Nama :
3. Eva Pratiwi
TINGKAT 1-D3A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Mikroorganisme Pengurai.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini yang berjudul Mikroorganisme
Pengurai ini dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi bagi pembaca.
Kelompok 3
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Mikroba aerob yang berperan dalam proses mikrobiologis aerob antara lain :
1. Bakteri
Dalam air dan penanganan air limbah bakteri penting karena kultur bakteri dapat
digunakan untuk menghilangkan bahan organik dan mineral-mineral yang tidak diinginkan
dari air limbah. Kebanyakan bakteri adalah kemoheterotrofik yaitu menggunakan bahan
organik sebagai sumber energi dan karbon. Beberapa spesies mengoksidasi senyawa-senyawa
anorganik tereduksi seperti NH untuk energi dan menggunakan CO2 sebagai sumber karbon.
Bakteri kemoheterotrofik merupakan bakteri terpenting dalam pengolahan air limbah karena
bakteri ini akan memecah bahan-bahan organik, mengoksidasi amoniak nitrogen menjadi
nitrogen nitrat terutama oleh bakteri nitrifikasi.
Bagian reaktif dari sel bakteri adalah membran sitoplasmik. Semua bahan organik
atau anorganik yang akan dimetabolisme oleh sel harus melalui membran. Mekanisme
transport dari sebagian besar molekul yang melalui membran diduga disebabkan karena
reaksi-reaksi dengan sistem enzim spesifik yang disebut permease. Molekul-molekul yang
tidak mempunyai sistem permease tidak dapat memasuki sel dan oleh karenanya tidak
dimetabolisme. Hal ini menjelaskan bahwa bakteri menggunakan nutrien secara selektif dan
alasan mengapa diperlukan kultur campuran dalam penanganan air limbah.
Jenis-jenis bakteri yang berperan penting dalam penguraian limbah organik secara
aerob antara lain: Zooglea ramigera, Escherichia coli, Alcaligenes sp, Bacillus sp,
Corynebacterium sp, Nocardia sp.
2. Kapang / Jamur
3. Protozoa
Protozoa yang ditemukan dalam sistem penanganan aerobik termasuk flagelata, ciliata
yang bebas bergerak dan ciliata batang yang terikat pada partikel padatan. Protozoa penting
dalam penanganan limbah karena organisme ini akan memakan bakteri sehingga jumlah sel
bakteri yang ada tidak berlebihan. Di samping itu, protozoa akan mengurangi bahan organik
yang tidak dimetabolisme dalam sistem penanganan dan membantu menghasilkan efluen
dengan mutu yang lebih tinggi dan jernih.
Unit lumpur aktif yang bebas dari protozoa menghasilkan efluen yang lebih keruh.
Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya sejumlah besar bakteri yang terdispersi. Sebagai
hasilnaya, BOD dan padatan yang tidak terendapkan dari efluen tinggi. Penambahan protozoa
ciliata akan meningkatkan mutu efluen dan menurunkan jumlah bakteri.
4. Ganggang
Oksigen dilepas ke lingkungan dan digunakan oleh bakteri pada waktu metabolisme bahan-
bahan organik.
- Kompos
Kompos adalah bahan organik hasil proses dekomposisi dan mempunyai susunan
yang relatif stabil. Kompos banyak digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Secara alami kompos dapat terjadi dari peruraian sisa-sisa tumbuhan dan hewan.
Pengomposan secara alami berlangsung dengan lambat, tetapi dengan berkembangnya
bioteknologi maka proses pengomposan dapat dipercepat.
Pada proses pengomposan terjadi proses biokonversi bahan organik oleh berbagai
kelompok mikroba heterotrof. Mikroba yang berperan dalam proses tersebut adalah bakteri,
jamur actynomycetes dan protozoa. Peranan mikroba yang bersifat selulolitik dan lignilolitik
sangat besar pada proses dekomposisi sisa tanaman yang banyak mengandung lignoselulosa.
Selama pengomposan terjadi proses oksidasi C-organik menjadi CO2 yang dapat
membebaskan energi dalam bentuk panas. Dalam pengomposan tertutup, suhunya dapat
mencapai 65-75oC. Pada suhu tersebut aktifitas mikroba pada umumnya turun, danproses
perombakannya dilanjutkan oleh mikroba termofil yang mulai berkembang apabila suu
meningkat sampai 50oC. Setelah suhu turun kembali akan ditumbuhi lagi oleh mikroba
mesofil, dan merupakan pertanda bahwa kompos sudah mulai matang.
- Biogas (metana)
Dapat terjadi dari penguraian limbah organik yang mengandung protein, lemak dan
karbohidrat. Penguraian ini dilakukan untuk fermentasi oleh bakteri anaerob sehingga bejana
yang digunakan untuk fermentasi limbah ini harus ditutup.
Ada tiga tahap dalam pembuatan biogas, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah reduksi senyawa organik yang komplek menjadi
senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri hidrolitik. Bakteri hidrolitik ini
bekerja pada suhu antara 30-40oC untuk kelompok mesophilik dan antara 50-
60oC untuk kelompok termophilik. Tahap pertama ini berlangsung dengan pH
optimum antara 6 sampai 7.
2. Tahap kedua adalah perubahan senyawa sederhana menjadi asam organik
yang mudah menguap seperti asam asetat, asam butirat, asam propionat dan
lain-lain. dengan terbentuknya asam organik maka pH akan terus menurun,
namun pada waktu yang bersamaan terbentuk buffer yang dapat menetralisir
pH. Di sisi lain untuk mencegah penurunan pH yang drastis maka perlu
ditambahkan kapur sebagai buffer sebelum tahap pertama berlangsung.
Bakteri pembentuk asam-asam organik tersebut diantaranya
adalahPseudomonas, Flavobacterium, Escherichia dan Aerobacter.
3. Tahap ketiga adalah konversi asam organik menjadi metana, karbondioksida
dan gas-gas lain seperti hidrogen sulfida, hidrogen dan nitrogen.
Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa bakteri yang berperan dalam
perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada dua macam, yaitu
bakteri pembentuk asam dan bakteri pembentuk gas metan. Bakteri pembentuk
asam merombak bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini
dilakukan oleh bakteri-
bakteri Pseudomonas,Flavobacterium,Alkaligenes,Escherichia, dan Aerobact
er. Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan dan
menghasilkan gas bio (sebagian besar menghasilkan gas
metan).Bakteribakteritersebutadalah Methanobacterium,Methanosarchina dan
Methanococcus. Disamping itu juga ada bakteri lain yang memanfaatkan
unsur sulfur (S) dan membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan