PERTUMBUHAN TANAMAN
1.1 LINGKUNGAN TANAH
Tanah merupakan keperluan pokok bagi manusia, sedari lahir manusia memerlukan
tanah untuk berbagai kebutuhan seperti tempat tinggal, kegiatan pertanian, dan lain-lain.
Istilah tanah dalam bahasa Inggris dikenal dengan land atau ground atau soil atau earth.
Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan aarde atau grondgebied atau land.
Adapun di dalam Kamus Bahasa Indonesia,tanah diartikan sebgai berikut:
a. Permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali;
b. Keadaan bumi di suatu tempat;
c. Permukaan bumi yang diberi batas
d. Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu (pasir, cadas, napal, dan
sebagainya).
Seiring dengan berjalannya waktu, suatu daerah pasti akan mengalami peningkatan
jumlah penduduk. Adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan sosial ekonomi, juga peningkatan kebutuhan pelayanan, dan selaras
dengan itu akan terjadi peningkatan prasarana. Sebagai Sistem Kota, Prasarana
(infrastruktur) merupakan kelengkapan dasar lingkungan, kawasan, kota, atau wilayah
(ruang / spatial). Dimana dengan perkembangan tersebut akan mempengaruhi tingkat
kepadatan dan juga pola pergerakan penduduk di suatu wilayah (Wardhana, 2007). Maka
dari itu, kebutuhan tanah akan semakin meningkat dan semakin beragam pemanfaatan
dan penggunaan tanahnya.
Secara umum, penyebab kerusakan lingkungan tanah bisa disebabkan karena 2 faktor,
yaitu faktor alam dan ulah manusia.
Lingkungan tanah terbentuk secara alami melaluli proses waktu yang Panjang, sehingga
terbentuknya suatu ekosistem.
Akibat kerusakan lingkungan tanah banyak memberikan efek yang buruk bagi
kelangsungan setiap mahluk hidup. Terkhusus bagi tanaman, jika tanah sudah mengalami
kerusakan,maka unsur hara dalam tanah dan mikroorganisme tanah akan hilang dan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Tanah mempunyai fungsi sangat strategis sebagai tempat produksi pertanian, pengatur
asupan dan mutu air, habitat anekaragam hayati, dan mendaur-ulang bahan organik,
unsur hara, dan penyaring bahan polutan (Romanya, Serrasolses, Vallejo, 2008, Riwandi,
2007).
Terdapat cara untuk mengetahui Kesehatan tanah
Pertama, sensor rasa dan bau dapat digunakan untuk menilai kesehatan tanah. Kedua,
evaluasi sistematis. Ketiga, evaluasi bersama. Sensor rasa dan bau manusia dapat
digunakan untuk mencari tanah yang sehat atau tidak sehat. Tanah yang sehat dicirikan
oleh tanah yang gembur dan berpori yang kaya akan bahan organik dan kaya akan
mikroorganisme tanah. Tanah yang sehat biasanya berbau seperti geosmin, yang
dihasilkan oleh jamur dan bakteri. Metode ini tidak menjamin akurasi. Jelajahi sifat-sifat
tanah yang sehat dan bandingkan hasil pengalaman Anda dengan teman-teman Anda
untuk meningkatkan akurasi penilaian kesehatan tanah Anda. Penilaian kolaboratif
dengan melibatkan para ahli untuk berbagi ilmu dengan kami dan menimba pengalaman
dari kami. Inilah cara kami memahami dengan benar pentingnya kesehatan tanah
1.3 PENUTUP
Ketika memilih amandemen tanah untuk mempertahankan dan memulihkan
produktivitas di lahan terdegradasi, preferensi harus diberikan pada bahan terbarukan di
lokasi yang murah.
Bahan Organik adalah kondisioner tanah yang dapat memenuhi tuntutan tersebut. Selain
itu, sebagian besar lahan pertanian di Indonesia memiliki 4.444 permasalahan terkait
kandungan bahan organik tanah. Penggunaan
bahan organik sebagai pembenah tanah juga mendukung
simpanan karbon tanah, sehingga meningkatkan simpanan karbon tanah dan
menghambat pelepasan
karbon dalam bentuk gas rumah kaca, sehingga berkontribusi dalam mitigasi perubahan
iklim.
DAFTAR PUSTAKA
Romanya, J., Serrasolses, I, and Vallejo, R.V.2010. Defining a framework to measure soil quality.
www.ias.surrey.ac.uk/reports/DEFNBEST.../Romanyaetal_abstract.pdf . October 19, 2010
Suwardi. 2007. Pemanfaatan zeoilit untuk perbaikan sifat-sifat tanah dan peningkatan produksi
Pertanian. Dipresentasikan pada Semiloka Pembenah Tanah Menghemat Pupuk, Mendukung
Peningkatan Produksi Beras. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen
Pertanian Bekerjasama dengan Konsorsium Pembenah Tanah Indonesia. Jakarta, 5 April
2007.
Wardana, W. (2007).Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Andi.
BIODATA