Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai

tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya

tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Tanah juga secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik

dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S,

Cu, Zn, Fe, Mn, B, dan Cl). Tanah memiliki tekstur yang berbeda-beda,

seperti tanah liat, tanah gambut atau yang banyak mengandung unsur organik,

dan juga tanah pasir yakni tanah yang lebih banyak mengandung pasir. Tanah

merupakan sumber daya alam yang memainkan peranan penting dalam

menjaga keseimbangan lingkungan. Kesuburan tanah merupakan salah satu

faktor penting mengendalikan hasil dari tanaman. Karakteristik tanah dalam

kaitan yang mengenai status kesuburan tanah suatu daerah atau wilayah

merupakan aspek penting dalam konteks produksi pertanian yang

berkelanjutan. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk

hidup dan bergerak. Secara umum tanah (dengan bahan induk mineral)

tersusun atas 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik),

25% air dan 25% udara. Sedangkan pada tanah organik (misalnya gambut),

bahan padatan tersebut terdiri atas 5 % bahan organik dan 45% bahan

mineral). Bahan organik dalam tanah terdiri atas mikroorganisme 10 %, akar

1
10% dan humat 80 %, meskipun jumlahnya sedikit namun memiliki fungsi

sangat penting. Profil kesuburan tanah merupakan hal yang penting dalam

pertanian karena merupakan media utama dalam bercocok tanam.

Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara

yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses

pertumbuhannya agar bisa berkembang secara maksimal.(Saraswati. 2016)

untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan

pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam

pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain

yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,

porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah.

(Ida Syamsu Roida. 2013)

C-Organik (Bahan organik) adalah bagian dari tanah yang merupakan

suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan

atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami

perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.

(Echa yurike. 2015)

Ketersediaan C-organik sebagai sumber energi, jika ketersediaanya

berlebihan akan menghambat perkembangan mikroorganisme, karena

peningkatan c-organik yang berlebihan dibanding kandungan Nitrogen-total

dalam tanah. Akibat peningkatan c-organik akan menghambat pembentukan

protein, hal ini akan menghambat kegiatan jasad renik. Oleh karena itu

kandungan C-organik dan N-total dalam tanah digunakan untuk mengetahui

2
tingkat pelapukan dan kecepatan penguraian bahan organik serta ketersediaan

nutrisi dalam tanah (Backhtiar, 2006).

Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi

tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah KTK atau Cation

Exchangable Capacity (CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat

dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan

negatif. Makin tinggi KTK, makin banyak kation yang dapat ditariknya.

Tinggi rendahnya KTK tanah ditentukan oleh kandungan liat dan bahan

organik dalam tanah itu. Besarnya KTK tanah tergantung pada tekstur tanah,

tipe mineral liat tanah, dan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kadar

liat atau tekstur semakin halus maka KTK tanah akan semakin besar.

Demikian pula pada kandungan bahan organik tanah, semakin tinggi bahan

organik tanah maka KTK tanah akan semakin tinggi (Ida Suryani. 2014).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum pengambilan contoh tanah adalah mempelajari cara

pengambilan sampel tanah yang baik dan benar agar dapat mengatahui struktur

tanah.

3
Tujuan dari praktikum percobaan penetapan reaksi tanah (pH) adalah

mengetahui pH yang ada dalam tanah dan dapat mengatahui perbedaan pH yaitu

pH aktual dan potensial.

Tujuan dari praktikum percobaan penetapan C-Organik dan Bahan

Organik Tanah adalah mengetahui perbedaan C-Organik dan Bahan organik yang

ada di dalam.

Tujuan dari praktikum percobaan penetapan N-Total adalah mengatahui

berapa banyak kandungan n yang ada di dalam tanah dan apa saja manfaat N bagi

tanaman.

Tujuan dari praktikum percobaan penetapan P2O5 dan K2O ekstrak HCL

25% adalah mengatahui cara penentuan dan carakerja P2O5 dan K2O ekstak HCL

25%.

Tujuan dari praktikum percobaan penetapan kapasitas tukar kation (KTK)

adalah mengetahui pengertian KTK,kation kation apa saja yang dapat di tukar dan

kation katioan apa saja yang ada didalamnya.

Manfaat dari praktikum atau percobaan kali ini adalah agar praktikan

dapat mengetahui kandungan dan unsur unsur yang terdapat di dalam tanah,

perbedaan C-Organik dan Bahan Organik, kation kation yang ada didalam tanah,

dan kadar pH yang baik untuk tanah serta mengetahui jenis pupuk apa saja yang

digunakan dalam penanaman.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengambilan Contoh Tanah

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung

kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang

akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar

untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai

mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup

dan bergerak.(Nasih Widya.2012)

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua tanah yaitu kedalaman

tanah ≤ 30 cm dan 30-60 cm. Untuk tiap titik petak contoh diambil dua sampel

tanah dengan jumlah keseluruhan sampel adalah enam sampel tanah.

2.2 Penetapan Reaksi Tanah (pH)

Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifatsifat

elektrokimia koloid-koloid tanah. Istilah ini menunjukkan pada kemasaman dan

kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan

tanah. Reaksi tanah (nilai pH) dapat berpengaruh terhadap penyediaan hara untuk

tanaman (Rahmah. Dkk, 2014).

5
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan

sebagai – log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang

diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan

elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur

potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+ (Rahmah. Dkk, 2014).

Tingginya pH (H2O) tanah pada hutan primer dan perkebunan kopi menunjukan

adanya sumbangan seresah daun, akar, batang yang jatuh ke tanah dan

terkomposisi atau mengalami pelapukan dengan membentuk lapisan bahan

organik. Hal yang menarik pada ketiga lokasi penelitian adalah bahwa pH tanah

pada kedalaman 30-60 cm lebih tinggi dibandingkan dengan kedalaman ≤ 30 cm.

Hal ini di duga disebabkan oleh karena tercucinya basa-basa kelapisan bawah oleh

air hujan. pH tanah yang rendah akan menyebabkan ketersediaan hara menurun

dan perombakan bahan organik terhambat (Rahmah. Dkk, 2014).

2.3. Penetapan C-Organik dan Bahan Organik (BO) Tanah

Kandungan bahan organik tanah telah terbukti berperan sebagai kunci

utama dalam mengendalikan kualitas tanah baik secara fisik, kimia maupun

biologi. Bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik tanah seperti menurunkan

berat volume tanah, meningkatkan permeabilitas, menggemburkan tanah,

memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan stabilitas agregat, meingkatkan

kemampuan tanah memegang air, menjaga kelembaban dan suhu tanah,

mengurangi energi kinetik langsung air hujan, mengurangi aliran permukaan dan

erosi tanah (Rahmah. Dkk, 2014).

6
2.4. Penetapan N-Total Tanah

Hilangnya N dari tanah juga disebabkan penggunaan untuk metabolisme

tanaman dan mikrobia selain itu juga N dalam bentuk nitrat sangat mudah tercuci

oleh air hujan . Pelepasan nitrogen dari bahan organik dipengaruhi oleh pH tanah.

Jika pH meningkat akan meningkatkan pelepasan N sehingga terjadi peningkatan

N total tanah. Sehingga dikatakan tanah itu menjadi subur apabila nitrogennya

cukup tinggi dan penyedia bagi tanaman (Rahmah. Dkk, 2014).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,

baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat

mudah larut dan mudah hilang ke atmosfir maupun air pengairan. Kekurangan

unsur nitrogen pada tanaman mengakibatkan (Rahmah. Dkk, 2014).

2.5. P-Total dan K-Total

Semakin baiknya kondisi hara tanah terutama P-tersedia ini diduga karena

meningkatnya pH tanahnya, disamping itu P yang relatif tinggi disebabkan karena

lahan yang digunakan sebelumnya adalah lahan yang sudah digunakan secara

intensif untuk tanaman semusim seperti jagung dan semangka, dengan

menggunakan pupuk-pupuk buatan selain dari pencucian, rendahnya ketersediaan

P dalam tanah juga kemungkinan disebabkan kurangnya bahan-bahan organik

hasil dekomposisi yang menyebabkan kurangnya terhadap ketersediaan humus

7
yang menyuplai terhadap ketersediaan P. Faktor lain yang dapat menghambat

ketersediaan P adalah kegiatan organisme yang kurang maksimal, pH tanah yang

relatif asam dan alkalis, serta jumlah dan dekomposisi bahan organik yang sedikit.

Al dan Fe oksida dapat mengikat P sehingga ketersedian P rendah, begitu juga

dengan KTK dan bahan organik, dan hal ini yang menyebabkan tanah menjadi

miskin hara (Rahmah. Dkk, 2014).

2.6. Penetapan apasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah jumlah muatan positif dari kation

yang diserap koloid tanah pada pH tertentu. Kapasitas tukar kation (KTK)

merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah.

Pada tanah dengan nilai KTK relatif rendah, proses penyerapan unsur hara oleh

koloid tanah tidak berlangsung relatif, dan akibatnya unsurunsur hara tersebut

akan dengan mudah tercuci dan hilang bersama gerakan air di tanah (infiltrasi,

Perkolasi), dan pada gilirannya hara tidak tersedia bagi tumbuhan tanaman. Nilai

KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri

(Rahmah. Dkk, 2014).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum kesuburan dan Pemupukan di laksanakan pada hari sabtu

tanggal 10 april 2021 mulai pukul 09:00 sampai 16:00 WITA dan senin tanggal

12 april 2021 pukul 14:30 sampai selesai. Bertempat di laboratorium Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

Sekop kecil, alat tulis menulis, neraca analitik, botol kocok 100 ml, pipet

ukur/volume, beaker glass, tabung digestion, ayakan 2 mm, ayakan 0,5 mm,

sendok, botol roll film, pipet mikro, tabung reaksi, kertas saring, vortex,

spektrofotometer, flamefotometer, alat penyuling amoniak, corong, gelas kimia,

mesin pengocok, labu semprot, pH meter, buret, pengaduk magnit, labu ukur,

gelas ukur, erlemeyer, alat destilasi dan alat destruksi.

Bahan:

Kantong plastic, kertas label, H2O, KCL 1 M, kalium dikromat (K 2Cr2O7),

asam sulfat pekat (H2SO4), ferro sulfat ((FeSo4).7 H2O), asam fospat (H3PO4),

natrium florida (NaF), aquades, indicator difenilamin, asam klorida (HCL), asam

9
borat (H3BO3), sampel tanah, HCL 25%, Standar P, Preaksi P, Standar K,

ammonium asetat (NH4OAc), alcohol 95%, natrium hidroksida (NaOH), dan

campuran selenium/katalisator.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengambilan sampel tanah

Cara kerja pada praktikum pengambilan sampel tanah yaitu pertama-tama

permukaan tanah di bersihkan dahulu dari perumputan atau gulma, kemudian

tanah diambil sampai kedalaman 20 cm dari permukaan, kemudian tanah

dimasukkan kedalam kantong plastoc sebanyak ± 1,0 kg contoh tanah diberi label

di bagian luar dan dalam dari kantong plastic tersebut

3.3.2 Penetapan Reaksi Tanah (pH)

Cara kerja pada praktikum pH tanah yaitu menimbang 5 gr conto tanah

sebanyak dua kali, maisng-maisng dimasukkan kedalam botol kocok A dan B,

ditambahkan 50 ml air bebas ion (pH H2O) ke dalam botol A dan 50 ml KCL (pH

KCL) ke dalam botol B (volume air dan KCL bias berubah sesuai rasio

pengukuran yang digunakan, kemudian kocok dengan mesin pengocok selama 30

menit kemudian di diamkan sampai contoh tanah mengendap, kemudian kalibrasi

pH meter yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 kemudan

ukur pH larutan contoh tanah nilai pH dilaporkan dalam 1 desimal.

10
3.3.3 Penetapan C-organik Dan Bahan organic (BO) Tanah

Cara kerja dari pentepana C-Organik tanah yaitu menimbnag 0,5 gr contoh

tanah yang lolos ayakan 0,5 mm (0,5 – 0,1 gr untuk tanah organic/gambut) dan

dimasukkan ke dalam erlenmayer 250 ml, lalu tambahkan 5 ml K 2Cr2O7 1 N

sambil digoyang-goyang, kemudian tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara

perlahan-lahan. Setelah tercampur sempurna, larutan didiamkan selama 20-30

menit, kemudian tambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF, 5 ml H 3PO4 dan 15 tetes

indicator difenilamin, kemudian titrasi dengan ferro ammonium sulfat 0,5 N atau

ferro sulfat 1 N, pada tahap awal ion krom berwarna hitam, keungu-unguan dan

titik akhir penitraan adalah hijau terang, lalu lakukan cara y ang sama dan waktu

yang sama untuk blanko.

Perhitungan :

mlFeSO 4( Blanko−contoh) 0,30


%C-organik = x NFeSO4 x
Berat contohtanah 0,77

%Bahan organic = 1,724 x C-organik

3.3.4 Penetapan N-total tanah

Cara kerja dari praktikum penetapan N-total tanah yaitu menimbang teliti

1,000 g sampel tanah ke dalam tabung digestion tambahkan 10 ml H 2SO4 pekat

dan campuran selen/katalis ± 2 g atau seujung sendok the, kerjakan penetapan


½
blanko. Panaskan/destruksi selama 1 jam, kemudian destilasi dengan

menambahkan 35 ml NaOH 40 % tamping destilat dalam asam borat sebanyak 25

11
ml. Destilasi diakiri apabila volume destilat dalam penampung sudah mencapai

50-75 ml. destilat itu di titrasi dengan larutan borat baku, yaitu H2SO403050 N atau

HCl 1 N hingga titik akhir yaitu perubahan warna dari hijau menjadi merah

muda.

Perhitungan :

14,01 x (titrasi sampel−titrasi blanko)


N(%) = x N HCL
berat sampel x 10

3.3.5 P-total dan K-total

Cara kerja dari praktkum P-total dan K-total yaitu menimbang teliti 2 gr

sampel tanah yang tela dialuskan (lolos ayakan 2 mm) dan masukkan ke dalam

botol kocok (roll film). Tambahkan 10 ml larutan HCl 25% dengan menggunakan

pipet ukur atau pipet volume 10 ml. Kocok selama 30 menit (diamkan selama 1 x

24 jam) kemudian saring dengan menggunakan kertas saring dan tampng

larutan/filtratnya.

Perhitungan :

ml ekstrak 100 mg 142


%P2O5 total = ppm kurva x x x fp x x fk
1000 berat sampel 90

ml ekstrak 100 mg 94
%K2O total = ppm kurva x x x fp x x fk
1000 berat sampel 78

12
3.3.6 Kapasitas tukar kation (KTK)

Cara kerja dari praktikum kapasitas tukar kation yaitu menimbang 1 gr

contoh tana kering udara yang lolos ayakan 0,5 mm dan dimasukkan ke dalam

wadah/gelas kimia/botol plastik, lalu tambahkan 25 ml larutan NH 4OAC 1N pH

7,0 dan aduk dengan batang pengaduk dan diamkan selama satu malam, kemudian

saring dengan kertas saring pada corong dan tamping filtratnya dengan wadah

lain, lalu pindahkan semua tanah pada botol ke kertas saring dengan cara

membilas sisa-sisa tanah tersebut dengan larutan NH4OAC dengan menggunakan

botol semprot plastic atau pipet ukur, cuci tanah pada kertas saring dengan 20 –

30 ml larutan NH4OAc dan biarkan mendrainase sempurna ulangi pencucian

sebanyak beberapa kali, kemudian cuci tanah pada kertas saring dengan 25 – 30

ml etanol/alcohol untuk setiap kali pencucian. Biarkan mendrainase sempurna

sebelum mengulangi pencucian sebanyak 2 – 3 kali. Lalu pindahkan tanah dan

kertas saring ke dalam labu K jedah 800 ml, tambahkan aquades 200 ml dan,

kemudian pipet 25 ml H3BO3 ke dalam erlenmayer 250 ml, pasang labu K jeda

yang berisi contoh tanah dan erlenmayer H 3BO3 pada alat destilasi dan mulai

destilasi sampai destilat yang di tamping pada erlenmayer 100 –

150 ml, kemudian lepaskan erlemeyer dan titrasinya dengan larutan HCL 0,1 N

hingga warna hiaju berubah menjadi merah muda, setelah itu menggunakan

blanko dengan mendestilasi aquades dengan preaksi sama dengan tanah.

Perhitungan :

13
100
KTK (me/100 g tanah) = (t-b) x N HCL x
W

Tabel 1.Parameter dan kriteria

Parameter Kriteria

SR R S T ST

C-org <1 1-2 2-3 3-5 >5

N < 0,1 0,1-0,2 0,21-0,5 0,51-0,75 > 0,75

P < 15 15-20 21-40 41-60 > 60

K < 10 10-16 17-24 25-40 > 40

KTK <5 5-16 17-24 25-40 > 40

14
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada praktikum

kesuburan tanah & pemupukan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil

percobaannya sebagai berikut.

Tabel 2.Penetapan pH, C-Organik, N, P, K dan KTK Tanah

Tekstur
Kode Ph
No. C-Org N P K KTK
Sampel
            Pasir Debu Liat
  H2O KCl

0,05 367,4 14,08 68,5% 17,5% 17,0%


1 A 7,09 7,46 1,54 16,552
6 4 2
Kriteri Lempung Berpasir
  AA  N  R  SR   R ST   R
a
0,05 390,6 68,5% 17,5% 17,0%
2 B 8,07 7,54 1,44 16,881 8,973
6 5
Kriteri Lempung Berpasir
  AA  N   R  SR  R  ST R 
a

4.2 Pembahasan

15
Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapatkan pH tanah pada sampel A

yaitu 7,09. Hasil pH yang kita ukur berkriteria AA(Agak alkalis), sampel tanah

yang kita dapat berasal dari kebun akademik Fakultas Pertanian, Universitas

Tadulako. Tanah alkalis adalah tanah dengan tingkat kebebasan tinggi

kebanyakan dari Na+ nya ada dalam bentuk dipertukarkan dan hanya sejumlah

kecil garam bebasnya terdapat dalam larutan tanah. Nilai pH tanah berkisar dari

8,5 hingga 10,0 sebagai akibat irigasi, kondisi akan sangat alkalin dapat terbentuk

pada tanah ini dan pH tanah setinggi 10 merupakan hal yang umum ditemukan

pada tanah alkalin.

Menurut Triharto (2013), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

kemasaman tanah penting untuk diketahui. Pada tanah masam (pH rendah), tanah

didominasi oleh ion Al, Fe. Ionion ini akan mengikat unsur hara yang sangat

dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), S (sulfur), sehingga tanaman tidak

dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam

tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat kemasaman tanah bernilai < 7. Selain

ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni

tanaman. Pada tanah masam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga

(Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7,

pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman

dapat dengan mudah menyerap unsur hara. Pada tanah alkalis dengan nilai derajat

kemasaman (pH) >7 unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium) dan

Mg (magnesium) sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah

banyak. Unsur Mo pada tanah alkalis menyebabkan tanaman keracunan.

16
Kemasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan hara yang dapat

mempengaruhi produksi tanaman.

Berdasarkan hasil pada pengamatan diatas dapat dilihat bahwa tanah yang

mengandung kandungan C-Organik tanah yang paling tinggi pada sampel A yaitu

1,54 yang dikriteriakan rendah, kandungan C-Organik yang paling rendah yaitu

pada sampel B yaitu 1,44 yang di kriteriakan rendah.

Menurut pendapat Munawar (2011), pada penelitianya menjelaskan bahwa

peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan

proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan

organik. Bahan organik yang terdapat dalam kompos mengalami proses

mineralisasi N organik menjadi NH4+ dan NO3- sehingga nitrogen akan lebih

banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah.

Berdasarkan hasil pada pengamatan diatas dapat diketahui bahwa nilai N-

total memiliki kandungan jumlah yang sama pada sampel A dan B yaitu 0,056

dengan kriteria sangat rendah.

Berdasrakan penelitiaan sebelumnya, Menurut Mawardiana (2013),

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,

baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat

mudah larut dan mudah hilang ke atmosfir maupun air pengairan. Kekurangan

unsur nitrogen pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal

dan menurunkan produktifitasnya. Siklus N di hutan alam yang tidak terganggu

merupakan siklus tertutup. Siklus ini merupakan siklus internal antara tanah,

tumbuhan dan mikroorganisme.

17
Berdasarkan hasil pada pengamatan yang ada pada table diatas bahwa nilai

P yang tinggi pada sampel B yaitu 16,881 yang dikriteriakan rendah dan yang

rendah pada sampel A yaitu 16,552 yang dikriterikan rendah.

Berdasarkan hasil pada nilai K yang tinggi pada sampel B yaitu 390,56

yang dikriteriakan sangat tinggi dan yang rendah pada sampel A yaitu 367,44

yang dikriterikan sangat tinggi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Kalium berperan penting dalam

pertumbuhan tanaman terutama di saat masa pematangan tanaman karena

mempengaruhi fotosintesis dalam pembentukan klorofil, pengisian biji dan

esensial dalam pembentukan karbohidrat (Hafsi et al., 2014).

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel yang ada diatas bahwa nilai

KTK yang tinggi pada sampel A yaitu 14,082 yang dikriteriakan rendah dan yang

rendah pada sampel B yaitu 8,973 yang dikriterikan rendah.

Dengan semakin menurunnya kandungan bahan organik tanah, humus

(koloid organik) sebagai sumber muatan negatif tanah juga semakin berkurang

sehingga muatan positif (kation-kation) dalam tanah yang dapat dipertukarkan

juga semakin rendah sehingga daya menyimpan unsur hara akan rendah

(Kumalasari dkk., 2011)

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat saya simpulkan


bahwa pH merupakan indicator kesuburan kimiawi pada tanah karena dapat
mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah maka dari itulah nilai pH pada
perhitungan didapatkan berbeda. C-organik diketahui bahwa nilai pada sampel A
lebih tinggi disbanding sampel B itu dikarenakan indicator jumlah bahan organic
yang tersedia dalam tanah dan juga adanya perbedaan jenis serta jumlah vegetasi
yang berbeda pada lahan Bahan organik yang terdapat dalam kompos mengalami
proses mineralisasi N organik menjadi NH4+ dan NO3- sehingga nitrogen akan
lebih banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah.

Nilai N-total memiliki nilai yang sama yaitu 0,056 dengan kriteria rendah

hal ini di sebabkan karena jumlah bahan organic dan mikroorganisme pada tanah

tersebut sama banyaknya yang berdampak pada keseimbangan nilai pada N-total

tersebut. Pada perhitungan Unsur P dan K juga nilai yang tinggi terdapat pada

sampel B sedangkan pada sampel A memiliki nilai yang lebih rendah. Pada KTK

yang memiliki nilai tinggi yaitu sampel A dengan nilai 14,082 hal ini dapat terjadi

dikarenakan tanah pada lahan tersebut mempunyai daya penyimpanan unsur hara

yang tinggi.

19
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Abdi Pandu Kusuma, et al., 2014. DSS Untuk Menganalisis pH Kesuburan Tanah
Menggunakan Metode Sigle Linkage. Jurnal EECCIS. Vol. 8, No. 1.

Asrof Rosidin. 2015. Latar belakang tanah

Echa-Yurike triesia.2015. Pengertian c-organik

Fahmi Arifin, et al., 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea May L) Pada Tanah Regosol dan
Latosol. Jurnal Berita Biologi. Vol. 10 No. 3.

Ida Syamsu Roidah. 2013. Manfaat pupuk organic untuk kesuburan tanah.

Bonorowo. Vol 1. No. 1

Ida Suryani. 2014. Kapasitas tukar kation (KTK) berbagai kedalaman tanah pada

areal konversi lahan hutan. Vol.10. No.2

Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. PT. Penerbit IPB

Press, Bogor.

Mawardiana, 2013. Pengaruh Residu Biochar dan Pemupukan NPK Terhadap

Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Padi Musim

Tanam Ketiga. Jurnal Konservasi Sumber Daya Lahan Vol. 1, No. 1.

Nelvia, 2012.

20
Hafsi, C, A Debez, and A Chedly. 2014. Potassium deficiency in plants: effects

and signaling cascades. Acta Physiologiae Plantarum. 36(5): 1055-1070

Nasih Widya Yuwano. Dasar-dasar ilmu tanah. Ugm

P Sukaryorini, Ayu Masfiatul fuad. 2016. Pengaruh macam bahan organik

terhadap ketersediaan ammonium(NH4+),C-organik dan populasi

mikroorganisme pada tanah entisol.Vol 5. No 2

Saraswanti. 2016. Pupuk, pengertian dan jenisnya. Jawa Timur

21
LAMPIRAN

22
Penetapan C-organik dan bahan organic (BO) tanah :

mlFeSO 4( Blanko−contoh) 0,30


%C-organik = x NFeSO4 x
Berat contohtanah 0,77

%Bahan organic = 1,724 x C-organik

8,3−6,24 0,30
 %C-organik 1 = 0,5057 x 1 x 0,77

2,06
= 0,5057 x 1 x 0,38

= 4,07 x 0,38 = 1,54

%Bahan Organik = 1,724 x C-organik

= 1,724 x 1,54 = 2,65

8,3−6,3 0,30
 %C-organik 2 = 0,5048 x 1 x 0,77

1,92
= 0,5048 x 1 x 0,38

= 3,80 x 0,38 = 1,44

%Bahan Organik = 1,724 x C-organik

= 1,724 x 1,44 = 2,48

Penetapan N-total tanah :

14,01 x (titrasi sampel−titrasi blanko)


N(%) = x N HCL
berat sampel x 10

14,01 x (0,72−0,3)
 N(%) 1 = x 0,1
1,0063 x 10

23
0,42
= 14,01 x 10,063 x 01

= 14,01 x 0,04 x 0,1


= 0,56 x 0,1
= 0,056
14,01 x (0,44−0,3)
 N(%) 2 = x 0,1
1,0078 x 10
0,44
= 14,01 x x 01
10,078
= 14,01 x 0,04 x 0,1
= 0,56 x 0,1
= 0,056

Penetapan P2O5 dan K2O ekstrak HCL 25% :

ml ekstrak 100 mg 142


%P2O5 total = ppm kurva x 1000
x berat sampel
x fp x 90
x fk

ml ekstrak 100 mg 94
%K2O total = ppm kurva x 1000
x berat sampel
x fp x 78
x fk

10 100 mg 94
 %K2O total 1 = 30,7 x 1000 x 2,0054 x 20 x 78 x 1

= 30,7 x 0,01 x 49,87 x 20 x 1,2 x 1

= 367,4

10 100 mg 94
 K2O total 2 = 32,6 x 1000 x 2,0028 x 20 x 78 x 1

= 32,6 x 0,01 x 49,93 x 20 x 1,2 x 1

= 390,6

24
Penetapan kapasitas tukar kation (KTK) :

100
KTK (me/100 g tanah) = (t-b) x N HCL x W

100
 KTK (me/100 g tanah) 1 = (1,78-0,36) x 0,1 x 1,0083

= 1,42 x 0,1 x 99,17 = 14,08


100
 KTK (me/100 g tanah) 2 = (1,26-0,36) x 0,1 x 1,0030

= 0,9 x 0,1 x 99,70 = 8,973

25
Gambar 1. Proses pengambilan Gambar 2. Sampel tanah
sampel

Gambar 3. Penjelasan rumus C-organik Gambar 4. Penjelasan rumus N total

26
BIODATA PENYUSUN

NAMA: NUR FAUZYA TRIANI

STAMBUK: E28119059

TTL: MALEKU, 24 JANUARI 2001

ALAMAT: JL. TONA ROA II

EMAIL: nurfauzyatrn@gmail.com

27
28

Anda mungkin juga menyukai