Disusun Oleh:
Abellio Nathanael Sitompul (0613 4041 1637)
Aryo Juliansyah Pratama (0613 4041 1639)
Popp Vamella Putri (0613 4041 1658)
Suci Ananda Putri (0613 4041 1660)
Kelompok: SIRIUS
Dosen Pembimbing : Dr. Neni Rochyani, M.T.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyusun makalah
mengenai Audit Energi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas studi
Managemen Energi dan untuk menambah wawasan mengenai Audit Energi.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi saat membuat makalah ini baik itu
secara materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penulis mengucap syukur dan berterima kasih
karena penulis dapat melewati semuanya itu sampai selesai dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu/Bapak
dosen, teman-teman serta orang tua penulis serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah dengan sabar memberikan bimbingannya serta dukungan hingga
selesainya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan untuk
kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
Daftar Gambar......................................................................................... v
Daftar Tabel............................................................................................. vi
1. Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3. Tujuan...................................................................................... 2
2. Pembahasan......................................................................................... 4
2.1. Pengertian Audit Energi.......................................................... 4
2.2. Tujuan Audit Energi................................................................ 5
2.3. Pentingnya Audit Energi......................................................... 6
2.4. Jenis-Jenis Audit Energi.......................................................... 7
2.5. Peraturan Mengenai Audit Energi........................................... 9
2.6. Klasifikasi Audit Energi.......................................................... 9
2.6.1. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energy
Audit=PEA)................................................................. 9
2.6.2. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energi Audit or Full
Audit).......................................................................... 10
2.7. Konsep Audit Energi............................................................... 11
2.8. Metodologi Pelaksanaan Audit Energi.................................... 11
2.8.1. Goal Seek Method......................................................... 12
2.8.2. Pareto Chart................................................................... 12
3
2.8.3. Metode 5W + 1H........................................................... 13
2.8.4. Metode Pengamatan dan Pengukuran........................... 13
2.9. Prosedur Pelaksanaan Audit Energi......................................... 14
2.10. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Audit Energi............................. 17
2.10.1. Survei Awal Industri...................................................... 19
2.10.2. Pelatihan (In-House Training)....................................... 20
2.10.3. Melakukan Pengkajian Energi....................................... 20
2.10.4. Analisis Data dan Peluang Penghematan Energi........... 23
2.10.5. Studi Kelayakan............................................................. 24
2.10.6. Diskusi........................................................................... 24
2.10.7. Menyusun Laporan........................................................ 25
2.11. Pembangunan Baseline............................................................ 25
2.12. Perangkat Pendukung Audit Energi......................................... 26
2.13. Keuntungan.............................................................................. 27
2.14. Aplikasi Audit Energi.............................................................. 28
3. Penutup................................................................................................ 41
3.1. Kesimpulan............................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ...............................................45
4
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah
industri, perusahaan, maupun instansi lain, karena memiliki tingkat
ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi untuk operasional usahanya.
Sehingga diperlukan upaya konservasi untuk mencapai tujuan efisiensi.
Energi listrik memilki kontribusi besar terhadap biaya operasional yang harus
dikeluarkan. Peranan listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya
kenaikan tarif dasar listrik yang mau tak mau memaksa berbagai pihak
berlomba-lomba untuk melakukan penghematan. Kenaikan harga listrik dunia
rata-rata 7% setahun, sedangkan Indonesia sudah dicanangkan akan ada
kenaikan 6% tiap 4 bulan. Salah satu alasan kenaikan harga ini adalah untuk
membangun pembangkit baru guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi
listrik. Jika setiap konsumen bisa menghemat antara 5 – 10% saja, maka ada
kemungkinan pada tahun ini tidak diperlukan pembangkit baru.
Pemerintah bisa ikut berperan untuk mendukung program penghematan
energi ini dengan memberikan insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya
program hemat energi ini memberikan keuntungan pada semua pihak,
konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening, perusahaan listrik tidak
dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah
rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar masalah
teknis semata, melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan
manajemen, terutama ditinjau dari segi keuangan.
Dalam Audit energi merupakan kegiatan penelitian pemaanfaatan energi
untuk mengetahui keseimbangan dan mengidentifikasi peluang-peluang
penghematan energi. Melalui audit energi, kita dapat mengetahui pola
distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi energi terbesar dapat
diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya peluang
potensi penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi.
2. Standard Audit
Ini merupakan audit energi yang jauh lebih komprehensif dan lebih
detail dibandingkan walk-through audit. Setiap fasilitas, peralatan, dan
sistem operasi suatu gedung akan dinilai dengan sangat seksama.
Perhitungan di lapangan dan tes-tes tertentu juga akan dilakukan untuk
mengetahui banyaknya jumlah penggunaan energi, serta jumlah energi
yang terbuang sia-sia. Selain itu, standard audit juga akan menyertakan
analisa dari segi ekonomi mengenai setiap rekomendasi penghematan
energi yang diajukan oleh auditor energi.
3. Computer Simulation
Audit energi jenis ini membutuhkan biaya yang paling besar bila
dibandingkan jenis audit yang lainnya. Hal ini dikarenakan computer
simulation memiliki sistem yang cukup kompleks. Sesuai dengan
namanya, computer simulation menggunakan software simulasi tertentu
untuk memprediksi performa suatu gedung atau sistem tertentu dan juga
untuk memperhitungkan dampak yang terjadi pada penggunaan energi
akibat adanya faktor eksternal, seperti perubahan cuaca dan kondisi
tertentu. Hasil audit dari computer simulation ini jelas jauh lebih lengkap,
mencakup mulai dari perhitungan perkiraan HVAC (Heating, Ventilation,
Air Conditioning) yang disimulasikan setiap jam sampai estimasi biaya
manajemen energi yang sangat detail. Pada dasarnya, audit energi dapat
dilakukan sendiri atau menggunakan jasa penyedia BPO. Itu semua
tergantung pada tingkat kesulitan audit yang ingin dilakukan, serta
ketersediaan tenaga pekerja dan pengetahuan untuk melakukan proses
audit energi. Walk-through audit sejatinya dapat dilakukan sendiri, namun
bila ingin meminta bantuan dari pihak ketiga, cari dan pilihlah auditor
energi yang paling bisa diandalkan dan terpercaya.
2.6.2. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energi Audit or Full Audit)
Audit energi rinci (DEA) adalah audit energi yang dilakukan
dengan menggunakan alat-alat ukur yang sengaja dipasang pada
peralatan untuk mengetahui besarnya konsumsi energi. Kegiatan ini
diikuti dengan analisis rinci penggunaan energi beberapa sistem.
Tujuan dari audit energi ini adalah untuk mengevaluasi kemungkinan
penghematan energi.
Audit energi rinci biasanya dilakukan setelah PEA, meskipun
sebenarnya audit energi ini dapat dilakukan sendiri, asalkan kegiatan
yang tercangkup dalam PEA dilakukan pada awal kegiatan audit.
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran tekanan, temperatur,
laju aliran fluida atau bahan bakar dan konsumsi energi listrik. Data-
data pengukuran tersebut kemudian digunakan untuk menghitung
besarnya konsumsi energi. Hal ini dilakukan dengan menerapkan
balance energi pada komponen atau sistem.
Hasil DEA berupa rekomendasi perubahan-perubahan sistem
atau komponen yang diperlukan dengan didasari oleh bukti-bukti
perhitungan agar diperoleh penghematan energi dan penghematan
biaya energi beserta cara-cara implementasinya.
2.8.3. Metode 5W + 1H
Digunakan untuk mencari akar masalah (sumber pemborosan
yang dapat dikonversi menjadi potensi / peluang hemat energi) pada
peralatan pengguna energi yang telah ditentukan dari hasil pareto
chart. Mekanisme pendekatan masalah menggunakan metode 5W +
1H, sebagai berikut :
Where; untuk menemukan dimana sumber yang berpotensi
terjadinya pemborosan energi.
What; untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan hingga
terjadinya pemborosan energi.
Why; untuk mengidentifikasi penyebab hal itu terjadi;
Who; untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi trigger (aktor
utama) terjadinya potensi pemborosan energi pada peralatan yang
sedang diteliti. Analisa berdasarkan 5M (Man / Manpower, Machine,
Material, Metode, Mother Nature / lingkungan kerja).
When; untuk mengidentifikasi waktu terjadinya masalah dapat
didiskusikan dengan operator apakah kejadiannya bersifat siklus,
tidak menentu ataukah ada pengaruh dari proses operasi peralatan
lain.
How; Bagaimana mengatasi akar masalah (sumber pemborosan
yang dapat dikonversi menjadi potensi/peluang hemat energi)
tersebut.
2.8.4. Metode Pengamatan dan Pengukuran;
Untuk melihat efektifitas dan performansi operasi peralatan
yang ada, data-data primer (pengamatan langsung dan hasil
pengukuran) dan data sekunder (log-sheet dan hasil wawancara)
sangat diperlukan untuk membantu di dalam analisa neraca massa dan
energi (Mass & Heat Balance). Hasil pengukuran yang diambil
berdasarkan pertimbangan peningkatan efektifitas dan effisiensi
peralatan (menghindari terjadinya penurunan performa akibat efek
kegiatan effisiensi energi).
Langkah 1:
Perencanaan keseluruhan kegiatan audit yang akan dilakukan.
Tindakan ini mencakup penentuan tujuan audit, pembagian fasilitas
pabrik menjadi bagian pelaksanaan atau cost center, pemilihan anggota
tim audit serta pemberian tanggung jawabnya, dan pemilihan instrumen
yang diperlukan.
Langkah 2:
Inisiasi pertemuan dan diskusi teknis dengan tim pendamping industri
objek.
Langkah 3:
Pengamatan singkat lapangan (walk-through survey) yang sekaligus
dapat melakukan in-house training terhadap tim pendamping industri
objek.
Langkah 4:
Pengumpulan data pemakaian energi dan data produksi yang
diambilkan dari bagian atau cost center tertentu (form data sheet, data
historis, dan lain-lain). Jika diperlukan, dapat diadakan uji coba sistem /
peralatan untuk mendapatkan data tambahan mengenai unjuk kerja dari
peralatan khusus serta unit-unit atau cost center tertentu.
Langkah 5:
Pengolahan data dan evaluasi awal untuk mendapatkan neraca energi,
neraca massa, intensitas energi serta mengidentifikasi peluang
penghematan energi (PPE). Hasil identifikasi PPE selanjutnya dianalisis
untuk menghasilkan daftar PPE berdasarkan besaran penghematan yang
mungkin diperoleh.
Langkah 6:
Presentasi dan diskusi dengan tim pendamping industri objek
terhadap berbagai temuan dan hasil daftar PPE awal yang diperoleh.
Langkah ini dilakukan sekaligus untuk melakukan klarifikasi berbagai
data dan informasi sehingga pada saat pelaksanaan analisis rinci
dilakukan dengan basis data dan informasi yang benar dan juga dapat
diterima oleh kedua pihak.
Langkah 7:
Melakukan evaluasi dan analisis rinci terhadap PPE yang diperoleh.
Langkah 8:
Menyusun laporan audit energi mencakup berbagai rekomendasi
PPE dan manajemen energi yang disampaikan kepada industri objek.
2.10.6. Diskusi
Penyelenggaraan diskusi dilakukan untuk memaparkan dan
membahas hasil-hasil audit energi beserta rekomendasinya dengan
pihak industri dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan
audit energi tersebut.
Sehingga secara agregat garis baseline akan berubah (lebih turun dan
lebih landai), sehingga untuk mendapatkan suatu tingkat produksi energi
yang dibutuhkan, kWh lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Dengan
demikian, disini akan terjadi efisiensi energi.
2.13. Keuntungan
Keuntungan dari audit energi:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi.
2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan.
3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang.
4.Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk
menyimpan energi.
5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan tenaga.
7. Mengurangi running costs.
2.14.
Aplikasi Audit Energi
- Tinjauan:
• Kekuatan Pencahayaan:
• Informasi Bangunan:
Nama Bangunan : Gedung E Kampus A Universitas Trisakti
Jakarta Barat
Pemakaian Daya
- Kebutuhan Pencahayaan
Untuk kebutuhan pencahayaan, digunakan lampu fluoresen 2 x
36 Watt dengan efikasi lampu sebesar 72 Lumen/Watt. Tabel 3.1
memperlihatkan pemakaian daya untuk kebutuhan pencahayaan
pada ruang kuliah.
Tabel 2.3 Pemakaian Daya Untuk Kebutuhan Pencahayaan
- Kebutuhan AC
Berdasarkan pengukuran pada AC, besar arus rata-rata pada AC
adalah 6,9 Ampere dengan tegangan 380 Volt dan cos φ 0,577.
Maka daya pada AC sekarang adalah sebagai berikut:
Rangkaian Sensor
Sebagai penerapan dalam penelitian ini, maka dibuat model
rancang bangun sensor PIR, seperti pada Gambar 2.7
Rp 4.876 .285,00
×100 =37,5 per bulan
Rp 13.003 .425,00
Rp 156.041.100,00 - Rp 97.525.680,00 = Rp
58.515.420,00
Dari audit energi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa :
Empat ruang kuliah yang termasuk ke dalam kriteria agak boros,
yaitu ruang AE 402, AE 502, AE 602, dan AE 702 dan enam
ruang kuliah yang termasuk kedalam kriteria boros, yaitu ruang
AE 401, AE 501, AE 503, AE 601, AE 603, dan AE 701
berdasarkan IKE.
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari bahasan yang telah dibahas adalah
1. Audit energi awal (AEA) dibagi menjadi dua bagian, yaitu Survei
Manajemen Energi dan Survey Energi (Teknis).
2. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan
identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efisiensi pada pengguna sumber energi dan pengguna
energi dalam rangka konservasi energi.
3. Tujuan audit energi adalah mengetahui penggunaan energi aktual
gedung serta mengetahui pilihan ECO yang paling tepat.
4. Hemat energi tidak berarti harus mengoperasikan sistem tanpa
menggunakan energi atau mengurangi energi yang diperlukan, tetapi
menghemat energi adalah merupakan pengurangan dan
menghilangkan pemborosan energi diseluruh bagian peralatan yang
menggunakan energi listrik sehingga tingkat kenyamanan yang sama
dapat tetap dipertahankan bahkan peningkatan dengan menggunakan
jumlah energi yang sedikit atau dengan menggunakan jumlah energi
yang sama untuk menghasilkan kenyamanan yang lebih tinggi tanpa
mengurangi hasil produksi.
5. Jenis-jeni audit energi ada 3, yaitu:
- Walk-through Audit
- Standard Audit
- Computer Simulation
6. Berikut undang-undang yang mengatur audit energi
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2009 tentang Konservasi Energi.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
- Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2012 tentang
Manajemen Energi.
7. Klasifikasi audit energi terbagi menjadi 2, yaitu:
- Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energi Audit
= PEA)
- Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energi Audit or Full
Audit)
8. Untuk mengukur besarnya efisiensi penghematan digunakan
parameter Benefit Cost Ratio (BCR) yang didefinisikan sebagai :
(Abdurarachim, 2002)
E.a.b
BCR=
C
Keterangan :
E = biaya energi tahunan, satuan uang
a = potensi energi tahunan, satuan uang, % dari harga E
b = realisasi biaya energi yang dapat dihemat,% dari harga a
c = biaya realisasi, satuan uang
9. Untuk melihat efektifitas dan performansi operasi peralatan yang ada, data-
data primer (pengamatan langsung dan hasil pengukuran) dan data sekunder
(log-sheet dan hasil wawancara) sangat diperlukan untuk membantu di dalam
analisa neraca massa dan energi (Mass & Heat Balance).
10. Metode yang digunakan untuk melakukan audit terbagi menjadi 4, yaitu:
- Goal Seek Method
- Pareto Chard
- Metode 5W+1H
- Metode pengamatan dan pengukuran
11. Teknis pelaksanaan energi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
- Survei awal industri
- Pelatihan (in-house training)
- Melakukan pengkajian energi
- Analisis data dan peluang penghematan energi
- Studi kelayakan
- Diskusi
- Membuat laporan
12. Alat yang mendukung dalam audit energi adalah manometer, power
analyzer, lux meter, anemometer dll.
14. Keuntungan dari audit energi:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi.
2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan.
3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang.
4. Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk
menyimpan energi.
5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan
tenaga.
7. Mengurangi running costs
DAFTAR PUSTAKA
PT. EMI (Persero). (2008). Prosedur dan Instruksi kerja audit energi.
Jakarta.