Anda di halaman 1dari 45

SISTEM KERJA PADA ALAT ELECTROLYTE ANALYZER

ILYTE TIPE C DI PT DEXA ARFINDO PRATAMA

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan oleh :
Nama : Marco Amesikka Ubro
NIM : 20210007

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM SARJANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

PRINSIP KERJA PADA ALAT ELECTROLYTE ANALYZER


MERK ILYTE TIPE C DI PT DEXA ARFINDO PRATAMA

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Disusun oleh :
Marco Amesikka Ubro
( 20210007 )
Telah disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan Pembimbing

Agung Ikbal Pratama, S.T. Mursid Sabdullah S.T.,M.T.


NIDN : 0531037103

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Yudianingsih,S.T.,M.T,
NIK : 451 310 001

PAGE \* MERGEFORMAT 1
HALAMAN PENGESAHAN

PRINSIP KERJA PADA ALAT ELECTROLYTE ANALYZER SPOTCHEM


MERK ARKAY TIPE SE-1520 DI PT DEXA ARFINDO PRATAMA

Disusun oleh :
Marco Amesikka Ubro
( 20210007 )

Telah dipertahankan pada seminar Praktek Kerja Lapangan dengan Tim Penguji
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Respati Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Januari 2023

Penguji I Penguji II

Yudianingsih, S.T., M.T. Ir. Irawadi Buyung, M.T


NIDN : 0513086901 NIDN : 0504126001

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Yudianingsih, S.T., M.T.


NIK : 451 310 001

PAGE \* MERGEFORMAT 15
SERTIFIKAT PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan

penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di PT. Dexa

Arfindo Pratama tepat dengan waktunya. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah

satu syarat yang wajib di tempuh dalam Program Studi Teknik Elektro, Universitas

Respati Yogyakarta. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini banyak memberikan manfaat

kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat

penulis temukan saat berada di bangku kuliah.

Dengan selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan dan penyusunannya, tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Yudianingsih, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing PKL yang selalu

memberikan bimbingan dalam pelaksanaan laporan dan penyusunan laporan

2. Bapak dan ibu selalu memberikan dukungan dan semangat dalam melakukan

PKL serta penyusun laporan

3. Agung Ikbal Pratama, S.T. dan Yodi Nepa Fay, S.T. selaku teknisi dan

pembimbing lapangan yang selalu membantu dalam menjelaskan alat-alat serta

senantiasa membantu juga dalam menyusun laporan ini

Semoga semua bantuan dan didikan yang diberikan dari banyak pihak yang terkait

dapat bermanfaat kedepannya. Penulis masih merasa banyak yang harus diperbaiki dari

PAGE \* MERGEFORMAT 15
laporan ini, jadi kritik dan saran dari bapak/ibu akan sangat membantu sebagai

perbaikan nanti dan sebagai bahan untuk pembelajaran juga kedepannya dalam

menyusun laporan.
DAFTAR ISI

PAGE \* MERGEFORMAT 15
hal
HALAMAN JUDUL ............................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . ii
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . iii
KATA PENGANTAR .............................................. v
DAFTAR ISI .................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................. x

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Batasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.5 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.6 Metode Pemecahan Masalah .................................. 4
1.7 Sistematik Penulisan ........................................ 4
1.8 Jadwal Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB II PT. DEXA ARFINDO PRATAMA YOGYAKARTA ............. 6


2.1 Profil Perusahaan ...................................... 6
2.1.1 Visi, Misi, dan Motto ......................................... 7
2.2 Struktur Organisasi ......................................... 7
2.3 Tupoksi ................................................. 9
2.4 Tata Pelaksanaan Pekerjaan ................................... 9
2.5 Inventaris Peralatan Elektromedis .............................. 11
BAB III PRINSIP KERJA PADA ALAT ELECTROLYTE ANALYZER
MERK ROCHE TIPE ISE 9180 DI PT DEXA ARFINDO
PRATAMA ... 12
3.1 Teori Dasar ................................................ 12
3.2 Fungsi Alat Electrolyte Analyzer ................................. 14
3.3 Spesifik Electrolyte Analyzer Merek Roche Ilyte Tipe C ............. 16
3.4 Bagian-bagian Komponen Rakitan depan Alat Electrolyte Analyzer
Merek Ilyte ... 17
3.5 Uji Standar dengan Sample Urine ................................ 17
3.6 Diagram Blok Electrolyte Analyzer ............................... 19
3.7 Prinsip Kerja Aliran ........................................... 20
3.8 Preventive Maintenance ........................................ 22

BAB IV PENUTUP .............................................. 23


4.1 Kesimpulan ................................................. 23
4.2 Saran ...................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 15
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Logo Perusahaan ............................... 6

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi ............................... 8

Gambar 3.1 Electrolyte analyzer Merek Roche . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16


Tipe ISE 9180

Gambar 3.2 Bagian Luar dari Electrolyte Analyzer . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16


Merek Roche Tipe ISE 9180

Gambar 3.3 Bagian Dalam dari Electrolyte Analyzer . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17


Merek Roche Tipe ISE 9180

Gambar 3.4 Uji Standar dengan Sampel Urine ......................... 19

Gambar 3.5 Diagram Blok dari Electrolyte Analyzer ................. 19


Merek Roche Tipe ISE 9180

Gambar 3.6 Prinsip Kerja Aliran dari Electrolyte . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21


Analyzer Merek Roche Tipe ISE 9180
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1.1 Jadwal ..................................... 5
Pelaksanaan
Tabel 2.1 Tata Pelaksanaan .................................. 9
Pekerja
Tabel 2.2 Daftar Inventaris Peralatan ..................... 11
Elektromedis
Tabel 3.1 Spesifik Electrolyte Analyzer Merek Roche
Tipe ISE 9180 ................ 16

Tabel 3.2 Bagian-Bagian dari Electrolyte Analyzer Merek .......... 17


Roche Tipe ISE 9180

Tabel 3.3 Keterangan Fungsi dari Diagram Blok ................ 20

PAGE \* MERGEFORMAT 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era modern ini, teknologi semakin berkembang dengan pesat. Salah

satu dari sekian banyak bidang yang berkembang adalah bidang kesehatan.

Teknologi di bidang kesehatan memunculkan banyak alat baru yang kian

canggih. Perkembangan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas

dan memaksimalkan pelayanan kesehatan. Dalam memaksimalkan pelayanan

kesehatan maka pemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu

penyakit. Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui lebih spesifik

suatu penyakit.

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion

dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-

atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa, atau berupa

senyawa kimia lainnya. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit

pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Alat untuk

melakukan pengukuran kadar elektrolit dalam darah biasanya disebut electrolyte

analyzer.

Electrolyte Analyzer merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa kadar

elektrolit dalam darah meliputi Natrium ( Na ), Kalium ( K ), Chlorida ( Cl), dan

Kalsium (Ca) yang diperlukan dalam keadaan darurat terutama pada pasien

dengan dehidrasi. Electrolyte analyzer telah menggunakan metode ion elektroda

PAGE \* MERGEFORMAT 1
selektif untuk mencapai pengukuran tepat dari pengujian. Sampel yang digunakan

adalah dari plasma atau serum darah dan urine pasien.

Praktek ini dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja dari alat electrolyte

analyzer yang digunakan adalah merek Ilyte seri C. Tipe ini digunakan untuk

pemeriksaan hematologi klinik dengan mengukur kadar Na, K, Cl, Ca dan darah.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang maka rumusan masalah dapat dibagi menjadi

beberapa hal, yaitu :

1. Bagaimana prinsip kerja dari sistem Electrolyte Analyzer?

2. Bagaimana standar operasional prosedur pada alat Electrolyte analyzer?

3. Bagaimana cara pemeliharaan Electrolyte analyzer?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini dimaksudkan untuk agar tidak terjadi

penyimpangan, maksud dan tujuan utama yang akan dikaji lebih lanjut. Batasan

masalah tersebut ialah :

1. Penelitian ini akan difokuskan terhadap prinsip kerja dari Electrolyte

Analyzer

2. Membahas bagaimana pemeliharan dari Electrolyte Analyzer

1.4 Tujuan

Ada pun dua tujuan yang digunakan yaitu :

PAGE \* MERGEFORMAT 15
1. Tujuan Umum

Tujuan umum PKL adalah merupakan realisasi dari tujuan pendidikan,

sehingga mahasiswa :

a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perancangan,

pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan

elektromedis dan sarana kesehatan.

b. Memahami dan mempelajari tentang masalah masalah yang ada

pada Teknik dalam dunia kerja

c. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus PKL adalah realisasi dari tujuan umum, yaitu

a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri untuk menerapkan

informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti tugas-tugas

pelajaran Teknik Elektromedik secara luas

b. Memberikan gambaran awal rencana alat medis yang diteliti

c. Memahami lebih mendalam masalah pemeliharaan peralatan

elektromedik dan sarana kesehatan.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:

a. Mampu memahami memahami dan menjelaskan tentang cara kerja

dan pemeliharaan alat medik


b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang analisis kerusakan yang ada

pada alat-alat medik

c. Memperoleh informasi baru bahan masukan bagi mahasiswa untuk

mendalami masalah-masalah teknik dalam dunia kerja

1.6 Metode Pemecahan Masalah

Dalam mengumpulkan informasi penelitian yaitu dengan metode

pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

a. Metode wawancara atau komunikasi dilakukan oleh mahasiswa

terhadap pembimbing lapangan serta instruktur

b. Studi literatur berupa mengumpulkan informasi dari buku service

manual alat, operating manual alat, diagram blok alat, serta presentasi

training sesuai alat yang dibahas.

c. Metode deskriptif kualitatif dengan cara peninjauan langsung pada alat

yang dibahas, peninjauan dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi dan pengamatan langsung pada alat yang dibahas

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun dalam bentuk yang sistematis

dan terstruktur, sehingga diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam

mempelajarinya. Berikut susunan laporan penulisannya :

Bab I : Pendahuluan

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, manfaat dan metode pemecahan masalah

Bab II : PT. Dexa Arfindo Pratama

Pada bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, visi dan misi

perusahaan dan struktur perusahaan tempat pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan

Bab III : Prinsip Kerja pada Alat Electrolyte Analyzer

Berisi tentang dasar teori, prinsip kerja alat Electrolyte analyzer dan

sistem operasional produser Electrolyte analyzer

Bab IV : Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan selama Praktek

Kerja Lapangan dilaksanakan.


BAB II

PT. DEXA ARFINDO PRATAMA YOGYAKARTA

2.1 Profil Perusahaan

PT Dexa Arfindo Pratama berdiri sejak tahun 2000 di Indonesia. PT Dexa

Arfindo Pratama merupakan perusahaan individu yang terus berkembang

mengikuti perkembangan dan dinamika pasar di bidang bisnis dan alat kesehatan.

Seiring dengan kemajuan yang telah dicapai kemudian menaikkan status badan

hukum Persero Terbatas pada tahun 2010 dengan nama PT Arfindo Pratama

berdomisili di Kota Surabaya Propinsi Jawa Timur dan saat memiliki cabang di

dua kota besar yaitu kota Jakarta untuk wilayah Indonesia bagian barat dan kota

Yogyakarta yang berlokasi di Ruko Colombo, Jl. Colombo No. 7 Caturtunggal

Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut Logo perusahaan di Gamb

ar

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan

PT Dexa Arfindo Pratama telah berkembang menjadi badan usaha berskala

nasional yang memegang langsung atau sebagai sub distributor dari perusahaan

prinsipal dari luar negeri yang menyediakan alat diagnostik untuk keperluan

pemeriksaan di laboratorium dan di bagian gawat darurat. Produk yang saat ini

PAGE \* MERGEFORMAT 1
dipasarkan antara lain : critical care, kimia klinik, hemostatis, elektrolit, blood

bank, aggregation thrombocyte, dll.

2.1.1 Visi, Misi, Dan Motto

Perusahan Dexa Arfindo Pratama mempunyai visi, misi, dan motto sebagai

berikut :

Visi :

Menjadi perusahaan terbaik di bidang kesehatan

Misi :

- Terlibat dalam pembangunan pelayanan kesehatan masyarakat

- Membangun kepercayaan pelanggan

- Memberikan nilai tambah bagi pelanggan, karyawan dan pemegang

saham

Motto :

Bekerja Untuk Pelanggan Dan Tumbuh Bersama Dengan Pelanggan

2.2 Struktur Organisasi

Jumlah karyawan di PT Dexa Arfindo Pratama Yogyakarta adalah 21 orang.

Untuk mencapai pelayanan yang baik, PT Dexa Arfindo Pratama Yogyakarta memiliki

struktur perusahaan dengan tugas masing-masing. Berikut ini adalah Struktur

Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) pada perusahaan PT Dexa Arfindo Pratama.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi

1. Susunan Personalia :
Head Officer : Agung Pramularso
Keuangan : 1. Tiwi Handayani
2. Katarina Nababan
SPV Teknisi : Yopi Ardiyanto
Teknisi : 1. Adi Surya
2. Agung Ikbal Pratama
3. Yodi Nepa Fay
4. Agus Santoso
5. Saifudin
6. Fajar
7. Hendra
SPV Operasional : Suyanto
Operasional : 1. Diki Rasita
2. Kifi Adidia
3.Hariska
4.Tohayat
5.Riski
6.Angga
SPV Office : Fuad Kurniadi
Logistik : 1. Jumari
2. Sulami
3. Defri
4. Ririn
5. Agnes Putri
Marketing : 1. Agung Pramularso
2. Pujianto
3. Agus Heriyadi
4. Darmanto
5. Hastu
6. Indra
PAGE \* MERGEFORMAT 5

2.3 Tupoksi

Perusahaan alat kesehatan memiliki tugas menyediakan peralatan penunjang

operasional kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna membantu

mempermudah dan meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk

menyelenggarakan tugas sesuai SOTK, perusahaan alat kesehatan menyelenggarakan

fungsi :

1. Penyedia peralatan penunjang operasional pelayanan kesehatan di rumah

sakit.

2. Pelayanan pelatihan operasional alat.

3. Pelayanan penunjang medis dan non medis

4. Pelayanan service atau perbaikan alat kesehatan.

5. Pelayanan maintenance atau perawatan alat kesehatan

6. Pelayanan kalibrasi alat untuk memastikan alat baik untuk digunakan.

2.4 Tata Pelaksanaan Pekerjaan

PT. Dexa Arfindo Pratama mempunyai suatu peraturan yang berupa kesepakatan

bersama yang meliputi peraturan kerja.

Tabel 2. 1. Tata Pelaksanaan Pekerja

Hari Kerja Jam Kerja Keterangan


Senin – Jumat 08.00 – 17.00 Jam Kerja
Senin – Jumat 12.00 – 13.00 Jam Istirahat

Waktu pelaksanaan pekerjaan atau jam operasional kerja perusahaan, yang

berupa kesepakatan bersama yang meliputi peraturan kerja. Setiap hari kerja Senin –
Jum’at dimulai dari pukul 08:00 – 17:00 dengan jeda waktu istirahat sholat dan makan

siang pada pukul 12:00 – 13:00. Dengan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

1. Maintenance

Merupakan pemeliharaan dan perawatan yang dilaksanakan secara rutin pada

masa garansi alat untuk mencegah timbulnya kerusakan pada saat alat

dioperasikan. Dalam maintenance alat ini diadakan pengecekan alat secara

berkala sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun.

2. Service

Merupakan upaya untuk memperbaiki sesuai bagian alat medis ( termasuk

penyetelan dan reparasi ) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi

yang dapat diterima kembali. Ada beberapa tahapan dalam hal ini :

a. Berdasarkan laporan keluhan kerusakan dari user dan dari hasil

pelaksanaan yang merekomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

b. Teknisi pelaksanaan sesegera mungkin ke lokasi dan berusaha untuk

memperbaikinya.

3. Kalibrasi

Bertujuan untuk menjaga kondisi alat kesehatan agar tetap sesuai dengan

standar besaran pada spesifikasinya agar keakuratan terjaga dengan standar

operasional keamanan alat yang telah ditentukan.


PAGE \* MERGEFORMAT 5

2.5 Inventaris peralatan elektromedis

Alat – alat laboratorium yang ada di PT Dexa Arfindo Pratama mempunyai

beberapa jenis dan tipe dari masing-masing alat tersebut.

Tabel 2.2. Daftar Inventaris Peralatan Elektromedis

No Nama Brand Type Fungsi Alat


1 Roche ISE 9180 Kimia Analyzer
C111 Kimia Analyzer
C311 Kimia Analyzer
C501 Kimia Analyzer
E411 Kimia Analyzer
2 Arkray SPOCHECEM E-plate Electrolyte Analyzer
POKETCEM A1C HbA1C
AUTION ELEVEN Urine Analyzer
3 Stago Star Max Hemostasis Analyzer
Sta-Satelite Hemostasis Analyzer
Sta-Compact max Hemostasis Analyzer
4 Instrumentation EasyLyte Electrolyte Analyzer
Laboratory
GEM 3500 Blood Gas Analyzer
ACL TOP 300 Hemostasis Analyzer
ACL TOP 550 Hemostasis Analyzer
ILab Aries Kimia Analyzer
ILab 300 plus Kimia Analyzer
BAB III

PRINSIP KERJA PADA ALAT ELECTROLYTE ANALYZER

MERK ILYTE TIPE C

3.1 Teori dasar

Elektrolit merupakan senyawa larutan yang mengalami disosiasi menjadi partikel

yang bermuatan ion positif dan negatif. Sebagian besar proses metabolisme dalam tubuh

memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal

dapat menyebabkan banyak gangguan. Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi

beberapa kompartemen cairan tubuh manusia merupakan fungsi utama dari empat

elektrolit mayor, yaitu natrium ( Na+ ), Kalium ( K+ ), Klorida ( Cl- ).

Alat Electrolyte Analyzer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk

pemeriksaan hematologi klinik, guna mengetahui kadar hemoglobin, leukosit, trombosit

dan hematokrit pasien yang dirawat. Electrolyte Analyzer telah menggunakan metode

ion elektroda selektif untuk mencapai pengukuran tetap dari pengujian. Sampel yang

digunakan adalah dari plasma atau serum darah dan urine pasien. Pada alat ini juga

mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel bahan kecil, dll. Masing-masing

memiliki elektroda selektif ion film, akan diukur dan sampel tanggapan ion yang sesuai,

membran, dapat mendeteksi cairan, sampel dan potensi membrane antara. Film di kedua

sisi nilai dua diuji potensi listrik akan menghasilkan sampel saat ini, elektroda referensi,

referensi elektroda cair bentuk loop sisi, membran, elektroda internal yang cair,

elektroda internal sisi lain.


Alat analisa ILite adalah sistem elektroda selektif ion (ISE) pengukuran langsung

yang menggunakan komponen sensitif Natrium (Na), Klorida (Cl), Kalium (K), Litium

(Li), Kalsium (Ca) dan pH untuk mengukur elektrolit dalam darah lengkap, serum,

plasma atau urin. Hasil urin hanya tersedia untuk alat analisa Na/K, Na/K/Cl, dan

Na/K/Li.

Natrium adalah kation utama cairan ekstraseluler. Fungsi utamanya dalam tubuh

adalah untuk mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam-basa secara

kimiawi dan untuk mengirimkan impuls saraf. Natrium berfungsi pada tingkat membran

sel dengan menciptakan potensi listrik antara membran sel yang berbeda yang

menyebabkan transmisi impuls saraf dan rangsangan neuromuskuler dipertahankan.

Sodium terlibat dalam beberapa reaksi yang dikatalisis oleh enzim sebagai kofaktor.

Tubuh memiliki kecenderungan kuat untuk mempertahankan kandungan basa total, dan

hanya sedikit perubahan yang ditemukan bahkan dalam kondisi patologis.

Nilai natrium yang rendah, hiponatremia, biasanya mencerminkan kelebihan

relatif air tubuh daripada total natrium tubuh yang rendah. Penurunan kadar natrium

dapat dikaitkan dengan: asupan natrium yang rendah; kehilangan natrium akibat muntah

atau diare dengan air yang cukup dan penggantian garam yang tidak adekuat,

penyalahgunaan diuretik, atau nefropati akibat kehilangan garam; diuresis osmotik,

asidosis metabolik. Insufisiensi adrenokortikal; hiperplasia adrenal kongenital; jenis

pengenceran karena edema, gagal jantung, gagal hati; dan hipotiroidisme.

Kalium adalah kation utama dalam cairan intraseluler dan berfungsi sebagai

buffer utama di dalam sel itu sendiri. Sembilan puluh persen potasium terkonsentrasi di
dalam sel, dan sel yang rusak melepaskan potasium ke dalam darah. Kalium memainkan

peran penting dalam konduksi saraf, fungsi otot, dan membantu menjaga keseimbangan

asam-basa dan tekanan osmotik. Klorida adalah anion yang ada terutama di ruang

ekstraseluler. Ini mempertahankan integritas seluler melalui pengaruhnya pada tekanan

osmotik. Ini juga penting dalam memantau keseimbangan asam-basa dan keseimbangan

air. Pada asidosis metabolik, terjadi peningkatan konsentrasi klorida secara timbal balik

ketika konsentrasi bikarbonat turun.

Klorida adalah ion negatif yang penting dalam tubuh manusia dan berperan dalam

menjaga keseimbangan cairan, tekanan osmotik, dan fungsi saraf. Dalam elektrolite

analyzer, klorida diukur untuk memantau keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Penurunan kadar ditemukan pada muntah hebat, diare berat, kolitis ulserativa, obstruksi

pilorus, luka bakar parah, kelelahan akibat panas, asidosis diabetik, penyakit Addison,

demam, dan infeksi akut seperti pneumonia. Peningkatan kadar ditemukan pada

dehidrasi, sindrom Cushing, hiperventilasi, eklampsia, anemia, dekompensasi jantung.

Kalsium dalam darah didistribusikan sebagai ion kalsium bebas (50%), terikat protein,

sebagian besar albumin (40%) dan 10% terikat anion seperti bikarbonat, sitrat, fosfat

dan laktat. Namun, hanya kalsium terionisasi yang dapat digunakan oleh tubuh dalam

proses vital seperti kontraksi otot, fungsi jantung, transmisi impuls saraf, dan

pembekuan darah. ISE 9180 Analyzer mengukur bagian terionisasi dari total kalsium.

Pada kelainan tertentu seperti pankreatitis dan hiperparatiroidisme, kalsium

terionisasi merupakan indikator diagnosis yang lebih baik daripada kalsium total.

Kalsium yang meningkat dapat hadir dalam berbagai jenis keganasan, dan pengukuran
kalsium dapat berfungsi sebagai penanda biokimia. Secara umum, kalsium terionisasi

mungkin sedikit lebih sensitif, pengukuran kalsium terionisasi atau total memiliki

kegunaan yang hampir sama.

3.2 Fungsi Alat Electrolyte Analyzer

Alat electrolyte analyzer digunakan untuk membantu mengetahui nilai ion kalium,

ion natrium, ion klorida yang ada di dalam darah. Nilai normal elektrolit dalam tubuh

normal pada umumnya, yaitu :

Na+ = 136 – 145 mmol/L

K+ = 3,5 – 5,1 mmol/L

Cl+ = 98 – 108 mmol/L

Ca = 8,5- 10,5 mg/dL

Jika dilakukan pemeriksaan terhadap hasil yang tidak sesuai dengan range nilai

normal kadar elektrolit di atas maka, orang tersebut harus menerima perawatan medis

agar mendapat perawatan yang sesuai. Hal ini disebabkan karena elektrolit yang ada

dalam tubuh manusia sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh seseorang.

Elektrolit dalam tubuh manusia berhubungan dengan bekerjanya otot dan syaraf. Jika

kadar elektrolit dalam tubuh manusia tidak sesuai maka ciri-ciri yang utama yang

dirasakan oleh orang tersebut yaitu lemas, bahkan jika kadar elektrolit semakin rendah

bisa menyebabkan kematian.

Maka dari itu digunakan electrolyte analyzer untuk membantu pengukuran kadar

electrolyte didalam tubuh manusia melalui darah, serum, plasma maupun urin. Selain
itu alat electrolyte analyzer juga dapat mendeteksi ion garam, ion kalsium sampel bahan

kecil, dll.

3.3 Spesifikasi Electrolyte Analyzer Merek ILyte Tipe c

Spesifikasi dari alat Electrolyte Analyzer Merek ILyte Tipe C tercantum pada Tab

el 3.1 dan gambar alat ada di Gambar 3.1. Spesifikasi merupakan tolak ukur yang

digunakan untuk memberikan gambaran daya, kemampuan, atau jumlah dan besaran

suatu rangkaian alat.

Gambar 3. 1 Electrolyte Analyzer Merek ILyte Tipe C

Tabel 3. 1 Spesifikasi Electrolyte Analyzer Merek Ilyte C

Nama alat Electrolyte analyzer


Model Ilyte
Seri C
Sampel Darah utuh, serum,dan plasma
Ukuran sampel 100 µL Darah utuh, serum atau plasma
Suhu sampel 37,0º ± 0,1ºC
Waktu analisis 60 detik
3.4 Bagian-bagian Kompenen Rakitan depan Alat Electrolyte Analyzer
Merek Ilyte

3.4.1 Komponen Rakitan Depan

Bagian menjelaskan rakitan utama dan komponen rakitan depan ILYte. Lihat pada

Gambar 3.1, Gambar 3.2, dan Gambar 3.3 untuk lokasi masing-masing komponen.

1. Perumahan Depan : kotak depan alat analisa


2. Perakitan Catu Daya
- Memberi kekuatan pada penganalisa
- Sambungan modul masuk untuk kabel daya Tempat sekering
menampung 2 sekering
- Kabel catu daya menghubungkan catu daya ke unit CPU
3. Perakitan CPU
- Berisi papan CPU dengan komponen digital dan input sensor analog
- Firmware (EPROM) berisi perangkat lunak
- Port antarmuka untuk Autosampler dan RS-232 untuk perangkat serial
4. Perakitan Tampilan
- Menampilkan petunjuk/hasil ILYte di layar LCD
- Layar LCD
- Kabel layar menyambungkan layar dan PCB sakelar Ya/Tidak ke unit
- CPU Kabel detektor sampel menghubungkan detektor sampel ke papan
PCB sakelar Ya/Tidak
5. Perakitan Pompa
- Pompa peristaltik untuk memindahkan cairan melalui alat analisa
- Motor pompa menggerakkan pompa
- Rakitan kepala pompa berisi badan pompa, rol Kabel motor
- Pompa menghubungkan pompa ke rakitan CPU
6. Perakitan Motor Penyelidik
- Menggerakkan lengan probe
- Motor probe dengan sekrup utama menggerakkan sekrup utama
- Braket pemasangan menahan rakitan motor sekrup utama probe pada
tempatnya. Sensor posisi probe memposisikan skala posisi probe.
- Kabel sensor menghubungkan sensor ke unit CPU Skala
- posisi probe memposisikan lengan probe
- Kabel motor probe menghubungkan motor ke unit CPU
7. Perakitan Pencetak
- Mencetak salinan hasil, analisa dan hasil analisa, diagnostik, atau
pemeliharaan
- Kabel printer menghubungkan printer ke unit CPU
8. Lengan Penyelidik
- Memegang dan menggerakkan probe untuk mengaspirasi sampel dan
kalibran
- Batang pemandu memungkinkan lengan probe bergerak secara
vertikal
9. Jack Elektroda : Menghubungkan elektroda ke unit
Gambar 3.1 Rakitan Depan - Tampak Belakang

Gambar 3.2 Rakitan Depan - Tampak Sisi Kanan


Gambar 3.3 Rakitan Depan - Tampak Sisi Kiri
3.4.2 Komponen Rakitan Rumah Elektroda
Bagian ini menjelaskan komponen rakitan elektroda ILYte. Lihat Gambar 3.4
dan 3.5 untuk lokasi masing-masing komponen.

- Elektroda natrium, kalium, klorida, litium, referensi


- Detektor Sampel mendeteksi keberadaan udara/cairan, mengatur posisi sampel di
dalam elektroda
- Larutan Pengisian Internal Larutan 2 molar KCI, bertindak sebagai 'jembatan
garam' dengan elektroda referensi
- Fill Plug mencegah larutan pengisian internal menguap
- Rakitan Membran menghubungkan elektroda referensi dengan elektroda lainnya

Gambar 3.4 - Rakitan Rumah Elektroda (3 saluran)


Gambar 3.5 - Rakitan Rumah Elektroda Na/K/Ca/pH
3.4.3 Komponen Perakitan Belakang

Bagian ini menjelaskan komponen Rakitan Belakang ILYte. Lihat Gambar 3.6
untuk lokasi masing-masing komponen.

- Casing belakang Housing Belakang


- Label mengidentifikasi nomor seri

Gambar 3.6 Rakitan Belakang


3.5 Blok Diagram Alat Analyzer Elektrolit Ilyte C

Gambar 3.5 Blok Diagram Alat Elektrolit Analyzer Ilyte C

3.6 Prinsip Kerja Blok Diagram Alat Elektrolit Analyzer Ilyte C

Prinsip kerja yang ada di diagram blok, berawal dari PLN sebagai sumber tegangan,

memberikan catu tegangan dan arus ke catu daya memberikannya ke seluruh rangkaian

dan mengubah aliran dari AC ke DC. Kemudian user (pengguna) memberikan input

atau perintah dengan keypad untuk dilakukan pemrosesan ke mikrokontroler sehingga

mengaktifkan pipet otomatis untuk diturunkan dan siap dilakukan uji coba dengan

memasukkan sampel pada probe, dan motor peristaltic akan bekerja mengalirkan

sampel atau cairan. Sampel atau cairan tersebut akan melewati measuring chamber

dimana terdapat elektroda ( Na, K, Cl ). Pada measuring chamber cairan atau sampel

akan melakukan proses pembacaan dan hasil pembacaan dari elektroda akan dikirim ke

mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi sebagai mengatur kinerja atau pemrosesan

alat berdasarkan input atau perintah yang diberikan dan juga mengubah data sinyal
menjadi angka atau huruf. Kemudian display berfungsi menampilkan hasil pemrosesan

mikrokontroler berupa angka atau huruf bersamaan dengan printer akan mencetak hasil

pembacaan pada kertas thermal.

3.7 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Dalam pengoprasian alat perlu diperhatikan beberapa standar pengoprasian alat, yaitu

sebagai berikut :

1. Persiapan Alat

 Pastikan bahwa alat elektrolit analyzer dalam kondisi baik dan terkalibrasi.

 Nyalakan alat dan tunggu hingga proses inisialisasi selesai.

 Lakukan quality control test menggunakan standard atau sampel kontrol.

2. Persiapan Sampel

 Kumpulkan sampel darah/urine dalam tabung yang sesuai. Ikuti prosedur

pengambilan sampel yang benar.

 Pastikan volume dan jenis sampel sesuai spesifikasi alat.

 Homogenkan sampel dengan baik sebelum dianalisis.

3. Pengaturan Alat:

 Pilih parameter elektrolit yang ingin diukur (seperti natrium, kalium, klorida,

dll.).

 Tentukan pengaturan analisis yang sesuai, seperti volume sampel yang

dibutuhkan.
4. Running Sampel

 Masukkan data pasien dan sampel ke dalam software alat.

 Pipet sampel ke dalam kuvet sesuai volume yang dibutuhkan.

 Letakkan kuvet pada alat dan mulai proses pengukuran.

 Hasil akan muncul pada layar komputer yang terhubung dengan alat.

5. Selesai Pengukuran

 Buang sisa sampel dan bersihkan alat sesuai prosedur.

 Matikan alat dan tutup rapat untuk melindungi dari debu dan kotoran.

6. Perekaman Data

 Rekam hasil pengukuran ke dalam sistem rumah sakit atau arsipkan sesuai

protokol.

 Buat salinan hasil jika diminta pasien.

3.8 Prosedur uji standar alat elektrolit analyzer iLyte C

Dengan menggunakan sampel urine melibatkan langkah-langkah

berikut:

1. Persiapkan Alat dan Bahan:

 Pastikan analyzer dan perangkat terkait dalam kondisi baik.

 Siapkan sampel urine yang diambil dengan benar dan disimpan sesuai

prosedur.

2. Kalibrasi:
3. Verifikasi Kinerja:

 Lakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan standar elektrolit.

 Pastikan setiap parameter elektrolit memiliki nilai yang sesuai setelah kalibrasi.

 Gunakan kontrol kualitas untuk memastikan alat berkinerja sesuai dengan

spesifikasi produsen.

 Lakukan pengujian kontrol secara berkala selama penggunaan rutin.

4. Persiapkan Sampel:

 Campur sampel urine dengan zat pereaksi sesuai petunjuk alat.

 Pastikan sampel homogen sebelum dimasukkan ke dalam analyzer.

5. Pengukuran:

• Masukkan sampel ke dalam analyzer dan jalankan proses pengukuran.

 Perhatikan hasil yang ditampilkan untuk setiap parameter elektrolit.

6. Validasi Hasil:

 Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai referensi atau metode konfirmasi

lainnya.

 Pastikan hasil sesuai dengan rentang yang diizinkan.

7. Dokumentasi:

 Catat hasil pengukuran, tanggal, dan kondisi pengujian.

 Simpan data untuk referensi dan audit.

8. Perawatan Rutin:

 Lakukan perawatan dan kalibrasi rutin sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

oleh produsen.
 Ganti atau perbaiki komponen yang diperlukan.

9. Pelatihan Operator:

 Pastikan operator terlatih dan memahami prosedur penggunaan alat dengan

benar.

3.9 Prinsip kerja alat elektrolit analyzer ILyte C

ILyte C menggunakan teknologi Ion Selective Electrode (ISE) untuk mengukur

kadar elektrolit dalam sampel. ISE bekerja dengan cara mengukur aktivitas ion spesifik

di dalam larutan. Setiap elektrolit (natrium, kalium, klorida, dll) memiliki ISE sendiri

yang sensitif terhadap ion tertentu. ISE ini terdiri dari membran selektif ion yang hanya

dapat ditembus oleh ion tertentu. Ketika sampel dimasukkan, ion yang ingin diukur

akan berdifusi melewati membran dan menghasilkan beda potensial listrik yang

proporsional dengan konsentrasi ion tersebut. Potensi listrik ini kemudian dideteksi dan

diubah menjadi konsentrasi spesifik ion dengan bantuan kurva kalibrasi. Selain itu,

ILyte C dilengkapi sistem referensi dan pengukuran suhu otomatis untuk memastikan

akurasi dan presisi pengukuran. Hasil akhir pengukuran ditampilkan pada layar dalam

satuan konsentrasi elektrolit tertentu, seperti mmol/L untuk natrium, kalium dan klorida.

3.10 Langka langka proses yang mengeluarkan hasil dari ILyte C :

Berikut ini adalah langkah-langkah proses ILyte C dalam mengeluarkan hasil

pengukuran kadar elektrolit:


1. Sampel dimasukkan

 Operator memasukkan sampel (serum/plasma/urine) ke dalam alat ILyte C.

2. Pengenceran dan pipetting sampel

 ILyte C akan mengencerkan sampel secara otomatis.

 Kemudian sampel dipipet secara otomatis ke dalam kuvet reaksi.

3. Pengukuran sampel

 Sampel bereaksi dengan ISE (Ion Selective Electrode) untuk menghasilkan

sinyal potensial listrik.

 Sinyal ini dikonversi menjadi konsentrasi spesifik ion.

4. Validasi dan koreksi

 Dilakukan validasi dengan sensor urine dan darah.

 Jika perlu, hasil dikoreksi sesuai pengenceran.

5. Hasil ditampilkan

 Konsentrasi ion natrium, kalium, klorida, dan ion lain ditampilkan pada layar

ILyte C.

 Hasil dapat dicetak atau diekspor ke komputer.

6. Buang sampel dan bersihkan alat

 Sampel dibuang dan probe dibersihkan secara otomatis.

 ILyte C siap untuk pengukuran sampel berikutnya.


3.11 Cara sensor mendeteksi urine dan darah pada alat elektolit analyzer ILyte C

Sensor pada alat elektrolit analyzer ILyte C mendeteksi adanya urine dan darah

dalam sampel dengan cara sebagai berikut:

1. Deteksi urine

 ILyte C dilengkapi sensor konduktivitas yang mengukur kemampuan larutan

untuk menghantarkan listrik.

 Urine memiliki konduktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan serum/plasma

darah.

 Jika konduktivitas sampel terdeteksi sangat tinggi (>20 mS/cm), maka ILyte C

akan menunjukkan peringatan bahwa sampel tersebut mengandung urine.

2. Deteksi darah

 ILyte C menggunakan spektrofotometer untuk mengukur absorbansi sampel

pada panjang gelombang tertentu.

 Hemoglobin dalam darah akan menyerap cahaya pada panjang gelombang

sekitar 600 nm.

 Jika absorbansi sampel terlalu tinggi pada panjang gelombang ini, maka ILyte C

akan mendeteksi adanya kontaminasi darah dalam sampel.

3. Pengenceran otomatis

 Jika terdeteksi urine atau darah, ILyte C secara otomatis akan mengencerkan

sampel agar konsentrasi elektrolit yang terbaca menjadi akurat.


BAB IV

PENUTUP

Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam kurun waktu 1 (satu)

bulan lamannya, yang bertempat di PT Dexa Arfindo Pratama Yogyakarta, penulis

berkesempatan untuk mendapatkan proses belajar yaitu dengan turut serta bekerja

langsung pada perusahaan, sehingga dengan adanya PKL ini didapatkan berbagai

macam pengalaman yang berhubungan dengan penerapan ilmu. Sehingga penulis dapat

mempelajari dan mengetahui bagaimana dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan

adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah membuka wawasan

berpikir mengenai sejauh mana peran, tugas dan tanggung jawab seorang calon Teknisi

Elektromedik.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam laporan, penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Elektrolit analyzer digunakan untuk menganalisis kadar elektrolit

(garam dan mineral) dalam darah, urine, atau cairan tubuh

lainnya. Kadar elektrolit yang diukur meliputi natrium, kalium,

klorida, dan kalsium.

2. Alat ini bekerja dengan prinsip potensiometri menggunakan

elektroda ion-selektif. Masing-masing elektroda dirancang khusus

untuk mendeteksi ion tertentu.


3. Hasil pemeriksaan elektrolit analyzer penting untuk mendiagnosis

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, seperti

dehidrasi, hiponatremia, hiperkalemia, dll.

4. Kelebihan elektrolit analyzer antara lain prosedur yang cepat dan

akurat, hanya membutuhkan sedikit sampel, dan bisa

menganalisis beberapa parameter elektrolit sekaligus.

5. Namun perlu dilakukan kalibrasi dan perawatan berkala agar hasil

pemeriksaan akurat. Operator juga perlu terlatih mengoperasikan

alat ini.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan, pada

dasarnya penelitian ini berjalan baik. Namun bukan suatu kekeliruan apabila peneliti

ingin mengemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kemajuan

pendidikan pada umumnya. Adapun saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam kembali

mengenai alat-alat apa yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penelitian.

2. Hendaknya para peneliti selanjutnya lebih mengembangkan ruang lingkup

penelitian, mengingat penelitian yang dilaksanakan ini belum sepenuhnya bisa

menggambarkan pemenuhan kelengkapan. Dalam proses pengumpulan data,

hendaknya menggunakan teknik yang diperkirakan dapat lebih optimal dalam

mendapatkan data yang diperlukan.


5.1 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai