Anda di halaman 1dari 7

Hubungan geografi dengan ilmu tanah adalah kondisi dan posisi geografis dapat

mempengaruhi sifat dan karakter tanah.Misalnya, tingkat kelembaban tanah pada lokasi
lembah akan berbeda dengan kelembaban tanahdi pegunungan alpine. B. Pedologi-Klimatologi
Klimatologi merupakan salah satu cabang dari ilmu bumi. Klimatologi adalah ilmu yangmencari
gambaran dan penjelasan mengenai sifat iklim, dan bagaimana kaitan antara iklim dandengan
aktivitas manusia (Tjasyono, 2004). Aplikasi klimatologi dengan ilmu tanah adalahdalam bidang
pertanian. Tanah dalam bidang pertanian memiliki peran yang penting antara lainsebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer dan
sekundertanaman serta sebagai habitat biota tanah (Madjid,2011). Salah satu faktor dalam
pembentukantanah adalah iklim.
SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH
Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifatdan ciri tanah
umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktifdari tanah yang berperan
dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalahbahan yang berada dalam bentuk
koloidal, yaitu;a. Liat danb. Bahan organikKedua bahan koloidal ini berperan langsung
atau tidak langsung dalammengatur dan menyediakan hara bagi tanaman.

KOLOID TANAH
Kolid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik yang sangathalus sehingga
mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi per satuanberat (massa). Koloid tanah
yang berperan yaitu koloid anorganik (Koloid liatatau mineral) dan koloid organik
(humus). Kedua koloid ini mempunyai sifatdan ciri yang jauh berbeda.Menurut Brady
(1974) koloid berukuran < 1, sehingga tidak semua fraksiliat termasuk koloid. Koloid
merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalamreaksi-reaksi fisikokimia di dalam
tanah.Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang disebutm i c e l l ( m i c r o c e l l )
, umumnya bermuatan negatif, karena itu ion-ion bermuatanpositif (kation) tertarik pada
koloid tersebut sehingga terbentuk lapisan gandaion. Bagian dalam dari lapisan ganda
ion ini terdiri dari partikel koloid yangbermuatan negatif (anion) sedang bagian luar
merupakan kerumunan kationyang tertarik oleh partikel-partikel koloid tersebut
( pH Tanah).

Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yangdinyatakan dengan


nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasiion unsur (H+) di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+di dalam tanah maka semakin masam tanah tersebut. Selain
ion H+ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalikdengan banyaknya
H+.Pada tanah masam jumlah ion H+ > ion OH– Pada tanah Alkalis jumlah ion OH
- > H+Pada tanah n e t r a l jumlah ion H+= OH-
Pentingnya pH tanah :
a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman,umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanahsekitar netral, karena pada pH
tersebut kebanyakan unsur hara mudahlarut dalam air. Pada tanah masam unsur P
tidak dapat diserap tanamankarena difiksasi oleh Al, sedang pada pH alkalis unsur P
difiksasi olehCa.b. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada
tanah-tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, disampingmemfiksasi
unsur P juga merupakan racun bagi akar tanaman.

Disamping itu pada reaksi tanah yang masam, unsur-unsur mikromenjadi mudah larut,
sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalubanyak. Unsur mikro merupakan hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sangat kecil, sehingga menjadi racun kalau
dalam jumlah besar.c. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri, jamur
yangbermanfaat bagi tanah dan tanaman akan berkembang baik pada pH >5,5 apabila
pH tanah terlalu rendah maka akan terhambat aktivitasnya.
Mengubah pH tanah :
a. pH tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan nilai pH nya denganmenambahkan
kapur ke dalam tanah, sedangkanb. Tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan nilai
pH nya denganpenambahan belerang.
MIKROORGANISME TANAH
Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehinggatidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikrobaatau jasad renik.
Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 jutamikroorganisme per gram tanah. Produktivitas dan
daya dukung tanahtergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut. Sebagian
besarmikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu
berperandalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi
nitrogen,pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan
membantupenyerapan unsur hara.Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor
utama yangmempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidaklepas
dari peran mikroorganisme tanah. Mikroorganisme tanah dapat digolongkan menjadi tujuh
golongan utama yaitu bakteri, Actinomyces,candawan,alga, protzoa, bacteriofag, dan virus.

Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organikkompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupahumus hasil humifikasi maupun senyawa
anorganik hasil mineralisasi, termasukmikroba heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Dalam
pengelolaan bahanorganik tanah sumbernya dapat berasal dari pemberian pupuk organik
berupa pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, serta pupuk hayati (Hanafiah,2005).Sumber
primer bahan organikdalam tanah adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, dan
daun. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur
karbon merupakan penyusun utama dari bahanorganik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam
bentuk senyawa polisakaridaseperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan-bahan pektin dan
lignin. Selain itunitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan
organikkarena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses
perombakan bahan organik tanah (Islami,1995).Sumber sekunder bahan organik adalah fauna.
Fauna harus erlebih dahulumenggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah
menyumbangkan bahanorganik. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepa hancur
daripada jaringan tumbuhan. Jaringan binatang sebagian besar tersusun dari air, bagian padatan
yaitu hidrat arang, protein, lemak, lalu oksigen, hidrogen, dan abu.Susunan abu itu sendiri terdiri
dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukantanaman kecuali C, H, dan O (Alfi,
2011).Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organikkandungan
karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan =
% C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan
arus dekomposisi dan humifikasiyang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi,
iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).

Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahanorganik yang ditambahkan.
Pengukuran kandung bahan organik tanah denganmetode walkey and black ditentukan
berdasarkan kandungan C-organik(Foth,1994).Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal
memperbaiki sifat fisik tanah,meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan
ketersediaanhara bagi tanaman. Bahan organik itu sendiri merupakan bahan yang pentingdalam
menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun biologitanah. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat yang tiada taranya. Sekitarsetengah dari kapasitas tukar kation
(KTK) berasal dari bahan organik. Bahanorganik juga merupakan sumber energi dari sebagian
besar organisme tanah.Sumber bahan organik adalah jaringan tanaman (sumber sekunder). Kadar
bahanorganik tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase dan pengolahan daritanah
tersebut. Bahan organik ditentukan kadarnya oleh para peneliti tanahmelalui penetapan jumlah
unsure karbon organiknya (Hakim dkk,1986).
Profil tanah dan penampang tanah

Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka apabila diperhatikan dengan teliti akan terlihat lapisan-
lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir
berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang ditempat lain ditemukan tanah yang
semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah,
dibagian tengah berwarna merah dan lapisan atasnya berwarna kehitaman.

Gambaran tersebut merupakan penampang vertikal dari tanah tersebut yang menunjukkan susunan
horizon yang disebut dengan profil tanah. Profil tanah merupakan penampang tegak lurus tanah yang
menggambarkan bagian-bagian tanah, mulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk.
Kegiatan pengenalan dilapangan meliputi survei lokasi profil tanah, pembuatan profil tanah dan
pengamatan profil tanah.

Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan.
Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata
udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah (Lal, 1979).

Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode feeling yang
dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk), metode pipet atau biasa
disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan metode lebih teliti
yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi
bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara
linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995).

SURVEY TANAH

Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan
yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo, 2008).

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Evaluasi
lahan tidak terlepas dari kegiatan survei tanah. Sedangkan survei tanah dilakukan untuk mengetahui
penyebaran jenis tanah dan menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan.
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah
yang sama atau hampir sama sifatnya (Subardja. 2000).

Menurut Rayes (2007) dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu:

a. metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik)

b. metode fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip amalitik)

c. metode grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survey. Biasanya
dalam metode grid bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasi
secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta.

Rossiter (2000) mengemukakan bahwa disiplin survei sumber daya lahan kini memasuki era baru karena
munculnya teknologi dan metode baru sebagai berikut :

a. Satelit penginderaan jauh (Yang dalam waktu dekat hampir sama detailnya dengan foto udara)
yang sangat bermanfaat untuk persiapan peta dasar dan klasifikasi tutupan lahan.

b. GPS (Global Positioning System) yang sangat bermanfaat untuk menentukan lokasi secara akurat,
mampu menemukan teknologi pemetaan bawah permukaan, seta berkembangnya model elevasi digital
(DEM) untuk memprediksi karakteristik medan.

c. Geostatistik dan teknik interpolasi lainnya.

d. Sistem infomasi geografi.

TAXONOMI TANAH

Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal
dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003). Sistem
klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu:
1. Ordo (Order)
2. Subordo (Sub-Order)
3. Grup (Great group)
4. Sub-grup (Subgroup)
5. Famili (Family)
6. Seri.

Ciri Pembeda Setiap Kategori:


Kategori Ordo Tanah:
Ordo tanah dibedakan berdasarkan ada tidaknya horison penciri serta jenis (sifat) dari
horison penciri tersebut.
Sebagai contoh: suatu tanah yang memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa
lebih besar dari 35% termasuk ordo Alfisol. Sedangkan tanah lain yang memiliki
horison argilik tetapi berkejenuhan basa kurang dari 35% termasuk ordo Ultisol.
Contoh tata nama tanah kategori Ordo:
Ultisol.
(Keterangan: tanah memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa kurang dari 35%
serta telah mengalami perkembangan tanah tingkat akhir = Ultus). Nama ordo tanah
Ultisol pada tata nama untuk kategori sub ordo akan digunakan singkatan dari nama
ordo tersebut, yaitu: Ult merupakan singkatan dari ordo Ultisol).

Kategori Sub-ordo Tanah:


Sub-ordo tanah dibedakan berdasarkan perbedaan genetik tanah, misalnya: ada
tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh: (1) air, (2) regim
kelembaban, (3) bahan iduk utama, dan (4) vegetasi. Sedangkan pembeda sub-ordo
untuk tanah ordo histosol (tanah organik) adalah tingkat pelapukan dari bahan organik
pembentuknya: fibris, hemis, dan safris.
Contoh tata nama tanah kategori Sub Ordo:
Udult.
(Keterangan: tanah berordo Ultisol yang memiliki regim kelembaban yang selalu
lembab dan tidak pernah kering yang disebut: Udus, sehingga digunakan singkatan
kata penciri kelembaban ini yaitu: Ud. Kata Ud ditambahkan pada nama Ordo
tanahUltisol yang telah disingkat Ult, menjadi kata untuk tata nama kategori sub-ordo,
yaitu: Udult).

Kategori Great Group Tanah:


Great Group tanah dibedakan berdasarkan perbedaan: (1) jenis, (2) tingkat
perkembangan, (3) susunan horison, (4) kejenuhan basa, (5) regi suhu, dan (6)
kelembaban, serta (7) ada tidaknya lapisan-lapisan penciri lain, seperti: plinthite,
fragipan, dan duripan.
Contoh tata nama tanah kategori Great Group:
Fragiudult.
(Keterangan: tanah tersebut memiliki lapisan padas yang rapuh yang disebut Fragipan,
sehingga ditambahkan singkatan kata dari Fragipan, yaitu: Fragi. Kata Fragi
ditambahkan pada Sub Ordo: Udult, menjadi kata untuk tata nama kategori great
group, yaitu: Fragiudult)

Kategori Sub Group Tanah:


Sub Group tanah dibedakan berdasarkan: (1) sifat inti dari great group dan diberi
nama Typic, (2) sifat-sifat tanah peralihan ke: (a) great group lain, (b) sub ordo lain,
dan (c) ordo lain, serta (d) ke bukan tanah.
Contoh tata nama tanah kategori Sub Group:
Aquic Fragiudult.
(keterangan: tanah tersebut memiliki sifat peralihan ke sub ordo Aquult karena
kadang-kadang adanya pengaruh air, sehingga termasuk sub group Aquic).

Kategori Famili Tanah:


Famili tanah dibedakan berdasarkan sifat-sifat tanah yang penting untuk pertanian dan
atau engineering, meliputi sifat tanah: (1) sebaran besar butir, (2) susunan mineral liat,
(3) regim temperatur pada kedalaman 50 cm.
Contoh tata nama tanah pada kategori Famili:
Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik.
(keterangan: Penciri Famili dari tanah ini adalah: (1) susunan besar butir adalah berliat
halus, (2) susunan mineral liat adalah didominasi oleh mineral liat kaolinit, (3) regim
temperatur adalah isohipertermik, yaitu suhu tanah lebih dari 22 derajat celsius
dengan perbedaan suhu tanah musim panas dengan musim dingin kurang dari 5
derajat celsius).

Kategori Seri Tanah:


Seri tanah dibedakan berdasarkan: (1) jenis dan susunan horison, (2) warna, (3)
tekstur, (4) struktur, (5) konsistensi, (6) reaksi tanah dari masing-masing horison, (7)
sifat-sifat kimia tanah lainnya, dan (8) sifat-sifat mineral dari masing-masing horison.
Penetapan pertama kali kategori Seri tanah dapat digunakan nama lokasi tersebut
sebagai penciri seri.
Contoh tata nama tanah pada kategori Seri:
Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik, Sitiung.
(Keterangan: Sitiung merupakan lokasi pertama kali ditemukan tanah pada kategori
Seri tersebut).

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya.
Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal:
1. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan.
2. Definisi-definisi horison penciri.
3. Beberapa sifat penciri lainnya.Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan
Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut.

Menurut Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah
USDA 1975 dengan disertai singkatan nama ordo tersebut, adalah sebagai berikiut:
1. Alfisol --> disingkat: Alf
2. Aridisol --> disingkat: Id
3. Entisol --> disingkat: Ent
4. Histosol --> disingkat: Ist
5. Inceptisol --> disingkat: Ept
6. Mollisol --> disingkat: Oll
7. Oxisol --> disingkat: Ox
8. Spodosol --> disingkat: Od
9. Ultisol --> disingkat: Ult
10. Vertisol --> disingkat: Ert

Selanjutnya, sistem klasifikasi tanah ini telah berkembang dari 10 ordo pata tahun
1975 menjadi 12 ordo tahun 2003 (Rayes, 2007). Kedua-belas ordo tersebut
dibedakan berdasarkan:
(1) ada atau tidaknya horison penciri,
(2) jenis horison penciri, dan
(3) sifat-sifat tanah lain yang merupakan hasil dari proses pembentukan tanah,
meliputi:
3.1 penciri khusus, dan
3.2 penciri lainnya.

Anda mungkin juga menyukai