Anda di halaman 1dari 48

PROYEK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR PTA 2009/2010

Pulsa With Modulation

Disusun Oleh :

1. Aditya febrianto (22108155)


2. Taufik Prasetyo (22108256)
3. Siddiq leksono (21108821)

LABORATIUM DASAR ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PROYEK : PULSE WITH MODULATION


NAMA / NPM : 1. Aditya Febrianto (22108155)
2. Taufik Prasetyo (22108256)
3. Sidik Leksono (21108821)
KELAS : 2KBO2
HARI/SHIFT : KAMIS / 4

Penguji I Penguji II

(____________) (____________)

Penguji III Penguji IV

(____________) (____________)

NAMA NILAI
ALAT MAKALAH PRESENTASI TOTAL
1.
2.
3.

Depok,,……/ ……………. 2009


PJ. Praktikum Elektronika Dasar

( )

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa,karena dengan


berkahnya penulis dapat merampungkan makalah “pulse width modulation” ini.
Makalah pulse width modulation ini sendiri ditujukan untuk melengkapi tugas
proyek dari praktikum elektronika dasar.Yang mana makalah ini tidak berdiri
sendiri,namun juga disertai dengan alat yang harus di uji.
Makalah ini dikerjakan sesuai dengan alat proyek yang menjadi tugas dari
penulis sebagai praktikan dari praktikum elektronika dasar di Lab elektronika dasar
kampus D Margonda, Depok. Makalah ini bersumber dari teori teori pada saat
praktikum,modul penunjang praktikum,dan buku lainnya yang berhubungan dengan
pulse witdh modulation serta referensi dari internet.
Setelah menyelesaikan proyek alat praktikan diharapkan mampu menyusun
suatu makalah yang baik dengan ketentuan-ketentuan tertentu dari LabElek..Di
dalam penyusunan makalah proyek ini masih jauh sempurna mengingat pengalaman
dan pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh karena itu saran dan kritik sangat
saya harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Berhasilnya makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan oleh PJ
Konsul praktikum dan kakak asisten lainnya serta kepercayaan yang telah diberikan
oleh semua pihak, terlebih kepada teman satu kelompok dalam proyek
(Taufik,sidik,aditya).
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
dalam memperdalam ilmu pengetahuan di bidang computer enginering bagi
seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer.

Depok, Desember 2009

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar pengesahan ..................................................................................... I
Kata Pengantar ............................................................................................. II
Daftar Isi ........................................................................................................ III
Daftar gambar ............................................................................................... V

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
1.4 Metode Penulisan ..................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 3
2.1 pulsa with modulation ............................................................... 3
2.2 teori dasar elektronika ............................................................... 4
2.3 transistor.................................................................................... 4
2.4 dasar op-amp ............................................................................ 7
2.4.1 Rangkaian Op-Amp Dasar ............................................... 8
2.4.2 Karakteristik ideal OP-Amp .............................................. 12
2.4.3 Modus penguatan pada Op-Amp ..................................... 12
2.4.4 Summing Circuit .............................................................. 14
2.4.5 Comparator dan Detector ............................................... 17
2.5 resistor...................................................................................... 18
2.5.1 Karakteristik resistor........................................................ 22
2.5.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor............................ 22
2.5.3 Noise dalam resistor karbon terdiri dari........................... 23
2.6 dioda ........................................................................................ 23
2.6.1 Fungsi umum dioda......................................................... 26

iv
2.6.2 Jenis Dioda...................................................................... 27
2.7 IC(INTEGRATED CIRCUIT)..................................................... 28
2.8 Kapasitor ................................................................................... 29
2.9 Langkah-langkah membuat Pulsa With Modulation ................. 30
BAB III ANALISA RANGKAIAN .................................................................. 34
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok .............................................. 34
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail ............................................ 35
BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT ................................................... 38
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 39
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sinyal PWM ……………………………………………. 3


Gambar 2.2 Sinyal Transistor Bipolar……………………………….. 5
Gambar 2.3 Fisik Op-Amp…………………………………………….. 7
Gambar 2.4 blok op-amp ……………………………………………… 8
Gambar 2.5Inverting Amplifier …..….……………………………….. 9
Gambar 2.6 Non Inverting Amplifier ………………………………… 10
Gambar 2.7 Voltage Follower………... ……………………………… 11
Gambar 2.8 Modus Loop Terbuka…………………………………… 12
Gambar 2.9 Modus Loop Tertutup……………………………………. 13
Gambar 2.10 Penguatan terkontrol…………………………………… 13
Gambar 2.11 Penguatan Satu………………………………………… 14
Gambar 2.12 Inverting Adder…………………………………………. 14
Gambar 2.13 Scalling Adder………………………………………….. 15
Gambar 2.14 Adder Subtractor……………………………………….. 16
Gambar 2.15. Direct Adder…………………………………………… 17
Gambar 2.16 dioda kontak titik………………………………………. 23
Gambar 2.17 dioda zener…………………………………………….. 24
Gambar 2.18 Dioda Led………………………………………………. 24
Gambar 2.19 Dioda foto……… …………………………………….. 25
Gambar 2.20 Dioda Scr………………………………………………. 26
Gambar 2.21 Forward bias dan Reverse Bias……………………… 2

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Perkembangan ilmu elektronika daya yang pesat membuatnya mampu
merambah ke berbagai bidang keilmuan, termasuk aplikasinya pada bidang
system tenaga. Metoda untuk menghasilkan berbagai macam lebar pulsa
tersebut adalah metoda PWM ( Pulsa With Modulation ) atau modulasi lebar
pulsa dimana semakin lama switch berstatus on semakin banyak energi yang
disimpan dalam komponen penyimpan, dan semakin besar pula daya yang
dikirim ke beban. Selain itu, untuk menghasilkan tegangan keluaran yang
stabil, maka tegangan tersebut dapat diumpan balik dan dibandingkan dengan
tegangan referensi dan selisihnya kemudian dapat digunakan untuk
mengendalikan lamanya switch berstatus on dan off.

1.2 Batasan Makalah


Pada penelitian ini yang dibahas adalah pembuatan dan perancangan
pengaturan tegangan pulsa with modulation dan melihat performasi alat serta
perubahan arus atau tegangan listrik yang disebabkan oleh kipas yang
berputar pada pulsa with modulation,dan akan memperhatikan cara kerja pada
pulsa with modulation

1.3 Tujuan Penulisan


Setelah melaksanakanp raktikum elektronika dasar di laboratorium elektronika
Dan komputer, Universitas Gunadarma,setiap mahasiswa dituntut untuk
membuat sebuah proyek elektronika dasar yang terdiri dari makalah danalat
proyeknya,serta harus dipersentasikan secara kelompok Disini kami
terangkain dari mulai cara pembuatan layout hingga cara kerja raangkaian

1
tersebut, baik secara blok diagram maupun secara detail. Yang akan kami
bahas dalam bab III nanti, tentang analisa rangkaian .

1.4 Metode Penulisan


Lebih memahami prinsip kerja pada pulsa with modulation dan dasar-dasar
pengontrolan perancangan dengan teori yang ada maka dimulai dengan
perancangan pembuatan hasil rancangan dilanjutkan dengan perakitan
komponen-komponen rangkain berdasarkan rancangan. Pengujian setelah
hasil rancangan selesai di rakit,maka dapat dilakukan untuk pengujian
berbagai macam jenis beban dan berbagai macam sumber

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematik penulisan dalam makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah,batasan masalah,tujuan
penulisan,metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian
proyek,dan kerangka terbentuknya proyek “ Pulsa With Modulation “ ini.
BAB III Analisa Rangkaian
Dalam bab III ini,kami akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian baik
secara blog diagram maupun secara detail.
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Berisi tentang pengoperasian alat pada Pulsa With Modulation.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan,saran dan pesan-pesan lainnya.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pulsa With Modulation


Salah satu cara untuk mengirimkan informasi analog adalah dengan
menggunakan pulsa-pulsa tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi
pulsa, pembawa informasi terdiri dari pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang.
Salah satu teknik modulasi pulsa yang digunakan adalah teknik modulasi
durasi atau lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa-
pulsa persegi tersebut. Metode tersebut dikenal dengan nama Pulsa With
Modulation (PWM). Metode PWM dikenal juga dengan nama Puls Duration
Modulation (PDM) atau Pulsa Length Modulation (PLM)
Untuk membangkitkan sinyal PWM, digunakan komparator untuk
membandingkan dua buah masukan yaitu generator sinyal dan sinyal
referensi. Hasil keluaran dari komparator adalah sinyal PWM yang berupa
pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang. Durasi atau lebar pulsa dapat
dimodulasi dengan cara mengubah sinyal referensi.

Gambar 2.1 sinyal PWM

3
Metode PWM digunakan untuk mengatur kecepatan motor, informasi
yang dibawa oleh pulsa-pulsa persegi merupakan tegangan rata-rata.
Besarnya tegangan rata-rata tersebut dapat diperoleh dari :

Vout = (Vref * duty cycle) / periode

Semakin lebar durasi waktu tunda positif pulsa dari sinyal PWM yang
dihasilkan, maka perputaran motor akan semakin cepat, demikian juga
sebaliknya.

2.2 Teori Dasar Elektronika


Menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen
elektronika baik yang termasuk komponen pasif maupun komponen
aktif.Mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu
jenis komponen elektronika.
a. Komponen aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya membutuhkan sumber arus atau sumber tegangan
sendiri.seperti Transistor,Tranducer, Integrated circuit dan Sensor.
b. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber
arus tersendiri.Seperti Kapasitor,Resistor,Dioda,Transformator dan
Relay.

2.3 Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah
bahan type p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas
sebuah bahan tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP).
Sehingga transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing
bahan tersebut. Struktur dan simbol transistor bipolar dapar dilihat pada
gambar. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis

4
sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini
dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga
ukuran basis yang sangat sempit ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor.
Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada gambar 3.1.Pada kaki emitor
terdapat tanda panah yang nanti bisa diketahui bahwa itu merupakannarah
arus konvensional. Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar
sedangkan pada transistor pnp tanda panahnya menuju kedalam.

Gambar 2.2 Simbol transitor bipolar

Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B)
dan Kolektor(C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat
doping sangattinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang.
Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah.
Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka

5
semakin kecil konduktivitasnya.Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya
(elektron untuk bahan n; dan hole untuk bahan p) adalah sedikit.

Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar.
Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai
banyak sekali electron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali
hole.Jenis dari transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan
pada transistor unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungso
dari transistor adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator,
pencampur (mixer) dan penyearah. JFET (Junction Field Effect Transistor)
adalah salah satu model transistor junction dan mempunyai resistansi input
yang cukup tinggi. JFET memerlukan pembawa mayoritas untuk dapat bekerja
(muatan hole atau elektron). JFET mempunyai kaki terminal, sama halnya
dengan transistor bipolar yaitu Drain (D), Source (S) dan Gate (G). MOSFET
(Metal Okide Semi Conductor) adalah gate yang mempunyai gate terbuat dari
bahan logam dan antara kanal dan gate dilapisi oleh suatu bahan silikon
dioksida. MOSFET mempunyai jenis kanal N dan kanal P.Dalam penggunaan
transistor untuk suatu proyek harus dipakai transistor yang tepat. Jangan coba
menggantinya dengan tipe lain yang dikatakan sama, maka akan berakibat
fatal. Letak sambungan kaki suatu transistor sudah ditetapkan.
Kegunaan Transistor.Transistor dapat dipakai untuk bebagai keperluan
misalnya :
a. Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut
penyearah
b. Menguatkan arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau
tegangan bolak balik.
c. Menjangkitkan getaran listrik, dinamai oscilator. Rangkaian oscillator
banyak ditemui pada rangkaian elektronika.
d. Mencampur arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang
berlainan (permodulasian)
e. Saklar elektronik ;tujuannya agar saklar tidak cepat putus.

6
2.4 Defensi Op-Amp
Op-Amp adalah piranti yangmampu mengindera dan memperkuat sinyal
maukan bai DC maupun AC.Op-Amp yang khas terdiri dari tiga rangkaian
dasar yakni penguat Differensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan,
penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut
emitter push-pull).
Karakteristik OP-Amp yang terpenting adalah :
1. Impedansi masukan amat tinggi, sehinga arus masukan praktis dapat
diabaikan
2. Penguaan lup terbuka amat tinggi
3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak
terpengaruh oleh pembebanan.

Gambar 2.3 Fisik Op-Amp

7
Keterangan Pin :
1. Offset Null
2. Inverting Input
3. Non Inverting input
4. -Vcc : tegangan activator negatif
5. Offset Nll
6. Output
7. +Vcc : teangan activator positif
8. NC

+Vcc

Penguat Penguat Pengaut


differensial tegangan keluaran
+

Gambar 2.4 Blok Op-Amp

2.4.1 Rangkaian Op-Amp Dasar


Dalam sub bab ini akan dijelaskan bagimana cara kerja rangkaian pada
rangkaian OP-Amp dasar.Rangkaian pembandin tegangan sederhan
yangmenggunakan penguatan Lup terbuka dari Op-Amp konfigurasi
rangkaian ini akan menunjukkan keada pemaai bagaimana
menggunaan masukan secara aktif.Selanjutnya akan diterangkan
bagaimaa pembanding diterangkan dalam penginderaan AC dan
pendeteksian level tegangan informasi yang terinci akan diberkan,

8
tentang bagaiman membuat penguatan dengan OP-Amp dan bagaimaa
resistor eksterna dapat mempengaruhi rangkaian, dan juga akn
memahami bagaimana op-amp memberikan penguatan dalam
konfigurasi rangkaian membalik dan tak membalik. Rangkaian-
rangkaian khusus seperti penguat dan penjumlah selisih disajikan untuk
menunjukan kepada pecinta elektonik bahwa op-amp memang serba
guna.

Ada tiga macam rangkain dasar op-amp yaitu, sbb:


Inverting Amplifier
Non Inverting Amplifier
Voltage Follower

A. Inverting Amplifier
Pada rangaian ni input pada op-amp terdapat pada kaki inverting
seperrti pada gambar dibawah ini :

Rf

Rin +Vc
Vin Vout
-Vc

Gambar 2.5 Inverting Amplifier

Pada rankaian ini kita dapat mencari Vout dengan menggnakan rumus
persaman kirchoff I :
Ia+Ib = Ic

9
Dari prinsip buni semu bahwa Ic = 0 didapat :
Ia + Ib = Ic
Ia + Ib = 0
Vin + Vout = 0
Rin Rf

-Vin = Vout
Rin Rf

Vout = - Rf
Vin Rin

Av = - Rf
Rin

B. Non Inverting Amplifier

Rf

Rin +Vc

Vout
-Vc
Vin

Gambar 2.6 Non Inverting Amplifier

10
Sama seperti Inverting amplifier pada rangkain ini juga dapat diturunkan
dari hokum kirchoff I :

Ia + Ib = Ic
0 - Vin + Vout - Vin = 0
Rin Rf

- V in + Vout - Vin = 0
R in Rf Rf

Vout = Vin Rf + 1
Rf Rin

Vout = Vin 1 + Rf
Rin

C. Voltage Follower

Va +Vc

V ou t
Vb -Vc

Gambar 2.7 Voltage Follower

Pada Voltage Follower mempunyai output Vout = Vin.


Sebab rangkaian ini mengalami penguatan satu.

11
2.4.2 Karakteristik ideal OP-Amp
Karateritk dan parameter piranti elektronik ini, tentunya lebih mudah
bagi kita untuk memahami penggunaannnya dalam rangkaian. Dengan
mengetahui apa-apa yangbisa diharapkan dari sebuah Op-amp.

1. AV = ~ (Penguatan Tak Hingga) = PLN


2. Zin = ~ (Impedansi Tak Hingga)
3. BW = ~ (Bandwidth Tak Hingga)
4. Zout = 0 (Impedansi Output)
5. Vout = 0 (Tegangan Output = 0, apabila Input = 0)
Sifat Op-Amp Ideal :
1. Ia = Ib = 0
2. Va = Vb
3. Ia besarnya tak tentu
4. Vsat = 90% * Vcc

2.4.3 Modus penguatan pada Op-Amp


a. Modus Loop terbuka

+Vc

-Vc

Gambar 2.8 Modus Loop Terbuka

12
Penguatan ini mmepunyai Av = max
Avmax = (Vb-Va).90% Vcc

b. Modus Loop tertutup


Rf

+Vc

-Vc

Gambar 2.9 Modus Loop Tertutup

Rangkaian ini mempunyai penguatan Av<Max

c. Penguatan Terontrol

Rf

Rin
+Vc

-V c

Gambar 2.10 Penguatan terkontrol

13
Penguatan terkontrol Mempunai penguatan
Av = - Rf / Rin
Vout = - (Rf/Rin). Vin
d. Penguatan Satu

+Vc

-Vc

Gambar 2.11 Penguatan Satu

Pada penguatan satu rumus yang didapat adalah :


Vout = Vin
Av = 1

2.4.4 Summing Circuit


Rangkain summing circuit merupakan dasar dari computer analog yang
bekerja untkmenyeesaikan persaman-persamaan aljabar sederhana
seperri penjumlahan dan penguranagan. Adapun rangkain dari
summing circuit adalah sebagai berikut :
A. Inverting adder
R1 Rf
V1

R2 +Vc
V2
Vout
-Vc

Gambar 2.12 Inverting Adder

14
Pada rangkaian ini input didapat dari kaki inverting sehingga didapt
persaaan

Vout = - Rf + V1 + Rf V2
R1 R2

Jika Rf = R1 = R2 maka kita kan mendapatkan persamaan dari output


adlah :
Vout = V1 + V2

B. Scalling Adder
Rangkaian ini hampir sma dengan rangkaian inverting adder
tetapi scalling adder mempunyai peguatan berskala hal itu dapat
kita buktikan pada besar nilai resistor yang berskala.

R1 Rf
V1
R2
V2 R3 +Vc
V3
Vout
-Vc

Gambar 2.13 Scalling Adder

15
Apabila pada rabgkaian tersebut mempunyai besar resistor yang
sama Rf = R1 = R2 = R3 maka output yang didapt : Vout = V1 +
V2 + V3

C. Adder Subrtactor
Mempunyai input bak dari kaki inverting maupun kaki non
inverting sebelum menjumlahkan hasil outputnya kita harus
membendingkannya terlebih dahulu dari kaki non inverting
maupun dari kaki inverting apabila berbeda kita harus
menambahkan beban resistor pada penguatannya kurang
hingainput mempunyai penguatan yang sama.

V1 R1 Rf
R2
V2 R3

V3
Vout
V4 R4 R8
R5 Rf~
V5 R7
R8
V6

Gambar 2.14 Adder Subtractor

Jika semua resistor bernilai sama maka Rf = Rf = R1 = R2 = R3


= R4 = R5 = R6 maka outputya : V out = V1 + V + V3 + V4 + V5
+ V6
Sehinga penguatan pada keduanya adalah sama.

16
D. Direct Adder

Rf

Vout
V1 R4
R5
V2

Gambar 2.15. Direct Adde


Rangkaian ini mempunyai input pada kaki non inverting sehingga
mempunyai, jika mempunyai besar resistor yang sama maka
outputnya adalah :
Vout = V2 + V3 + V4

2.4.5 Comparator dan Detector


A. Peak Detector
Rangkaian yang digunakaan untk mendeteksi teangan
tertinggi yang masuk pada Op-Amp
B. Comparator
Rangkaian ini dapat membandingkan dua buah tegangan
yang dapat mauk melalui dua terminal input Op-Amp.
Rangkaian dasarnya menggunakan modus loop terbuka
sehingga outpuntnya memenuhi
Vout = 90%.Verf (V2-V1)
Led yang dipasang saling berlawanan arah sebagai
indocator polarita output yang dihasilkan op-amp
C. Window Comparator
Rangkaian ini menggunakan rangkaian pembanding yang
brfungsi sebgaai input yang disebut UTP (upper Trip point)
dan LTP ( low trip point ). Output yang dihaslkan

17
merupakan penjumlahan dari dua output yang dihasilkan
Op-Amp.
UTP : tegangan masukkan yang menyebabkan tegangan
output menuju positif
LTP : tegangan mesukkan yang menyebabkan tegangan
output menuju negayif
Hysterisis : selisih antara tegangan UTP dan LTP

VA = UTP = R2 + R3 . Verf
R1+R2+R3
VB = LTP = R3 . Verf
R1+R2+R3

2.5 Resistor
Resistor adalah sutu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arusdan tegangan listrik. Berdasarkan jenisnya resistor dibagi
menjadi 2 jenis yaitu :
- Resistor tetap
- Resistor variabel
Tetapi pada rangkaian intecom hanya menggunakan satu jenis resistor
yaitu resistor tetap, jadi kami hanya membahas tentang resistor tetap saja.
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor
memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt, ¼ watt, ½
watt, dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya
maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.
Simbol Resistor Tetap:

Bentuk fisik resistor tetap:

18
Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang
memiliki 4 buah gelang dan 5 buah gelang seperti pada gambar diatas, tetapi
untuk cara perhitungannya sama saja.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau
dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang
berupa gelang warna.

WARNA GELANG KE
1 DAN 2 3 4
HITAM 0 100 -
COKLAT 1 101 ± 1%
MERAH 2 102 ± 2%
JINGGA 3 103
KUNING 4 104 -
HIJAU 5 105 -
BIRU 6 106 -
UNGU 7 107 -
ABU – ABU 8 108 -
PUTIH 9 109 -
EMAS - 10-1 ± 5%
PERAK - 10-2 ± 10 %
TANPA WARNA - - ± 20 %

19
Tabel 1 : Kode Warna Resistor (4 Gelang Warna)
Keterangan :
- Gelang ke 1 dan 2 menunjukkan angka
- Gelang ke 3 menunjukkan faktor pengali
- Gelang ke 4 menunjukkan toleransi

GELANG KE
WARNA
1,2 DAN 3 4 5
HITAM 0 1 -
COKLAT 1 10 ± 1%
MERAH 2 102 ± 0,1%
JINGGA 3 103 ± 0,01%
KUNING 4 104 ± 0,001%
HIJAU 5 105 -
BIRU 6 106 -
UNGU 7 107 -
ABU-ABU 8 108 -
PUTIH 9 109 -
EMAS - 10-1 -
PERAK - 10-2 -
TANPA WARNA - - -

Tabel 2 : Kode Warna Resistor (5 Gelang Warna)

Keterangan dari gelang warna yang tertera pada resistor yaitu :


0 Gelang pertama dan kedua menyatakan angka dari resistor tersebut.
1 Gelang ketiga menyatakan faktor pengali (banyaknya angka nol).
2 Gelang ke empat menyatakan toleransi.
Misalnya :

20
Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak
Maka nilainya : 2 0 10 4
10%

Berarti nilai tersebut adalah = 200.000 Ω atau 200 KΩ dengan toleransi


sebesar 10 %.
Range hambatan resistor tersebut adalah
= 200.000 + 10 %
= 10 % x 200.000 = 20000 Ω
= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000
= 180.000 sampai 220.000 Ω

Pada rangkaian intercom yang kami buat menggunakan satu


buah resistor bernilai 1M dan 2 buah resistor bernilai 1 KΩ.
Untuk resistor yang bernilai 1M berarti memiliki warna :
Coklat Hitam Hijau Emas
Range hambatan resistor 1 M adalah
= 1.000.000.000 + 5%
= 5 % x 1.000.000.000 = 50.000.000 Ω
= 1.000.000.000-50.000.000 sampai 1.000.000.000+50.000.000
= 950.000.000 sampai 1.050.000.000 Ω
Sedangkan untuk resistor yang berwarna 1KΩ yangkami
gunakan berarti memiliki warna:
Coklat Hitam Merah Emas

Range hambatan 1KΩ adalah :


= 1000 + 5%
= 5% x 1000 = 50 Ω
= 1000 – 50 sampai 1000 + 50
= 950 sampai 1050 Ω

21
2.5.1 Karakteristik resistor.

Menurut karakteristik utamanya resistor dibagi 2 yaitu:

1. resistansinya

2. rating dayanya

2.5.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor.


1. Ukuran fisiknya
2. bentuknya
3. cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian
4. nilai resistansinya
5. dissipasi dayanya
6. kemampuan menangani beban lebih
7. keandalan
8. perubahan resistansi terhadap frekuensi dan terhadap
tegangan yang jatuh
9. ketahanan sebagai beban
10. pengaruh kondisi dan lingkungannya

2.5.3 Noise dalam resistor karbon terdiri dari

1. Noise thermal
2. Noise arus
2.6 DIODA
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus
listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda
adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).
Dioda terdiri dari :
a. Dioda Kontak Titik
Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi
frekuensi rendah.

22
Simbol Dioda Kontak Titik :

Gambar 2.16 dioda kontak titik


b. Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya
satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan
tegangan.
Simbol dioda hubungan sama dengan simbol dioda kontak titik.
c. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown
atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk
pembatas tegangan.
Simbol Dioda Zener :

Gambar 2.17 dioda zener

d. Dioda Pemancar Cahaya (LED)


LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda
Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi
tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).
Simbol LED :

Gambar 2.18 dioda led

23
dioda foto

Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda
dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya
menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda foto ini mulai
dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-
X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum
secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan
di bidang medis.

Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor).
Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang
menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.
Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan
dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan
oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian Base dan
diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari

24
Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.

Gambar 2.19 dioda foto

e. SCR
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor? Masih
termasuk keluarga semikonduktor? Dengan karateristik yang serupa
dengan tabung thiratron?. Sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N.

25
Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya
disebut PNPN Trioda?.

Guna SCR:

• Sebagai rangkaian Saklar (switch control)

• Sebagai rangkaian pengendali (remote control)

Gambar 2.20 dioda SCR

2.6.1 Fungsi umum dioda;


sebagai penyearah
Saklar elektronik

Kurva dioda;

Forward bias
Arus bocor
Teg. Knee

Reverse bias

26
Dari kurva diatas dioda yang digunakan ialah dioda jenis 27ilicon yang
mempunyai potensial barier 0,7 V. setelah melewati tegangan 0,7 V arus akan
naik dengan cepat hingga titik tertentu.

Forward Bias Reverse Bias

Arus mengalir dari kaki anoda ke katoda. Arus tidak mengalir.

2.21 forward bias dan reverse bias

Tegangan Knee
Tegangan dimana mengalir dengan cepat setelah melewati potensial barrier.

Arus Bocor
Arus yang mengalir pada saat bias reverse, padahal seharusnya tidak ada
arus yang mengalir.

2.6.2 Jenis Dioda;


a. Dioda schotshy; berfungsi untuk menyearahkan frekuensi diatas 300
MHz.
b. Dioda varactor; untuk mengubah frekuensi resonansi.
c. Dioda step recovery; untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat

27
2.7 IC(INTEGRATED CIRCUIT)
Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah
komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah
komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.
Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah
mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik
terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang
dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.
Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20
dalam fabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang
menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang
dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak
jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang
sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,
terpercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan
kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan
tube vakum.
Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan
dimana-mana. Komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang
merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem
transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar
percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan
salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.
IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan
dapat diisi sampai 250 kali dan digunakan pada alat elektronika seperti:
Telepon, kalkulator, handphone, radio
Contoh-contoh IC
555 multivibrator, IC seri 7400, Intel 4004, Intel seri x86

28
2.8 Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Sebuah kapasitorterdiri dari dua
bahan penghantar yang dipisahkan oleh sebuah bahan isolasi yang disebut
dielektrikum. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor
disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitas kapasitor merupakan
sebuah ukuran dari banyaknya muatan listrik yang dapat disimpan oleh
kapasitor tersebut dibagi (per) satuan beda petensialnya.
Kapasitas terdapat dalam beraneka ragam yang sangat besar, dalam
bentuk ukuran, tipe, pembuatan/bahan baku, nilai voltage kerja dan nilai
kapasitansinya. Nilai kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (F) atau pada
umumnya satuan tersebut mempunyai skala mikro Farad (uF) yang tertera
pada badan kondesantor, artinya huruf ini menunjukan nilai sekian per sejuta
dari 1 Farad. Satu Farad adalah nilai kapasitas yang sedemikian besarnya,
sehingga tidak akan pernah dijumpai dalam bidang elektronika khususnya,
atau juga pada umumnya dilengkapi dengan potensial kerja kapasitor tersebut.
Fungsi Kapasitor pada rangkaian listrik :
1. Untuk menyimpan muatan listrik.
2. Untuk menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik.
3. Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik.
4. Sebagai penentu frekuensi.
Macam-macam kapasitor :
1. Kapasitor elektrolit,mempunyai kapasitas sebesar 1uF atau lebih dan
mempunyai polaritas kutub (+) dan kutub (-).
2. Kapasitor non elektrolit, mempunyai kapasitas kurang dari 1 uF dan tidak
mempunyai polaritas, umumnya terbuat dari bahan dielektrik keramik, mika
atau poliyester.
3. Kapasitor Variable (varco).
4. Kapasitor Trimmer.

29
Kebanyakan kapasitor tidak dipolaritaskan, yang artinya dapat dipasang
bolak-balik, akan tetapi beberapa tipe dipolaritaskan, artinya tidak boleh
dipasang bolak-balik. Kapasitor elektrolit selalu dipolaritaskan, kecuali jika ada
tanda keterangan lainnya (beberapa elektrolit non-polarisasi dibuat untuk
penggunaan tertentu). Kapasitor yang dipolaritaskan selalu diberi tanda yang
memperhatikan kutubnya. Cara yang umum ialah tanda negatif (-) dan tanda
positif (+) pada kawat tiap sambungan, atau ada juga yang diberi tanda warna
merah pada terminal positif atau warna hitam pada terminal negative

2.9 Langkah-langkah Membuat Pulsa With Modulation


Dalam pembuatan rangkaian Pulsa With Modulation diperlukan langkah
langkah dalam pembuatannya, yaitu penulis akan membahasnya dalam
pembahasan kali ini.
A. Merancang Lay Out
Dalam pembuatan suatu rangkaian,pertama yang harus kita
lakukan adalah kita harus merancang sebuah layoutnya lebih dahulu
disebuah kertas, yang dalam hal ini kita akan merancang layout untuk
rangkaian intercom.
Cara pembuatan atau merancang layout kita harus melihat
dahulu bentuk asli atau gambar rangkaian intercom,dengan melihat
gambar rangkaian barulah setelah kita teliti dan enemukan ide
bagaimana agarlayout dapat terlihat indah dan sempurna kita dapat
merancang sebuah layout pada kertas dan sebaiknya menggunakan
kertas milimeter block.
Setelah layout selesai kita rancang dan kita buat diatas kertas
milimeter block, sekarang kita harus meneliti dan memeriksa seteliti
mungkin layout yang kita buat. Kita harus mencocokkkan dengan
gambar rangkaian auto-fan aslinya, kita perhatikan satu persatu
komponen apakah sudah benar semua letaknya atau belum apakah
komponennya tidak terbalik dalam peletakan kaki-kakinya.

30
Kemudian kita juga harus memperhatikan jalur-jalur yang kita
rancang apakah suah benar atau masih ada jalur yang salah tujuannya.
Perancangan layout ini merupakan langkah yang paling penting
dalam pembuatan suatu rangkaian, karena akan menentukan hasil akhir
dari rangkaian yang kita buat. Jika kita benar-benar teliti dan sudah
benar benar yakin layout yang kita rancang sudah benar maka ada
kemungkinan hasil akhirnya baik.
Mengapa setelah kita yakin layout benar tetapi penulis masih
mengatakan hasil akhirnya mungkin baik,karena masih ada lagi satu
langkah yang sangat menentukan hasil akhir suatu rangkaian yaitu
pada saat pemasangan komponen komponen pendukungnya karena
ada komponen yang tidak boleh terbalik dalam penempatan kaki-
kakinya.
B. Memindahkan Rancangan Layout ke papan PCB
Setelah kita yakin bahwa layout yang kita buat sudah benar
maka kita tempelkan rancangan yang kita buat di kertas milimeter block
tersebut diatas papan pcb. Akan tetapi kita menempelkan jangan secara
permanent melainkan cukup di ujung-ujung sudut kertas milimeter block
tersebut, karena nantinya kita akan melepasnya.
Setelah kita tempelkan dan benar-benar rapih lalu skarang kita
siapkan sebuah bor pcb dan menggunakan mata bor dengan ukuran
0,5mm. Lalu kita bor pcb yang telah kita tempelkan rancangan layout
tadi yaitu tepat pada gambar lingkaran-lingkaran kecil yang berfungsi
untuk penempatan kaki-kaki komponen.
Kemudian setelah selesai kita bor semua lubang untuk kita
kaki-kaki komponen tersebut dan yakin tidak ada satupun yang
terlewatkan. Maka sekarang kita harus melepas kertas milimeter block
bergambar layout tesebut dari papan pcb.
Dan setelah kita melepas kertas tersebut maka diatas pcb
hanya akan tampak lubang-lubang kecil yang kita bor tadi. Sekarang
pada sisi pcb yang ada tembaganya, gambar sekeliling tiap lubang

31
lubang bor tadi dengan menggunakan rugos lingkaran dan usahakan
jangan sampai ada yang terlewat. Lingkaran-lingkaran kecil ini nantinya
sebagai tempat timah solder.
Jika sudah semua lubang bor kita lingkarkan dengan rugos
lingkaran,maka sekarang hubungan antara lingkaran-lingkaran kecil
tersebut dengan menggunakan rugos garis atau dengan sebuah spidol
permanent. Tetapi kiat harus menghubungkan lingkaran-lingkaran
tersebut dengan melihat hasil rancangan layout tadi agar kita tidak
salah menghubungkan jalur-jalurnya. Karena., jika salah
menghubungkan jalur jalurnya maka rangkaian tidak akan berfungsi.
Jika layout di papan pcb telah selesai kita buat maka sekarang
kita harus melarutkan tembaga yang tidak terkena gambar yaitu dengan
larutan zat kimia yang bernama ferri clorit. Dalam menggunakan ferri
clorit kita harus melarutkannya dengan air mendidih agar tembaga pada
papan pcb juga cepat larut.
C. Memasang komponen pada papan PCB
Langkah dalam pemasangan komponen adalah pertama
pasanglah komponen yang mudah dipasang dahulu yaitu komponen
memiliki sifat non polar dengan kata lain komponen ini tidak memiliki
kutub positif maupun kutub negatif artinya dalam pemasangannya
bebas antara kedua kakinya tanpa harus kuatir akan terbalik.
D. SWITCH
Switch adalah komponen eletronika yang berfungsi sebagai
penghubung antara sumber tegangan dan ground dalam rangkaian
elektronika.
E. POTENSIOMETER
Potensiometer adalah salah satu jenis dri resisitor yang variabel
hambatannya dapat diubah ubah. Pengubahan variabel hambatan pada
potensiometer dapat dilakukan dengcara mengubah frekuensi dengan
memutar potensiometer tersebut. Dengan cara ini frekuensi output
rangkaian atau alat elektronika dapat diubah-ubah. Potensio banyak

32
terdapat pada alat-alat elektronika seperti radio untuk mengatur volume
radio tersebut.

33
BAB III

ANALISA RANGKAIAN

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blog Diagram


Seperti biasanya, sebuah program atau sebuah rangkaian harus
memiliki sebuah Input, Proses, dan Output. Dalam rangkaian ini, proses
memiliki 2 buah Blok lain. Antara lain : Blok 1 dan Blok 2.

Input Proses OutPut

Blok 1 Blok 2

1. Input
Rangkaian ini memiliki 2 inputan. Diantara lain sakelar dan
potensiometer. Dimana fungsi dari saklar adalah untuk menentukan arah
motor yang bergantung pada besarnya VCC. Sedangkan potensiometer
berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat gerakan dari motor
tersebut. Hal tsb berpengaruh karena makin besar hambatan yang
diberikan potensiometer, maka makin pelan motor yang berputar. Begitu
juga sebaliknya, semakin kecil hambatan, semakin cepat motor berputar.

2. Proses
Pada rangkaian ini, Proses memiliki 2 buah Blok, Blok 1 dan Blok 2.
Blok 1 berfungsi sebagai Pengarah Motor. Sedangkan Blok 2 sebagai
Penggerak motor.

34
Blok 1 :
Blok ini berfungsi untuk mengarahkan motor. Terdiri atas IC Op-
Amp LM741P, Transistor LM741p, Dioda dan relay 12v serta sakelar 3
kaki untuk menetapkan arah yang dipilih. Gerakan motor tersebut bisa
searah jarum jam ataupun sebaliknya.

Blok 2 :
Blok ini berfungsi untuk menggerakan Motor. Blok penggerak
motor. Blok ini terdiri atas IC LM 555 N, Potensiometer 100k, dan
transistor BC547. Dalam blok ini keadaan transistor dan besar
potensiometer mempengaruhi pergerakan dan kecepatan gerak motor.
Semakin besar hambatan, semakin lambat gerak motor.

3. Output
Dalam rangkaian ini output yang dihasilkan diwakilkan oleh
gerakan motor. Ntah itu ke kanan atau ke kiri. Karena itu, motor dalam
rangkaian ini bisa dikatakan sebagai output dari rangkaian ini.

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail


Untuk mengetahui cara kerja rangkaian secara detail, dapat dilihat dari
blok-blok diagram berikut :
1. Blok 1

35
Blok 1
Blok ini terdiri dari IC LM 555 N, Potensiometer 100k, Resistor 600
ohm, dan 220 ohm, Kapasitor 1 mikrofarad, 10 mikrofarad, dan transistor
BC547. Dari rangkaian diatas fungsi dari IC LM 555 N adalah untuk
menghasilkan gelombang pulsa atau clock, dimana kecepatan clock
tersebut dapat diatur dengan menggunakan potensiometer. Hasil output IC
LM555N tersebut selanjutnya diteruskan pada basis transistor 3. Tegangan
output tersebut akan membuat keadaan transistor menjadi berubah-ubah
dari cut-off menjadi saturasi dan kembali lagi dalam keadaan cut-off,
keadaan tersebut akan terus menerus berlangsung sampai alat dimatikan.
Karena tegangan basis berupa gelombang pulsa, hal itu membuat Vout
menjadi berupa gelombang pulsa, namun dengan sumber tegangan yang
lebih besar untuk menggerakkan motor. Tegangan yang dihasilkan oleh
kaki emitor inilah yang dijadikan acuan untuk menggerakkan atau
memodulasikan motor untuk bergerak sesuai dengan gelombang pulsa
yang dihasilkan yaitu ke kiri.

2. Blok 2

Blok 2.

36
Pada blok ini terdapat dua kondisi yang bergantung kepada switch yang
dipilih user. Jika kita anggap switch 1 untuk menggerakkan motor searah
jarum jam, maka gambar rangkaian akan seperti berikut :
Dari gambar tersebut bisa dilihat, ketika sakelar menghidupkan OP-
AMP (LM 741 P) pertama, OP-AMP tersebut akan menjadi comparator.
Karena nilai tegangan pada kaki non inverting lebih besar daripada di kaki
inverting, maka tegangan output yang digunakan pada kaki output adalah
sebesar 90% VCC atau sama dengan 10,8 V. selanjutnya tegangan
tersebut digunakan untuk mensaturasikan transistor 1 (T1) serta
mengaktifkan relay 1 (K1). Relay tersebut akan berubah kondisi dari
normally close (NC) menjadi normally open (NO). kondisi NO tersebut
membuat Vin (Vout pada blok penggerak motor) mengalir menuju motor
dan menggerakkan motor tersebut.

Sebaliknya jika user memilih untuk mengarahkan switch kearah lain,


maka gambar rangkaian akan menjadi seperti berikut :

Ketika user memilih untuk menghidupkan switch yang lain, maka OP-
AMP kedua akan aktif. OP-AMP tersebut akan menghasilkan output yang
sama yaitu 90% VCC atau 10,8 Volt karena tegangan pada kaki non
inverting lebih besar daripada di kaki inverting. tegangan tersebut
digunakan untuk mensaturasikan transistor 2 (T2) serta mengaktifkan relay
2 (K2). Relay tersebut akan berubah kondisi dari normally close (NC)
menjadi normally open (NO). kondisi NO tersebut membuat Vin (Vout pada
blok penggerak motor) mengalir menuju motor dan menggerakkan motor
tersebut.
Jadi, ketika rangkaian diberi tegangan activer dan user sudah memilih
kearah mana switch akan dijalankan, serta besarnya clock / gelombang
pulsa, maka pergerakkan motor akan jalan-berhenti-jalan sesuai dengan
arah yang dipilih.
BAB IV

37
CARA PENGOPERASIAN ALAT

Pada rangkaian ini kami menggunakan sumber tegangan +12 Volt, -12 Volt, +
5 Volt dan ground, alat ini akan menghasilkan output dari Motor DC 12 volt yang
dihubungkan dengan 2 buah Relay bertegangan 12 volt, yang akan menjadi acuan
dari alat ini apakah alat ini bekerja atau tidak.
Pengoperasian alat yang kami buat adalah sebagai berikut :
1. Hubungkan kutub positif dengan +12 Volt, -12 Volt, +5 Volt dan ground
sesuai pada tempatnya. Dan jangan sampai terbalik untuk menghindari sort
circuit yang akan membuat alat tersebut rusak.
2. Nyalakan switch atau sakelar untuk memilih arah putaran motor, ketika
switch telah dipilih, maka alat akan berjalan secara otomatis.
3. untuk mengatur kecepatan dari motor, putar potensiometer sesuai
dengan yang diinginkan.

BAB V

38
PENUTUP

5.1 Saran
Dalam Pembuatan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari
penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa
percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti
kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferri clorit. Oleh sebab itu
Dibutuhkan kerja sama antar tiap praktikan agar penyelesaian alatnya berjalan
baik.

5.2 Kesimpulan
Alhamdulilah proyek ini telah selesai walaupun terdapat
beberapa kendala dalam pembuatannya, namun dari itu tidak membuat
menyerah kelompok kami.Dalam pengerjaan proyek ini kami beberapa
kesulitan seperti Pembuatan jalur/layout pada pcb dan pada pelarutan pcb
dalam larutan ferriclorit yang membutuhkan waktu lama serta pemasangan
komponen pada pcb. Dan akhirnya proyek kami pun selesai tepat pada
waktunya. Dan apa bila terdapat kesalahan atau ketidak sempurnaan pada
makalah atau alat, maka akan kami pempurnakan lagi lain waktu apa bila ada
kesempatan lain.
Terima kasih atas segala bimbingan kakak-kakak penanggung
jawab atau kakak-kakak konsul, serta teman-teman yang membantu kami
dalam mengerjakan proyek ini.
Assalamualaikum.wr.wb,.

DAFTAR PUSTAKA

39
• www.ilmukomputer.com
• www.library.gunadarma.ac.id
• www.google.com (search google)
• Modul Praktikum dan Data pengamatan Elektronika Dasar, Universitas
Gunadarma, Jakarta, 2009

40
RANGKAIAN PULSA WITH MODULATION

41
TABEL DATA PENGAMATAN

Saklar 1
Tegangan Kaki 2 (V) Kaki 3 (V) Kaki 6 (V) JP1 (V) JP2 (V)

IC1 (S1) 6 12 1 1 -8,5

IC2 (S1) 12 1 -8,5 1 -8,5

Saklar 3
Tegangan Kaki 2 (V) Kaki 3 (V) Kaki 6 (V) JP1 (V) JP2 (V)

IC1 (S3) 6 1 -8,5 8,5 1

IC2 (S3) 6 12 1 8,5 1

42

Anda mungkin juga menyukai