Anda di halaman 1dari 21

PENYEHATAN TANAH

”Manipulasi dan Modifikasi Tanah”

DISUSUN OLEH :

Kelompok6 : 1) Aminah Candradewi (P21345118009)

2) FaizSyaibatul H (P21345118024)

3) Feni sabputri (P21345118027)

4) M. ArfanFadli (P21345118041)

KELAS : 2 D3 A

POLTEKKES KEMENKESJAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Jl. Hang Jebat III BLOK F3, No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Telepon: (021) 7397641

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmatnya dan


berkahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun berdasarkan materimemahami dan


mengidentifiksi pencemaran tanah.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen dan teman-teman yang membantu pembuatan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami mohon maaf


atas kekurangan dan kesalahan yang ada dalam makalah yang
sederhana ini.

Jakarta, 20Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang kesehatan tanah saudara perlu memahami berbagai hal yang
menjadi persyaratan tanah yang sehat dan subur antara lain : kapasitas absorbsi,
tingkat keasaman, kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah
Penyehatan Tanah dengan Modifikasi kondisi tanah akan selalu mengalami
perubahan karena tanah selalu kontak baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan kondisi lingkungan yang ada. Baik itu kondisi udara, air maupun tanaman dan
hewan yang selalu hidup di atas permukaan tanah. Kesemuanya akan mempengaruhi
kualitas tanah. Untuk memperbaiki kualitas tanah perlu pendauran hara yang sumber-
sumbernya berasal dari bahan-bahan yang tersedia di alam dan merupakan upaya
pemanfaatan sumberdaya yang tersedia secara alami. Bahanbahan yang tersedia
tersebut berupa bahan-bahan organik sisa-sisaa aktivitas kehidupan yang mudah
terurai dan tersedia banyak di alam: daun-daun yang berguguran, sisa hasil panen
baik dipertanian maupun perkebunan, sisa sayur-sayuran, dll.

1.2 Rumusan
1. Apa pengertian modifikasi tanah dan manipulasi tanah?
2. Apa saja jenis-jenis modifikasi tanah?
3. Apa saja manfaat modifikasi dan manipulasi tanah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Modifiksasi Tanah
2. Untuk mengetahui Pengertian Manipulasi Tanah
3. Unuk mengetahui Jenis-jenis Modifikasi & Manipulasi Tanah
4. Untuk mengetahui Manfaat Modifikasi & Manipulasi Tanah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manipulasi dan Modifikasi Tanah

1. Manipulasi Tanah
Manipulasi tanah  adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan
penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap
bagian atau keseluruhan strukturtanah
2. Modifikasi Tanah
Modifikasi tanah adalah merubah struktur tanah dengan
menambahkan baqgian-bagian yang kurang dari tanah itu untuk mendapatkan
jeis tanah yag sesuai dengan yang diinginkan. Modifikasi tanah berguna untuk
membuat lapisan tanah menjadi sesuai yang diinginkan

Berbicara tentang kesehatan tanah saudara perlu memahami berbagai hal yang
menjadi persyaratan tanah yang sehat dan subur antara lain : kapasitas absorbsi,
tingkat keasaman, kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah.
a. Kapasitas Absorbsi
Kapasitas Absorbsi adalah kemampuan tanah untuk mengikat atau menarik
suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat
dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan
aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation yang dihitung dengan milli equivalent.
Kesehatan tanah semakin baik bila nilai kapasitas absorbsinya tinggi. Tanah yang
kandungan kationnya terlalu tinggi akan mengakibatkan tanah terlalu basa, sehingga
akan menghambat absorbsi dalam tanah oleh akar-akaran tumbuhan. Oleh karena itu
tanah yang terlalu basa tersebut perlu dimanipulasi dengan penambahan bahan
organik yang bersifat asam sampai pH mendekati norma 6-7. Tanah yang memiliki
absorbsi tinggi biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca
(Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
b. Tingkat Keasaman (pH)
Salah satu sifat kimia tanah yang perlu dan harus diperhatikan serta di jaga
keseimabangnya adalah keasaman. Seperti telah kita bahas diatas bahwa pH memiliki
nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH-
didalam larutan tanah. Tanah disebut asam jika larutan tanah mengandung ion H+
lebih besar daripada ion OH- (pH<7), sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan
tanah lebih kecil dari pada ion OH- maka tanah disebut basa (alkali) (pH>7).
Tanah bersifat asam bila banyak mengandung bahan-bahan organik yang
berlebihan atau akibat berkurangnya kation yang dibutuhkan tanah dalam menjaga
keseimbangannya. Kation-kation tersebut anatara lain : Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), Kalium (K) dan Natrium (Na).
Unsur-unsur kation dapat berkurang kandungan didalam tanah karena terbawa
oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Begitu pula bila kandungan kation didalam tanah berlebihan akibat adanya
akumulasi. Peningkatan kation dalam tanah akan meningkatkan nilai persen
kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa tanah pada posisi
nilai pH tanah yang tinggi >7 yang menyebabkan penurunan nilai kesuburan kimiawi
optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicerminkan
oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan
aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah. Dengan
demikian menjaga nilai pH tanah dalam keadaan netral (pH=7) merupakan kunci dari
upaaya mempertahankan kesuburan tanah.

c. Kandungan Liat
Kandungan liat tanah menjadi indikator kandungan partikel kolloid
tanah.Tanah yang memiliki kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi
menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah sehingga tanah tidak
sehat. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas,
aerasi tanah menjadi lebih rendah yang mengakibatkan terjadinya kesulitan
peredaran air dan udara di dalam tanah. Oleh karena itu perlu adanya tindakan
manipulasi tanah dengan menambahkan bahan organik karena partikel kolloid itu
terdiri dari liat dan organik. Penambahan organik dapat berupa kompos, pupuk
kandang maupun bahan-bahan organik lain. Partikel tanah yang memiliki luas
permukaan dan ruang pori tinggi akan mempunyai kemampuan absorbsi yang tinggi
serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid.
Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin
peningkatan kesehatan tanah.

d. Kandungan Bahan Organik


Pada tanah yang bertekstur halus (lempungan), pada saat basah mempunyai
kelekatan dan keliatan yang tinggi, sehingga sukar diolah (tanah berat). Dimusin
kemarau saat kekurangan air, tanah liat sering terjadi retak-retak yang berbahaya bagi
perkembangan akar. Kondisi tanh tersebut diatas perlu dilakukan manipulasi untuk
memperbaiki kualitas tanah. Maka perlu adanya manipulasi dengan menambahkan
bahan organik yang berfungsi untuk meningkatkan porositas dan permebilitas tanah
sehingga meringankan pengolahan tanah, mengurangi kemudahan retak tanah,
mudahnya aliraan udaara dan air dalam tanah. Begitupun dengan tanah pasiran yang
semula tidak lekat, tidak liat, pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan
kering.
Kandungan bahan organik jumlah yang cukup di dalam tanah dapat
memperbaiki kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam
pengolahan tanahnya. Berkaitan dengan pengolahan tanah, penambahan bahan
organik akan meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah.
Di samping itu, penambahan bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas
untuk dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi
akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat, dengan tambahan bahan organik
dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.
Bahan organik merupakan parameter paling penting dan menjadi kunci
dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu
mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan
organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari
dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-
reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi
penyakit dan hama dari bahan organik).
Sifat fisik tanah dapat dirubah oleh bahan organik, karena bahan organik
mampu merubah kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) menjadi tanah yang
gembur. Dengan demikian porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga
aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air. Kejenuhan
air dalam tanah akan dapat menyebabkan kebusukan akar tanaman yang akan
membuat tanaman mati. Kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir) dapat diperbaiki
dengan penambahan bahan organik, karena bahan organik akan meningkatkan
agregat tanah sehingga sifat fisik tanah menjadi kompak. Dengan demikian Ruang
pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan
menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Sehingga tanah mampu
mempertahankan kandungan air yang optimal yang dapat menghindarkan tekanan
kekeringan pada perakaran.
Kandungan bahan organik yang cukup di dalam tanah dapat merubah sifat
kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang
memang selalu menempel pada bahan organik. Proses dekomposisi akan melepaskan
zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik
menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini akan
meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar
kation (KTK) tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini
menjadikan tanah mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang
semakin baik, mengurangi penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation
lain.
Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang
dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/tembaga), B
(Boron), dan lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini bersifat
preventif (dari efek meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu kation-kation
logam yang terserap dalam ikatan khellat juga masih bisa dimanfaatkan oleh
tanaman. Dengan adanya ikatan khellat ini justru meningkatkan mobilitas banyak
kation, karena ikatan ini memang bisa larut sehingga mudah diserap oleh akar
tanaman yang kemudian dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
Bahan organik sangat berperan dalam pembentukan zat pertumbuhan tanaman,
karena proses dekomposisi akan menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus
adalah asam humat (humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi
yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat
molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat juga berperan dalam perbaikan
tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi, permeabilitas serta
kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat
kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk
mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik
tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal
maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi,
perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari bahan organik, keadaan
tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan menegemen air dan udara
dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran tanaman dan
hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman akan
mempengaruhi bagian atas tanaman di atas tanah.

2.2. Jenis Manipulasi dan Modifikasi Tanah


2.2.1. Manipulasi dengan Pengolahan Tanah Minimum
Pengolahan tanah minimum adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan
mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan
struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan dan erosi berkurang. Teknik
ini juga mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah dan mengurangi
biaya atau tenaga kerja untuk penyiangan secara mekanik.
Pengolahan tanah minimum cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan
biasa dilakukan pada tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap erosi. Pengolahan
tanah minimum hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur. Tanah gembur dapat
terbentuk sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus menerus dan atau
pemberian pupuk hijau atau pupuk kandang atau kompos dari bahan organik yang
lain secara terus menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum selalu perlu
disertai pemberian mulsa.
Keuntungan:
a. Menghindari kerusakan struktur tanah
b. Mengurangi aliran permukaan dan erosi
c. Memperlambat proses mineralisasi, sehingga penggunaan zat-zat hara dalam
bahanbahan organik lebih berkelanjutan.
d. Tenaga kerja yang lebih sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga
mengurangi biaya produksi.
e. Dapat diterapkan pada lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini
mungkin tidak dapat diolah.
Kelemahan:
a. Persiapan bedengan yang kurang memadai dapat menyebabkan pertumbuhan
yang kurang baik dan produksi yang rendah, terutama untuk tanaman seperti
jagung dan ubi.
b. Perakaran mungkin terbatas dalam tanah yang berstruktur keras.
c. Lebih cocok untuk tanah yang gembur
d. Pemberian mulsa perlu dilakukan secara terus menerus
e. Herbisida diperlukan apabila pengendalian tanaman pengganggu tidak dilakukan
secara manual atau mekanis.

2.2.2. Manipulasi dengan Pengolahan Tanah Konversi


Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok
pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan
daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas
gulma. Manfaat pengolahan tanah, baik di tegalan maupun di sawah, tidak boleh
terlalu dibesar-besarkan mengingat waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan untuk
mengolah tanah tidak selalu sebanding dengan tambahan hasil yang didapat.
Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih cepat menyerap air
hujan dengan demikian maka akan terjadi pengurangan aliran air di permukaan tanah.
Namun Tanah yang telah diolah menjadi lebih gembur dan longgar yang akan
menngakibatkan tanah mudah tererosi.
Untuk mencapai tujuan pengolahan tanah dan bersamaan dengan itu
menghindari erosi, disarankan tindakan berikut:
a. Tanah diolah seperlunya tergantung pada kondisi sifat fisik tanah
b. Pengolahan tanah dilakukan, untuk bukan sawah, pada kandungan air tanah yang
tepat
c. Gunakan herbisida ramah lingkungan untuk memberantas gulma.
d. Dalamnya pengolahan selalu dirubah
e. Pengolahan tanah dilakukan menurut kontur
Pengolahan tanah semacam ini disebut pengelolahan tanah minimum atau
pengolahan tanah konservasi. Jika kondisi fisik tanah baik, artinya tanah gembur dan
tidak terdapat lapisan padat padakedalaman perakaran, maka pengolahan tanah dapat
ditiadakan.
Cara ini juga disebut tanpa olah tanah. Olah tanah konservasi adalah suatu
sistem pengolahan tanah dengan tetap mempertahankan setidaknya 30% sisa tanaman
menutup permukaan tanah. Olah tanah konservasi dilakukan dengan cara:
a. Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan
mencangkul sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman.
b. Tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari
gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Sesudah
pembersihan, tanaman langsung ditugalkan. Jika penugalan sulit dilakukan, dapat
digunakan cangkul untuk memudahkan penanaman.
c. Adapun keuntungan dari metode ini adalah :
d. Menghemat tenaga kerja dan biaya
e. Memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pori makro. Proses ini terjadi
karena dengan tanpa olah tanah, fauna (hewan) tanah seperti cacing menjadi
lebih aktif

Tanah yang sehat harus memenuhi persyaratan kapasitas absorbsi, tingkat


keasaman, kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah. Kapasitas
Absorbsi adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh
partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan
ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran
hara dalam bentuk kation yang dihitung dengan milli equivalent. Kesehatan tanah
semakin baik bila nilai kapasitas absorbsinya tinggi. Tanah yang kandungan
kationnya terlalu tinggi akan mengakibatkan tanah terlalu basa, sehingga akan
menghambat absorbsi dalam tanah oleh akar-akaran tumbuhan. Oleh karena itu tanah
yang terlalu basa tersebut perlu dimanipulasi dengan penambahan bahan organik
yang bersifat asam sampai pH mendekati norma 6-7.
Untuk mengatasi tanah yang tidak sehat dapat dilakukan berbagai upaya yang
meliputi manipulasi sifat kimia tanah, manipulasi pengolahan tanah minimum dan
pengolahaan tanaah konservasi. Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan
lebih cepat menyerap air hujan dengan demikian maka akan terjadi pengurangan
aliran air di permukaan tanah. Namun Tanah yang telah diolah menjadi lebih gembur
dan longgar yang akan menngakibatkan tanah mudah tererosi.
Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi
mikroba di dalam tanah. Karena bahan organik merupakan sumber makan bagi
mikroorganisme tanah, dengan tersedianya bahan organik maka mikroorganisme
tanah akan berkembangbiak dengan optimal sekaligus mengurai bahan-bahan organik
yang tersedia. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis maupun jumlahnya) akan
medorong terjadinya peningkatan dinamika tanah yang semakin baik dan menjadi
sehat secara alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi bermiselia seperti
micorhiza, dan lain-lain) akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel
penyusun tanah. Mikroba dan miselianya, yang berupa benangbenang, akan berfungsi
sebagai perajut/perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikianmenyebabkan
struktur tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan
erodibilitas (perusakan) tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah
positif sehingga meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman
sehingga tanaman tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk buatan dan
pestisida.
Bahan organik sangat berperan dalam pembentukan zat pertumbuhan tanaman,
karena proses dekomposisi akan menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus
adalah asam humat (humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi
yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat
molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat juga berperan dalam perbaikan
tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi, permeabilitas serta
kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat
kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk
mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik
tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal
maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi,
perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari bahan organik, keadaan
tanah menjadi gembur dan subur.Hal ini berkaitan dengan menegemen air dan udara
dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran tanaman dan
hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman akan
mempengaruhi bagian atas tanaman di atas tanah. Tanah yang sehat harus memenuhi
berbagai kapasitas absorbsi, keasamana tanah pH dan kandungan liat dan kandunga
bahan organik. Untuk memenuhi beberapa persyaratan tersebut perlu adanya upaya
manipulasi.

2.2.3. Modifikasi Mekanik


Metode penyehatan tanah berdasarkan pendekatan mekanik menitik beratkan
metode pada pengolahan lahan. Dengan metode ini akan terjadi perubahan struktur
tanah. Beberapa metode modifikasi dalam penyehatan tanah adalah sebagai berikut.
a. Menyiram Air Dalam Tanah
Tanah yang kering tentu saja kekurangan air.tanah yang kekurangan air akan
mengahmbat proses penyerapan unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah
oleh akar tumbuh-tumbuhan. Untuk itu perlu penambahan air dengan cara
penyiraman. Metode penyiraman yang dapaat aplikasikan salah satunya adalah
springkle irrigatio (irigasi semprot). Yaitu metode penyiraman tanah yang kering
dengan jalaan menyemprotkan air keudara dan membiarkan jatuh dipermukaan
tanah. Dalam metode ini air dipaksa dibawah tekanan melalui nossel kecil yang
pecah menjadi tetesan dan jatuh kembali ke tanah. Keuntungan metode
penyiraman antara lain: dapat digunakan untuk hamparan tanah yang luas, dapat
menjaangkau daerah berlereng, cocok untuk tanah berpasir dengan tingkaat
infiltrasi tinggi, menghemat pupuk dan air, dapat diterapkan pada tanah yang
tidak rata.

b. Membuat Jalur Irigasi


Dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah terutam untuk tanah yang sulit
air, maka perlu upaya untuk memenuhi kebutuhan air dalam tanah. Salah satu
metode pengairan yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari
jalur sungai. Pada metode ini, sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air
mengalir secara otomatis ke lahan. Letak lahan harus diperhatikan yaitu di bawah
aliran atau sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir. Bila letak sungai rendah,
maka pompa dapat menaikan air secara buatan.dengan pemompaaan akan
menambah biaya pengolahan tanah karenaa harus membeeli alat sedot air, bahan
bakar penggerak mesin dan lain-lain.
c. Membuat Jalur Pengairan Limbah
Disetiap daerah memiliki potensi air limbah baik yang berasal dari rumah
tangga maupun industri. Dalaam air limbah masih banyak mengandung bahan-
bahan organik yang dibutuhkan oleh tanah sebagai unsur penyubur. Sebenarnya,
materi organik ini dapat ditambahkan ke dalam tanah bersamaan dengan jalur
irigasi apabila air yang digunakan kaya akan nutrisi (eutrofik). Salah satu contoh
air eutrofik adalah air limbah domestik yang berasal dari pemukiman warga.
Jalur irigasi biasanya berasal dari sungai dan sumber air lainnya yang
mengandung sedikit materi organik (oligotrofik). Dengan pemanfaatan air limbah
yang digabungkan dengan irigasi sungai akan meninkatkan kandungan unsur
hara yang dibutuhkan tanah. Air limbah domestik baik untuk digunakan dalam
sistem ini. Hal ini karena limbah domestik mengandung materi organik yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat terdeposisi di tanah sebagai topsoil.
Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air limbah domestik ini.
Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air menjadi tidak
layak untuk digunakan.
d. Membajak Lahan
Melakukan modifikasi dengan pembajakan tanah berguna untuk membolak-
balikan lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20 cm dari
permukaan tanah). Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual dengan
cangkul atau bantuan hewan seperti kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan
dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak akan terangkat dan menjadi
gembur. Tanah yang gembur berarti tanah memiliki rongga dalam strukturnya
(tidak padat) dengan demikian organisme tanah seperti cacing dan
mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar tanaman pun akan lebih mudah
mendapatkan oksigen dengan struktur tanah yang berongga ini.
e. Memperkokoh Tanah
Melakukan modifikasi pada tanah yanag mudah erosi dan labil. Hal ini
diperparah apabila secara topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup
tinggi. Pada kondisi ini, sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah
akan kokoh pada tempatnya untuk menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan
pun dapat digunakan untuk mempertahankan posisi tanah.
f. Menaikan Porositas
Tanah pada daerah tertntu sering memiliki komposisi yang kandungan liatnya
tinggi sehingga sulit dittembus air dan udara. Porositas tanah bergantung dari
komposisi tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan
partikel besar (sand) yang sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt dan
clay). Porositas yang tinggi berguna untuk menahan air dan nutrisi di dalam
tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada tanah dengan porositas rendah
dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur.

2.2.4. Modifikasi Kimia


Dalam rangka meningkatkan kesehataan tanah disamping pengolahan
mekanik dapaat pula dengan penaambahan bahan kimia yang dibutuhkan oleh tanah,
sehingga kaandungan unsur tanah sesuai dngan kebutuhan tumbuhan yang ditanaam
pada tanah tersebut . Metode kimia secara umum memiliki pendekatan dengan
mengubah kondisi kimiawi tanah. Kondisi ini dapat diubah dengan memasukkan
sejumlah materi tertentu ke dalam tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai
berikut.
a. Menambahkan Pupuk Kimia
Tanah yang kekurangan materi esensial (nitrogen, fosfor, dan kalium)
membuat tanah menjadi tandus. Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan
pada tanah. Jenis pupuk ini dengan segera dapat memenuhi nutrisi tanaman
karena senyawa kimia yang tersedia dapat diserap langsung oleh tanaman. Di
antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK, ZA, dan urea.
Penggunaan pupuk kimia tidak boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan.
Hal ini dikarenakan senyawa yang tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam
tanah akan tercuci oleh air dan masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air
tanah menjadi tercemar dengan senyawa kimia yang berasal dari pupuk.
b. Menambahkan Mineral
Tanah yang kekurangan mineral juga akan menimbulkan gangguan pada
kesehatan tanah. Oleh karena itu selain materi esensial, tanah yang kekuranagan
mineralpun juga termasuk tanah tandus (tidak sehat). Mineral ini terdiri dari
Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt, Besi, Mangan, Magnesium, Molibdenum,
Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya berasal dari batuan yang mengalami
pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan menambahkan beberapa
batuan ke lapirsan tanah yang kkurangan mineral tersebut. Penambahaannyapun
harus sesuai dengan keebutuhan, karena apaabila penambahaannyaa berlebih
justru akan mengakibatkan tanh menjadi tidaak sehat.
c. Menambahkan Batuan Halus
Beberapa senyawa dapat ditambahkan ke dalam tanah melalui
penambahan batuan halus, contohnya adalah batuan fosfat. Batuan fosfat ini tidak
hanya mengandung fosfor saja namun juga karbon, kalsium, dan materi mineral
tambahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun sayangnya, batuan fosfat
juga memilki kandungan logam berat yang signifikan.
Untuk menggunakan batuan secara efektif, batuan dihaluskan hingga
ukurannya cukup kecil kemudian ditambahkan bersamaan dengan pupuk
kandang. Asam dari pupuk kandang akan melarutkan fosfat. Di lain pihak, fosfat
akan menstabilkan nitrogen yang berasal dari pupuk kandang.
d. Menambahkan Debu Granit
Debu granit dan mineral glaukonit dapat digunakan untuk menambah
kandungan kalium tanah. Debu granit mengandung sekitar 1-5% kalium
sedangkan sisanya merupakan mineral tambahan. Sayangnya debu granit kurang
dapat larut dalam air sehingga tidak banyak kalium yang dapat larut dalam waktu
cepat. Namun demikian, dampak positifnya adalah debu granit merupakan slow
release fertiliser yang membuat penambahan debu granit tidak perlu sesering
senyawa non-organik lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk glaukonit
(greensand).

e. Menambahkan Batuan Kapur


Batuan kapur dapat menambahkan kandungan kalsium dalam tanah.
Selain itu, batuan kapur dapat memperbaiki kondisi pH tanah yang terlalu rendah
yang akan membuat tanah menjadi subur dan tidak tandus seperti yang akan
dijelaskan selanjutnya.
f. Menambahkan Debu Basal
Salah satu sumber mikronutrien lainnya yang banyak digunakan adalah
debu basal. Debu ini berasal dari pelapukan batuan basal dan mengandung
mineral-mineral penting yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Debu ini secara alami ada di daerah dengan gunung berapi yang aktif,
misalnya gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Krakatau, Gunung
Galunggung, Gunung Agung dll. Sedangkan di daerah yang tidak memiliki
gunung berapi aktif, debu basal didapatkan dengan penambahan secara buatan.
Untungnya dengan sifat low release dan harga yang tidak terlalu mahal,
penggunaan debu basal merupakan pilihan yang tepat dalam meningkatkan
kandungan mineral tanah.
g. Mengatur pH
Kesehataan tanah sangaat erat kaitaannya deengan pH tanah. Tanah yanag
sehat memiliki pH kisaran 6.0 hingga 6.8 dengan batas toleransi. Bila tanah
terlalu asam (pH kurang dari 6) untuk mengatasinya dengan menambahkan
batuan kapur. Ion karbonat dalam batuan kapur akan berikatan dengan ion
hidroksil sehingga menaikkan pH. Sebaliknya, bila tanah terlalu alkalis, maka
batuan gipsum dapat ditambahkan. Ion sulfat dalam gipsum akan berikatan
dengan ion hidronium sehingga menurunkan pH. Baik kapur dan gipsum yang
akan digunakan harus melalui proses pabrikasi yang baik sehingga tidak
mengandung kontaminan yang malah mengganggu kesehatan tanah.
h. Menghambat Laju Buang Nitrogen
Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, umumnya
menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak dipupuk. Berupa asam
amino, amida dan amin yang berfungsi sebagai kerangka (building blocks) dan
senyawa antara (intermediary compounds). Berupa protein, khlorofil, asam
nukleat: protein atau ensim mengatur reaksi biokimia, N merupakan bagian utuh
dari struktur klorofil, warna hijau pucat atau kekuningan disebabkan kekahatan N,
sebagai bahan dasar DNA dan RNA. Nitrogen dapat lepas dari tanah melalui
siklus nitrogen ke udara. Lepasnya nitrogen dari dalam tanah ini dapat dihambat
dengan menambahkan suatu senyawa inhibitor. Meningkatkan potensi pelindian
N. Senyawa NO3– sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat dipegang oleh koloid
tanah. Senyawa NH4+ merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh koloid
tanah, bersifat mobil dalam tanah pasiran tanah yang memiliki KPK rendah.
Untuk berlangsungnya proses nitrifikasi diperlukan suasana aerasi yang baik,
karena yang aktif bakteri aerobik, oksigen diperlukan sebagai reaktan dalam
kedua reaksi yang terlibat. Proses ini bersifat mengasamkan tanah, 2 mol H+
dihasilkan per mol NH4+ yag dinitrifikasi, ini dapat berasal dari pupuk
ammonium atau mengandung pembentuk ammonium (urea). Sangat cepat pada
pH tinggi, optimum pada pH 8.5, bakteri memerlukan cukup Ca dan P,
keseimbangan reaksi lebih cocok pada pH tinggi tersebut. Reaksi cepat pada
temperatur hangat dan tanah yang lembab. Penghambat nitrifikasi: digunakan
untuk membatasi pelindian nitrat, N-Serve (nitrapyrin) karena bersifat meracun
bagi Nitrosomonas.
2.3. Manfaat Manipulasi dan Modifikasi Tanah
Mempertahankan unsur hara dalam tanah merupakan upaya untuk
mempertahankan kualitas dan kesuburan tanah. Untuk mempertahankan
kesuburan tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan
pemanfaatan cacing dan garam.
Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih cepat
menyerap air hujan dengan demikian maka akan terjadi pengurangan aliran air
di permukaan tanah. Namun Tanah yang telah diolah menjadi lebih gembur
dan longgar yang akan menngakibatkan tanah mudah tererosi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanah yang sehat harus memenuhi persyaratan kapasitas absorbsi, tingkat
keasaman, kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah. Kapasitas
Absorbsi adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh
partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan
ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran
hara dalam bentuk kation yang dihitung dengan milli equivalent. Kesehatan tanah
semakin baik bila nilai kapasitas absorbsinya tinggi. Tanah yang kandungan
kationnya terlalu tinggi akan mengakibatkan tanah terlalu basa, sehingga akan
menghambat absorbsi dalam tanah oleh akar-akaran tumbuhan. Oleh karena itu tanah
yang terlalu basa tersebut perlu dimanipulasi dengan penambahan bahan organik
yang bersifat asam sampai pH mendekati norma 6-7. Untuk mengatasi tanah yang
tidak sehat dapat dilakukan berbagai upaya yang meliputi manipulasi sifat kimia
tanah, manipulasi pengolahan tanah minimum dan pengolahaan tanaah konservasi.
Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih cepat menyerap air hujan
dengan demikian maka akan terjadi pengurangan aliran air di permukaan tanah.
Namun Tanah yang telah diolah menjadi lebih gembur dan longgar yang akan
menngakibatkan tanah mudah tererosi.
DAFTAR PUSTAKA

Puspawati, Catur & Haryono, P. (2018). ModulPenyehatan Tanah. Jakarta:


Poltekkes Kemenkes Jakarta 2.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manipulasi

Anda mungkin juga menyukai