Disusun Oleh :
Kelompok 7
Tingkat III D4 A
Rekayasa Teknologi adalah bidang studi yang berfokus pada penerapan teknik dan
teknologi modern, bukan teoritis. Menurut US Department of Education, Rekayasa
Teknologi adalah bidang berkaitan dengan penerapan teknik dasar prinsip – prinsip
dan keterampilan teknis untuk mendukung para insinyur yang terlibat dalam berbagai
proyek. Rekayasa Teknologi pada umumnya mencakup instruksi dalam berbagai
teknik fungsi dukungan untuk penelitian, produksi, dan operasi, dan aplikasi pada
spesialisasi teknik tertentu.
Pengembangan dan penerapan teknologi dibidang (air minum) dan sanitasi yang
efektif dan efisien ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan sanitasi yang ramah
lingkungan, akses yang lebih luas bagimasyarakat, kontinuitas layanan, perlindungan
dan pelestarian sumberdaya alam.
Berdasarkan kandungan bahan pencemar dalam air limbah, pengolahan air limbah
diklasifikasikan :
1. Grease Trap
Grease trap adalah alat perangkap grease atau minyak dan oli. Alat ini
membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak
menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat.
Terbuat dari pasangan bata maupun stainless steel atau Fiberglass sehingga aman
dari korosi. Alat ini cocok digunakan di rumah tangga dan di restoran atau Kantin
Rumah makan.
Grease Trap terdiri dari minimal 3 ruangan yaitu :
a. Ruang pertama terdapat basket yang di rancang untuk mampu menjebak
padatan atau sisa makanan dari Air cucian dapur. air mengalir dari bawah ke
atas karna massa minyak lebih ringan dari massa air.
b. Ruang kedua di rancang untuk dapat menahan sisa makan halus dan lemak
yang terjebak
c. Ruang ketiga terdapat pipa tee dengan pipa kebawah agar hanya air bersih saja
yang dapat keluar melalui pipa outlet.
Jika penggunaan oksigen sebagai dasar, maka pembagiannya adalah aerobic (kondisi
dengan menggunakan oksigen) dan anaerobik (kondisi tanpa oksigen). Proses pembuatan
kompos secara aerob memanfaatkan jasad renik aerob dan ketersediaan oksigen selama
proses berlangsung. Prosesnya biasanya dicirikan oleh suhu yang tinggi, tidak berbau
busuk dan dekomposisinya lebih cepat bila dibandingkan dengan proses yang anaerob.
2. Briket Sampah
Sampah organik yang bersifat keras seperti ranting dan batok kelapa dapat dijadikan
briket bahan bakar. Sampah tersebut pertama-tama dibakar di dalam wadah atau drum
selapis demi selapis sampai menjadi arang. Arang tersebut kemudian dihancurkan
menjadi bubuk. Sementara itu dipersiapkan pula adonan daun segar yang telah digerus.
Serbuk arang dan adonan daun kemudian dicampur dengan komposisi 83% serbuk arang
dan 13% adonan daun. Campuran tersebut kemudian dicetak atau dipres menjadi briket
dengan beberapa lubang di dalamnya. Fungsi dari adonan daun adalah untuk merekatkan
serbuk arang.
3. Digestor Anaerobik
Sisa-sisa makanan dari warung makan atau restoran dapat dimanfaatkan menjadi
pelet. Teknologi ini sudah dipakai di Jepang. Pertama-tama, sisa makanan dicacah dan
diblender menjadi bubur setengah padat. Kemudian padatan tersebut masuk ke dalam
screw press sehingga kadar airnya berkurang dan selanjutnya masuk ke peletizer. Padatan
yang sudah menjadi pelet kemudian dikeringkan dan dikemas, siap menjadi pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/377701761/inovasi-rekayasa-teknologi-sanitasi
http://ketutsumada.blogspot.com/2012/03/konsep-pengolahan-air-limbah.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572380/pendidikan/KUL+
+TPL+TOPIK+LIMBAH+CAIR.pdf
http://lipi.go.id/berita/daur-ulang-air-limbah/120
http://kelair.bppt.go.id/Jtl/2000/vol1-2/01bfil.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/1534/5/Bab%202.pdf