LAPORAN AWAL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perangkat Lunak................................................................................ 2
2.1.1 CodeVisionAVR ....................................................................... 2
2.1.2 Proteus-ISIS ............................................................................. 3
2.2 Sensor................................................................................................. 4
2.2.1 Termistor (NTC)...................................................................... 4
2.2.2 Suhu (LM35) ........................................................................... 5
2.2.3 Cahaya (LDR).......................................................................... 5
2.2.4 Hall Effect Sensor .................................................................... 6
2.3 Mikrokontroler .................................................................................. 8
2.3.1 Mikrokontroler ATMEGA8535 ............................................. 8
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Transduser
adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem
transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam
bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa
berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). Sensor sering
digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
5
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
7
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroller adalah sebuah chip terintegrasi yang biasanya menjadi bagian
dari sebuah embedded system (sistem yang didesain untuk melakukan satu atau
lebih fungsi khusus yang real time). Mikrokontroler terdiri dari CPU, Memory,
I/O port dan timer seperti sebuah komputer standar, tetapi karena didesain hanya
untuk menjalankan satu fungsi yang spesifik dalam mengatur sebuah system.
2.3.1 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki
arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16-bits word)
dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock.
Mikrokontroler AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing).
Membuat rangkaian simulasi led menggunakan ATMEGA8535 seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini dengan menggunakan perangkat lunak proteus-ISIS.
10
a. Buka perangkat lunak proteus 8.5 pofesional pada desktop di layar computer.
b. Buka Schematic editor dengan menekan gambar
c. Memilih komponen yang akan digunakan dengan menekan “component
mode” ; . Pilih komponen yang akan digunakan dalam pembuatan
rangkaian simulasi LED dengan menekan huruf “ P “. Komponen yang
dipilih terdiri dari :
a. Mikrokontroller ATMEGA8535 yang berada pada kategori microproce-
ssor IC’s
b. Crystal yang berada pada kategori miscellaneus
c. Dua ( 2 ) buah kapasitor non polar pada kategori capacitors
d. Satu ( 1 ) buah kapasitor polar pada kategori capacitors
e. Switch button pada kategori switches & relays
f. Resistor pada kategori resistors
g. Led animasi pada kategori Optoelectronics
d. Mengubah nilai masing – masing kapasitor dan resistor. Untuk kapasitor
noin polar bernilai 20 nF dan kapasitor polar dengan nilai 10 µF. Untuk
resistor ganti nilainya dengan 10 KΩ.
e. Hubungkan semua komponen seperti yang tampak pada di atas.
f. Setelah semua terkoneksi, pasangkan supply tegangan dan ground dengan
menekan tombol terminal mode ; .
a. Ground
b. Power , untuk mengubah nilai defaults tegangan cukup dengan
menekan symbol power pada rangkaian dan menuliskan tanda ( + )
untuk tegangan positif yang diikuti dengan angka tegangan dengan
diakhiri dengan satuan tegangan, misalnya dengan menuliskan power
( +5V ). Untuk tegangan yang bernila i negative cukup dengan
menuliskan tanda ( - ) didepan angka
g. Setelah semua rangkaian tersusun, kemudian klik “ATMEGA8535” dan
isikan file simulasi led*hex ke mikrokontroller
11
2. Pengenalan perangkat lunak Code Vision
6. Kemudian klik program >> generate, save and exit di codewizard dan simpan file
dengan nama simulasi led pada folder simulasi led. Apabila belum ada folder yang
dimaksud kemudian buat yang baru.
7. Tambahkan program berikut pada bagian isi program
utama PORTC.0=1;
delay_ms(500);
PORTC.0=1;
delay_ms(500);
8. Klick project >> check syntax ; penulisan program berhasil apabila tidak ada
konfirmasi error
9. Klik Project >> compile ; Untuk kompilasi program
10. Klik Project >> Build ; Untuk membuat file hex
12
3. Pengenalan perangkat lunak Extreme Burner AVR
Membuka
dan Meyambungkan Memilih file
menyiapakan dengan program dan Write all
perangkat mikrokontroler mengaturnya
lunak
Gambar 13. Diagram alir pengenalan perangkat lunak Extreme Burner AVR
Melakukan downloading file simulasi led.hex ke perangkat mikrokontroller.
1. Buka perangkat lunak extreme burener avr pada desktop di layar computer
2. Sambungkan perangkat Sistem minimum Mikrokontroller ATMEGA8535
dan downloader dengan kabel USB ke computer
3. Klik pilihan Open File kemudian pilih file hexa yang akan di download
4. Pada Tab Setting pilih opsi – programming mode – ISP
5. Klik write all >> simulasi led.hex.
4. Sensor
a. Sensor NTC (Negative Temperature Cooficient)
Menentukan nilai resistansi sensor NTC pada tiga ( 3 ) kondisi suhu yang berbeda.
1. Siapkan Modul IP sensor dan Display, digital multimeter dengan pilihan
pada pengukuran resistansi, dan digital thermometer.
2. Hubungkan dengan perkabelan NTC ke digital multimeter.
3. Celupkan NTC dan digital thermometer ke es batu. Catat suhu dengan
menggunakan digital thermometer dan dan nilai resistansi NTC dengan
digital multimeter.
4. Angkat NTC dan digital thermometer dari es batu. Catat suhu suhu ruang
dengan menggunakan digital thermometer dan dan nilai resistansi NTC
dengan digital multimeter.
5. Masukkan NTC ke lubang peralatan kontrol suhu . Catat suhu suhu pada
kontol suhu dengan melihat nilai suhu pada display control suhu dan dan
nilai resistansi NTC dengan digital multimeter.
13
b. Sensor IC Sensor(LM 35)
Menentukan nilai tegangan IC Sensor LM35 pada tiga ( 3 ) kondisi suhu yang
berbeda.
1. Siapkan Modul IP sensor dan Display, digital multimeter dengan pilihan pada
pengukuran tegangan, dan digital thermometer.
2. Hubungkan dengan perkabelan output tegangan IC sensor LM35 ke digital
multimeter.
3. Celupkan IC Sensor LM35 dan digital thermometer ke es batu. Catat suhu
dengan menggunakan digital thermometer dan dan nilai tegangan IC Sensor
LM35 di digital multimeter.
4. Angkat IC Sensor LM35 dan digital thermometer dari es batu. Catat suhu
suhu ruang dengan menggunakan digital thermometer dan dan nilai
tegangan IC Sensor LM35 dengan digital multimeter.
5. Masukkan IC Sensor LM35 ke lubang peralatan kontrol suhu . Catat suhu
suhu pada kontol suhu dengan melihat nilai suhu pada display control suhu
dan dan nilai tegangan IC Sensor LM35 dengan digital multimeter.
14
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
15
16
Analisis :
Rangkaian di atas merupakan rangkaian sederhana untuk menyalakan LED
otomatis on/off dengan bantuan mikrokontroller ATMega8535, input sinyal
berasal dari 2 kapasitor dan kristal. Kristal berfungsi untuk menjadi jembatan
antara frekuensi rangkaian dengan frekuensi ATMega8535. Kemudian dengan
menggunakan perangkat lunak CodeVision AVR, microcontroller diberi perintah
seperti berikut :
PORTC.0=1;
delay_ms(500);
18
PORTC.0=0;
delay_ms(500);
Inisiasi masukan diberikan pada port C diama pada keadaan awal lampu dalam keadaan
menyala karena diberi perintah 1, dan pada listing terlihat helas diberi perintah delay
dengan 500 ms yang artinya 500 ms kemudian lampu seharus nya mati, karena diberi
perintah pada port C dengan masukan 0.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., 2013. Proteus Profesional Untuk Simulasi Rangkaian Digital Dan
Yogyakarta .
Christ, M., 2019. Light Dependent Resistor (LDR) and Working Principle of LDR.
Dickson, 2016. Pengertian Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor) dan Prinsip
sensor-efek-hall-hall-effect-sensor-prinsip-kerja-efek-hall/ [Accessed 28
April 2019].
18
Ferry, S., 2018. Software Proteus Beserta Fitur-Fiturnya. [Online] Available at:
http://www.immersa-lab.com/software-proteus-beserta-fitur-fiturnya.htm
http://www.immersa-lab.com/pengenalan-codevision-avr.htm [Accessed
28 April 2019].
Permana, B., 2009. Skripsi : Sistem Pengukuran Konduktivitas Panas pada Logam
Prasetyo, E., W., K. M. & H., F. N., 2012. Pendeteksi Kebekaran dengan
Purnomo, A., 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bogor: PT. Ghalia
Indonesia Printing.
Roger S., P., 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. Yogyakarta:
Andi.
Setianto, Y., Fauzi, V. & Julius, 2011. Komponen Sistem Kontrol: Sensor Suhu
19
Supatmi, S., 2014. Pengaruh Sensor LDR terhadap Pengontrolan Lampu. Majalah
Syam, R., 2013. Dasar - Dasar Teknik Sensor. Makassar: Universitas Hassanudin.
159.
20