Oleh:
Toni Wijaya
522019030
Perhitungan:
X Y X.Y X^2
0 0 0 0
5 0,033 0,165 25
10 0,16 1,6 100
15 0,233 3,495 225
20 0,306 6,12 400
50 0,732 11,38 750
10 0,1464 2,276 150
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 5 10 15 20 25
-0,05
y = 0,0162x - 0,016
0,409 = 0,0162x - 0,016
0,409 + 0,016 = 0,0162x
0,425 = 0,0162x
0,425/0,0162 = x
x = 26,234
1. KA = 100%
= 100%
= 100%
= 9,89%
2. BKM =
= 455 mg
3. %BO = x x x 100%
= x x x 100%
= 12,45%
Regresi
b =
= 0,014mg
a =Y b.X
= 0,1464 (0,014.10)
= 0,064mg
c =
= 24,642mg
VI. PEMBAHASAN
1. Penetapan pH
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk mengukur nilai pH tanah. Dengan
menggunakan 10 gram sampel tanah komposit yang dimasukan ke dalam beaker glass
ditambah aquades sebanyak 25 ml yang berfungsi sebagai bahan pelarut sampel tanah.
kemudian larutan dikocok selama 10 menit dengan alat shaker agar larutan tanah dapat
tercampur dengan getaran yang dihasilakan. Setelah itu larutan diukur pHnya menggunakan
pH meter.
Hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan nilai pH sampel tanah sebesar 6,9.
Menurut Bunting (1981) level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar
antara 5–7,5. Tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan
tanaman. Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung. Sehingga sampel tanah yang diukur
praktikan merupakan tanah yang baik karena termasuk level optimum untuk aplikasi
penggunaan lahan.
Menurut Tan (1990) biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara semakin
sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan
menyerap makanannya yang berada didalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap
unsur hara atau pupuk yang kita yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja
cenderung netral.
2. Penetapan KA
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah (Hakim, 1986). Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan
nilai KA sebesar 9,89% dengan cara mengoven sampel tanah selama 24 jam untuk
mengurangi kadar air. Nilai KA ini digunakan untuk menghitung BKM.
3. Penetapan BO
Penetapan BO dengan menggunakan tanah komposit sebanyak 0,5 gram, kemudian
dimasukan ke dalam beaker glass. Ditambahkan larutan K2Cr2O7 sebanyak 5 ml yang berguna
untuk mengikat rantai C. Sedangkan larutan H2S04 ditambahkan sebanyak 10 ml dan
didiamkan selama 10 menit berguna untuk memisahkan rantai C dengan tanah. Lalu aqades
ditambahkan sebanyak 100 ml dan didiamkan selama 60 menit berguna untuk menghentikan
reaksi H2S04. Setelah itu sampel larutan disaring dengan kertas saring dan corong yang
dimasukan ke dalam Erlenmeyer. Hasil saringan dimasukan ke dalam kuvet untuk dikur
absorbansinya dengan π 584 mm untuk mengetahui nilai y.
Nilai BO yang telah dihitung dari sampel tanah sebesar 12,45%. Menurut Hakim
(1986) bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan tanah
pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan
paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan di
mana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di
lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke bawah makin berkurang, contohnya pada
setiap lapiasan tanah inseptisol, makin ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada
lapisan I, dan II. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke
daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih,
oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi dari
pada tanah berdrainase baik. Sehigga sampel tanah yang telah diukur termasuk kelomopok
yang memiliki bahan organik sedang.
VII. KESIMPULAN
1. Nilai pH sampel tanah yang telah diukur adalah sebesar 6,9 dengan nilai itu samel
tanah termasuk netral.
2. Fungsi bahan organik yaitu untuk meningkatkan kadar bahan organic tanah dan
memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Sempel tanah yang kita uji
memiliki kadar bahan organik sebesar 12,45 % termasuk kelompok tanah yang
memiliki bahan organik sedang.
3. Hubungan pH dengan bahan organik ini sangat mempengaruhi untuk pertumbuhan
tanaman, karena unsur hara diperoleh juga dari bahan organik. Jika unsur hara
kekurangan bahan organik maka warna tanah tersebut berwarna kuning sedangkan
yang banyak dengan bahan organik warnanya hijau tua. Maka antara pH dan bahan
organik harus seimbang sehingga menghasilkan pH dan BO yang netral.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka buana: Bandung.
Foth H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Hanafiah, A.K. 1990. Dasar –Dasar Ilmu Tanah.Edisi 1–3 Jakarta Rajawalipress.
Hardjowigeno . S. 1987. Dasar –Dasar Ilmu Tanah, Akademik,Presindo Jakarta.
Hakim, 1986. dasar – dasar ILMU TANAH. Penerbit Universitas Lampung.
Soepardi G, 1979. Sifat Dan Ciri Tanah, The Nature and Properties of soild, by
Brandy, 1975.
Hakim, Nurhajatidkk.1986. Dasar-DasarIlmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Hardjowigeno S, 2003, Ilmu Tanah. Jakarta: PT Medityatama Sarana Perkasa.
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian
UPM : Probolinggo.
Pairunan,A Dkk.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri
Indonesia Timur: Makassar.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius
IX. LAMPIRAN
Mengukur pH
Menimbang tanah
Menyaring sampel