RAIHAN NABIL
NRP. 03211740000068
Dosen :
Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng
NIP. 19650317 199102 1 001
Dosen Asistensi :
Arseto Yekti Bagastyo, S.T., M.T.,M.Phil., Ph.D.
NIP. 198208042005011001
i
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya maka saya dapat menyelesaikan “Tugas Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo Tahun 2030” ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng selaku dosen pengajar, terima kasih
atas segala ilmu yang telah diberikan.
2. Bapak Arseto Yekti Bagastyo, S.T., M.T.,M.Phil., Ph.D. selaku dosen
asistensi mata kuliah “PBPAM”, terima kasih atas bimbingan, masukan, dan
kesabarannya dalam membimbing kami sehingga dapat mengerjakan tugas
besar ini dengan baik.
3. Teman-teman satu asistensi yang telah bersama-sama menempuh suka
maupun duka dalam mengerjakan tugas ini, terimakasih telah memberikan
bantuan dan motivasi.
Penyusunan laporan ini telah diusahakan semaksimal mungkin, namun
sebagaimana manusia biasa tentunya masih terdapat kesalahan. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat saya harpakan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Hormat saya,
Penyusun
ii
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
DAFTAR ISI
iii
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
iv
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
v
Raihan Nabil | 03211740000068
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi makhluk hidup. Baik hewan,
tumbuh- tumbuhan, maupun manusia tidak akan bertahan hidup tanpa air. Tingkat
kebutuhan air semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan
penduduk, aktifitas manusia, serta kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Oleh karena
itu, manusia berusaha untuk mendapatkan air dengan cara mudah dan murah
sehingga mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Air bersih yang layak untuk dikonsumsi memiliki standar baku mutu tertentu
yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan pemerintah. Salah satu
peraturan yang mengatur tentang air minum adalah Peraturan Menteri Kesehatan
No. 492/MENKES/PER/IV/210. Berdasarkan fakta yang ada dilapangan, banyak
sumber air baku air minum yang kualitasnya jauh dari standar mutu yang ditetapkan
karena sumber air tersebut tercemar oleh limbah domestik dan limbah industri.
Selain itu, jumlah mata air juga terbatas sehingga diperlukan pengolahan air baku
menjadi air minum sesuai dengan standar baku mutu agar menjadi air bersih yang
layak untuk dikonsumsi. Menurut Chaturvedi, et al (2012) akses yang universal
terhadap air bersih harus dinikmati oleh segala kalangan, baik di daerah kota
ataupun desa. Infrastruktur di bidang air harus dikembangkan untuk mendapatkan
air minum yang sehat dan aman.
Kota Probolinggo merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang
berada di sebelah timur kota Surabaya. Kota Probolinggo memiliki potensi ekonomi
yang cukup besar karena terletak sangat dekat dengan kota Surabaya sebagai
ibukota provinsi. Termasuk dalam Kota yang memiliki pertumbuhan penduduk
tinggi yang menyebabkan kebutuhan air bersih juga meningkat untuk kebutuhan
rumah tangga dan non- domestik.Oleh karena itu, perlu direncanakan instalasi
pengolahan air minum (IPA) yang seefektif dan seefisien mungkin. IPA yang efektif
dan efisien ini penting untuk menghemat biaya operasi dan perawatan, sehingga
dihasilkan air minum dengan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas yang memenuhi
standar baku mutu dan harga yang mampu dijangkau oleh semua masyarakat.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum ini
adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan yang meliputi ruang lingkup tugas dan metodologi tugas.
2. Tiga alternatif perencanaan.
3. Perencanaan detail tiap unit pengolahan dari alternatif yang dipilih,
meliputi kriteria desain, perhitungan dimensi, gambar sketsa, dan gambar
Autocad.
4. Layout dan profil hidrolis.
5. Volume pekerjaan (BOQ) dan rencana anggaran biaya (RAB).
1
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
2
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB II
3
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
dengan kota-kota (sebelah barat): Kota Pasuruan, Malang, dan Surabaya. Adapun
batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :
1) Sebelah Utara : Selat Madura
2) Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
3) Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab.
Probolinggo
4) Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo
Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat sebesar 56,667 Km². Secara
administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 5 Kecamatan dan 29
Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5 Kelurahan,
Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6
Kelurahan, Kecamatan Kedopok 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kaningaran 6
Kelurahan. Besarnya prosentase luas wilayah Kota Probolinggo berdasarkan
kecamatan dapat dilihat pada Gambar 2.1
4
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
mendatar yang berarah umum barat laut - tenggara memotong batuan berumur
Pliasen - Holosen, serta kelurusan berarah barat laut - tenggara, utara - selatan dan
melingkar dengan garis tengah kurang lebih 8 Km.
2.7 Keadaan Hidrologi
Berdasarkan Kota Probolinggo Dalam Angka 2018, sungai-sungai utama
yang terdapat di Kota Probolinggo adalah Sungai Kedunggaleng, Umbul, Banger,
Legundi, Kasbah, dan Pancur. Panjang sungai-sungai tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1, dimana rata-rata panjang alirannya adalah 3,80 Km dan sungai yang
terpanjang adalah Sungai Legundi dengan panjang aliran 5,439 Km, sedangkan
sungai yang terpendek adalah Sungai Kasbah dengan panjang aliran hanya 2,037
Km. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan
ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah. Air sungai dimanfaatkan untuk
kebutuhan pertanian dan perikanan, hal ini dimungkinkan karena sungai tersebut
belum tercemar oleh industri-industri besar yang memang tidak terdapat di Kota
Probolinggo. Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau.
Penduduk yang belum mendapat fasilitas air ledeng umumnya menggunakan air
tanah sebagai sumber air minum dengan fasilitas sumur atau pompa. Kedalaman air
tanahnya bervariasi yaitu antara kedalaman 3 sampai 12 meter.
2.8 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kota Probolinggo akhir tahun 2017 hasil registrasi
penduduk, menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tercatat sebesar
233.123 jiwa. Persentase terbesar di Kecamatan Mayangan sebesar 27,14 persen,
disusul Kanigaran 24,88 persen, Kademangan sebesar 19,00 persen, Wonoasih
sebesar 14,40 persen dan Kedopok sebesar 14,58 persen . Bila dilihat dari status
kewarganegaraan, hanya 0,017 persen atau sebesar 38 jiwa yang
berkewarganegaraan asing (WNA) dari total penduduk Kota Probolinggo.
Sex ratio pada akhir tahun 2017 sebesar 98,77, angka ini berarti dari 100
penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. Apabila ditinjau per
kecamatan maka sex ratio Kecamatan Kademangan, Kedopok, Wonoasih,
Mayangan dan Kanigaran sebesar 98,4; 99,5; 99,4; 98,1; dan 99,0. Jumlah kelahiran
yang tercatat pada tahun 2017 sebesar 2.843 jiwa, jumlah kematian sebesar 1.980
jiwa, dan penduduk migrasi yang masuk 3.860 orang, sedangkan yang keluar 3.840
orang.
5
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
6
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
dengan azas konservasi agar kelestariannya tetap terjaga untuk masa yang akan
datang.
2.10 Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Menurut Kota Probolinggo Dalam Angka 2018, Kota Probolinggo
mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Angin yang
tidak mengandung uap air bertiup dari Australia mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan
Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Data dari Dinas Pekerjaan Umum
Sub Dinas Pengairan, jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Maret. Selama
bulan Agustus sampai September tidak terjadi hujan di Kota Probolinggo. Jumlah
curah hujan pada tahun 2015 lebih tinggi dibanding tahun 2014.
Musim kering yang terjadi pada bulan Agustus sampai dengan September di
Kota Probolinggo berpengaruh terjadinya angin kering yang bertiup cukup kencang
dari arah tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan Angin Gending.
2.11 Fasilitas Umum dan Sosial
Beberapa fasilitas umm dan sosial yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan ini, antara lain:
2.11.1 Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan Kota Probolinggo Dalam Angka 2018, fasilitas pendidikan pada
kawasan perencanaan meliputi fasilitas pendidikan umum dan madrasah.
Pendidikan umum meliputi tingkat taman kanak-kanak atau raudhatul athfal sampai
sekolah menengah atas (SMU/MA dan SMK), yang datanya bersumber dari Dinas
Pendidikan Kota Probolinggo dan Kantor Kementrian Agama Kota Probolinggo.
Pada tahun 2015, jumlah Taman Kanak-kanak atau Raudhatul athfal (TK/RA),
Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP/MTs) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU/ MA/SMK) mengalami peningkatan. Selain
itu, jumlah murid SD/MI, SMP/MTs, dan SLTA/MA juga mengalami peningkatan.
Berikut adalah jumlah fasilitas pendidikan tiap kelurahan dan kecamatan
Kota Probolinggo pada tahun 2015 (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Fasilitas Pendidikan Kota Probolinggo 2017
Kecamatan Kadamengan
Jumlah Fasilitas
No. Wilayah Pendidikan
TK SD SMP SMA/SMK
1 Triwung Kidul 3 3 1 2
2 Triwung Lor 5 4 1 3
Pohsangit
3 Kidul 2 2 0 0
4 Pilang 4 3 0 0
5 Ketapang 1 3 1 0
7
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Kecamatan Wonoasih
Jumlah Fasilitas
No. Wilayah Pendidikan
TK SD SMP SMA/SMK
1 Wonoasih 2 5 0 0
2 Jrebeng Kidul 3 1 1 1
3 Pakistaji 3 2 0 0
4 Kedunggaleng 0 1 0 0
5 Kedung Asem 2 4 0 0
6 Sumber Taman 2 2 1 0
Total 30
6 Kademangan 3 3 0 1
Total 45
Kecamatan Kedopok
TK SD SMP SMA/SMK
1 Sumber Wetan 3 3 1 1
2 Kareng Lor 2 2 1 0
3 Kedopok 3 4 0 0
4 Jrebeng Kulon 1 1 0 0
5 Jrebeng Wetan 3 1 0 2
6 Jrebeng Lor 5 6 1 1
Total 41
Kecamatan Mayangan
TK SD SMP SMA/SMK
1 Wiroborang 3 4 0 0
2 Jati 6 4 0 0
8
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
3 Sukabumi 10 8 5 2
4 Mangunharjo 9 10 0 0
5 Mayangan 1 5 0 0
Total 67
Kecamatan
Kanigaran
TK SD SMP SMA/SMK
1 Curahgrinting 3 2 0 1
2 Kanigaran 3 10 5 7
Kebonsari
2 0 0
3 Wetan 1
4 Sukoharjo 3 5 0 0
5 Kebonsari Kulon 7 7 1 1
6 Tisnonegaran 3 6 6 4
Total 77
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka 2018
2.11.2 Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan Kota Probolinggo Dalam Angka 2018, fasilitas kesehatan yang
melayani berupa rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter dan
bidan. Persebarannya mengikuti pola persebaran permukiman atau rumah
penduduk (Tabel 2.2). Kebanyakan Puskesmas berada dekat dengan fasilitas
pendidikan dan pemerintahan.
Tabel 2.2 Fasilitas Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2017
No Kecamatan Jumlah
1 Kademangan 7
2 Kedopok 5
3 Wonoasih 4
4 Mayangan 16
5 Kanigaran 10
Total 42
Sumber : Kota Probolinggo, Dalam Angka 2018
9
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
10
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
11
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 2.3 Rincian Kebutuhan Air Minum Kota Probolinggo Tahun 2030
Kota Probolinggo
Tahun
No Uraian Satuan/Unit
2030
Jumlah Penduduk Person 280930
DOMESTIK
1 Persentase Pelayanan % 90
Jumlah Penduduk Terlayani Person 252837
SAMBUNGAN RUMAH
Persentase % 94
Jumlah Penduduk Terlayani Person 237667
Penduduk per Sambungan Person/HC 5
a
Jumlah Sambungan Unit 47533
Unit Konsumsi L/Person.Day 150
Pemakaian Rata Rata L/s 412,62
Prediksi Tambahan HC Unit 47533
KRAN UMUM (PT)
Persentase % 0
Jumlah Penduduk Terlayani Person 0
b Penduduk per Sambungan Person/HC 200
Jumlah Sambungan Unit 0
Unit Konsumsi L/Person.Day 30,00
Pemakaian Rata Rata L/s 0,00
Jumlah Pelanggan Unit 47533
Pemakaian Rata Rata L/s 412,62
2 NON DOMESTIK
FASILITAS PENDIDIKAN
Jumlah Pelanggan Unit 300
a
Unit Pemakaian m³/unit.day 10,00
Pemakaian L/s 34,72
FASILITAS PERIBADATAN
Jumlah Pelanggan Unit 1030
b
Unit Pemakaian m³/unit.day 8,00
Pemakaian L/s 95,37
FASILITAS KESEHATAN
Jumlah Pelanggan Unit 34
c
Unit Pemakaian m³/unit.day 25,00
Pemakaian L/s 9,84
PERHOTELAN
Jumlah Pelanggan Unit 13
d
Unit Pemakaian m³/unit.day 25,00
Pemakaian L/s 3,76
12
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air Minum
Air minum adalah air yang melalaui proses pengolahan atau tanpa roses
pengolahan yang memebuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.
Air minum yang layak untuk dikonsumsi harus memenuhi standar kualitas air
minum. Hal tersebut berkaitan dengan proses pengolahannya dan juga kualitas air
baku yang dimiliki. Jika air baku yang akan diolah memniliki kriteria yang jelek,
maka pengolahan air minum yang akan dilakukan akan mengalami kesulitan.
Berikut ini merupakan penggolongan mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001:
13
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
1. Kelas satu: air yang digunakan untuk air minum dan mutu airnya sama
dengan mutu air minum.
2. Kelas dua: air yang digunakan untuk prasarana / sarana rekereasi,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, untuk mengairi
tanaman dan mutu arinya sama dengan kegunaannya tersebut.
3. Kelas tiga: air yang digunakan untuk prasarana / sarana rekereasi,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, untuk mengairi
tanaman dan mutu arinya sama dengan kegunaannya tersebut.
4. Kelas empat: air yang digunakan untuk mengairi, pertamanan dan mutu
airnya sama dengan kegunaannya tersebut.
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam
paramater wajib dan parameter tambahan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Parameter mikrobiologi
terdiri dari jumlah E.Coli, total bakteri koliform dan kandungan kimia an-organik.
Parameter fsisk terdiri dari bau, warna, total zat padat terlarut (TDS), kekeruhan,
rasa dan suhu. Parameter kimiawi terdiri dari kandungan aluminium, besi, mangan,
seng, sulfat, tembaga, amonia, kesadahan dan pH. Sedangkan parameter
radioaktifitas terdiri dari kandungan gross alpha activity dan gross beta activity.
3.2 Standar Kualitas Air Minum
Secara umum standard air minum dengan melihat batas minum kontaminan
yang diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Standar Air Minum (EPA)
Kontaminan Maksimal Kontaminan
Klorida 250 mg/l
Warna 15 color Unit
Tembaga 1 mg/l
Korosivitas Tidak korosif
Foaming Agent 0.3 mg/l
Hydrogen Sulfide 0.05 mg/l
Besi 0.3 mg/l
Mangan 0.05 mg/l
Bau 3
pH 6.5 – 8
Sulfat 250 mg/l
TDS 500 mg/l
Zinc 5 mg/l
Sumber: Kawamura, 1991
14
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
15
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Standar kulitas air minum tersebut nantinya akan menjadi acuan dasar dalam
penentuan proses pengolahan yang akan digunakan. Selain melihat itu juga, dapat
menjadi perimbangan acuan biaya yang digunakan untuk memenuhi agar
kandungan air minum memenuhi syarat.
3.3 Pemilihan Sumber Air Baku dan Unit Pengolahan
Dalam pemilihan sumber air baku, perlu diperhatikan hal – hal dibawah ini:
a) Kualitas sumber air baku
b) Kuantitas sumber air baku
c) Kontinuitas sumber air baku
d) Keterjangkauan terhadap sumber air baku
e) Ketersediaan dana untuk pembangunan unit pengolahan, pengoperasian dan
perawatannya
f) Kebutuhan air minum masyarakat
g) Pertambahan penduduk dan kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat
Sedangkan untuk pemilihan unit pengolahan tergantung pada:
a) Karakteristik air baku
b) Karakteristik air minum yang akan dihasilkan
c) Pertimbangan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan
d) Ketersediaan lahan
Bila air sungai mempunyai kekeruhan atau kadar lumpur yang tinggi,
maka diperlukan tambahan unit pretreatmentmeliputi screen dan
prasedimentasi. Bila kadar oksigen sangat rendah, maka diperlukan tambahan
unit aerasi. Bila terdapat kandungan kesadahan yang tinggi, maka diperlukan
tambahan unit penurunan kesadahan (presipitasi dengan kapur/soda-
sedimentasi-rekarbonasi). Berikut ini skema unit pengolahannya:
b) Air Danau
Karakteristik air danau umumnya menyerupai air sungai, yaitu terdapat
kandungan koloid. Karakteristik yang spesifik adalah kandungan oksigen rendah
karena umumnya air danau relatif tidak bergerak, sehingga kurang teraerasi. Dengan
karakteristik umum demikian, maka diperlukan unit pengolahan sebagai berikut:
- Aerasi
- Koagulasi-flokulasi
- Sedimentasi
- Filtrasi
- Disinfeksi
Berikut ini gambar skema unit pengolahannya:
c) Air Payau
Air permukaan yang bersifat payau (kadar garam sekitar 5000 – 10000 mg/l)
berada di daerah rawa di pesisir. Selain kadar garam, karakteristik air rawa ini
hampir sama dengan air sungai, sehingga diperlukan proses pengolahan berupa
koagulasi-flokulasi – sedimentasi – filtrasi ditambah dengan unit pengolahan untuk
17
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
menurunkan kadar garam, misal pertukaran ion atau filtrasi membran (mikrofiltrasi,
ultrafiltrasi, dialisis, elektrodialisis, reverse osmosis). Skema unit pengolahannya
dapat dilihat pada gambar 3.3
18
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
yang ada.
• Ketersediaan dari sumber tenaga dan fasilitas penunjang lainnya.
• Biaya konstruksi
• Keamanan operasi dan instalasi sebagai bangunan vital terhadap
kemungkinan gangguan dari luar
• Kemungkinan perluasan di masa yang akan datang. Tanah yang
tersedia harus cukup luas sehingga masih mungkin untuk dilakukan
pengembangan atau perluasan di kemudian hari.
• Transport menuju instalasi, demi lancarnya pengangkutan bahan-
bahan kimia dan tenaga operator.
• Jika distribusi air secara gravitasi dan tanpa menggunakan menara
air, maka ketinggian lokasi instalasi harus cukup.
3.6.2 Tata Letak Bangunan Pengolahan
Dalam instalasi pengolahan air minum, tata letak bangunan pengolahan perlu
direncanakan sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan bangunan pengolahan air minum adalah:
• Disesuaikan dengan urutan proses pengolahan atau sesuai dengan diagram
alir
• Disesuaikan dengan tipe desain, misalnya dengan memperhatikan besar
nilai debit dan keuntungan dan kerugian dalam tata letak bangunan.
• Harus memudahkan dalam pegoperasian, misalnya:
• Letak bangunan yang memerlukan bahan kimia harus berdekatan dengan
tempat menyiapkan larutan atau bahan kimia tersebut.
• Letak bagian-bagian yang perlu mendapatkan pengawasan jaraknya
sekecil mungkin, agar mudah dalam pengawasan operator.
• Perlu disediakan labolatorium untuk pengujian kualitas air setelah
melewati bangunan pengolahan, dimana jarak laboratorium cukup dekat
dengan tempat pengambilan contoh yang diperiksa secara berkala.
• Adanya tempat untuk mengontrol peralatan (ruang perpipaan, ruang
kontrol, rumah pompa, dan lain-lain).
• Ada jarak yang cukup antara bangunan, sehingga memudahkan lalu
lalang petugas atau cukup lapang apabila diperlukan perbaikan, dan
sebagainya.
20
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
b) Submerged Intake
Submerged intake digunakan untuk mengambil air dari sungai kecil
dan danau yang memiliki elevasi muka air yang rendah. Intake ini dapat
mengambil air dengan posisi yang sudah tetap. Keuntungannya adalah
konstruksinya yang sederhana dan mudah untuk dibangun.
22
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
dapat diposisikan di badan air yang dalam dan pemeliharaannya mudah. Sedangkan
kerugiannya adalah biaya pembangunannya tergolong mahal, pada gambar berikut
ini.
Gambar 3.8 Jenis Intake Tower (a) Wet-Intake Tower (b) Dry-Intake Tower
d) Shore Intake
Intake ini dapat digunakan untuk sungai maupun danau yang memiliki level
air yang konstan dan memiliki reservoir yang dalam. Intake ini memiliki beberapa
pintu air yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan level muka air.
Keuntungannya adalah mendapatkan kualitas air yang bagus dengan adanya
beberapa pintu air, dapat berlokasi pada dasar sungai maupun danau yang dalam.
Sedangakan kerugiannya adalah biaya pembangunannya lebih mahal dari folating
intake dan submerged intake, dapat menambah kedalam air sungai maupun air
danau.
23
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
c) Kecepatan Aliran Air (Arus Air) berakibat tergerusnya oleh arus air
tersebut.
Arus air yang terlalu besar akan menyebabakan bangunan intake cepat
rusak akibat tergerusnya oleh arus air tersebut.
d) Ketahanan Pondasi
f) Tersedianya Tenaga
Tenaga yang dimaksud di sini adalah sumber listrik yang dapat mendukung
kerja dari screen, pintu air dan pompa.
3.7.2 Screen
Proses yang terjadi pada screen disebut screening. Screening atau
penyaringan adalah proses mengurangi partikel kasar yang akan masuk dan
merusak unit pengolahan selanjutnya. Berikut ini ada beberapa macam screen:
1. Coarse Screen atau Trash Rack
Intake harus dilengkapi dengan coarse screen untuk mengurangi dan menahan
partikel kasar yang berukuran besar yang masuk ke dalam unit pengolahan. Screen
ini terdiri dari batang pipih atau batang bundar dengan jarak spasi 5 – 8 cm. Screen
harus diletakkan diluar unit pengolahan, agar tidak masuk dan merusak unit
pengolahan selanjutnya. Pada coarse screen tidak diperlukan pembersihan secara
mekanik, hanya diperlukan pembersihan secara manul. Kecepatan air yang melalui
coarse screen biasanya kurang dari 8 cm/s.
2. Fine Screen
Fine screen digunakan untuk mengurangi dan menahan partikel yang lebih
kecil daripada partikel yang dapat ditahan oleh coarse screen. Partikel tersebut dapat
merusak pompa. Jarak antara screen sebesar 0.5 cm, efisiensi faktornya sebesar 0.5
sampai 0.6 dan kecepatan air yang melalui fine screen sebesar 0.4 – 0.8 m / s. Fine
screen membutuhkan pembersihan secara mekanik, karena partikel yang ditahan
bisa lebih banyak daripada coarse screen, sehingga frekuensi pembersihan lebih
sering dilakukan.
3. Microstrainer
Microstariner digunakan untuk menahan dan menghilangkan alga dan
plankton dalam air baku. Air baku yang mengandung banyak alga dan plankton sulit
untuk diproses dengan koagulasi. Microstrainer terdiri dari silinder yang berputar
dan dilapisi oleh kawat yang sangat halus. Headloss yang terjadi kurang dari 15 cm.
Microstrainer dapat menahan alga dan plankton, namun tidak dapat menahan pasir
dan lumpur.
3.7.3 Prasedimentasi
Prasedimentasi (disebut juga plain sedimentation atau sedimentasi I)
dimaksudkan untuk mengendapkan partikel diskret atau partikel kasar atau
lumpur. Partikel diskret adalah partikel yang tidak mengalami perubahan
bentuk dan ukuran selama mengendap di dalam air.
Prasedimentasi hanya diperlukan apabila dalam air baku terdapat partikel
diskret atau partikel kasar atau lumpur dalam jumlah yang besar. Pengendapan
dilakukan dalam bak berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu detensi
selama 2 hingga 4 jam) dalam aliran yang laminer, untuk memberikan kesempatan
lumpur mengendap tanpa terganggu oleh aliran. Pengendapan berlangsung secara
25
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
gravitasi tanpa penambahan bahan kimia sebelumnya. Bentuk bak pengendap ada
dua macam, yaitu:
a. Rectangular (segi empat)
b. Circular (lingkaran)
Bak sedimentasi ideal. Sebuah aliran horizontal dalam bak sedimentasi
menunjukkan karakteristik, yang secara umum digunakan untuk melukiskan cara
pengendapan partikel diskrit:
a. Aliran melalui bak terdistribusi merata melintasi sisi melintang bak
b. Partikel terdispersi merata dalam air
c. Pengendapan partikel yang dominan terjadi adalah type I
Sebuah bak sedimentasi ideal dibagi menjadi 4 zona (lihat Gambar 3.12),
yaitu:
a. Zona inlet.
Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian melintang
bak; aliran meninggalkan zona inlet mengalir secara horisontal dan langsung
menuju bagian outlet.
b. Zona pengendapan
Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horisontal ke arah outlet, dalam zona
ini terjadi proses pengendapan. Lintasan partikel diskret tergantung pada besarnya
kecepatan pengendapan.
c. Zona lumpur
Dalam zona ini lumpur terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini ia akan
tetap disana
d. Zona outlet
Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terkumpul pada bagian
melintang bak dan siap mengalir keluar bak.
26
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
partikel tersuspensi secara efektif. Roughing filter juga dapat mendegradasi kadar
organik air baku mendekati kisaran 70%.
Diameter media kerikil yang digunakan pada roughing filter pada umumnya
lebih besar dari 2 mm (slow sand filter 0.15 – 0.35 mm; rapid sand filter 0.4 – 0.7
mm). Pencucian filter dapat dilakukan dengan penggelontoran atau pengambilan
media dan menggantinya dengan yang masih bersih. Roughing filter dapat
diletakkan sebelum slow sand filter atau sebelum direct filtration.
Ada dua jenis roughing filter, yaitu vertical flow filter dan horizontal flow
filter. Pada vertical flow filter air dapat dialirkan secara upflow atau down flow.
Penggelontoran media filter dilakukan dengan penyemprotan media atau merubah
arah alirannya.
Pada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk bereaksi dengan
alum, maka perlu ditambahkan alkalinitas dengan menambah kalsium hidroksida.
30
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Reaksi ini biasanya menghasilkan flok yang padat dan cepat mengendap. Jika
alkalinitas alami tidak cukup untuk reaksi, diperlukan penambahan kapur. Rentang
pH 6 optimum adalah sekitar 4 hingga 12, karena ferri hidroksida relatif tidak larut
dalam rentang pH ini.
Reaksi ferri klorida sebagai koagulan berlangsung sebagai berikut:
2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2→ 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2
Penambahan kapur diperlukan bila alkalinitas alami tidak mencukupi.
2FeCl3 + 3Ca(OH)2→ 2Fe(OH)3 + 3CaCl2
Reaksi ferri klorida berlangsung pada pH optimum 4 sampai 12. Flok yang
terbentuk umumnya padat dan cepat mengendap.
AdapunJenis pengadukan dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan
pengadukan dan metoda pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan
dibedakan menjadi pengadukan cepat dan lambat. Berdasarkan metodanya,
pengadukan dibedakan menjadi pengadukan mekanis, pengadukan hidrolis dan
pengadukan pneumatis.
Kecepatan pengadukan merupakan parameter penting dalam pengadukan
yang dinyatakan dengan gradien kecepatan. Gradien kecepatan merupakan fungsi
dari tenaga yang disuplai (P). Berikut rumusnya:
𝑃
𝐺=√
𝜇𝑥𝑣
dimana : P = suplai tenaga ke air (Nm/detik)
V = volume air yang diaduk (m3)
µ = viskositas absolutair (N. detik/m2)
31
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Gradien
Tujuan Kecepatan Waktu Detensi
(detik-1 )
Proses Koagulasi – 1000 - 700 20 – 60 detik
Flokulasi
Penurunan Kesadahan 1000 - 700 20 – 60 detik
32
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tipe Kecepatan
Dimensi Keterangan
Impeller Putaran (rpm)
Paddle 20 – 150 Diameter: 50 – 80% -
lebar bak
Lebar: 1/6 – 1/10
diameter paddle
Turbin 10 – 150 Diameter: 30 – 50 % -
lebar bak
Propeller 400 - 1750 Diameter: maks. 45 cm Jumlah Pitch 1 –
2 buah
Sumber: Reynolds & Richards, 1996
33
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Gambar 3. 15 Tipe Turbin dan Propeller (a) Turbin Blade Lurus, (b) Turbin
Blade dengan Piringan, (c) Turbin dengan Blade Menyerong, (d) Propeller 2
Blade, (e) Propeller 3 blade
Sumber: Masduqi dan Assomadi, 2012
34
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Pengadukan Hidrolis
Pengadukan hidrolis adaah pengadukan yang memanfaatkan aliran air
sebagai tenaga pengadukan. Tenaga pengadukan ini dihasilkan dari energi hidrolik
yang dihasiilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi
gesek, energi potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran.
35
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Pengadukan Pneumatis
Pengadukan pneumatis adalah pengadukan yang menggunakan udara (gas)
berbentuk gelembung sebagai tenaga pengadukan. Gelembung tersebut
dimasukkan ke dalam air dan akan menimbulkan gerakan pada air. Injeksi udara
bertekanan ke dlam air akan menimbulkan turbulensi. Makin besar tekanan udara,
kecepatam gelembung udara yang dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi
yang makin besar pula.
36
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
NRE = (Di2 x n x ρ ) / μ
37
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
air (kg/m3)
µ = kekentalan absolut cairan (N.detik/m2)
Nilai KT dan KL untuk tangki bersekat 4 buah pada dinding tangki,
dengan lebar sekat 10% dari diameter tangki.
𝑓 1 − 𝑎 𝐿 𝑣2
𝐻𝑙 = 𝑥( 3 )𝑥 𝑥
𝜃 𝑎 𝑑 𝑔
1−𝑎
𝑓 = 150𝑥 ( ) 𝑥1,75
𝑅𝑛
𝑑𝑥𝑣𝑥𝜌
𝑅𝑁 = ( )
𝜇
dimana: d = rerata diameter butiran (m)
L = kedalaman
media berbutir (m) α
= porositas
butiran (≈ 0.4)
v = kecepatan aliran air (m/detik)
RN = bilangan reynold
θ = faktor bentuk (≈ 0.8)
39
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
3.7.6 Sedimentasi II
Surface area atau over flow rate merupakan faktor penting dalam unit
sedimentasi. Dari air baku yang digunakan dan jenis pengolahan yang sesuai, berikut
ini beberapa tipikal over flow rate.
Tabel 3.12 Beberapa Tipikal Over Flow Rate
Jenis Air Baku Jenis Pengolahan Over Flow Rate (m / jam)
Air permukaan Alum flok 0.6 – 0.9
Air tanah Pelunakan 0.9 – 1.8
40
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
41
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
dimana: L =panjangweir(m)
Q =
debit air
(m3/hari)
H =
kedalama
n bak (m)
vs = kecepatan pengendapan (m/hari)
Untuk debit rendah, weir / pelimpah dibuat rata. Apabila terjadi
penurunan struktur sebagian bak, arah weir menjadi tidak rata. Akibatnya
akan terjadi penggerusan dasar yang membawa lumpur ke outlet. Untuk
mengatasi hal tersebut, weir dibuat bergerigi.
42
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
𝑄
𝐴𝑠 =
𝑂𝐹𝑅
𝐷 = 𝑂𝐹𝑅 𝑥 𝑡𝑑
dimana: As = luas permukaan (m2)
Q = debit air (m3/hari)
OFR = over
flow rate
(m3/hari.m2) D
=
diameter bak (m)
td = waktu detensi (menit)
Untuk bak berbentuk rectangular, kecepatan horisontal (vh) berkisar antara
0.3 – 0.6 m / menit. Lebar bak harus sesuai dnegan scrapper di pasaran, bila
pengerukkan lumpur dilakukan secara meanis. Kedalaman (H) dihitung dari data
yang ada dan dilakukan pengecekan pada bilangan reynolds (Re) dan bilangan
froud (Fr).
Untuk bak berbentuk circular, ditentukan diameter scrapper yang ada. Luas
permukaan dihitung dari rumus di atas. Diameter tidak terlalu besar jika kecepatan
pengaliran dapat terpenuhi serta dilakukan pengecekan pada bilangan reynolds (Re)
dan bilangan froud (Fr).
3.7.7 Filter
Proses yang terjadi pada filter adalah filtrasi. Filtrasi adalaha suatu proses
pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas) yang membawanya
menggunakan medium berpori atau bahan berpori lain untuk menghilangkan
sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Pada pengolahan air
minum, filtrasi digunakan untuk menyaring air hasil dari proses koagulasi –
flokulasi – sedimentasi sehingga dihasilkan air minum dnegan kualitas tinggi. Di
samping mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan
bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. Berdasarkan kecepatan
alirannya, filtrasi dibagi menjadi:
a. Slow sand filter (saringan pasir lambat), merupakan penyaringan partikel
yang tidak didahului oleh proses pengolahan kimiawi (koagulasi).
Kecepatan aliran dalam media pasir ini kecil karena ukuran media pasir
lebih kecil. Saringan pasir lambat lebih menyerupai penyaringan air secara
alami.
b. Rapid sand filter (saringan pasir cepat), merupakan penyaringan partikel
yang didahului oleh proses pengolahan kimiawi (koagulasi). Kecepatan
aliran air dalam media pasir lebih besar karena ukuran media pasir lebih
besar. Biasanya filter ini digunakan untuk menyaring partikel yang tidak
terendapkan di bak sedimentasi.
44
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
45
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Kerugian filter pasir lambat adalah besarnya kebutuhan lahan, yaitu sebagai
akibat dari lambatnya kecepatan filtrasi. Secara umum, filter pasir lambat hampir
sama dengan filter pasir cepat. Filter lambat tersusun oleh bak filter, media pasir,
dan sistem underdrain (Gambar 3.26). Perbedaan filter cepat dan filter lambat dapat
dilihat pada Tabel 3.13.
47
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 3.13 Kriteria untuk Filter Pasir Cepat dan Filter Pasir Lambat
Media filter dapat tersusun dari pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet.
Media ini umunya memiliki variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi kimia.
Pemilihan media filter yang digunakan dilakukan dnegan analisa ayakan (sieve
analysis). Hasil ayakan suatu media filter digambarkan dalam kurva akumulasi
distribusi untuk mencari ukuran efektif dan keseragaman media yang diinginkan.
Effective Size (ES) atau ukuran efektif media filter adalah ukuran media filter
bagian atas yang dianggap paling efektif dalam memisahkan kotoran yang besarnya
10% dari total kedalaman lapisan media filter atau 10 % dari fraksi berat, ini sering
48
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
dinyatakan sebagai P10 (persentil 10). P10 yang dapat dihitung dari ratio ukuran rata
– rata dan standar deviasinya.
Uniformity Coeffficient ( UC ) atau koefisien keragaman adalah angka
keseragaman media filter yang dinyatakan dengan perbandinagn antara ukuran
diameter pada 60 % fraksi berat terhadap ukuran ( size ).
49
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Metode disinfeksi secara umum ada dua, yaitu cara fisik dan cara kimiawi.
Disinfeksi secara fisik adalah perlakuan fisik terhadap mikroorganisme, yaitu panas
dan cahaya yang mengakibatkan matinya mikroorganisme. Sedangkan metode
disinfeksi secara kimiawi adalah memberikan bahan kimia ke dalam air sehingga
terjadi kontak antara bahan tersebut denganmikroorganisme yang berakibat
matinya mikroorganisme tersebut. Beberapa bahan kimia untuk desinfeksi adalah
klor dan ozon.
50
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
6 – 8 x NH3
HOCl
OCl
51
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
52
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Sisa klor (residu klor) dalam air diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi
bakteri selama pejalanan air samapai ke konsumen. Biasanya klor tergantung dari
jarak yang ditempuh, pH dan temperatur air. Untuk jarak yang tidak begitu jauh,
sisa klor cukup 0.2 – 0.4 mg/l.
53
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
5. Keamanan
Lokasi dari reservoir harus dapat dijangkau dengan sistem keamanan. Hal ini
mencegah adanya pencurian air minum ataupun perusakan kualitas air minum oleh
pihak tertentu secara disengaja.
6. Pengontrolan Korosi
Jika tangki reservoir terbuat dari besi, maka tangki tersebut harus tahan
terhadap korosi dengan cara mengecat tangki dan digunakan setelah cat benar –
benar kering dan cat tidak luntur jika terkena air. Karena, hal tersebut bisa
mempengaruhi kualitas air minum yang akan didistribusikan.
7. Pompa
Untuk elevated reservoir yang memiliki tekanan yang cukup untuk
mendistribusikan air minum, maka penggunaan pompa tidak diperlukan. Karena,
elevated reservoir pengelirannya dengan sistem gravitasi. Sedangkan untuk ground
reservoir, tekanan untuk mengalirkan air minum tidak mencukupi, sehingga
diperlukan pompa untuk mendistribusikannya.
54
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
55
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
56
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
57
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB IV
ALTERNATIVE PENGOLAHAN
4.1 Pengertian Air Baku
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yang dimaksud Air Baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air
hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Sedangkan yang dimaksud dengan Air Minum berdasarkan PERMENKES No. 492
Tahun 2010 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
4.2 Khzslapasitas Pengolahan
Pada perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum ini kapasitas produksi
atau kapasitas pengolahan didasarkan pada kebutuhan air penduduk Kota
Probolinggo. Kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, yaitu berdasarkan
penduduk Kota dan juga kebutuhan air non-domestik berdasarkan jumlah fasilitas
umum di Kota Probolinggo.
Debit yang direncanakan menjadi 801,08 L/det, sehingga perencanaan
bangunan pengolahan air minum direncanakan berkapasitas produksi 801,08 L/det.
4.3 Karakteristik Air Baku
Air baku yang digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan air minum di
daerah perencanaan diperoleh dari air sungai dengan cara sistem pemompaan ke
Instalasi Pengolahan Air. Seperti layaknya air sungai yang ada di sebagian besar
wilayah di Indonesia, kandungan lumpur yang tersuspensi pada air yang dapat
menyebabkan kekeruhan air sangatlah tinggi. Kualitas air baku untuk pengolahan
air minum pada bangunan perencanaan ini adalah sebagai berikut:
- Kekeruhan = 500 NTU
- TDS = 1000 mg/L
- Debit pengolahan = 801,08 L/det = 0.907 m3/det
- Beda tinggi muka air minimum sungai terhadap muka tanah di IPA =
10m
- Jarak IPAM ke lokasi intake = 500 m
- Parameter lain = Kesadahan
4.4 Standar Kualitas Air Baku
Standar kualitas air minum yang digunakan di Indonesia adalah Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 09 April 2010
yang didalamnya sudah mencakup persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan
radiologis. Berdasarkan standar tersebut, dapat dilihat perbandingan antara air baku
dengan standar yang berlaku pada Tabel 4.1.
58
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
59
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
60
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
61
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
62
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
1. Alternatif Pengolahan Pertama
Rumah Pompa
Intake
Sungai Barscreen
Flokulasi Prasedimentasi
Sedimentasi Hidrolis Koagulasi
Persegi Hidrolis
Desinfektan
O2
Rapid Sand
Filter ingle Desinfek Reservoir
Rekarbonasi
Media
si Gas
Distribusi
Rumah Pompa
Intake
Sungai Barscreen
Flokulasi
Hidrolis Koagulasi Prasedimentasi
Sedimentasi
Persegi Hidrolis
Desinfektan
O2
Membran Desinfeksi
Pretreatmen Gas Reservoir
63
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Rumah Pompa
Intake
Sungai Barscreen
Desinfektan
O2
Roughung
Filter Reservoir
c
R
e
4.6 Pemilihan Alternatif
s
▪ Alternatif 1 e
Pada alternatif 1, unit pengolahan pertama r adalah Barscreen dan
v
Intake, pengolahan ini dipilih untuk mengambil air odari sumber (sungai) serta
i
menyaring partikel-partikel pengotor yang berada dalam air baku. Kemudian
r
dilanjutkan oleh Pompa yang berfungsi untuk menyediakan head yang cukup
dan menyalurkan air baku ke unit pengolahan selanjutnya yakni Bak
Prasedimentasi. Bak Prasedimentasi berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel diskret yang tidak tersaring di barscreen, bak prasedimentasi
dipilih dalam alternatif ini karena memiliki sistem pengendapan dengan cara
gravitasi tanpa memerlukan media filter didalam baknya serta memiliki
waktu detensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan Roughing Filter.
Dalam proses prasedimentasi ini, efisiensi removal kekeruhannya adalah
65%. Setelah prasedimentasi, kemudian air dialirkan menuju Bak Koagulasi
– Flokulasi hidrolis untuk dilakukan ditambahkan bahan-bahan kimia seperti
koagulan serta kapur. Proses koagulasi – flokulasi berfungsi untuk
mencampurkan bahan-bahan kimia dan membentuk gumpalan flok agar
mudah untuk menyaring partikulat halus yang lolos dari bak prasedimentasi.
64
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Koagulasi dan flokulasi disini dilakukan secara hidrolis dengan menggunakan
terjunan pada bak koagulasi dan baffle pada bak flokulasi. Koagulan yang
digunakan adalah Alum karena Alum merupakan koagulan yang mudah
untuk didapatkan, proses koagulasi- flokulasi dilakukan untuk
mencampurkan alum dan kapur untuk menghilangkan kesadahan pada air
baku. Setelah proses koagulasi – flokulasi, air kemudain dialirkan menuju
Bak Sedimentasi persegi, bak sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan
flok-flok yang telah terbentuk dari proses koagulasi – flokulasi, dalam proses
sedimentasi ini, efisiensi removal kekeruhan dan kesadahan adalah adalah
90%. Unit selanjutnya yang dipilih dalam alternatif ini adalah Rekarbonasi,
dalam unit ini air akan diinjeksi dengan gas CO2, unit ini dipilih untuk
menurunkan pH dari air yang telah ditambahkan kapur pada proses koagulasi
- flokulasi. Rekarbonasi membuat air menjadi stabil karena membuat pH air
menurun dari >10 menjadi < 8.7 sehingga tidak akan menyebabkan korosi
serta menghilangkan kelebihan kapur sehingga tidak menyebabkan
pengerakan, selain itu rekarbonasi berfungsi untuk menghilangkan presipitat
kalisum karbonat yang lolos dari unit sedimentasi agar tidak menyumbat unit
filtrasi. Kemudian, air dialirkan menuju Rapid Sand Filter yang berfungsi
untuk menyaring partikel-partikel yang telah terendapkan di bak sedimentasi,
rapid sand filter memiliki kecepatan filtrasi yang lebih besar dibandingkan
slow sand filter sehingga dipilih dalam alternatif ini, rapid sand filter juga
memiliki efisiensi removal untuk kekeruhan sebesar 87%. Setelah dari proses
rapid sand filter, air kemudian memasuki unit Desinfeksi, unit ini dipilih
karena berfungsi untuk membunuh organisme pathogen sebagai salah satu
syarat dari air minum. Pada unit ini, air akan diinjeksi dengan gas klor (Cl 2)
dengan alat injeksi klorinator, injeksi dengan cara menyemprotkan gas ini
dipilih karena lebih efektif dibandingkan dengan injeksi liquid. Unit terakhir
dalam alternatif ini adalah Reservoir, air minum akan ditampung terlebih
dahulu pada reservoir sebelum didistribusikan kepada pelanggan. Reservoir
ini juga berfungsi sebagai cadangan air siap distribusi.
65
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
▪ Alternatif 2
▪ Alternatif 3
66
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
8 Reservoir 0% 0% 0%
*asumsi
Tabel 4.7 Removal Unit Pengolahan III
Prosentase Removal (%)
No Bangunan
Turbidity Kesadahan TDS
67
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 4.8 Efesiensi Removal pada Alternatif Pengolahan I
Total
Hasil Setelah Removal Kesesuaian dengan
Persen Baku
Pilihan Parameter Rumah Pompa Prasedimen Koagulasi - Flokulasi - Rapid Sand Air Baku yang
Intake Rekarbonasi Desinfeksi Reservoir Removal Mutu
Air Baku tasi Sedimentasi Filter Masuk & Effluen
(%)
Kekeruhan (NTU) 500 500 200 40 40 5 5 5 99,0 500 Sesuai
Kesadahan 552 552 552 55 55 55 55 55 90,0 55 Sesuai
Alternatif 1
TDS 1000 1000 1000 600 600 162 162 162 83,8 500 Sesuai
pH 5 5 5 >5 <8,7 <8,7 <8,7 <8,7 <8,7 6,5-8,5 Sesuai
68
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
3 Bak Koagulasi
Jumlah Bak = 2
Debit kapasitas = 34606,81 m³/hari = 34,61 m³/detik
Debit setiap bak = 17,30 m³/detik
Gradient Kecepatan = 1000 detik
Waktu detensi (td) = 20 detik
Volume Bak (debit x td) = 346,07 m³
Dimensi Bak :
Panjang : Lebar = 1
Kedalaman : Lebar = 1,5
Panjang = Lebar = volume / lebar = 6,13 m
Kedalaman = (kedalaman/lebar)*(panjang) = 9,20 m
Luas Lahan = lebar x panjang x jmlah bak = 7,88 m²
Lahan untuk Bak Koagulasi = 9,06 m²
71
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 4.16 Perhitungan Luas Lahan untuk Rapit Sands Filter
1 Intake = 70,40 m²
2 Prasedimentasi = 187,06 m²
3 Bak Koagulasi = 9,06 m²
4 Bak Flokulasi = 182,57 m²
5 Bak Sedimentasi = 947,57 m²
7 Rapid Sands Filter = 345,47 m²
9 Desinfeksi = 112,70 m²
10 Reservoar = 634,46 m²
= 2489,29 m²
Total
= 0,25 Ha
73
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB V
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) UNIT INTAKE
5.1 Pipa Untuk Air Baku
Dalam perencanan ini digunakan River Intake sehingga dibutuhkan sumur
penggumpul. Sumpur penggumpul di gunakan untuk mengumpulkan air dari pipa
sadap sebelum di pompa ke unit berikutnya. Dengan perhitungan pipa sadap
sebelumnya dapat memenuhi kebutuhan air yang akan di olah yaitu sebesar 0,801
m3/detik maka dimensi sumur pengumpul tidak terlalu besar namun cukup
digunakan untuk meletakkan pompa penguras lumpur dan maintenance.
H rencana = 10 m
Q = 0,8011 m³/s
v rencana = 0,60 m/s
A = 1,34 m²
lebar bukaan screen = 0,13 m
lebar bar (w) = 0,01 m
jarak antar batang (b) = 0,025 m
sudut kemiringan screen = 65
Bentuk bar = persegi panjang
lebar bukaan total = b x (n+1)
0,13 = 0.025 x (n+1)
n= 29,4 30 31
lebar bukaan total baru (n=30) = b x (n+1)
= 0.025 x (30+1)
= 0,78
B (lebar saluran) = (n x w) + ((n+1)b)
= (30x0.01) + (30+1)0.025
= 1,08 m
5.5 Pompa
Pompa mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kelancaran proses
pengolahan antara lain dapat menaikkan level muka air ke daerah yang lebih tinggi.
Untuk itu agar proses pengolahan dapat berjalan dengan baik.
Direncanakan seperti tabel dibawah ini,
Tabel 5.5 Perhitungan Pompa
77
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
78
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Head Pompa
Head Loss pompa ( for 1 pump)
head statis = 12 m
Panjang pipa suction (L) = 12 m
= 12 m
Panjang pipa discharge (L) = 512 m
Mayor losses
Hf Suction = 0,0000001587 m
Hf Discharge = 0,0000021338 m
Hf mayor losses = 0,0000022925 m
Minor Losses
Head velocity = 0,099 m
Hfm belokan (1 buah) = 0,040 m
Hfm valve (1 buah) = 0,030 m
Hf minor losses = 0,070 m
Hf total = 17,07 m
Power Pompa
densitas = 1000 kg/m3
Power Pompa = 44714 watt
efisiensi pompa = 80%
= 55893 watt
Tipe Pompa
Q tiap pompa = 16,02 m³/menit
Hf Total = 17,07 m
Diplotkan pada grafik Pompa Grundfos - pompa centrifugal
d Pipa suction = 560 mm
d Pipa discharge = 710 mm
Q cek pipa suction = 8,06 m3/s
Q cek pipa discharge = 4215,91 m3/s
79
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Untuk pompa dalam perencanaan ini digunakan pompa sentrifugal dan untuk
pemilihan tipe pompa dapat dilihat pada gambar 5.2, head dan debit dicari pada
kurva pompa Grundfos TPE 200-240/4 SC-A-F-ABQQE-RX3dengan memiliki
diameter pipa suction 450 mm dan diameter pipa discharge 560 mm
80
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB VI
Primary sedimentation dapat berupa bak berbentuk lingkaran atau segi empat
dengan kedalaman 2-5 m. Pada umumnya, bak segi empat mempunyai ukuran
panjang sampai 50 m dan lebar 10 m sedangkan bak persegi mempunyai panjang ±
2.5 m. Slope ruang lumpur berkisar antara 2% - 6%, bilangan Reynolds< 2000 atau
bilangan Froude>10-5 agar aliran laminer.
Prinsip dalam bak pengendapan pertama (primary sedimentation) ini adalah
memisahkan padatan tersuspensi dalam air baku dengan cara gravitasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur kecepatan pengendapan partikel. Efisiensi
penghilangan dari partikel diskrit dengan ukuran, bentuk, densitas dan spesific
gravity yang sama tidak tergantung dari kedalaman bak, tetapi pada luas permukaan
bak serta waktu detensi. Bak pengendap pertama terdiri dari 4 (empat) zona
fungsional yaitu:
• Zona Inlet
Zona inlet adalah tempat memperhalus aliran transisi dari aliran influent ke
aliran
steady uniform di zona settling (aliran laminer).
• Zona Pengendapan (Settling Zone)
Zona pengendapan adalah tempat berlangsungnya proses
pengendapan/pemisahan partikel-partikel diskrit di dalam air buangan.
• Zona Lumpur
Zona lumpur adalah tempat menampung material yang diendapkan bersama
lumpur endapan.
• Zona Outlet
Zona outlet adalah tempat memperhalus aliran transisi dari zona settling ke
aliran
effluent serta mengatur debit effluent.
Gambar 6.1 dibawah ini menunjukkan sketsa pembagian zona-zona di dalam
unit prasedimentasi.
81
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Rumus yang digunakan untuk menghitung bilang Reynold (NRe) dan
bilangan Froude (NFr) adalah sebagai berikut:
𝑉ℎ 𝑥 𝑅
𝑅𝐸 =
𝜇
𝑉ℎ2
𝐹𝑅 =
𝑔𝑥𝑅
Dimana :
Vh = Kecepatan horisontal (m/s)
R = Jari-jari hidrolis (m)
Μ = Viskositas absolut (N.dt/m2)
Aliran pengendapan tidak dapat terjadi secara ideal pada lapangan, sehingga
dibutuhkan faktor keamanan pada kurva graflk performance (gambar 6.2) agar
didapatkan perbandingan antara nila Vs hasil analisa dan beban permukaan (Q/A).
82
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
6.2 Kriteria Desain
83
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Dari td yang didapat dari analisis laboratorium diplotkan pada grafik
permonce dengan tujuan sebagai angka keamanan sekaligus mengetahui t (bak)
untuk pengendapan pada aliran karena dalam percobaan digunakan column settling
test yang tidak memiliki aliran horizontal, sedangkan di lapangan pengendapan
dilakukan pada air yang mengalir horizontal. Dalam grafik performance digukanan
good performance karena di rencanakan aliran linier pada prasedimentasi.Maka di
plotkan pada grafik permonce dibawah ini:
84
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
1/ 2 Jawa Timur Tahun 2030`
18.Vs.
• Diameter Partikel = =
g ( Sg − 1) 18 𝑥 0,0011 𝑥 0,896 𝑥 10−6
1/2
[ ]
9,81 𝑥 (2,65 −1)
-5
= 3,4 x 10
• Kecepatan Scoring ( Vsc)
• Vsc = [(8k (Sg – 1) × d × g) / f)]1/2
= 0,0707 m/s
• Vsc = 0,0707 m/s > Vs tidak terjadi resuspensi
(terpenuhi)
• Vh = 0,0095 m/s < Vsc tidak terjadi penggerusan
(terpenuhi)
• Kontrol Nre dan Nfr
Nre =(Vs × d) / Ʋ
=0,0041 terpenuhi
• Jari-jari hidrolis, R = ( b x H )/ ( b + 2 H )
= 1,62 m
•
Nre = ( Vh x R ) / ʋ
= 17174 (tidak sesuai, karena melebihi 2000)
• Nfr = Vh2 / (g x R )
= 0,000005739 < 10-5 (tidak memenuhi)
Karena NFr lebih kecil dari 10-5 dan Nre lebih besar dari 2000, maka perlu
dipasang perforated baffle di zona inlet untuk mencegah aliran pendek dan agar
alirannya menjadi lebih laminer sehingga partikel mempunyai kesempatan
mengendap yang lebih lama.
6.4 Zona Lumpur
Direncanakan sebagai berikut :
• Ruang lumpur berbentuk limas terpancung dengan periode pengurasan 2
hari sekali
• Slope zona pengendapan = 0.5 %
• Removal TSS = 70 %
• Efisiensi pengendapan = 65%
• TSS air baku = NTU / 3
= 500 NTU / 3 = 166,67 mg/L
• Konsentrasi Diskrit dan grit = 90 % x Konsentrasi SS
• Kadar air dalam lumpur = 95 %
• Kadar Solid kering dalam lumpur = 5 %
• Berat jenis Solid = 2650 kg/m³
• Berat jenis air = 997.1 kg/m³ Perhitungan:
85
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
86
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
= [(4 × 0.333 m2) / 3.14]1/2
= 0.652 m
= 652 mm
• V cek = Q/A
= 0,167 m³ /s / (1/4× π× D²)
= 0.167 m³ /s / (1/4 ×π ×0,652²)
= 0.50 m/s
87
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
• HL Total = 0,0022 + 0,01835
= 0,02058
Saluran Pembagi
• Q saluran pembagi = 0,801 m3/s
• V asumsi = 0,4 m/s
• Jumlah saluran pembagi = 4 buah
• Q tiap saluran = 0,200 m3/s
• Kedalaman inlet =1m
• Luas (A) =Q/v
= 0,200 m3/s / 0,4 m/s
= 0,5m2
• Lebar (b) = Luas / kedalaman inlet
= 0,5 / 1 = 0,5 m
Perforated Baffle
Direncanakan :
• Diameter lubang = 10 cm = 0.1 m
• Lebar baffle = lebar bak = 12.3 m
• Tinggi baffle (H) = tinggi bak = 3m
• Kecepatan melalui lubang rencana (v) = 0.5 m/s
• Perforated baffle diletakkan 1.70 m di depan inlet
• Koefisien kontraksi = 0.6 (0.5 – 0.6)
Perhitungan :
1
• Luas tiap Lubang (A) = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2
4
= 0,008 m2
• Luas Baffle yang terendam air = b x h = 21 m2
• Luas total lubang (Atotal) = [Q/(c x Vasumsi )] = 0,67 m2
• Jumlah lubang = Atotal / luas tiap lubang = 85
• Susunan Lubang
Horizontal =15
Vertical =6
• Jarak horizontal antar lubang = [(lebar baffle – (jumlah lubang × d)) /
(jumlah lubang + 1)]
88
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
= 0,34 m
• Jarak vertical antar lubang = [(tinggi baffle – (jumlah lubang × d)) /
(jumlah lubang +1)]
= 0,36 m
• Vh = 0,0095 m/s
• Jari-jari hidrolis = A/P = ¼ D = 0,025 m
• Reynold number = (V × R) / Ʋ
= 266 < 200 memenuhi
• Froude number = Vh2 / (g × R)
= 0,00037 > 10-5 memenuhi
• Headloss melalui perforated baffle
Hf = V2 /2g
= (0,52) / 2 × 9,81 =0,1274m
6.6 Zona Outlet
Weir dan Gutter
Direncanakan sebagai berikut ini,
Zona outlet bak prasedimentasi ini berupa weir
• Weir Loading Rate ( WLR ) = 10 m3/m2.jam
= 0,00278 m3/m2.s
• Q = 801,01 L/s = 0,801 m3/s
• Jumlah unit = 4 unit
• Q tiap unit = Q / jumlah unit
= 0,801m3/s / 4 unit = 0,200 m3/s
• Panjang gutter rencana = 2,5 m
Saluran Pengumpul
Perhitungan sebagai berikut,
• Kedalaman, h
• Q = 1,375 x L x h ^3/2
0,200 m3/s = 1,375 x 2h x h ^3/2
Kedalaman, h = 0,35 m
Lebar, b = 2 x 0,35 = 0,7 m
• Dimensi saluran pengumpul :
Panjang, L =7m
Lebar, b = 0,7
• Kecepatan dalam saluran pengumpul
• V = Q/A
= 0,952 m/s
• n = 0,0015
• jari-jari hidrolis, R = (h × b)/(2h +b) = 0,175 m
90
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
91
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB VII
92
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
= 0,00139
Panjang Terjunan
Ld = 4.3 x H x D^0.27
= 0,90 m
Kedalaman Awal Loncatan
Y1 = 0.54 x H x D^0.425
= 0,041 m
Kedalaman Akhir Loncatan
Y2 = 1.66 x H x D^0.27
= 0,86 m
Loncatan Hidraulik terjadi saat
(Y2/Y1 > 2,83)
Y2/Y1 = 21,18 (memenuhi)
Bilangan Freud (F>2)
((((((Y2/Y1)*2)+1)^2)-
F = 1)/8)^0,5
F = 15,33
Panjang Loncatan
L = (4.3 - 5.2) kali Y2
L = 3,71 m
Ltotal = Ld + L
= 4,61
7.2 Saluran Inlet dan Outlet
Diketahui:
Q = 0,801 m3/s
H = 0,35 m
Panjang Saluran = 5 m
V = 0,8 m/s
A = 1,00 m2
n (kekasaran) = 0,015
Perhitungan :
L = 2,9 m
= 3 m
V cek = 0,79 m/s
R = 0,28 m
Slope = 0,0008
93
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Hf = 0,004 m
Hv = 0,032 m
Headloss Total = 0,035 m
94
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
= 3,9
lebar = panjang
= 3,9 m
Kedalaman = h + freeboard
= 1,3 m
Debit koagulan
diinjeksikan = 0,0006811936 m3/detik
7.3.3 Pipa Pembubuh Koagulan
Diketahui:
• Kecepatan (v) = 1 m/s
• Panjang pipa =4m
• Q = 0.00067 m3/s
Perhitungan,
A = Q/v
= 0,00010 m2
D = (4A/3.14)^0,5
= 0,02946 m
= 29,46 mm
= 30 mm
V cek = 0,96 m/s
Hf =
= 0,1583 m
Hv = (v^2/2g)
= 0,05 m
H minor belokan (K=0,4)
H belokan = Hv x 0,4
= 0,02 m
H valve (K=0,3)
H belokan = Hv x 0,3
= 0,015 m
Headloss Total = 0,25 m
7.4 Pembubuhan Kapur
7.4.1 Dosis Kapur
Tabel 7.1 Konsentrasi Kandungan Kesadahan dalam Air Baku
Konsentrasi
Kandungan
mg/L
H2CO3 86.40
Ca2+ 90.10
Mg2+ 7.32
Na + 44.16
95
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
-
Alkalinitas (HCO3 ) 234.00
2-
SO4 72.00
Cl- 30.00
Reaksi pelunakan yang terjadi:
CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O
2HCO3 - + Ca(OH) 2→ 2CaCO 3+ 2H O2
Ca2+ +
• Konsentrasi kapur = 70%
• Q = 0,801 m3/s
• ρ kapur = 2,21 gr/cm3 = 2210 kg/m3
• Kadar kapur dalam larutan = 70%
• Kadar air dalam larutan = 30%
Perhitungan,
Kesadahan sementara = 552 mg/L CaCO3
Kebutuhan kapur = 417,97 mg/L
Kebutuhan kapur/day = 28928,90 kg/hari
28,93 ton/hari
Konsentrasi kapur 70%
Kebutuhan kapur 70% = 41,33 ton/hari
kebutuhan tawas /
Volume kapur = ρtawas ρtawas 2,21 gr/cm3
= 18,700 m3/hari
Volume Air Terlarut = (30%/70%)*V tawas
= 8,01 m3/hari
Volume larutan total = Volume tawas + Volume air terlarut
= 26,71 m3/hari
7.4.2 Bak Pelarut Kapur
Diketahui:
• Frekuensi pelarutan kapur = 12 jam = 0.5 hari
• P:L =1:1
• Kedalaman bak =1m
• Freeboard = 0,3 m
Perhitungan
volume larutan total x freq
Volume bak = pelarutan
= 13,36 m3
Dimensi Bak
A = V/h
A = 13,36 m2
panjang = (A)^0,5
= 3,7 m
= 3,7
96
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
lebar = panjang
= 3,7 m
Kedalaman = h + freeboard
= 1,3 m
Debit koagulan = 0,00031 m3/detik
7.4.3 Pipa Pembubuh Kapur
Diketahui,
Kecepatan = 1 m/s
Panjang pipa = 4 m
Q = 0,00031 m3/s
= 0,31 L/s
Perhitungan
A = Q/v
= 0,00031 m2
D = (4A/3.14)^0,5
= 0,01985 m
= 19,85 mm
= 19 mm
V cek = 1,09 m/s
Hf =
= 0,34 m
Hv = (v^2/2g)
= 0,061 m
H minor belokan (K=0,4)
H belokan = Hv x 0,4
= 0,0243 m
H valve (K=0,3)
H belokan = Hv x 0,3
= 0,0182 m
Headloss Total = 0,4423 m
97
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB VIII
98
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Kedalaman (H) =2m
Koefisien friksi baffle (f) = 0.3
Tebal dinding baffle (b) = 25 cm = 0,25 m
P:L =2:1
Freeboard = 0.3 m
K =3
8.1.1 Kompartemen 1
Jarak antar ujung baffle dan dinding (d) = 0,8 m
Jumlah Baffle =
= 23,61 buah
= 24,0 buah
Jarak Baffle (W1) = L/(n+1)
= 1,54 m
Kecepatan Saluran Lurus (VL) = Q/(blxh)
= 0,26 m/s
Headloss Saluran Lurus (HL) = ((N+1)(V.n/R^2/3)^2)L
= 0,00277 m
Kecepatan Belokan (Vb) =
= 0,19 m/s
99
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
R (jari jari hidrolis) =
= 0,56 m
Headloss Akibat Gesekan (Hg) =
Panjang Saluran = L-d
= 5,53 m
Hg =
= 0,0046 m
Hv belokan = 0,1343 m
Hl total = G^2*µ*td/ρ*g
= 0,1371 m
8.1.2 Kompartemen 2
Jumlah Baffle =
= 12,82 buah
= 12,8 buah
Jarak Baffle (W2) = L/(n+1)
= 2,66 m
Kecepatan Saluran Lurus (VL) = Q/(blxh)
= 0,15 m/s
Headloss Saluran Lurus (HL) = ((N+1)(V.n/R^2/3)^2)L
= 0,00012 m
Kecepatan Belokan (Vb) =
= 0,10 m/s
R (jari jari hidrolis) =
= 0,80 m
Headloss Akibat Gesekan (Hg) =
Panjang Saluran = L-d
= 5,53 m
Hg =
= 0,0005 m
Hv belokan = 0,02181 m
Hl total = G^2*µ*td/ρ*g
= 0,022 m
100
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
8.1.3 Kompartemen 3
Jarak antar ujung baffle dan dinding (d) = 0,8 m
Jumlah Baffle =
= 6,37 buah
= 6,4 buah
Jarak Baffle (W3) = L/(n+1)
= 5,16 m
Kecepatan Saluran Lurus (VL) = Q/(blxh)
= 0,08 m/s
Headloss Saluran Lurus (HL) = ((N+1)(V.n/R^2/3)^2)L
0,00000 m
= 0,05 m/s
R (jari jari hidrolis) =
= 1,13 m
Headloss Akibat Gesekan (Hg) =
Panjang Saluran = L-d
= 5,53 m
Hg =
= 0,0000 m
Hv belokan = 0,00268 m
Hl total = G^2*µ*td/ρ*g
= 0,003 m
8.2 Saluran Inlet
Panjang = 10 m
Lebar = 2,9 m
Kedalaman = 0,35 m
Kedalaman + fb = 0,65 m
Q tiap bak = 0,801 m3/s
Kecepatan = 0,8 m/s
Slope = 0,0008
Hf = 0,0076 m
Hv = 0,0316 m
Hv belokan = 0,0127 m
Headloss Total = 0,0518 m
101
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
8.3 Saluran Outlet
102
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB IX
103
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
9.2 Perencanaan Ukuran Unit
Berikut ini perhitungan dimensi unit filter:
• Debit (Q) = 801,0 L / detik = 0,801 m3/s
• Kecepatan penyaringan = 2.5 L/dtk.m2 = 0.0025 m/s
• Jumlah bak filter (N):
Fraksi Persen
Diameter Berat Berat
US Sieve 2
rata-rata Pasir Pi/di
Number
(mm) %Pi Tersaring,
%
40 – 30 0.5 9 9 36
30 – 20 0.7 29 38 59.18
20 – 18 0.92 22 60 25.99
18 – 16 1.10 20 80 16.52
16 – 12 1.42 18 98 8.92
12 – 8 2 2 100 0.5
Ʃ 147.13
Sumber: Marsono, 2000
Persen berat tersaring didapatkan dari penjumlahan persen berat dengan
persen berat tersaring di ayakan sebelumnya. Dari tabel diatas, kemudian dibuat
grafik antara persen berat tersaring dengan diameter rata-rata untuk dihitung nilai
ES dan UC dari pasir.
105
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
• ES = d10 = 0.505 mm = 0.0505 cm
• UC = d60/ d10 = 0.92 / 0.505 = 1.82
Berdasarkan spesifikasi yang diharapkan, pasir tersebut tidak memenuhi
syarat sebagai media filter. Oleh karena itu harus dilakukan pemilihan ukuran agar
memenuhi spesifikasinya. ES telah memenuhi syarat, sedangkan UC diharapkan
1,5. Spesifikasi yang diharapkan:
UC = 1,5 → d60 = UC × ES = 1,5 × (0,0505 cm) = 0,076 cm
= 0,76 mm
Kemudian, titik 0,76 mm diplotkan pada grafik diatas maka akan dapat
ditentukan Pst60 yakni 45%.
• (d10, Pst10) = (0,505, 10%)
• (d60, Pst60) = (0,76, 45%)
• Persentase stok pasir yang dapat digunakan:
Puse = 2 × (Pst60 – Pst10) = 2 × (45 – 10) = 70%
• Persentase pasir terlalu kecil:
Pf = Pst10 – 0,1 × Puse = Pst10 – 0,2 × (Pst60 – Pst10)
= 10 – 0,2 × (45 – 10) = 3%
• Persentase ukuran pasir yang terlalu besar:
Pc = 100 - Pf - Puse = 100 – 3 – 70 = 27%
Dengan demikian, 3% dari ukuran pasir terkecil, yaitu pasir dengan ukuran
lebih kecil dari 0.05 cm harus dihilangkan. Untuk ukuran terlalu besar, 27% ukuran
pasir terbesar yang harus dibuang atau ukuran pasir di atas 0,105 cm. Jadi, pasir
stok yang dapat digunakan adalah pasir yang berukuran 0,05 sampai 0,92 cm.
Kehilangan tekanan dimedia pasir yaitu :
(1 − f ) * 6 * Pi * L
2 2
hf
= k * *V f * 2
l g f3 di
hf = kehilangan tekanan (cm)
L = tebal media (cm)
k = konstanta (k = 5)
ν = viskositas kinematis (cm2/det)
Vf = kecepatan filtrasi (cm/det)
f = porositas media
g = kecepatan gavitasi (cm/det2)
𝜑 = shape factor (faktor bentuk)
Pi = fraksi berat
di = diameter geometri media
106
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Hf/L = 0,50
Hf = 14,96 cm
B. Perhitungan Kehilangan Tekanan Media Antrasit
Untuk perhitungan kehilangan tekanan media antrasit dengan perencanaan
yaitu
• ES ≥ 0,7 dan UC → 1,6 – 1,8 (Al Layla, 1977)
• Ukuran butir d = 0,5 – 1,1 mm
• Tebal media antrasit (l) = 30 cm
• Porositas media (f) = 0,48
107
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Gambar 9. 2 Grafik Analisis Ayakan Antrasit
Berdasarkan gambar diatas, d10 adalah 0,55 mm dan d60 adalah 0,80 mm.
(1 − f ) * 6 * Pi * L
2 2
hf
= k * *V f * 2
l g f3 di
Hf/L = 0,43 cm
Hf = 12,99 cm
108
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Setelah backwash ada kemungkinan terjadi pencampuran antara media antrasit
dan media pasir. Untuk mengetahui apakah terjadi pencampuran atau terpisah
dilakukan dengan membandingkan kecepatan mengendap kedua media tersebut.
Syarat kedua media terpisah yaitu Vs antrasit pada diameter terbesar < Vs pasir pada
diameter terkecil. Rumus-rumus yang digunakan adalah:
Vs = 25,83 cm/s
Dengan syarat kedua media tersebut tidak tercampur pada saat setelah backwash
adalah :
• Vs antrasit pada diameter terbesar < Vs pasir pada diameter terkecil
• Vs antrasit < Vs Pasir
• 36,65 d1.14 < 158,53 d1.14
• 3.02 cm/detik < 25.83 cm/detik → Kedua media terpisah
D. Perencanaan Media Penahan
109
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
(1 − f ) * 6 * Pi * L
2 2
hf
= k * *V f * 2
l g f3 di
Hf = 0,16 cm
Jadi, headloss filtrasi yang terjadi adalah = 14,96 + 12,99+0,16=28,11
9.4 Perhitungan Ekspansi Backwash
Perencanaan untuk perhitungan kecepatan backwash adalah :
𝑉𝑢𝑝 = 𝑉𝑠.𝜖4.5
111
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Kecepatan
Diameter
(Vs) Fe pi pi/(1-fe) Nre
(cm)
cm/s
0.05 1.23 0.79 0.05 0.24 4
0.07 1.80 0.73 0.25 0.91 8
0.092 2.46 0.68 0.6 1.86 14
0.11 3.02 0.65 0.1 0.28 20
Ʃ 3.29
Sumber : Marsono, 2000
112
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
• V backwash = 0,42 cm/det
• Dimensi bak =P=8m;L=4 m
• Periode pencucian =
1 hari sekali, setiap 24 jam
Perhitungan:
a. Qbw = Vbw × A
= 0,42×10-2 m/dt × (8 m × 4 m)
= 0,134 m3/dt
b. Volume air
backwash untuk 1
bak (t =5 menit)
Vol = Qbw × td
= 0,134 m3/dt × 300 det =40,32 m3
Volume total 10 bak = 40,32 m3 × 10 = 403,2 m3
c. Produksi 1 filter dalam 1 hari:
Q bak = 0,801 / 10 bak = 0,08 m3/dt
Produksi = Q bak × 1 hari × 86400 dt/hr
= 0.08 m3/dt × 1 hari × 86400 dt/hr =
6929,6 m3
Prosentase volume air backwash = 40,32/6929,6 × 100% = 0,58 %
9.6 Perencanaan Inlet
Saluran inlet direncanakan adalah sambungan dari saluran outlet dari
bangunan sedimentasi. Saluran inlet berupa saluran pembawa dan menggunakan
pintu air untuk mengatur debit yang masuk ke dalam unit filter yang ada.
Diameter pipa inlet:
• V = 1 m/detik
• Q saluran = 0.086 m3/detik
A = Q/V = 0,08 m2
D = 0,319 m = 319 mm
113
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
l = 2 x h = 2 x 2 = 0,4 m
Sedangakan dimensi saluran inlet sebagai berikut:
H = 0,2 + freeboard
= 0,2 m + 0,3 m
= 0,5 m
l = 0,4 + ketebalan dinding
= 0,4 + 0,25
= 0,65 m
Pada perencanaan inlet, digunakan gutter. Gutter ini merupakan saluran
pelimpah untuk menerima air bachwash dan melimpahkan air menuju media filter.
Perencanaan gutter sebagai berikut:
Jumlah Gutter = 2 buah
Debit tiap filter = 0,08 m3/detik (debit backwash)
Kecepatan = 1 m/s
Panjang gutter = Panjang filter 8 m
Kedalaman gutter = 0,3 m
Q gutter = 0,08 m3/dtk/2 buah
= 0,04 m3/dtk
yu gutter skunder = 0.3 m
yc gutter skunder = yu / 1,73 = 0,3 m/1,73
= 0,173 m
Lebar gutter utama = 0,07 m = 7 cm
Lokasi gutter = h total expansi + h media penyangga + 20cm
=35,7 cm + 51,3 cm + 30 cm + 20 cm = 137 cm
Untuk perencanaan pintu air:
• Lebar pintu rencana (L) = 0,4 m (agar bukaan tidak terlalu besar)
• Q pintu air = Q tiap bak = 0,08 m3/dt
• Tinggi pintu air (H) = tinggi saluran inlet = 0,2 m Headloss di
pintu air:
Hf = 0,079 m = 7,9 cm
9.7 Sistem Underdrain
Sistem underdrain pada perencanaan bangunan filter ini menggunakan pipa
manifold, pipa lateral yang berlubang.Perhitungannya sebagai berikut:
1A. Pipa Manifold
Direncanakan :
Kecepatan aliran backwash pada manifold =2,5 m/detik
Jarak antar ujung manifold dengan dinding = 20 cm
T backwash = 5 menit = 300 detik
114
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
= 40,20/300 = 0,134
Dimensi pipa manifold :
A = Q/v = 0,134/2,5 = 0,05 m
D = 0,252 m = 252 mm
Diameter pakai = 250 mm (memenuhi SNI 3981:2008, diameter 20-30 cm)
Panjang manifold = L-jarak antara ujung manifold dengan dinding
= 7,8 – 0,2 = 7,6 m
Headloss pada berlubang adalah 1/3 headloss pipa tidak berlubang sehingga :
Hf = 0,23 m = 23 cm
= 1,7 m
= 25 x 0,008 = 0,2 m2
1C Oriface
115
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
• Luas total orifice:
A bak filter = 30,24 m2 = 302400 cm2
A total orifice = A bak filter × 5×10-3
= 302400 × 5×10-3
= 1602 cm2
Jumlah total orifice tiap filter = 1476 buah
Jumlah orifice tiap lateral = 58 buah
Jarak tiap oriface = 0,016 m = 1,6 cm
Q tiap orifice = 6,03 x 10-5 m3/s
Kecepatan saat backwash = 0,33 m/s
Hf pada saat orifice = 0,0056 m
• Pipa pembawa hasil filtrasi menampung air yang berasal dari pipa outlet,
yang kemudian disalurkan menuju ground reservoir.
• Q saluran outlet = Q tiap bak filter x filter = 0,08 x 10 = 0,8 m3/detik
Kecepatan asumsi dalam pipa = 2 m/s
Panjang pipa ke unit Reservoir = 10 m
Dimensi pipa pembawa hasil filtrasi :
A= Q/V = 0,4 m2
116
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
D = 560 mm
Headloss pada pipa outlet :
Mayor losses
Hf = 0,164m
Head kecepatan = 0,203 m
Minor losses total = 0,589
Gambar denag bangunan filtrasi beserta potongan dapat dilihat pada hal
lampiran .
117
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB X
118
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 10.1 Dosis Klor yang Diperlukan Saat Desinfeksi
Dosis klor, Waktu kontak,
Tujuan Pengolahan Rentang pH
mg/L menit
Residu klor kombinasi 1–5 a 7 -8
Residu klor bebas 0.5 – 4 a 7 -8
b
Reaksi breakpoint 30 6.5 – 8.5
6 – 8 x NH3
(optimum 7.5)
Pembentukan monokloramin
(dikloramin akan terbentuk b 20
bila 3 – 4 x NH3 7 -8
pH di bawah 7) b 20
Pembentukan residu klor bebas 6 – 8 x NH3 6.5 – 8.5
Sumber: Qasim, 2000
Direncanakan:
Perhitungan :
Dosis klor yang dibutuhkan = 2,3 mg/L
Kebutuhan klor dalam 1 hari = 159, 19 kg/hari
Diasumsika penampungan klor cukup 30 hari = 4775,74 Kg
Kebutuhan tabung klor = 7,77 ~ 8 tabung
Volume gas klor yang dibutuhkan untuk klorinasi = 322,82 m3
A pipa = 0,401 m2
Diamter pipa = 0,714 m = 800 mm
V cek = 1,59 m/s
Headloss total = 0,14 m
119
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Minor loses diabaikan karena pipa tidak memiliki aksesoris dan tidak
berbelok sehingga, headloss total = 0,141 m
120
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB XI
Kemudian pada pukul 06.00 - 08.00 dan 15.00 - 17.00 ditetapkan sebagai jam
pemakaian air terbesar sehingga dapat dihitung dengan mengalikan persentase
pengaliran air per jam dengan faktor hari maksimum (yaitu sebesar 1.17) yakni
sebesar 8%.
Direncanakan :
• Kedalaman reservoir =4m
• Pompa distribusi berjumlah 4 buah dan 2 pompa merupakan cadangan
• Besarnya suplai air ke reservoir adalah 100%
121
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Tabel 11.1 Hasil Fluktuasi Pengaliran Air Dari Ipam Ke Grund Reservoir
Jam % Pengaliran % Konsumsi Selisih Kumulatif Selisih Kumulatif % Pengaliran Total
00.00-01.00 4,17 0,5 3,67 3,67 4,17 7,84
01.00-02.00 4,17 0,5 3,67 7,34 8,34 15,68
02.00-03.00 4,17 0,5 3,67 11,01 12,51 23,52
03.00-04.00 4,17 0,5 3,67 14,68 16,68 31,36
04.00-05.00 4,17 5 -0,83 13,85 20,85 34,7
05.00-06.00 4,17 6 -1,83 12,02 25,02 37,04
06.00-07.00 4,17 8 -3,83 8,19 29,19 37,38
07.00-08.00 4,17 8 -3,83 4,36 33,36 37,72
08.00-09.00 4,17 6 -1,83 2,53 37,53 40,06
09.00-10.00 4,17 6 -1,83 0,7 41,7 42,4
10.00-11.00 4,17 5 -0,83 -0,13 45,87 45,74
11.00-12.00 4,17 5 -0,83 -0,96 50,04 49,08
12.00-13.00 4,17 5 -0,83 -1,79 54,21 52,42
13.00-14.00 4,17 5 -0,83 -2,62 58,38 55,76
14.00-15.00 4,17 6 -1,83 -4,45 62,55 58,1
15.00-16.00 4,17 8 -3,83 -8,28 66,72 58,44
16.00-17.00 4,17 8 -3,83 -12,11 70,89 58,78
17.00-18.00 4,17 6 -1,83 -13,94 75,06 61,12
18.00-19.00 4,17 4 0,17 -13,77 79,23 65,46
19.00-20.00 4,17 2 2,17 -11,6 83,4 71,8
20.00-21.00 4,17 2 2,17 -9,43 87,57 78,14
21.00-22.00 4,17 2 2,17 -7,26 91,74 84,48
22.00-23.00 4,17 0,5 3,67 -3,59 95,91 92,32
23.00-24.00 4,17 0,5 3,67 0,08 100,08 100,16
Jumlah 100 100 0
Dari data diatas dapat dibuat grafik fluktuasi pemompaan dan pengaliran
untuk mengetahui debit air yang dipompa setiap jam adalah berikut :
12.1 Layout
Layout/tata letak bangunan pengolahan air minum diperlukan agar dapat
memaksimalkan lahan yang ada dan tidak mengurangi estetika penataan bangunan
pengolahan tersebut. Layout dari semua unit pengolahan dapat dilihat pada
lampiran.
12. 2 Profil Hidrolis
Profil hidrolis adalah referensi garis muka air dari hydraulic grade linier pada
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Profil hidrolis dapat menentukan letak
bangunan (di dalam atau di atas permukaan tanah). Pada perencanaan ini elevasi
permukaan tanah adalah 7.15 dan elevasi sungai (HWL) adalah + 5 m.
124
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
BAB XIII
Intake
Bak Sumur Pengumpul
Volume pekerjaan 432,0 m³ 522,7 m³
panjang + tebal beton 6,0 m 6,60 m
lebar + tebal beton 6,0 m 6,60 m
kedalaman + fb + tebal beton 12,0 m 12,0 m
Volume beton 90,7 m³
Volume penggalian tanah
522,7 m³
bangunan
Volume penggalian tanah
0,00 m³
antara dengan muka tanah
Volume penggalian tanah total 522,7 m³
Bar Screen & Saluran Bar
Screen
Volume penggalian 4,14 m³ 10,96 m³
panjang + tebal beton 1,50 m 2,10 m
125
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
lebar + tebal beton 2,30 m 2,90 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,20 m 1,80 m
Volume beton 6,8 m³
pipa sadap intake
Volume pekerjaan 7741,4 m³ 10996,10 m³
panjang + tebal beton 512,0 m 512,4 m
lebar + tebal beton 1,1 m 1,48 m
kedalaman + fb + tebal beton 14,0 m 14,50 m
Volume beton 3254,7 m³
BP I
Bak BP I
Volume pekerjaan 839,0 m³ 1008,0 m³
panjang + tebal beton 27,6 m 28,0 m
lebar + tebal beton 7,6 m 8,0 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m 4,50 m
Volume beton 169,0 m³
Volume penggalian tanah
839,0 m³
bangunan
perforated baffle
Volume beton 12,2 m³
panjang + tebal beton 7,6 m
lebar + tebal beton 0,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m
Zona Lumpur
Volume pekerjaan 130,0 m³ 161,1 m³
panjang permukaan 7,6 m 7,8 m
lebar + tebal beton 5,7 m 5,9 m
kedalaman + fb + tebal beton 3,0 m 3,50 m
Volume beton 31,1 m³ m³
saluran pembawa inlet
Volume pekerjaan 8,4 m³ 18,28 m³
panjang + tebal beton 1,5 m 1,9 m
lebar + tebal beton 7,0 m 7,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,8 m 1,30 m
Volume beton 9,9 m³ m³
saluran pembagi inlet
Volume pekerjaan 3,200 m³ 7,56 m³
panjang + tebal beton 1,0 m 1,4 m
lebar + tebal beton 0,8 m 1,2 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m 4,50 m
Volume beton 4,4 m³ m³
saluran pengumpul outlet
Volume pekerjaan 2,9 m³ 8,95 m³
panjang + tebal beton 7,0 m 7,4 m
126
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
lebar + tebal beton 0,7 m 1,1 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,6 m 1,10 m
Volume beton 6,0 m³ m³
saluran outlet
Volume pekerjaan 6,3 m³ 13,64 m³
panjang + tebal beton 5,3 m 5,7 m
lebar + tebal beton 1,3 m 1,65 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,0 m 1,45 m
Volume beton 7,3 m³
Koagulasi
Bak Koagulasi
Volume pekerjaan 110,8 m³ 144,6 m³
panjang + tebal beton 5,5 m 5,9 m
lebar + tebal beton 5,3 m 5,7 m
kedalaman + fb + tebal beton 3,8 m 4,30 m
Volume beton 33,8 m³
Volume pengurugan tanah
33,8 m³
bangunan
Saluran inlet
Volume pekerjaan 10,5 m³ 23,20 m³
panjang + tebal beton 5,3 m 5,7 m
lebar + tebal beton 3,3 m 3,7 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,6 m 1,10 m
Volume beton 12,7 m³
Saluran outlet
Volume pekerjaan 10,5 m³ 23,20 m³
panjang + tebal beton 5,3 m 5,7 m
lebar + tebal beton 3,3 m 3,7 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,6 m 1,10 m
Volume beton 12,7 m³
Flokulasi
Bak Flokulasi
Volume pekerjaan 1700,1 m³ 2134,7 m³
panjang + tebal beton 38,3 m 38,7 m
lebar + tebal beton 19,3 m 19,7 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,3 m 2,80 m
Volume beton 434,6 m³
Volume pengurugan tanah
-1700,1 m³
bangunan
Kompartemen I
Volume beton 5745,6 m³ 6371,3 m³
Jumlah baffle 24,0 buah 24,4 m
panjang + tebal beton 38,0 m 38,4 m
lebar + tebal beton 6,3 m 6,80 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,6 m
127
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Kompartemen II
Volume beton 3112,2 m³ 3499,0 m³
Jumlah baffle 13,0 buah 13,4 m
panjang + tebal beton 38,0 m 38,4 m
lebar + tebal beton 6,3 m 6,80 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,6 m
Kompartemen III
Volume beton 3734,6 m³ 1671,2 m³
Jumlah baffle 6,0 buah 6,4 m
panjang + tebal beton 38,0 m 38,4 m
lebar + tebal beton 6,3 m 6,80 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,6 m
saluran inlet
Volume pekerjaan 21,0 m³ 42,4 m³
panjang + tebal beton 10,0 m 10,4 m
lebar + tebal beton 3,0 m 3,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,7 m 1,2 m
Volume beton 21,4 m³
saluran outlet
Volume pekerjaan 20,8 m³ 37,4 m³
panjang + tebal beton 10,0 m 10,4 m
lebar + tebal beton 1,6 m 2,0 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,3 m 1,8 m
Volume beton 16,6 m³
BP II diatas perm tanah 2,183
Bak BP II
Volume pekerjaan 1980,0 m³ 2329,0 m³
panjang + tebal beton 45,0 m 45,4 m
lebar + tebal beton 11,0 m 11,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m 4,50 m
Volume beton 349,0 m³
Volume pengurugan tanah
899,7 m³
bangunan
Zona Lumpur
Volume pekerjaan 166,0 m³ 238,1 m³
panjang permukaan 11,3 m 11,5 m
lebar + tebal beton 11,3 m 11,5 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,3 m 1,80 m
Volume beton 72,1 m³
perforated baffle
Volume beton 13,6 m³ 25,9 m³
panjang + tebal beton 11,3 m 11,5 m
lebar + tebal beton 0,3 m 0,5 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m 4,50 m
128
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
plate settler
Volume beton 28937,0 m³ 8020,5 m³
jumlah plate 194,0 buah 194,2 m
panjang + tebal beton 3,3 m 3,5 m
lebar + tebal beton 11,3 m 11,80 m
kedalaman + fb + tebal beton 4,0 m
saluran inlet
Volume pekerjaan 13,0 m³ 26,21 m³
panjang + tebal beton 10,0 m 10,4 m
lebar + tebal beton 1,0 m 1,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,3 m 1,80 m
Volume beton 13,2 m³
saluran pengumpul outlet
Volume pekerjaan 2,0 m³ 6,80 m³
panjang + tebal beton 5,0 m 5,4 m
lebar + tebal beton 1,0 m 1,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 0,4 m 0,90 m
Volume beton 4,8 m³
Filter di perm tanah 2,074
Bak Filter
Volume pekerjaan 92,8 m³ 126,8 m³
panjang + tebal beton 8,3 m 8,7 m
lebar + tebal beton 4,3 m 4,7 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,6 m 3,10 m
Volume beton 34,0 m³
Saluran Penampung Backwash
Volume pekerjaan 92,8 m³ 118,6 m³
panjang permukaan 8,3 m 8,5 m
lebar + tebal beton 4,3 m 4,5 m
kedalaman + fb + tebal beton 2,6 m 3,10 m
Volume beton 25,8 m³
saluran inlet
Volume pekerjaan 3,7 m³ 7,4 m³
panjang + tebal beton 5,3 m 5,5 m
lebar + tebal beton 0,7 m 0,9 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,0 m 1,50 m
Volume beton 3,7 m³
saluran pembagi
Volume pekerjaan 35,7 m³ 57,4 m³
panjang + tebal beton 8,3 m 8,5 m
lebar + tebal beton 4,3 m 4,5 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,0 m 1,50 m
Volume beton 21,7 m³
saluran outlet
129
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Volume pekerjaan 3,7 m³ 7,4 m³
panjang + tebal beton 5,3 m 5,5 m
lebar + tebal beton 0,7 m 0,9 m
kedalaman + fb + tebal beton 1,0 m 1,50 m
Volume beton 3,7 m³
di bawah perm
Reservoir -3,5973
tanah
Bak Reservoir
Volume pekerjaan 14511,4 m³ 15304,1 m³
panjang + tebal beton 74,0 m 74,4 m
lebar + tebal beton 37,0 m 37,4 m
kedalaman + fb + tebal beton 5,3 m 5,50 m
Volume beton 792,7 m³
Volume penggalian tanah
15304,1 m³
bangunan
Volume penggalian tanah
9849,40 m³
antara
131
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
V PEKERJAAN FLOKULASI
Rp Rp
1 Volume Beton Flokulator 1738,2 m³
6.936.005,11 12.056.302.798,83
Rp Rp
2 Volume Galian 1905,4 m³
121.905,94 232.282.022,20
Rp Rp
3 Baffle Kompartemen 45,0 buah
4.702.602,10 211.617.094,50
Rp Rp
4 Volume Beton Inlet 85,7 m³
6.936.005,11 594.609.845,90
Rp Rp
5 Pintu Air 4,0 buah
2.405.000,00 9.620.000,00
Rp Rp
6 Volume Beton Outlet 66,6 m³
6.936.005,11 461.660.499,99
Rp
JUMLAH V
13.566.092.261,41
VI PEKERJAAN SEDIMENTASI
Rp Rp
1 Volume Beton Sedimentasi 1396,1 m³
6.936.005,11 9.683.218.011,18
Rp Rp
2 Volume Galian 3598,6 m³
121.905,94 438.696.626,80
Rp Rp
3 Volume Beton Zona Lumpur 288,2 m³
6.936.005,11 1.999.039.904,19
Rp Rp
4 Pipa lumpur Ø 800 mm 24,0 m
3.017.737,20 72.425.692,80
Rp Rp
5 Pompa penguras lumpur 4,0 buah
150.000.000,00 600.000.000,00
Rp Rp
6 Aksesoris pipa 16,0 set
5.000.000,00 80.000.000,00
Rp Rp
7 Plate 194,0 buah
7.460.200,00 1.447.278.800,00
Rp Rp
8 Volume Beton Inlet 52,8 m³
6.936.005,11 366.443.021,87
Rp Rp
9 Pintu Air 4,0 buah
2.405.000,00 9.620.000,00
Rp Rp
10 Volume Beton Saluran Pengumpul 19,2 m³
6.936.005,11 133.282.274,16
Rp Rp
11 Volume Beton Outlet 19,2 m³
6.936.005,11 133.282.274,16
Rp
JUMLAH VI
14.963.286.605,14
VII PEKERJAAN FILTRASI
Rp Rp
1 Volume Beton Filter 475,5 m³
6.936.005,11 3.298.139.788,91
Rp Rp
2 Pipa lateral diameter 60 mm 44,8 m
31.888,95 1.428.624,80
Rp Rp
3 Pipa manifold diameter 300 mm 91,0 m
421.674,31 38.372.362,35
132
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Rp Rp
4 Media Kerikil 499,7 m³
400.000,00 199.864.000,00
Rp Rp
5 Media Pasir Silika 349,8 m³
760.000,00 265.819.120,00
Rp Rp
6 Media Antrasit 149,9 m³
820.000,00 122.916.360,00
Rp Rp
7 Pipa Backwash diameter 300 mm 80,0 m
857.737,20 68.618.976,00
Rp Rp
8 Aksesoris pipa backwash 10,0 set
5.000.000,00 50.000.000,00
Rp Rp
9 Pipa Inlet diameter 300 mm 80,0 m
857.737,20 68.618.976,00
Rp Rp
10 Aksesoris pipa inlet 10,0 set
5.000.000,00 50.000.000,00
Rp Rp
11 Pipa Outlet diameter 300 mm 80,0 m
857.737,20 68.618.976,00
Rp Rp
12 Aksesoris pipa outlet 10,0 set
5.000.000,00 50.000.000,00
Rp
JUMLAH VII
4.282.397.184,05
Rp Rp
1 Tabung Gas Klor 4,0 buah
42.000.000,00 168.000.000,00
Rp Rp
2 Pipa Injeksi 400 mm 4,0 buah
1.157.737,20 4.630.948,80
Rp Rp
3 Pressure check 4,0 buah
15.000.000,00 60.000.000,00
Rp
JUMLAH VIII
232.630.948,80
IX PEKERJAAN RESERVOIR
Rp Rp
1 Pipa vent 50 mm 40,0 m
800.000,00 32.000.000,00
Rp Rp
2 Gate valve pompa 4,0 buah
5.100.000,00 20.400.000,00
Rp Rp
3 Check valve pompa 4,0 buah
3.545.000,00 14.180.000,00
Rp Rp
4 Pompa distribusi 4,0 buah
500.000.000,00 2.000.000.000,00
Rp Rp
5 Volume Galian 100613,9 m³
121.905,94 12.265.434.191,47
Rp Rp
6 Volume Beton 3170,7 m³
6.936.005,11 21.992.130.116,04
Rp
JUMLAH IX
36.324.144.307,51
X FINISHING
Rp Rp
1 Pengurugan tanah dengan pemadatan 124 m³
299.425,94 37.128.816,95
133
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Rp Rp
2 Pengurugan pasir (padat) 120 m³
264.191,28 31.702.953,60
Pemasangan paving stone (blok) Tbl. 6 Rp Rp
3 300 m2
cm Abu-2 empat persegi panjang 133.958,89 40.187.667,15
Rp Rp
4 Pengangkutan tanah keluar proyek 128,6 m³
86.683,24 11.147.464,92
Rp
JUMLAH X
120.166.902,62
REKAPITULASI
NO PEKERJAAN HARGA
1 PERSIAPAN Rp 73.886.267,20
2 PEKERJAAN UTAMA Rp 80.433.180.366,94
3 FINISHING Rp 120.166.902,62
JUMLAH Rp 80.627.233.536,76
PEMBULATAN Rp 80.627.234.000,00
PPN 10% Rp 8.062.723.400,00
TOTAL Rp 88.689.957.400,00
Terbilang "Delapan Puluh Delapan Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Limah Puluh Tujuh Ribu Empat Raratus Rupiah"
134
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
DAFTAR PUSTAKA
AL-Layla, M.A., Ahmad, S., dan Middlebrooks, E.J. (1977). Water Supply
Engineering Design. Ann Arbor Science publishers, Inc., Michigan.
BPS Kota Probolinggo. (2017). Kota Probolinggo dalam Angka 2017.
Probolinggo:BPS.
Fair, G.M., J.C., dan Okun, D.A.(1966). Water and waste water engineering. John
Wiley dan Sons, M.C., NewYork.
Metcalf dan Eddy, Inc,1981, Wastewater Engineering Collection and Pumping Of
Wastewater, 3rd edition ,McGraw- Hill Book Company, New York.
Noerbambang, Soufyan M, dan Takeo Morimura, 1996, Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem Plambing.Jakarta : PT.Pradnya Paramita.
Visscher, J.T. Slow Sand Filtration for Community Water Supply, Planning Design
Construction, Operation And Maintenance.
135
Raihan Nabil | 03211740000068
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Probolinggo
Jawa Timur Tahun 2030`
Lampiran
136
Raihan Nabil | 03211740000068