DI
Disusun Oleh :
(111.16.00025)
SERPONG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAGA/PERUSAHAAN
Mengetahui Mengetahui
Yang Berwenang Pembimbing Lapangan
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
i
3.3 Programmable Logic Control............................................................................................. 18
3.4 Relay .................................................................................................................................. 19
3.5 Motor Servo AC ................................................................................................................. 20
3.6 Sensor ................................................................................................................................ 21
3.6.1 Sensor Ultrasonik ........................................................................................................... 21
3.6.1.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.............................................................................. 22
3.6.1.2 Aplikasi Sensor Ultrasonik ................................................................................... 22
3.7 Power Supply..................................................................................................................... 23
BAB IV ....................................................................................................................................... 28
ANALISA MESIN BENDING PADA PRODUKSI TASO ................................................... 28
4.1 Analisa Produksi Mesin Bending ....................................................................................... 28
4.2 Rangkaian Elektronika Mesin Bending .............................................................................. 31
BAB V......................................................................................................................................... 33
PENUTUP .................................................................................................................................. 33
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 34
ii
Gambar 2.0.1 Tower Tatalogam Lestari ....................................................................................... 8
Gambar 2.0.2 Struktur Organisasi Tatalogam Lestari ................................................................... 8
Gambar 0.1 Module Relay .......................................................................................................... 20
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga telah terselesainya laporan kerja praktek yang berjudul ―Analisa Mesin
Bending pada Produksi Taso di PT. Tatalogam Lestari ini dapat diselesaikan.
Kerja praktek ini dimulai pada tanggal 5 Agustus – 7 September 2019. Kerja
praktek ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Strata Satu (S1) di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Indonesia.
Selama berlangsungnya kegiatan dan penulisan laporan Kerja Praktek ini, telah
banyak dukungan, bantuan, arahan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga laporan
kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik.
iv
melaksanakan Kerja Praktek.
7. Kepala PT. Tatalogam Lestari. Atas izin tempat pelaksanaan kerja praktek.
8. Bapak Yudistira Yusandi, selaku Pembimbing Lapangan I, yang telah memberikan saran
dan bimbingan dalam pelaksanaan dan penulisan laporan Kerja Praktek.
9. Ibu Enny Yuliatti, ST, yang telah mambantu penulis mengizinkan Kerja Praktek di PT.
Tatalogam Lestari
10. Segenap karyawan maupun teknisi PT. Tatalogam Lestari atas kerjasamanya dan
bantuannya dalam Kerja Pratek ini.
11. Teman-temaan Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia angkatan tahun 2016 atas
doa dan dukungannya.
12. Segenap pihak yang membantu secara langsung maupun secara tidak langsung dalam
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. Terima kasih.
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua. Amin. Penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam laporan ini. Kesempurnaan
hanya milik Allah SWT, kesalahan berasal dari manusia. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu matakuliah wajib yang ada di Program Studi
Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia. Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan program Strata Satu (S-1). Kegiatan ini bersifat observasi kerja dalam
rangka memperluas wawasan pengetahuan dan pengembangan cara berpikir mahasiswa
secara logis dan sistematis pada suatu Industri atau instansi.
Sasaran yang diharapkan dari dilaksanakan Kerja Praktek ini adalah menambah
pengalaman praktis mahasiswa di lapangan, sehingga benar-benar siap ketika diterjunkan
ke dunia kerja. Dengan tujuan itulah untuk mecapai hasil yang optimal dibutuhkan
kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industri, intansi
pemerintah dan swasta dengan tujuan penukaran informasi serta menyamakan korelasi
antara ilmu pengetahuan di perguruan tinggi dan aplikasinya dalam dunia industry, sehingga
pengenalan dunia industri sedini mungkin sangat diperlukan untuk menunjang hal tersebut,
maka salah satu cara yang dilakukan oleh Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi
Indonesia adalah mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kerja Praktek di Industri
atau intansi dengan bidang studi mahasiswanya.
Kegiatan kerja praktek ini berlangsung di PT. Tatalogam Lestari bertujuan untuk
mengetahui prosedur dalam produksi baja ringan yang memiliki kualitas tinggi yang mampu
bersaing dalam pasaran. Produk yang dihasilkan berupa Taso, Sakura Roof, dan lainnya.
Pada system produksinya menggunakan mesin bending yang diproses menggunakan PLC
jenis Mitsubishi.
Baja ringan merupakan salah satu jenis bahan bangunan yang saat ini banyak di
pakai untuk membuat rumah, atap rumah, pagar minimalis depan rumah dan juga lain
sebagainya yang memang lebih simpel menggunakan bahan baja ringan. Selain kuat, bahan
baja ringan juga memiliki banderol harga yang diklaim lebih murah dibandingkan dengan
bahan-bahan lain seperti kayu dan bambu yang kerap digunakan oleh para tukang bangunan
1
untuk merangkai sebuah atap rumah. Seiring berkembangnya zaman, atap-atap rumah
seperti atap pelana sudah banyak diganti dengan menggunakan atap baja ringan yang
memang memiliki daya tahan yang kuat dan anti karat serta mampu menopang beban yang
cukup berat.
Dengan menggunakan baja ringan, PT. Tatalogam Lestari membuat inovasi produk
yang bernama Taso. Merek Taso produk baja ringan dari PT Tatalogam Lestari hadir
sebagai kaso dan reng pengganti kuda-kuda kayu atau baja. Inovasi Taso dimulai sejak tahun
2004 untuk sektor perumahan dengan mengedepankan kualitas yang kekuatannya tidak ada
pada kayu, bahannya ringan sehingga dapat menghemat biaya konstruksi. Di setiap batang
produk Taso tercatat spesifikasi produk dan ketebalan bahan baku dengan jelas. Penggunaan
bahan Zincalume dengan lapisan sesuai spesifikasi standar internasional dihadirkan untuk
memberikan performa baik pada setiap batangnya.
Peningkatan nilai penjualan Taso setiap tahunnya hampir mencapai sekitar 20-30%.
Selama tahun 2016, total produksi Tatalogam mencapai 30 juta batang Taso. Proyeksinya
sekitar 30-35% untuk pertumbuhannya. Kini market share Taso mencapai 65% berdasarkan
data dari bahan baku. Taso menjadi salah satu produk Tatalogam yang dipasarkan secara
nasional. Jaringan distribusi di seluruh Indonesia senantiasa tercukupi dengan ketersediaan
produk melalui 7 kantor cabang, 177 distributor dan sub-distributor, 16 roofmart, 6 roofmart
express, dan 5.000 outlet. Terobosan inovasi Tatalogam ingin mengubah rangka kayu
menjadi baja ringan yang ramah lingkungan, tahan karat, anti rayap, ringan dan presisi
dalam pemasangannya. Pendistribusiannya telah menyeluruh dari Aceh hingga Papua
melalui 5000 lebih jaringan distribusi. Untuk merek Taso tidak ada rencana ekspansi ke
pasar global, namun produk Tatalogam lainnya yaitu atap genteng baja telah dipasarkan
hingga ke Timur Tengah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum kerja praktek kali ini antara lain :
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dalam bentuk kerja
praktek.
2. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan yang
diterapkan pada kerja praktek dan menelaahnya apabila terjadi perbedaan-perrbedaan atau
2
penyesuaian.
3. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di Lapangan dan menyesuaikan diri dengan
kondisi di Lapangan pekerjaan yang nantinya akan ditekuni oleh para lulusan.
4. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) di Jurusan Teknik
Elektro, Institut Teknologi Indonesia.
1. Dapat memahami penggunaan PLC pada mesin bending dalam produksi Taso.
2. Dapat mempelajari langkah-langkah menggunakan mesin bending untuk produksi.
3. Dapat memperhitungkan hasil produksi Taso dalam satu roll coil tiap harinya.
4. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) di Jurusan Teknik
Elektro, Institut Teknologi Indonesia.
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi penulis yang apabila
telah menyelesaikan perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia
kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan
menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
dengan praktek di lapangan, khususnya di PT. Tatalogam Lestari.
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara Institut Teknologi Indonesia dengan PT. Tatalogam
Lestari, sehingga memungkinkan ketenagakerjaan ataupun kerjasama
3
b. Mendapatkan masukan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga selalu
mengikuti perkembangan lembaga atau institusi.
1. Laporan ini hanya membahas mengenai hasil produksi Taso menggunakan mesin Bending
yang digerakan menggunakan PLC jenis Mitsubishi dan sedikit membahas mengenai cara
kerjanya.
Selain dari tugas harian, penulis mencari data lain mengenai produksi Taso
melalui internet. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa situs online untuk
menemukan data yang diharapkan oleh penulis.
Dalam studi lapangan, terdiri dari beberapa teknik yang dilakukan, yaitu :
4
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak
langsung gejala gejala yang sedang berlangsung. Dalam hal ini penulis mencari informasi
dan data data yang diperlukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk membuat alat
pemeraman buah-buahan dan melihat proses kerja alat tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik untuk mengumpulkan suatu informasi yang relavan dengan
hal yang terkait dengan kerja praktek dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di
lapangan. Dalam hal ini penulis bertanya kepada pembimbing lapangan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan ruang peeraman buah-buahan.
BAB I PENDAHLUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu dan temoat
pelaksanaan, manfaat kerja praktek, batasan masalah, metodologi pengumpulan data dan
sistematika penulisan.
6
BAB II
7
Gambar 1 Tower Tatalogam Lestari
2.2.1 Visi :
Solusi Rumah Berbasis metal untuk Indonesia.
2.2.2 Misi :
Ringan, Kuat dan Cepat.
8
2.4 Kondisi Wilayah Tatalogam Lestari
PT. Tatalogam Lestari tower berada di Jl. Arjuna Utara No.89, RT.8/RW.1, Duri
Kepa, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510.
9
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Otomatisasi Industri
Secara harfiah pengertian otomasi adalah teknik untuk membuat perangkat, proses,
atau sistem berjalan secara otomatis, status pada saat dioperasikan secara otomatis,
mengendalikan operasi secara otomatis perangkat, proses, atau sistem dengan alat mekanis
atau elektronis yang menggantikan organ manusia untuk observsi, usaha, dan pengambilan
keputusan.
Sejarah perkembangan sistem otomasi bermula dari governor sentrifugal yang
berfungsi untuk mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat oleh james watt pada abad ke
delapan belas. Dengan semakin berkembangnya komputer maka peran-peran dari sistem
otomasi konvensional yang masih menggunkan peralatan-peralatan mekanik sederhana
sedikit demi sedikit memudar. Penggunaan komputer dalam suatu sistem otomasi akan
menjadi lebih praktis karena dalam sebuah komputer terdapat milliaran komputasi dalam
beberapa milli detik, ringkas karena sebuah PC memiliki ukuran yang relatif kecil dan
memberikan fungsi yang lebih baik daripada pengendali mekanis.
10
pemrograman merupakan hal yang wajib ada.
c. Sistem Kontrol
Sistem kontrol merupakan bagian penting dalam sistem otomasi. Apabila suatu
sistem otomasi dikatakan layaknya semua organ tubuh manusia seutuhnya maka sistem
kontrol merupakan bagian otak / pikiran, yang mengatur dari keseluruhan gerak tubuh.
Sistem kontrol dapat tersusun dari komputer, rangkaian elektronik sederhana, peralatan
mekanik. Hanya saja penggunaan rangkaian elektronik, perlatan meknik mulai ditinggalkan
dan lebih mengedepankan sistem kontrol dengan penggunaan komputer dan keluarganya
(PLC, mikrokontroller).
Pada bagian ini bending dalam industri dijelaskan Bending adalah proses
deformasi secara plastik dari logam terhadap sumbu linier dengan hanya sedikit
atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan tekanan
piston pembentuk dan cetakan (die) Sepotong besi dapat menjadi bengkok akibat
tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang disebut bending.
Biasanya pekerjaan bending menggunakan sepotong besi panjang, lembaran logam
11
ataupun piring. Bending biasanya memakai die berbentuk V, U, W atau yang
lainnya. Bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral mengalami
tarikan, sedangkan pada sisi lainnya mengalami tekanan.
12
3.2.2 Sejarah Pembentukan Logam
Sejarah pembentukan logam dimulai sejak zaman pra sejarah yang
diperkirakan dalam rentang waktu antara tahun 4000 sampai 3000 S.M.
Perkembangan pembentukan logam ini diawali pada pembuatan-pembuatan asesoris
atau hiasan-hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang, peralatan rumah tangga
dan sebagainya. Bahanbahan logam ini umumnya terbuat dari bahan perunggu dan
kuningan. Proses pengerjaan yang dilakukan untuk pembuatan peralatan ini
dilakukan secara manual dengan proses pengerjaan panas maupun dingin.
13
3.2.3 Beberapa Proses Mesin Bending
Proses Bending sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain :
1. Angel Bending
Angle bending adalah pembentukan plat atau besi dengan menekuk bagian
tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan.
14
Gambar 7 Proses Press Brake Bending
3. Draw Bending
Draw bending yaitu pekerjaan mencetak plat dengan menggunakan roll
penekan dan cetakan.
4. Roll Bending
Roll bending yaitu bending yang biasanya digunakan untuk membentuk
silinder, atau bentuk-bentuk lengkung lingkaran dari pelat logam yang
disisipkan pada suatu roll yang berputar.
15
Gambar 9 Proses Roll Bending
5. Roll Forming
Dalam roll pembentukan, bahan memiliki panjang dan masing-masing bagian
dibengkokkan secara individual oleh roll. Untuk menekuk bahan yang
panjang, menggunakan sepasang roll yang berjalan.
6. Seaming
Seaming adalah operasi bending yang digunakan untuk menyambung ujung
lembaran logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan dibentuk
dengan rol-rol kecil yang disusun secara berurutan.
16
Gambar 3.9 Proses Seaming
7. Straightening
Merupakan proses yang berlawanan dengan bending , digunakan untuk
meluruskan lembaran logam .
17
8. Flanging
Proses Flanging sama dengan seaming hanya saja ditunjukkan untuk melipat
dan membentuk suatu permukaan yang lebih besar.
18
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
3.4 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50
mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
19
Gambar 11 Module Relay
Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Penjelasan sederhananya
begini, posisi poros output akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti
yang di inginkan atau belum, dan jika belum, maka kontrol input akan mengirim sinyal
kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan. Untuk lebih
jelasnya mengenai sistem kontrol loop tertutup, perhatikan contoh sederhana beberapa
aplikasi lain dari sistem kontrol loop tertutup, seperti penyetelan suhu pada AC, kulkas,
setrika dan lain sebagainya.
20
Gambar 3.14 Motor Servo AC
3.6 Sensor
Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena
fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baikarus listrik ataupun
tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal
elektrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan
sebagainya. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panasmenjadi
besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.Karakteristik sensor ultrasonik
ditentukan dari pantulan gelombang ultrasonic dari benda yang ada didekatnya [ 4 ].
21
Gambar 3.15 Sensor Ultrasonik
22
digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral, minyak bumi, dan lain
sebagainya.
23
Power supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
24
secara langsung daninput-nya dan power supply switching yang harus
mengkonversi tegangan inputke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.[ 9 ]
Semua pasokan listrik dari input daya, yang menerima energi dari
sumber energi, dan output daya yang memberikan energi ke perangkat lain
komputer. Dalam hal ini pasokan listrik dari input daya dan output terdiri dari
konektor listrik atau koneksi sirkuit tertanam, meskipun beberapa pasokan
26
listrik menggunakan perpindahan energi nirkabel sebagai pengganti koneksi
galvanik untuk input daya atau output. Beberapa pasokan listrik memiliki jenis
lain dariinput dan output juga, untuk fungsi-fungsi seperti monitoring dan
kontrol eksternal.[ 9 ]
Cara kerja power supply dalam hal pasokan listrik dikategorikan dalam
berbagai cara, termasuk dengan fitur fungsional. Sebagai contoh, sebuah
power supply yang diatur adalah salah satu yang mempertahankan tegangan
outputkonstan atau arus meskipun variasi arus beban atau tegangan input. [ 9 ]
Sebaliknya, output dari power supply yang tidak diatur dapat berubah
secara signifikan ketika tegangan input atau perubahan beban saat.
Pasokan listrik adjustable memungkinkan tegangan output atau arus yang
akan diprogram oleh kontrol mekanik tombol-tombol pada panel depan power
supply, atau dengan berarti dari masukan kontrol, atau keduanya. [ 9 ]
Pengaturan catu daya harus dilakukan dengan baik, karena catu daya
terisolasi memiliki output daya elektrik yang independen dari masukan
energi, ini berbeda dengan pasokan listrik lain yang berbagi koneksi umum
antara inputdaya dan output. Pasokan listrik yang dikemas dalam cara yang
berbeda dan diklasifikasikan sesuai. [ 9 ]
27
BAB IV
ANALISA MESIN BENDING PADA PRODUKSI TASO
Mesin bending pada produksi Taso digerakkan oleh PLC Mitsubishi dengan tipe seri
MR-J2S-20DA. PLC digunakan sebagai proses untuk menjalankan mesin Bending dalam
pembentukan bahan logam untuk mengubahnya menjadi produk dari PT. Tatalogam Lestari,
yaitu Taso. Dari beberapa komponen yang terdapat pada mesin bending, salah satunya
terdapat Relay yang berfungsi sebagai pengatur delay pada sistem yang digunakan oleh
mesin bending tersebut.
Sebelum dilakukan proses produksi, hal pertama yang dilakukan adalah menginput
nomor KPC yang mana memberikan identitas pada tiap satu coil yang digunakan. Nomor
KPC tersebut harus diinput pada sistem agar mesin Bending berjalan untuk memproduksi
28
Taso. Nomor KPC yang telah disiapkan akan diinput ke website perusahaan dan akan diinput
kedalam mesin Bending menggunakan jaringan LAN. Dan mesin Bending yang sudah
membaca nomor KPC tersebut sudah siap digunakan untuk memproduksi Taso.
Akses untuk menyalakan mesin bending tersebut haruslah dinyalakan oleh operator
mesin, yang mana menyalakan mesin tersebut menggunakan kartu identitas yang sudah
disimpan pada device dan akan diproses oleh device apabila ID Card tersebut dikenali.
Namun, jika aksesnya ditolak mesin tidak akan menyala sampai mesin menemukan ID Card
yang dikenali. Dalam hal ini mesin bending menggunakan RF ID untuk mengetahui identitas
dari operator yang akan menjalankan proses produksi Taso.
Ketika mesin sudah menyala karena device mengenali data dari ID Card operator maka
mesin siap memproduksi Taso. Sebelum memproduksi, mesin bending akan menghitung
estimasi produk yang akan diproduksi oleh mesin bending tersebut. Misal, dalam satu koil
biasanya ukuran panjangnya sekitar 1000 meter, dimana akan dianalisa oleh mesin dengan
program yang sudah dibuat. Menggunakan operator matematika, maka mesin akan
mengestimasi jumlah produk yang akan diproduksi.
Jika panjang koil 1000 meter, biasanya mesin akan mengestimasi hasil sebesar 164
buah Taso. Akan tetapi estimasi tersebut tidak sepenuhnya akurat, karena setiap mesin
memiliki nilai error. Dan jika dilakukan perhitungan, maka nilai error dari estimasi produksi
mesin Bending ini bernilai sekitar 1,2 %.
Dibawah ini adalah hasil produksi mesin bending dalam memproduksi Taso setiap
harinya :
29
REALISASI HASIL PRODUKSI
Quantity Est.Hasil
No. KPC
(Kg) (btg)
UTUH
Jika melihat dari data diatas, maka diambil kesimpulan rata-rata estimasi
mesin dan realisasi produk yang dihasilkan berbeda sekitar 2 buah tiap produksinya.
Mesin bending yang digunakan dalam produksi taso ini adalah mesin bending tipe
hidrolik, yang menggunakan sistem hidrolik untuk membentuk dan memberi
lekukan pada logam. Sehingga mampu membentuk taso yang sedemikian rupa.
30
4.2 Rangkaian Elektronika Mesin Bending
Pada pemotongan Taso pun menggunakan motor servo AC yang mana akan
memotong Taso ketika sudah sepanjang 6000 mm atau 6 meter. Dengan
menggunakan sensor ultrasonic untuk mengukur panjang dari Taso, dan panjang
Taso serta hasil produksi utuh akan ditampilkan pada LCD yang menggunakan
metode seventh segment seperti gambar dibawah ini.
31
Gambar 4.4 Display Panjang dan Kuantitas Produksi Taso
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mesin Bending yang digunakan memiliki nilai error sekitar 1,2%
33
DAFTAR PUSTAKA
[3] Apa itu PLC dan fungsinya. Diakses pada 8 September 2019. Dari
https://ndoware.com/apa-itu-plc.html
[6] Fungsi dan Cara kerja Mesin Bending. Diakses pada 9 September 2019.
Dari http://kadekaxcel22.blogspot.com/2015/10/mengenal-fungsi-dan-pengerjaan-
dengan.html
[8] Apa itu AC Servo Motor. Diakses pada 9 September 2019. Dari
https://laysander.com/news/apa-itu-ac-servo-motor
34