dianggap sama dengan kemampuan maksimum dikurangi dengan beban
sesaat dari unit, karena beban unitr dapat dirubah dengan cepat seperti yang diuraikan dalam butir C.
Perencanaan operasi harus dapat beroperasi secara ekonomis, namun perlu dikaji dengan memperhitungkan aliran daya
yang akan terjadi dalam system. Apabila dari perhitungan aliran daya ternyata akan timbul beban lebih (over load) pada
salah satu bagian system maka proses maintenance scheduling (penyusunan jadwal pemeliharaan), optimasi hidro-
termis dan unit commitment perlu dikompromikan dengan hasil perhitungan aliran daya agar kendala beban lebih
tersebut diatas dapat diatasi. Selain masalah bagian system yang berbeban lebih kadang-kadang juga tegangan yang
terlalu rendah dari suatu system juga merupakan suatu kendala yang perlu diatasi.
b. Masalah Stabilitas
Masalah stabilitas system lebih banyak tergantung kepada design system sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan
dalam tahap perencanaan operasi. Dalam perencanaan operasi hanya dapat dilakukan pembatasan pembebanan
misalnya tie lines agar keadaannya tetap stabil apabila terjadi gangguan dalam system dan hal ini sering kali merupakan
Kendala operasi yang bersifat nonteknis yang sangat terasa adalah masalah penyediaan suku cadang untuk keperluan
pemeliharaan. Karena proses pengadaan suku cadang memakan waktu yang sangat panjang maka hal ini sering
menimbulkan keterlambatan dalam penyediaan sehingga akan menunda jadwal pemeliharaan dan bahkan dapat
Keterbatasan PLTPH.
Dengan peralatan- peralatan yang disebut diatas, pengoperasian PLTMH dapat dilakukan.
Namun PLTMH tetap memiliki keterbatasan yang al. di sebabkan oleh : Air, Besarnya listrik
yang dihasilkan PLTMH tergantung pd tinggi jatuh air dan jumlah air. Pada musim kemarau
kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya Berkurang. Ukuran Generator,
tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air sehingga ukuran generator bukan penentu
utama kapasitas PLTMH. Total Beban .Jika beban melebihi kemampuan PLTPH, maka kualitas
listrik akan menurun. Jika beban sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur. Aturan
umum adalah 1. pelanggan paling sedikit mengkonsumsi 50 Watt listrik (3 buah lampu neon/ 3
buah lampu bohlam 10-15 Watt). Jarak, Semakin dekat jarak Pusat beban ke Pembangkit,
maka kualitas listrik juga lebih baik. Semakin jauh jarak pusat beban dari Pembangkit, maka
listrik yang hilang juga semakin banyak. Jarak pusat beban terjauh yang dianjurkan adalah
antara 1-2 km. dari pusat pembangkit PLTPH. Implementasi Program, Pembangkit Listrik
Tenaga Air dengan skala kecil seperti PLTPH ini, merupakan salah satu solusi altenatif untuk
menjawab keterbatasan energi saat ini. Penyediaan energi yang memadai serta ramah
lingkungan merupakan salah satu persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi yang
1. Kemungkinan bak tendon yang bocor, atau pipa pesat yang bocor.
2. Pipa pesat yg kemungkinan mengalami tersumbat karena adanya kotoran seperti sampah.
3. Rusaknya turbin yang disebabkan oleh pasir atau tanah yang masuk ke pipa pesat.
4. Adanya masalah yang disebabkan bencana alam, sehingga unit ada yang rusak.
5. Debit air yang diperlukan tidak cukup. Air yang masuk untuk mengisi tendon tidak terus menerus. Hal ini
disebabkan karena debit air yang masuk lebih kecil daripada debit air yang keluar dari tendon menuju pipa pesat
lalu turbin.
6. Putaran generator tergantung dari aliran air yang masuk ke turbin. Semakin besar aliran air yang masuk maka
semakin cepat putaran generator. Dan sebaliknya semakin kecil aliran air yang masuk maka semakin kecil juga
putaran generator.
7. Debit air yang kurang sangat mempengaruhi kerja turbin dan kerja unit.
8. Masalah yang timbul karena mempertahankan putaran turbin yang dapat overspeed yang disebabkan aliran air