Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI REMEDIASI LINGKUNGAN


PRAKTIKUM STATUS LINGKUNGAN TERCEMAR

PENYUSUN:

ABI ASMARA QURBA 03211740000052


SYAIMA GATNEH 03211740000054
NABILA PUTRI RACHMADANI 03211740000060
RAIHAN NABIL 03211740000068
VANI OKTAVIYA 03211740000070

DOSEN PENGAJAR
PROF. DR. IR. SARWOKO MANGKOEDIHARDJO, MSCES
ASISTEN LABORATORIUM : DESY RISQI ANGGRAENI

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2


BAB 1 .......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.2 Prinsip ............................................................................................................... 3
1.3 Dasar Teori......................................................................................................... 3
BAB II.......................................................................................................................... 5
SKEMA PERCOBAAN .............................................................................................. 5
BAB III ........................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
3.1 TABEL PENGAMATAN .................................................................................. 6
3.2 PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
3.3 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 1

2
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk memastikan media percobaan remediasi adalah
dalam status tercemar.
1.2 Prinsip
Lingkungan tercemar adalah media (udara, air, tanah, biota) yang mengalami paparan
zat dan zat itu mengalami perbiahan struktur media serta mengakibatkan media tidak
berfungsi sesuai kegunaannya. Status lingkungan tercemar dinilai berdasarkan parameter fisik
kimia, biologis yang masing masing terlampaui kadar normalnya. Pada percobaan kali ini
dibuktikan dengan melalui percobaan respirasi biologis

Respirasi mikrobiologis pada media tidak tercemar yaitu:


C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O

Sedangkan respirasi mikrobiologis pada media tercemar yaitu:


Pencemar + C6H12O6 + nO2  nCO2 + nH2O + Pencemar

1.3 Dasar Teori


Limbah dan sampah berpotensi besar dalam pencemaran lingkungan karena
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup serta merusak ekosistem alaminya.
Dampak negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup, baik karena terjadinya
pencemaran atau kerusakannya sumber daya alam adalah timbulnya ancaman atau dampak
negatif terhadap kesehatan, menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi (economic cost),
dan terganggunya sistem alami (natural system). Dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat akan dirasakan dalam kurun waktu jangka panjang. Dengan tercemarnya
lingkungan hidup oleh limbah dan sampah nilai estetika dari lingkungan tersebut akan
menurun, lingkungan yang tercemar tersebut akan terlihat kumuh dan tidak dapat digunakan
untuk kepentingan sehari-hari. Tercemarnya lingkungan juga akan mengganggu sistem alami
dari lingkungan tersebut, komponen yang terdapat pada lingkungan tersebut akan menjadi
rusak. (Murni dan Permadi, 2013)

Baku mutu lingkungan hidup merupakan salah satu instrumen pencegahan terjadinya
pencemaran lingkungan hidup. Instrumen yang lain diantaranya: KLHS, tata ruang, kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, amdal, UKL-UPL, perizinan, instrumen ekonomi
lingkungan hidup, peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, anggaran
berbasis lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup, dan
instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan (Evendia
dan Firmansyah, 2014)

3
Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh penggunaan lahan, litologi, waktu,
curah hujan dan aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran air sungai, baik fisik,
kimia, maupun biologis (Martopo, 1988 dalam Kusuma,2005).

Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman atau suatu komoditas yang diusahakan.
Mencatat keadaan tanah di suatu tempat tidaklah cukup hanya mencatat tentang tekstur, warna
dan pH, tetapi harus meliputi seluruh karakter tanah secara implisit, termasuk di antaranya
klasifikasi tanahnya. Informasi terkait tingkat kerusakan tanah dan potensi serta konservasi
lahan masih belum banyak diteliti dan dipelajari secara komprehensif, sehingga diperlukan
program konservasi lahan dan tanah dengan penggalian informasi tentang kondisi lahan
termasuk tingkat kerusakan tanah terutama pada lahan pertanian dan perkebunan masyarakat.
(Edwin dan Putra, 2018)
Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi
buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas akan menurunkan daya guna, produktivitas, daya
dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan
kekayaan sumber daya alam. Saat ini seiring meningkatnya kebutuhan manusia dengan
perkembangan teknologi serta industri yang semakin maju akan berdampak pada kemampuan
pemenuhan terhadap kualitas air bersih (Erna dan Hutwan, 2018)

4
BAB II

SKEMA PERCOBAAN

Botol plastik 1500 mL

 Bagian atas botol dipotong


 Badan botol diberi tanda
skala per 100 ml dengan
menggunakan spidol
 Diberi air hingga tepat pada skala terbesar

Toples Plastik

 Diberi penyangga yang terbuat dari tutup botol sebanyak


4 buah dan direkatkan di dasar toples bagian dalam
 Botol plastik 1500 ml dipasang dalam kondisi
terbalik di dalam toples plastik

Air Cucian

 Ditambahkan ke dalam botol reaktor hingga penuh


 Dimasukkan selang plastik ke dalam
botol reaktor dan dihubungkan ke
botol plastik 1500 ml
 Botol reaktor ditutup rapat dan dilapisi dengan
plastisin
 Diamati perubahan tinggi permukaan air
pada botol 1500 ml setiap hari dan dicatat
hingga sudah tidak terjadi perubahan tinggi
air

Hasil

5
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Tabel Pengamatan
No Gambar Perlakuan Pengamatan
1  Membuat botol  Botol yang
berskala (per 100 ml) digunakan
dengan menggunakan terbuat dari
botol plastik 1500 ml plastik, tidak
yang telah dipotong berwarna.
1 bagian atasnya.  Air yang
 Membuat alas atau digunakan
landasan botol berskala merupakan air
dari toples plastik yang kran.
telah diberi penyangga  Air kran memiliki
dari tutup botol (4 sifat fisik tidak
buah). berwarna, tidak
 Memasukkan air ke berbau, jernih,
dalam botol berskala suhu normal.
hingga skala terbesar
dan meletakkannya ke
dalam toples dalam
posisi terbalik.

6
Memasukkan air tercemar (air  Air tercemar
2
hasil cucian) ke dalam botol yang digunakan
reaktor hingga botol penuh. adalah air hasil
cucian pakaian.
 Air cucian
memiliki ciri fisik
berwarna putih,
berbusa, berbau
wangi, bersuhu
normal, keruh.

7
3  Selang yang
 Memasukkan selang digunakan
plastik ke botol reaktor terbuat dari
dan menutupnya rapat plastik,
serta melapisinya transparan, dan
dengan plastisin. lentur.
 Menghubungkan  Ketika selang
selang plastik yang ada dari botol reaktor
pada botol reaktor dihubung dengan
dengan botol plastik botol berskala,
berskala. terjadi penurunan
permukaan air.

4 Melakukan pengamatan Terjadi


perubahan tinggi permukaan air penurunan
pada botol plastik berskala permukaan air :
hingga permukaan air tidak lagi 4-10-2019 = 0.9 L
mengalami penurunan. 5-10-2019 = 0.9 L
6-10-2019 = 0.85 L
7-10-2019 = 0.85 L
8-10-2019 = 0.82 L
9-10-2019 = 0.8 L
10-10-2019 = 0.8 L
11-10-2019 = 0.8 L
12-10-2019 = 0.77 L
13-10-2019 = 0.75 L
14-10-2019 = 0.75 L
15-10-2019 = 0.70 L
16-10-2019 = 0.65 L
17-10-2019 = 0.6 L

8
3.2 PEMBAHASAN

Praktikum status lingkungan tercemar dilakukan pada hari Jumat, 04 September 2019
pukul 07.30-10.00 WIB di Laboratorium Remediasi Lingkungan Departemen Teknik
Lingkungan ITS. Tujuan dari praktikum ini adalah Untuk memastikan media percobaan
remediasi adalah dalam status tercemar. Adapun prinsip dari praktikum ini adalah menilai
status lingkungan tercemar berdasarkan parameter fisik, kimia, biologis, yang masing-masing
melampaui kadar normalnya. Hal ini dibuktikan dengan cara antara lain melalui percobaan
respirasi mikrobiologis.
Ø Respirasi mikrobiologis pada media tercemar :
Pencemar + C H O + nO →nCO + nH O + Pencemar
6 12 6 2 2

Oleh karena itu, praktikum ini memfokuskan kepada pengamatan pada hasil gas CO , 2

yang harus lebih kecil dibanding hasil gas CO dalam media tidak tercemar. Alat dan bahan
2

yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel air tercemar yang diambil di depan
Swalayan Sakinah, larutan glukosa, air PDAM, ragi, gelas ukur, botol plastik 1,5 L, botol
sampel, selang, wadah, 6 tutup botol, solasi, dan plastisin.

Effendi (2003) menyatakan bahwa pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar
(polutan) ke dalam lingkungan air sehingga komposisi air pada keadaan normalnya berubah.
Bahan pencemaran ai r dapat berupa limbah padat maupun limbah cair, misalnya limbah yang
berasal dari rumah tangga, industri, pertanian, dan rumah sakit. Sementara Keputusan Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan pencemaran air ialah masuknya atau dimasukannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang
mengubah kualitas air baik masuk atau dimasukkan adalah merupakan bentuk pencemaran
air.

9
3.3 Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA
Edwin, M. Dan Putra, M.P. 2018. Analisis Status Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering
di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya, Sangatta. Jurnal Pertanian Terpadu. Vol.
6(2): 109-120
Efendi, 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan
perairan. KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta.
Erna R.E.W, Dan Hutwan Y. 2018. Analisis Kualitas Air Sungai Batanghari
Berkelanjutan Di Kota Jambi. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan. Vol. I no (1):
2622-2302

Anda mungkin juga menyukai