Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Yusrianti, ST, MT
Dosen Pengampu :
56
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS BESAR
2018/2019
Dikerjakan Oleh :
H75217062
Diperiksa Oleh :
NIP.198210222014032001
2
KATA PENGANTAR
Laporan ini berisi tentang desain perencanaan sistem pompa dan plumbing
sebuah gedung perkantoran dengan lantai empat tingkat. Gambar desain
perencanaan dalam laporan ini meliputi denah ruangan per
lantai, denah kamar mandi yang dilengkapi dengan detail penempatan alat-
alat plumbing, dan denah pipa air bersih dan air buangan yang
disertai dengan isometri. yang disusun menjadi satu dalam
laporan ini.
28 Juni 2019
3
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
1.1 Latar Belakang..........................................................................................9
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................10
1.3 Batasan Masalah......................................................................................10
1.4 Perumusan Masalah.................................................................................10
1.5 Tujuan Perancangan................................................................................11
1.6 Ruang Lingkup Perancangan...................................................................11
1.7 Manfaat Penelitian...................................................................................11
BAB II....................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................12
2.1 Pengertian, Jenis, Syarat Dan Mutu Bahan, Fungsi Sistem Plambing....12
2.1.1 Pengertian Umum............................................................................12
2.1.2 Jenis Alat Plambing.........................................................................13
2.1.3 Syarat dan Mutu Bahan Alat Plambing............................................13
2.1.4 Fungsi Alat Plambing.......................................................................13
2.2 Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih...............................................14
2.2.1 Prinsip Dasar dan Sistem Penyediaan Instalasi Air Bersih..............14
2.2.2 Laju Aliran.......................................................................................18
2.2.3 Headloss (Kerugian Gesek).............................................................30
2.2.4 Tekanan dan Kecepatan Pengaliran.................................................31
4
2.2.5 Pompa Air Bersih.............................................................................33
2.2.6 Dimensi Pipa Air Bersih..................................................................35
2.2.7 Perancangan Sistem Pipa Air Bersih...............................................36
2.2.8 Pemasangan Katup...........................................................................37
2.3 Perencanaan Sistem Plambing Air Buangan...........................................37
2.3.1 Dasar Perhitungan............................................................................38
2.3.2 Penentuan Diameter Pipa Air Buangan...........................................39
2.4 Penentuan Dimensi Pipa Ven..................................................................40
2.5 Septic tank...............................................................................................41
BAB III..................................................................................................................43
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................43
3.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih.........................................................43
3.1.1. Perhitungan Berdasarkan Jumlah Penghuni.....................................43
3.1.2. Perhitungan Berdasarkan Jumlah Alat Plumbing............................48
3.1.3. Perhitungan Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing......................49
3.1.4. Perhitungan Ground Reservoir Berdasarkan Rumus (Sumber Air
Sumur) 53
3.2 Perhitungan Pipa Air Bersih....................................................................56
3.2.1 Perhitungan Headloss Air Bersih.....................................................59
3.3 Perhitungan Pipa Air Buangan................................................................62
3.3.1. Perhitungan Kemiringan (Sloof) Air Buangan................................67
3.4 Septic tank...............................................................................................68
BAB IV..................................................................................................................71
4.1 Bill Of Quantity (BOQ)...........................................................................71
4.1.1 BOQ Alat Plambing, Saniter............................................................71
4.1.2 BOQ Sistem Penyediaan Air Bersih................................................72
4.1.3 BOQ Sistem Air Buangan dan Ven................................................72
4.2 Perhitungan RAB ( Rencana Anggaran Biaya)...................................73
BAB IV..................................................................................................................78
PENUTUP..............................................................................................................78
4.1 Kesimpulan...................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................79
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
plambing untuk menunjang kelancaran aktivitas penghuni di dalam gedung
perkantoran tersebut.
10
perpipaan air bersih dan air buangan yang efektif dan efisien digunakan
pada pembangunan gedung perkantoran bertingkat dengan empat lantai.
Serta menghitung kebutuhan air bersih yang disesuaikan dengan jumlah
penghuni yang telah diperkirakan dalam gedung tersebut dan menentukan
sistem distribusi air yang akan digunakan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian, Jenis, Syarat Dan Mutu Bahan, Fungsi Sistem Plambing
12
sangat tergantung pada kebutuhan dari bangunan yang
bersangkutan.
13
Instalasi harus kuat dan bersih
14
2.2.1.2 Sistem penyediaan air bersih
Sistem penyediaan air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut:
15
Gambar 2. 1 Sistem Sambungan Langsung
16
Gambar 2. 2Sistem Tangki Atap
17
berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki.
Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak
lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki
berisi air. Pada sistem air bersih, penyediaan air harus dapat
mencapai daerah distribusi dengan debit, tekanan dan kuantitas yang
cukup dengan kualitas air sesuai standar. Oleh karena itu
perencanaan penyediaan air bersih harus dapat memenuhi jumlah
yang cukup, higienis, teknis yang optimal dan ekonomis
18
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan
untuk suatu gedung maka angka tersebut dipakai untuk
menghitung pemakaian rata-rata air yang akan
digunakan dalam sehari berdasarkan regulasi dan
standar mengenai kebutuhan air setiap orang per hari
untuk sifat penghuni gedung tersebut. Bila jumlah
penghuni tidak diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan
luas lantai dan menetapkan padatan hunian per lantai
yang diasumsikan sesuai kebutuhan per orang. Luas
lantai gedung yang dimaksudkan merupakan luas lantai
efektif, yang berkisar antara 55 sampai 80 persen dari
luas seluruhnya.
Luas lantai efektif adalah luas lantai yang dipakai
untuk kegiatan atau aktifitas oleh manusia seperti kamar
utama. Tidak masuk dalam pengertian luas lantai efektif
ini yaitu luas lantai yang dipakai untuk kegiatan parkir
dan kegiatan utilitas seperti garasi, mushola, toilet,
gardu listrik, pompa, genset, IPAL, dan TPS.
Kepadatan hunian 2-10 m2 per orang. Dengan
memilih standar pemakaian air per orang sehari
berdasarkan jenis penggunaan gedung dan asumsi yang
sesuai antara setiap individu dengan gedung yang akan
digunakan seperti pembangunan gedung perkuliahan
diasumsikan 2 m2 setiap mahasiswa, pembangunan
gedung perkantoran 10 m2 untuk setiap pegawai. Jumlah
pemakaian air per hari seluruh gedung dapat dihitung
dengan mengetahui jumlah penghuni dari asumsi
kepadatan penduduk. Pemakaian air rata-rata dapat pula
dihitung dengan membaginya untuk 24 jam. Pada waktu-
waktu tertentu pemakaian air ini akan melebihi
pemakaian air rata-rata, dan yang tertnggi dinamakan
pemakaian air jam puncak; laju aliran air pada jam
19
puncak inilah yang digunakan untuk menentukan ukuran
pipa utama (dari tangki atap), pompa penyediaan air:
20
13 Per orang, setiap
Restoran 8 giliran (kalau
kerja lebih dari 8
14 Buruh pria : 60 jam sehari)
Restoran Wanita : 100 Setiap penumpang
umum 15 (yang tiba
Gedung maupun
Pertunjukan 3 berangkat)
Untuk penghuni :
5 160 liter
Untuk penghuni :
30 7 160 liter; pelayan:
100 liter; 70%
15 15 dari jumlah tamu
16 Gedung perlu 15
Bioskop liter/orang untuk
Toko kakus, cuci
Pengecer tangan, dsb.
Kalau digunakan
5 53-55 siang dan malam,
pemakaian air
30 dihitung per
penonton.
Jam pemakaian
17 air dalam tabel
Hotel adalah untuk satu
/penginapan 10 kali pertunjukkan.
18 40 --- idem ---
3 Pedagang besar:
6 30 liter/tamu, 150
liter/staff, atau 5
Gedung liter/hari setiap m2
Peribadatan 250-300 luas lantai.
Perpustakaan Untuk setiap
10 tamu, untuk staff
19 Bar 120-150 liter;
penginapan 200
20 10 liter.
Perkumpulan Didasarkan
21
Sosial 2 jumlah jemaah
21 25 per hari.
Kelab malam Untuk setiap
Gedung 6 pembaca yang
22 Perkumpulan 30 tinggal.
23 30 Setiap tamu
Laboratorium 120-350 6 Setiap tamu
24 Setiap tempat
150-200 duduk
25 Setiap tamu
100-200 Setiap Staff
8
26
o Closet
o Wastafel
o Urinoir
o Faucet
22
N Nama Pemakai Penggun Laju Waktu Pipa Pipa cabang
O alat an air aan per aliran untuk sambu air bersih ke
plambin untuk jam (liter/m pengisi ngan alat
g penggun in) an alat plambing
aan satu (detik) plambi (mm)
kali ng Pipa Tem
(liter) (mm) baja bag
a4
23
7 Bak cuci 10 6-12 15 40 13 20 13
tangan
biasa (
lavatory)
1 Bak Tergantu 30 20 20 20
2 mandi ng
gaya ukurann
Jepang ya
selama 10 detik.
24
2)
pipa sambungan ke katup gelontor untuk kloset
ukuran 32 mm.
3)
pipa sambungan ke katup gelontor untuk peturasan
ukuran 20 mm.
4)
karena pipa tembaga kurang cenderung berkerak
lebih kecil.
Jumlah alat 1 2 4 8 12 16 24 32 40 50 70 10
plambing
0
Jenis alat
plambing
Kloset, dengan 1 50 50 40 30 27 23 19 17 15 12 10
katup gelontor
Sa 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10
tu
Alat plambing 1 10 75 55 48 45 42 40 39 38 35 33
biasa 0
3 5 6 7 10 13 16 19 25 33
du
25
a
Pada metode kali ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu
unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan unit
hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran air,
26
panas
Pancuran mandi (shower) Keran 2 4
pencampur air
dingin dan
panas
Pancuran mandi tunggal Keran 2 -
pencampur air
dingin dan
panas
Satuan kamar mandi Kloset dengan 8 -
dengan bak mandi rendam katup gelontor
Satuan kamar mandi Kloset dengan 6 -
dengan bak mandi rendam tangki gelontor
Bak cuci bersama (untuk tiap - 2
keran)
Bak cuci pel Keran 3 4 Gedung kantor,
dsb.
Bak cuci dapur Keran 2 4 Untuk umum:
hotel atau
restoran, dsb
Bak cuci piring Keran - 5
Bak cuci pakaian (1-3) Keran 3 -
Pancuran minum Keran air - 2
minum
Pemanas air Katup bola - 2
Sumber: Soufyan Moh. Noerbambang & Takeo Morimura
(1985)
Catatan:
1)
Alat plambing yang airnya mengalir secara
kontinyu harus dihitung secara terpisah, dan ditambahan
pada jumlah unit alat plambing
2)
Alat plambing yang tidak ada dalam daftar dapat
diperkirakan dengan membandingkan dengan alat
plambing yang mirip/terdekat
3)
Nilai unit alat plambing dalam tabel ini adalah
keseluruhan. Kalau digunakan air dingin dan air panas,
unit alat plambing maksimum masing-masing untuk air
dingin dan air panas diambil tiga per empatnya.
27
4)
Alat plambing untuk keperluan prbadi
dimaksudkan pada rumah pribadi atau apartement,
dimana pemakainya tidak terlalu sering
5)
Alat plambing untuk keperluan umum
dimaksudkan yang dipasang dalam gedung kantor,
sekolah, pabrik, dsb, dimana pemakainya cukup sering
(Nooerbambang dan Morimura (1985))
Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan unit beban dari semua alat
plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air
dengan kurva (Gambar 2.1). Kurva ini memberikan hubungan antara
jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan
memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat
plambing.
28
(Sumber: Soufyan Moh. Noerbambang & Takeo
Morimura (1985)
29
c : Koefisien kecepatan aliran (pada
Tabel. 2.4)
d : Diameter dalam pipa (m)
i : Gradien hidraulik (m/m)
C Jenis Pipa
140 Pipa baru: kuningan, tembaga, timah hitam, besi tuang,
baja (dilas atau ditarik), baja atau besi dilapis semen.
Pipa asbes-semen (selalu “licin” dan sangat lurus)
130 Pipa baja baru (lurus tanpa perlengkapan, dilas atau
ditarik), pipa besi tuang baru (biasanya angka ini yang
dipakai), pipa tua: kuningan, tembaga, timah hitam.
Pipa PVC-keras.
110 Pipa dengan lapisan semen yang sudah tua, pipa keramik
yang masih baik.
100 Pipa besi tuang atau pipa baja yang sudah tua.
Sumber: Nooerbambang dan Morimura (1985)
(Rumus 2.3)
30
Qd : Pemakaian air rata-rata sehari (m3)
T : Janga waktu pemakaian (jam)
2.4)
(Rumus 2.5)
31
Setelah itu menentukan besarnya volume bak
air bawah dengan persamaan:
Volume GWT = [Qd − (Qs x t)] x T
(Rumus 2.7)
(Rumus 2.8)
32
2.2.5 Pompa Air Bersih
33
dan aksesoris yang digunakan (Sularso & Tahara,
2006).
V : kecepatan (m/s)
D : diameter pipa ( m)
Re : Reynold number
34
λ = 0,020 + (0,025/D) (Rumus 2.15)
Htotal = a + Δ £ p + i (Rumus
2.17)
n : jumlah aksesoris
k : koefisien gesek
35
ɣ : berat jenis air (1000 kgf/m3)
(Rumus 2.19)
Dimana:
36
l = Panjang pipa lurus pipa cabang (m)
37
Gambar 2. 5 Contoh sistem distribusi
38
a. Pengalirannya pada tekanan atmosfir, artinya garis energinya sama
dengan kemiringan muka air, atau sama dengan kemiringan (slope)
pipa.
39
1) Ukuran minimum pipa air buangan. Pipa cabang mendatar harus
mempunyai ukuran sekurang kurangnya sama dengan diameter
dari perangkap alat plambing yang dilayaninya.
40
1) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan
2) Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan
3) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan
Sekat air dalamnya harus sekurang-kurangnya 50 mm. Pipa
pembuangan dan ven harus dirancang dan dipasang agar mampu menjaga
kedalam sekat itu.
1. Ven tunggal, pipa ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan
disambungkan pada sistem ven yang lainnya atau langsung ke udara
luar/terbuka.
2. Ven lup, pipa ven ini melayani dua atau lebih alat plambing (maksimum
8) dan disambungkan ke ven pipa tegak.
3. Ven pipa tegak, merupakan perpanjangan dari pipa tegak buangan,
diatas cabang mendatar pipa air buangan yang paling tinggi.
4. Ven bersama, pipa ven ini dimana pipa ven dipasang untuk melayani
dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang.
5. Ven basah, dimana pipa ven ini berfungsi menerima air buangan dari
alat plambing selain kloset.
6. Ven pelepas, dimana pipa ven ini berfungsi untuk melepas tekanan
udara dalam pipa pembuangan
7. Ven balik, pipa bagian ven tunggal yang membelok kebawah setelah
bagian tegak keatas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat
plambing.
8. Ven yoke, yaitu pipa ven yang menghubungkan pipa tegak air buangan
pada pipa tegak ven.
Sistem septic tank merupakan salah satu cara pengolahan limbah cair
domestik yang paling sederhana. Dalam sistem saptic tank proses
perombakan limbah cair berlangsung dalam kondisi anaerobic. Sistem
saptic tank harus dilengkapi dengan fasilitas untuk peresapan efluen.
41
Meskipun sistem septic tank umumnya diterapkan untuk mengolah air
limbah domestik, tetapi karena kesederhanaan dalam desain dan
operasinya sistem ini juga sering diterapkan untuk mengolah limbah cair
industri pangan skala kecil. Limbah cair industri pangan dengan volume
kecil tetapi berkadar bahan organik tinggi dapat diolah dengan sistem ini.
Sistem septic tank harus didesain dan dioperasikan secara benar agar
tidak mencemari air dan tanah di sekitarnya. Pada prinsipnya, sistem septic
tank terdiri atas ruang pencernaan dan ruang lumpur. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam mendesain dan mengoperasikan sistem saptic
tank adalah :
a. Dinding septic tank harus kedap air
b. Septic tank harus dilengkapi dengan fasilitas resapan efluen hasil
pencernakan
c. Waktu tinggal limbah cair di dalam septic tank minimum 2 hari
d. Lumpur yang terbentuk harus dibuang secara reguler (misalnya setiap 3-
4 tahun)
e. Lantai dasar septic tank dibuat miring agar lumpur yang terbentuk dapat
mengalir ke ruang lumpur
f. Saluran air masuk harus lebih tinggi dari saluran air keluar (efluen),
perbedaan tinggi minimum 3 cm
g. Septic tank harus dilengkapi lubang untuk pembuangan gas yang
terbentuk, dan
h. Septic tank harus dilengkapi lubang control
Tabel 2. 7 Daftar tabel ukuran dimensi septic tank berdasarkan jumlah pemakai
dan lama pemakaian
42
10 2,20 1,10 1,40 2,30 1,15 1,40
15 2,60 1,30 1,50 2,75 1,35 1,50
20 3,00 1,50 1,60 3,20 1,55 1,60
25 3,25 1,60 1,70 3,40 1,70 1,70
Sumber : Suharno, (2012)
Kriteria yang digunakan untuk merencanakan tangki septic sistem
tercampur.
NO Kriteria Waktu
(Sumber : SNI2398:2017)
Perhitungan :
BAB III
43
3.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menentukan jumlah kebutuhan
air pada suatu gedung yaitu :
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap
penghuni dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah
pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah
alat plambing belum ditentukan. Metoda ini praktis untuk tahap
perencanaan atau juga perancangan.
44
a) Perhitungan Luas Total
= 5500 m2 x 4
= 22.000 m2
45
e) Perhitungan Jumlah Laki-Laki dan Perempuan
Jumlah Laki-Laki Tiap Lantai
1
= x Jumlah Penghuni Per Lantai
3
2
= x 321
3
= 107 orang
Jumlah Perempuan Tiap Lantai
1
= x Jumlah Penghuni Per Lantai
3
2
= x 321
3
= 214 orang
Catatan :
- Nilai penyebut (3) didapat dari penjumlahan perbandingan (1+2) = 3
46
Laki-laki Perempuan
Alat Plambing Jumlah Alat Plambing Jumlah
Closet 5 Closet 8
Lavatory 5 Lavatory 7
Urinoir 5 Urinoir -
Faucet 5 Faucet 8
47
Catatan : “C1” berkisar antara 1.5-2 bergantung
pada lokasi, sifat penggunaan gedung, dsb. Pemilihan C1 =
2, karena Gedung Kantor salah satu bangunan umum,
sehingga penghuni lebih padat.
Qm = Qh x (1 jam/60 menit)
= (16.050 liter/jam) x (1 jam/60 menit)
= 267,5 liter/menit
Qmmax = C2 x Qm
= 4 x 267,5 liter/menit
= 1070 liter/menit
48
Tabel 3. 3 Perhitungan berdasarkan Jumlah Alat Plumbing
Pemakaian air rata-rata atau debit perjam (Qh) dari tabel diatas
adalah 4.697,11 liter/jam. Setelah mengetahui nilai pemakaian air
perjam, maka dapat menentukan dan debit jam puncak atau maksimum
(Qh-max) dengan mengalikan C1 dengan pemakaian air rata-rata per jam.
Untuk penjabaran perhitunganya adalah sebagai berikut:
Qh = 4.697,11 liter/jam
Qh Max = C1 x Qh
= 2 x 4.697,11liter/jam
= 9.394 liter/jam
Perhitungan pemakaian air rata-rata per hari (Qd) dapat diperoleh
melalui Rumus 2.3 mengenai kebutuhan air rata-rata pemakaian per hari
dalam satuan liter/hari. Dimana waktu pemakaian air (T) adalah 8 jam/hari
dikalikan dengan pemakaian air rata-rata per jam (Qh). Sedangkan
pemakaian air rata-rata sehari total (Qd Max) adalah pemakaian air rata-rata
sehari (Qd) ditambahkan dengan variabel kebocoran yaitu 20% dari debit
harian. Sehingga diperoleh nilai debit harian dan debit harian total
(pemakaian air rata-rata sehari) dalam perhitungan dibawah ini:
Qd = Qh x T
= (4.697,11 liter/jam) x (8 jam/hari)
= 37.576,88 liter/hari
49
QdMax = Qd + (Koefisien kebocoran)
= Qd + (20% x Qd)
= 37.576,88 liter/hari + (20% x 37.576,88 liter/hari)
= 45.092,26 liter/hari
Pemakaian air per menit diperoleh dari pembagian dari pemakaian
air rata-rata per jam (Qh) dengan 60 menit waktu yang dibutuhkan dalam
satu jam. Berikut perhitungan pemakaian air rata-rata per menit (Qm):
Qm = Qh : (1 jam/60 menit)
= (4.697,11 liter/jam) : (1 jam/60menit)
= 78,29 liter/menit
Menggunakan Rumus 2.5 untuk menghitung pemakaian air pada
menit puncak dalam perhitungan kebutuhan air berdasarkan jenis dan
jumlah alat plambing gedung. Konstanta C2 adalah berkisar antara 3,0
sampai 4,0, maka pemakaian air pada menit-puncak adalah:
Qm Max = C2 x Qm
= 4 x 78,29 liter/menit
= 313,14 liter/menit
50
Tabel 3. 4 Perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plumbing
Closet 17 10 52 520
Lavatory 6 2 48 96
Urinoir 10 3 64 64
Faucet 24 1 20 60
Jumlah Total (Unit) 740
liter/menit
51
= 5.328.000liter/hari
Qm = Qh x (1 jam/60 menit)
= ( 555.000 liter/jam ) : ( 1 jam/60 menit )
= 9.250 liter/menit
52
kebutuhan air berdasarkan luas lantai efektif dan jumlah
penghuni gedung. Konstanta C2 adalah berkisar antara 3,0
sampai 4,0, maka pemakaian air pada menit-puncak
adalah:
Qmmax = C2 x Qm
= 4 x 9.250 liter/menit
= 37.000 liter/menit
53
dalam sistem plambing air bersih. Yaitu kebutuhan air
dengan debit yang diperoleh melalui perhitungan
berdasarkan Unit Beban Alat Plambing.
Suplai
PDAM (%) Pemompaan (%) Selisih
Kebutuhan Kebutuhan Suplai
Jam Maksimum Maksimum (%) Komulatif (%)
00.00-01.00 4,17 4,17 4.17
01.00-02.00 4,17 4,17 8,34
02.00-03.00 4,17 4,17 12,51
03.00-04.00 4,17 4,17 16,68
04.00-05.00 4,17 4,17 20,85
05.00-06.00 4,17 4,17 25,02
Surplus Max
06.00-07.00 4,17 4,17 29,19
20,86
07.00-08.00 4,17 12,5 4,17
54
25,03
08.00-09.00 4,17 4,17
16,70
09.00-10.00 4,17 12,5 -8,33
8,37
10.00-11.00 4,17 12,5 -8,33
0,04
11.00-12.00 4,17 12,5 -8,33
-8,29
12.00-13.00 4,17 12,5 -8,33
-4,12
13.00-14.00 4,17 4,17
-12,45
14.00-15.00 4,17 12,5 -8,33
-20,78
15.00-16.00 4,17 12,5 -8,33
-16,61
16.00-17.00 4,17 4,17
Devisit Max
-24,94
17.00-18.00 4,17 12,5 -8,33
-20,77
18.00-19.00 4,17 4,17
-16,60
19.00-20.00 4,17 4,17
-12,43
20.00-21.00 4,17 4,17
-8,26
21.00-22.00 4,17 4,17
-4,09
22.00-23.00 4,17 4,17
0,08
23.00-24.00 4,17 4,17
besar suplay
Persen suplay per jam =
24
100 %
=
24
besar suplay
Pemompaan =
8
100 %
=
8
= 12,5%
55
VGr = ( Suplus max – (devisit max))% x Qd-maks
VGr = (29,19 – (-24,94))% x 5.328.000
= 226 m3/hari
Vgr = 226 m3
Jawab :
V =PxLxT
226 =PxLx2
P x L = 113
Sehingga diperoleh :
Panjang = 14 m
56
Lebar =8m
Jumla
Pemakaia Jumlah Suplai h
Jumlah n per jam Pemakaia Per Jam Suplai Surplu Defisi
Periode Jam (%) n (%) (%) (%) s (%) t (%)
23.00-07.00 8 0,75 6 4,17 33,36 27,36 -
07.00-08.00 1 4 4 4,17 4,17 0,17 -
08.00-09.00 1 6 6 4,17 4,17 - -1,83
09.00-11.00 2 8 16 4,17 8,34 - -7,66
11.00-12.00 1 6 6 4,17 4,17 - -1,83
12.00-15.00 3 5 15 4,17 12,51 - -2,49
15.00-18.00 3 6 18 4,17 12,51 - -5,49
18.00-19.00 1 10 10 4,17 4,17 - -5,83
19.00-21.00 2 4,5 9 4,17 8,34 - -0,66
21.00-22.00 1 3 3 4,17 4,17 1,17 -
22.00-23.00 1 1,75 1,75 4,17 4,17 2,42 -
JUMLA -
H 31,12 25,79
= 283,9824 m3/hari
= 284 m3/hari
57
Freeboard = 0,3 m.
VRt = 284 m3
Jawab : V =PxLxT
284 =PxLx2
P x L = 142
Lebar =10 m
58
3.2 Perhitungan Pipa Air Bersih
Kumu Total
Panjang UA GP Diamete Headlos Aksesori Minor Minor
No Dari Ke l L/min Headloss
Pipa (m) B M r (mm) s Mayor s 1 2
atif (meter)
SEKTOR 1A
1 LAV FC 20,21 2 2 1,6 6,056 16 0,04 3E 0,00225 0 0,04225
2 FC FC 1,87 1 3 2,4 9,084 25 0,07 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0733
3 FC FC 1,8 1 4 3,2 12,112 20 0,03 2E.1T 0,0015 0,0012 0,0327
4 FC FC 1,8 1 5 4 15,14 25 0,02 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0233
SEKTOR 1B
1 WC FC 0,78 5 5 4 15,14 25 0,02 2E 0,0018 0,0015 0,0233
2 FC WC 1,84 1 6 4,8 18,168 25 0,02 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0233
3 WC FC 0,8 5 11 8,8 33,308 25 0,07 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0733
4 FC WC 1,84 1 12 9,6 36,336 30 0,03 2E.1T 0,0024 0,0018 0,0342
5 WC FC 0,77 5 17 13,6 51,476 30 0,06 2E.1T 0,0024 0,0018 0,0642
6 FC UR 4,8 1 18 14,4 54,504 40 0,02 3E.1T 0,003 0,0021 0,0251
7 UR UR 1,96 5 23 18,4 69,644 50 0,08 2E.1T 0,0042 0,003 0,0872
8 UR UR 1,96 5 28 22,4 84,784 40 0,04 2E.1T 0,0015 0,0012 0,0427
9 UR TK 1 2,89 5 33 26,4 99,924 75 0,002 2E.1T 0,006 0,0015 0,0095
10 TK1 SHAF 1 38 38 30,4 115,06 40 0,07 0 0 0 0,07
56
T 4
SEKTOR 2A
1 LAV LAV 2,03 2 2 1,6 6,056 16 0,04 2E 0,0015 0,0015 0,043
2 LAV TK 2 31,01 2 4 3,2 12,112 20 0,03 2E.1T 0,0015 0,0015 0,033
0,0002
3 TK2 TK 3 6,78 4 4 3,2 12,112 20 0,03 1T lurus 0 0,03024
4
SEKTOR 2B
1 LAV LAV 2,03 2 2 1,6 6,056 16 0,04 2E 0,0015 0 0,0415
2 LAV LAV 2,03 2 4 3,2 12,112 20 0,03 2E.1T 0,0015 0,0015 0,033
3 LAV TK 2 3,83 8 8 6,4 24,224 25 0,04 3E.1T 0,0027 0,0015 0,0442
SEKTOR 3
1 WC FC 0,77 5 5 4 15,14 25 0,02 2E 0,0018 0 0,0218
2 FC WC 1,86 1 6 4,8 18,168 25 0,02 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0233
3 WC FC 0,78 5 11 8,8 33,308 25 0,07 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0733
4 FC WC 1,85 1 12 9,6 36,336 30 0,03 2E.1T 0,0024 0,0018 0,0342
5 WC FC 0,77 5 17 13,6 51,476 40 0,04 2E.1T 0,003 0,0021 0,0451
6 FC LAV 1,63 1 18 14,4 54,504 30 0,06 2E.1T 0,0024 0,0018 0,0642
7 LAV WC 1,02 2 20 16 60,56 30 0,08 2E.1T 0,0024 0,0018 0,0842
8 WC FC 0,78 5 25 20 75,7 50 0,01 2E.1T 0,0042 0,003 0,0172
9 FC LAV 1,44 1 26 20,8 78,728 50 0,01 2E.1T 0,0042 0,003 0,0172
10 LAV WC 1,23 2 28 22,4 84,784 40 0,04 2E.1T 0,003 0,0021 0,0451
11 WC FC 0,77 5 33 26,4 99,924 25 0,03 2E.1T 0,0018 0,0015 0,0333
102,95
2E.1T 0,0036 0,0134
12 FC LAV 1,23 1 34 27,2 2 65 0,005 0,0048
13 LAV TK 3 3,45 2 36 28,8 109,00 40 0,07 3E.1T 0,003 0,0021 0,0751
57
8
SHAF 109,00
2E.1T 0,0021 0,0751
14 TK3 T 0,63 36 36 28,8 8 40 0,07 0,003
Total
Panjang Kumulati Diameter Headlos Aksesori Minor Minor
No Dari Ke UAB GPM L/min Headloss
Pipa (m) f (mm) s Mayor s 1 2
(meter)
SEKTOR 1A
0,001
1 FC WC 1,2 1 1 0,8 3,028 16 0,07 2E 0 0,0715
5
18,16 0,001
2 WC FC 1,5 5 6 4,8 25 0,02 2E.1T 0,0015 0,0233
8 8
21,19 0,001
3 FC WC 1,2 1 7 5,6 25 0,03 2E.1T 0,0012 0,033
6 8
36,33 0,003 0,0003
3,92 12 9,6 0,03 3E.1T 0,03396
4 WC TK 1 5 6 30 6 6
SEKTOR 1B
0,001
2 LAV LAV 2,03 2 2 1,6 6,056 16 0,04 2E 0 0,0415
5
12,11 0,001
3 LAV LAV 2,03 2 4 3,2 20 0,03 2E.1T 0,0015 0,033
2 5
18,16 0,001
4 LAV LAV 2,03 2 6 4,8 25 0,02 2E.1T 0,0018 0,0236
8 8
58
33,30 0,001
5 LAV UR 1,2 5 11 8,8 25 0,07 2E.1T 0,0018 0,0736
8 8
48,44 0,002
6 UR UR 1,96 5 16 12,8 30 0,045 2E.1T 0,0021 0,0495
8 4
63,58 0,004
7 UR TK 1 6,14 5 21 16,8 50 0,006 3E.1T 0,003 0,0132
8 2
99,92
4,35 33 26,4 1E 0,003 0,033
8 TK 1 SHAFT 33 4 75 0,03 0
SEKTOR 2
0,001
1 WC FC 0,77 5 5 4 15,14 25 0,02 2E 8 0 0,0218
18,16 0,001
2 FC WC 1,85 1 6 4,8 8 25 0,02 2E.1T 8 0,0015 0,0233
33,30 0,001
3 WC FC 0,78 5 11 8,8 8 25 0,07 2E.1T 8 0,0015 0,0733
36,33 0,002
4 FC WC 1,86 1 12 9,6 6 30 0,03 2E.1T 4 0,0018 0,0342
51,47
5 WC FC 0,77 5 17 13,6 6 40 0,04 2E.1T 0,003 0,0021 0,0451
54,50 0,002
6 FC TK 2 1,38 1 18 14,4 4 30 0,06 2E.1T 4 0,0021 0,0645
54,50
7 TK 2 SHAFT 0,4 18 18 14,4 4 30 0,06 0 0 0 0,06
59
3.2.1 Perhitungan Headloss Air Bersih
Berdasarkan rumus pada landasan teori diatas, maka didapatkan perhitungan headloss mayor
yang bergantung pada panjang dan diameter pipa, headloss minor yang bergantung pada aksesoris
dan pereduksi aksesoris.
Perhitungan headloss air bersih berdasarkan rumus Hazen William ditentukan melalui tahap-tahap,
sebagai berikut:
1. Menentukan Sektor dan Menentukan Penamaan Alat Plambing pada gambar isometri air bersih
2. Menentukan nilai fix unit dan nilai akumulasi dari alat plambing. Nilai fix unit bergantung pada
unit alat plambing/saniter.
3. Mentukan nilai GPM berdasarkan nilai fix unit beban alat plambing. Nilai GPM didapatkan dari
teori diatas. Jika tidak tersedia dalam tabel tersebut, nilai fix unit dapat ditentukan dengan
melakukan interpolasi atau mencari perbandingan dari nilai fix unit dan GPM.
4. Berdasarkan tabel tersebut, jika nilai fix unit 5, maka nilai GPM adalah 6. Maka perbadingan yang
5
didapatkan adalah sebagai berikut: =0,833 3Maka, setiap nilai fix unit yang telah
6
didapatkan dikalikan nilai 0,8333. Sehingga didapatkan nilai GPM.
60
Pada titik 1 , nilai fix unit adalah 1,6.
5. Mengonversikan satuan GPM (Gallon Per Minutes ke
Liter Per Minutes) . Satuan GPM dikonversikan pada
satuan LPM dilakukan dengan mengalikan nilai GPM
dengan 3,785 sehingga didapatkan nilai LPM. Pada
titik 1 di atas, nilai GPM adalah 1,6
= 6,056
60
berdasarkan jumlah perlengkapan yang digunakan
pada setiap titik jalur pipa.
= 0,00126 m
61
3.3 Perhitungan Pipa Air Buangan
62
11 WC LAV 5 31 75 75 0 330 0,02 -6,6 40 0,01 -7
12 LAV FD 1 32 32 75 0 157 0,02 -3,14 18 0,01 -3,32
13 FD TK 1 1 33 50 75 0 373 0,02 -7,46 40 0,01 -7,86
14 TK 1 SHAFT 35 35 100 100 0 0 0,02 0 504 0,01 -5,04
SEKTOR 2A
1 LAV FD 1 2 32 40 0 72 0,02 -1,44 1281 0,01 -14,25
2 FD UR 1 3 50 50 0 395 0,02 -7,9 1909 0,01 -26,99
3 UR UR 4 7 40 65 0 100 0,02 -2 124 0,01 -3,24
4 UR UR 4 11 40 65 0 100 0,02 -2 126 0,01 -3,26
5 UR TK 2 4 15 40 75 0 100 0,02 -2 123 0,01 -3,23
SEKTOR 2B
1 WC FD 5 5 75 75 0 330 0,02 -6,6 58 0,01 -7,18
2 FD WC 1 6 50 75 0 373 0,02 -7,46 86 0,01 -8,32
3 WC LAV 5 11 75 75 0 330 0,02 -6,6 2 0,01 -6,62
4 LAV FD 1 12 32 75 0 157 0,02 -3,14 58 0,01 -3,72
5 FD LAV 1 13 50 75 0 72 0,02 -1,44 69 0,01 -2,13
6 LAV WC 1 14 32 75 0 157 0,02 -3,14 15 0,01 -3,29
7 WC FD 5 19 75 75 0 330 0,02 -6,6 58 0,01 -7,18
8 FD LAV 1 20 50 75 0 330 0,02 -6,6 49 0,01 -7,09
9 LAV TK 2 1 21 32 75 0 157 0,02 -3,14 16 0,01 -3,3
10 TK 2 SHAFT 36 36 100 100 0 0 0,02 0 100 0,01 -1
63
Tabel 3. 11 Perhitungan Pipa Vertikal Air Buangan “ Sektor A ”
64
7 UR WC 4 15 40 75 0 150 0,02 -3 80 0,01 -3,8
8 WC FD 5 20 75 75 0 146 0,02 -2,92 59 0,01 -3,51
9 FD WC 1 21 50 75 0 190 0,02 -3,8 84 0,01 -4,64
10 WC FD 5 26 75 75 0 148 0,02 -2,96 44 0,01 -3,4
11 FD FD 1 27 50 75 0 400 0,02 -8 13 0,01 -8,13
12 FD WC 1 28 50 75 0 190 0,02 -3,8 46 0,01 -4,26
13 WC WC 5 33 75 75 0 357 0,02 -7,14 40 0,01 -7,54
14 WC FD 5 38 75 75 0 148 0,02 -2,96 52 0,01 -3,48
15 FD TK 1 1 39 50 75 0 190 0,02 -3,8 0 0,01 -3,8
SEKTOR 1B
1 FD WC 1 1 50 50 0 400 0,02 -8 0 0,01 -8
2 WC TK 1 5 6 75 50 0 357 0,02 -7,14 0 0,01 -7,14
3 TK1 SHAFT 45 45 100 100 0 0 0,02 0 186 0,01 -1,86
65
IPAL 0 225 100
66
3.3.1. Perhitungan Kemiringan (Sloof) Air Buangan
67
Sedangkan, diameter pipa PAB utama ditentukan
berdasarkan nilai akumulasi UAB.
= -1,44 cm
68
Nilai Elevasi Pipa = -1,44 cm – (123 cm x 0,01)
= -2,67 cm
69
6. Berdasarkan kriteria diatas, maka volume tangki septic dapat ditentukan
berdasarkan rumus 2.14 adalah sebagai berikut.
= 115.560 liter
= 102.720 liter
= 308.160 liter
4. Kapasitas tangki = VA + VL
= 423.720 liter
= 423,72 m3
V =PxLxt
423,72 m3 = 2L x L x 1,5 m
282,5 m2 = 2L2
282,5 m2/2 = L2
141 m2 = L2
68
62
L = 11,9 meter
P =2xL
P = 2 x 11,9 meter
= 23,8 meter.
71
BAB IV
BILL OF QUANTITY (BOQ) DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
(RAB)
72
4.1.2 BOQ Sistem Penyediaan Air Bersih
Pada perencanaan sistem plambing air bersih gedung ini digunakan pipa
PVC. Untuk perhitungan BOQ perpipaan air bersih dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut.
Pada sistem air buangan dan ven ini digunakan pipa Galvanis untuk
perpipaan karena kekasaran pipa nya lebih kecil bila dibandingkan dengan PVC,
sehingga aliran air buangan dapat berjalan dengan lancar. Untuk banyaknya
jumlah pipa dapat dilihat pada tabel 4.3.
73
Tabel 4. 3 BOQ Perpipaan Sistem Air Buangan dan Ven
74
3 Wastafel set 14
4 Floor drain bh 14
5 Kran air bh 16
LANTAI 3
1 Closet duduk set 13
2 Urinoir set 5
3 Wastafel set 14
4 Floor drain bh 14
5 Kran air bh 16
LANTAI 4
1 Closet duduk set 13
2 Urinoir set 5
3 Wastafel set 14
4 Floor drain bh 14
5 Kran air bh 16
PLUMBING
Instalasi air bersih
1 PVC diameter 3/4" m 110
2 PVC diameter 1" m 272
3 PVC diameter 1-1/2" m 67
4 PVC diameter 2" m 100
5 PVC diameter 3" m 34
Instalasi air limbah
1 PVC diameter 1-1/2" m 67
2 PVC diameter 2" m 479
3 PVC diameter 3" m 232
4 PVC diameter 4" m 32
5 Pipa ven diameter 5" m 80
URAIAN JMLH
N VO SA HARGA
PEKERJA HARGA JMLH(Rp.)
o L. T. SAT (Rp.)
AN (Rp.)
LANTAI 1
1 CLOSET 13 set Rp Rp
2.343.681, 30.467.852,96
00
75
Rp
Rp
2 URINOIR 5 set 4.163.782,
20.818.914,03
81
Rp
WASTAFE Rp
3 14 set 4.331.442,
L 60.640.192,37
31
Rp
FLOOR Rp
4 14 bh 336.461,2
DRAIN 4.710.457,50
5
Rp
Rp
5 KRAN AIR 16 bh 126.751,2
2.028.020,40
8
Rp118.665.437,26
LANTAI 2
Rp
Rp
1 CLOSET 13 set 2.343.681,
30.467.852,96
00
Rp
Rp
2 URINOIR 5 set 4.163.782,
20.818.914,03
81
Rp
WASTAFE Rp
3 14 set 4.331.442,
L 60.640.192,37
31
FLOOR Rp Rp
4 14 bh
DRAIN 336.461,25 4.710.457,50
Rp Rp
5 KRAN AIR 16 bh
126.751,28 2.028.020,40
Rp118.665.437,26
LANTAI 3
Rp
Rp30.467.852
1 CLOSET 13 set 2.343.681,
,96
00
76
81 ,03
Rp
WASTAFE Rp60.640.192
3 14 set 4.331.442,
L ,37
31
FLOOR Rp Rp4.710.457,
4 14 bh
DRAIN 336.461,25 50
Rp Rp2.028.020,
5 KRAN AIR 16 bh
126.751,28 40
Rp 118.665.437,26
LANTAI 4
Rp
Rp30.467.852
1 CLOSET 13 set 2.343.681,
,96
00
Rp
Rp20.818.914
2 URINOIR 5 set 4.163.782,
,03
81
Rp
WASTAFE Rp60.640.192
3 14 set 4.331.442,
L ,37
31
FLOOR Rp Rp4.710.457,
4 14 bh
DRAIN 336.461,25 50
Rp Rp2.028.020,
5 KRAN AIR 16 bh
126.751,28 40
Rp 118.665.437,26
PLUMBIN
G
PVC met Rp Rp
1 478
diameter 1'' er 18.648,98 8.914.210,05
PVC
met Rp Rp
2 diameter 1- 83
er 21.303,75 1.768.211,25
1/2"
77
diameter 2" er 25.262,63 3.157.828,13
PVC met Rp Rp
4 42
diameter 3" er 44.437,73 1.866.384,45
Rp 15.706.633,88
PVC
met Rp Rp
1 diameter 1- 67
er 44.437,73 2.977.327,58
1/2"
PVC met Rp Rp
2 479
diameter 2" er 59.574,60 28.536.233,40
PVC met Rp Rp
3 232
diameter 3" er 64.692,24 15.008.600,55
PVC met Rp Rp
4 32
diameter 4" er 113.980,24 3.647.367,60
Rp 65.876.163,00
Rp556.244.545
,91
78
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
79
DAFTAR PUSTAKA
80
LAMPIRAN
81