Anda di halaman 1dari 12

PENETAPAN TEKSTUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh:
Toni Wijaya
522019030

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020
I. DASAR TEORI
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga
diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan
memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir,
debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-
tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini
umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992).
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil
adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang
terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan
litany hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir
tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan
unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah
tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga
bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi.
Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara.
Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan
dan kekurangan hara (Rahman, 2000).
Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran pada lapisan tanah. Kasar atau
halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat didalam
tanah. Tekstur tanah juga memberikan pengertian persentase relatif dari ketiga unsur batuan
yang meliputi pasir, geluh, dan lempung. (Prawirahartono, dkk, 1991).
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada
kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir,
debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam
pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan
tempat terjadinya reaksi kimia pada permukaan tanah (Foth, 1994).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar,
maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil
sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena
lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2002).
Telah diketahui bahwa pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah
yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas
permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu
dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir. Partikel-
partikel debu terasa licin sebagai tepung dan kurang melekat. Sedangkan tanah-tanah yang
mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada
kebanyakan tanah terdiri dari mineral-mineral yang berbeda-beda komposisi kimianya dan
sifat-sifat lainnya dibandingkan dengan pasir dan debu (Hakim, dkk. 1986).
Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat. Suatu kelas
tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi pasir, debu, dan liat.Pembagian kelas
tekstur tanah menurut USDA dibagi kedalam 12 tekstur. Pembagian ini didasrkan banyaknya
susunan fraksi tanah. (Yulius dkk, 2001).
Di dalam tanah ditemukan butir-butir primer tanah berbagai ukuran yang dapat
dikelompokkan antara lain sesebagai berikut yaitu fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan
fragmen batuan (rock fragment). Fraksi tanah halus adalah fraksi tanah berukuran < 2 mm
yang terdiri dari pasir (50 µ - 2 mm), debu (2 µ - 50 µ), dan liat (< 2 µ) (Sutedjo dan
Kartasapoetra, 2002).
Fragment batuan adalah fraksi tanah berukuran ≥ 2 mm hingga ukuran horizontalnya
lebih kecil dari sebuah pedon (kerikil, kerakal, dan batu-batu kecil). Kecuali itu, sering
ditemukan juga fragmen batuan semu (para rock fragment) yang berukuran sama dengan
batuan, tetapi dapat hancur menjadi ukursn > 2 mm pada persiapan tanah untuk analisa pada
tanah, sehingga dianggap sebagai fraksi tanah halus (Hardjowigeno, 2003).
Adapun karakteristik tekstur tanah menurut USDA yaitu pasir > 0,05 debu 0,02 – 0,05
dan liat <0,02.Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-
butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah
yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat
pelapukan debu dan pembebasan unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir.
(Hakim, dkk. 1986).
Kelas sedang terdiri dari lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu,
dan debu. Kelas agak halus terdiri dari lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat
berdebu. Dan yang terakhir, kelas halus terdiri dari liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Di
lapangan tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah di antara jari-jari, sambil
dirasakan halus kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu, dan liat. Pasir terasa
kasar sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan. Pasir
berlempung terasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola yang mudah
sekali hancur. Lempung berpasir terasa kasar agak jelas, agak melekat. (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus. Berdasarkan
atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat maka tanah dikelompokkan ke
dalam beberapa macam kelas tekstur. Kelas kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung.
Kelas agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus. (Hakim, dkk.
1986).
Lempung terasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola
agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. Lempung berdebu
terasa licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan
permukaan mengkilat. Debu terasa licin sekali, agak melekat, dan dapat dibentuk bola agak
teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. (Hardjowigeno, 2002).
Lempung berliat terasa agak licin, agak melekat, dan dapat dibentuk agak teguh, dapat
dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Lempung liat berpasir terasa halus dengan
sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, dapat dibentuk
gulungan mudah hancur. Lempung liat berdebu terasa halus agak licin, melekat, dan dapat
dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat. Liat berpasir terasa halus, berat, tetapi terasa sedikit
kasar, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung. (Hardjowigeno, 2002).
Liat berdebu terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dan dapat dibentuk bola teguh
artinya bola yang mudah pecah, mudah digulung. Dan yang terakhir adalah liat, terasa berat,
halus, sangat lekat, dan dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung (Hardjowigeno,
2002).
II. TUJUAN
Untuk mengetahui tekstur tanah menggunakan metode Bouyoucos
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
- Gelas ukur
- Gelas beaker
- Timbangan
- Saringan
- Cawan porselen
- Termometer
- Hidrometer
2. Bahan :
- Tanah kering udara
- Larutan Calgon
- Air Destilata

IV. CARA KERJA


Metode Bouyoucos
a. Ditimbang 40,0g tanah kering udara, dimasukkan ke dalam gelas piala.

b. Ditambahkan 100 ml larutan Calgon (950 g/l). Campuran diaduk dan dipanaskan
sampaikan hampir mendidih, kemudian didinginkan.
c. Suspensi diaduk dan ditambahkan kira-kira 200 ml air destilata. Kemudian, suspensi
disaring dengan saringan 200 mesh (0,2 mm), untuk memisahkan pasir kasar.
Suspensi ditampung dengan gelas piala/ukur 1 l. Larutan tanah dicuci di atas
saringan dan gelas piala dengan air destilata sampai larutan yang keluar dari saringan
jernih (pencucian jangan sampai melewati 1 l)
d. Pasir kasar dipindahkan secara kuantitatif ke dalam cawan, dioven sampai beratnya
tetap.

e. Gelas ukur diisi sampai tepat 1 l dengan air destilata.

f. Dikocok, setelah 25 detik, hidrometer dan termometer dimasukkan dengan hati-


hati dan perlahan-lahan, dan berat volume dibaca setelah 40, 60, 80, dan 100
detik setelah pengocokan. Berat volume yang terbaca adalah berat volume debu
dan lempung.
g. Pembacaan berikutnya dilakukan 8, 9, dan 10 jam setelah pengocokan sehingga
yang terukur adalah berat volume lempeng karena pasir halus dan debu sudah
turun
V. HASIL PENGAMATAN
Deret standar

% (x) Abs (y) xy x2


0 0,000 0 0
5 0,083 0,415 25
10 0,160 1,6 100
15 0,233 3,495 225
20 0,306 6,12 400
∑x = 50 ∑=0,782 ∑xy= 11,63 ∑= 750
̅ = 10 ̅= 0,1564 ̅̅̅= 2,326 ̅2= 150

Absorbansi
0,35

0,3

0,25

0,2 y = 0,0152x + 0,004


Abs

R² = 0,9992
0,15

0,1

0,05

0
0 5 10 %c 15 20 25

y = 0,0152x + 0,004
0,409 = 0,0152x + 0,004
0,405 = 0,0152 x
x = 26,644

Regresi (untuk dapat rumus y menggunakan rumus)

( )

b= ( )

b = 11,63 – (50 x 0,782)/5


750 – (50)2/5
= 11,63 – 7,82
750 – 500
= 3,81
250
= 0,01524
a =⃐ ̅2

= 0,1564 – ( 0,01524 x 10)

= 0,004

c=
c=

c=

1. KA =

= 7,09 %

2. BKM (mg) =

= 37,36 g
3. % BO = x

= x

= 0,134 % x BKM
=0,134 % x 37,36g
=0,05006g
4. Berat Fraksi Tanah (C)
= A-B
= 37,36-0,05006
=37,309g
5. Berat Pasir Kasar (D)
= Y-X
= 53,73-47,6
= 6,13gr
6. Berat Debu + Lempung (E)
( )

( )

E = 25,69 gram
7. Berat Lempung (F)
( )

( )

F = 16,06 gram
8. Berat Debu (G)
Berat Debu = E-F
Berat Debu = 25,69 – 16,06
Berat Debu = 9,63 gram
9. Berat Pasir Total (H)
Berat Pasir = C – E
Berat Pasir = 37,309g - 25,69
Berat Pasir = 11, 619g
10. Berat Pasir Halus (I)
Berat Pasir Halus = H – D
Berat Pasir Halus = 11,619 – 6,13
Berat Pasir Halus = 5,489gram
11. Persentase Pasir

12. Persentase Debu

13. Persentase Liat


VI. PEMBAHASAN
Menurut Hanafiah (2004) dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang
digunakan yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet. Metode yang digunakan pada
praktikum adalah hydrometer. Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah , sifat
kimiawi dari butiran dan kandungan bahan organik.
Dari praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Bouyoucos dengan
langkah langkah berikut Ditimbang 40,0g tanah kering udara, dimasukkan ke dalam gelas
piala. Ditambahkan 100 ml larutan Calgon (950 g/l). Campuran diaduk dan dipanaskan
sampaikan hampir mendidih, kemudian didinginkan. Suspensi diaduk dan ditambahkan kira-
kira 200 ml air destilata. Kemudian, suspensi disaring dengan saringan 200 mesh (0,2 mm),
untuk memisahkan pasir kasar. Suspensi ditampung dengan gelas piala/ukur 1 l. Larutan tanah
dicuci di atas saringan dan gelas piala dengan air destilata sampai larutan yang keluar dari
saringan jernih (pencucian jangan sampai melewati 1 l). Pasir kasar dipindahkan secara
kuantitatif ke dalam cawan, dioven sampai beratnya tetap. Gelas ukur diisi sampai tepat 1 l
dengan air destilata. Dikocok, setelah 25 detik, hidrometer dan termometer dimasukkan
dengan hati-hati dan perlahan-lahan, dan berat volume dibaca setelah 40, 60, 80, dan 100 detik
setelah pengocokan. Berat volume yang terbaca adalah berat volume debu dan
lempung.Pembacaan berikutnya dilakukan 8, 9, dan 10 jam setelah pengocokan sehingga
yang terukur adalah berat volume lempeng karena pasir halus dan debu sudah turun.
Menurut Hakim (1986) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi
tanah halus. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Kelas kasar terdiri dari pasir
dan pasir berlempung. Kelas agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir
halus. Hasil praktikum yang diperoleh adalah tanah liat atau clay.
Menurut Hardjowigeno (2002) Lempung terasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat,
dan dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Lempung berdebu terasa licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat
gulungan dengan permukaan mengkilat. Debu terasa licin sekali, agak melekat, dan dapat
dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Presentase pasir 31,14%, debu 25,8%, dan liat 43,04% dari praktikum yang telah
dilakukan dengan menggunakan diagram segitiga tekstur menunjukkan hasil dari sampel tanah
bertekstur liat atau clay. Menurut Arsyad (2006) tekstur liat termasuk tekstur halus.
KESIMPULAN
Sampel tanah yang telah diuji mendapatkan presentase pasir 31,14%, debu 25,8%, dan
liat 43,04% kemudian dihitung dengan diagram segitiga tekstur sehingga mendapatkan
didapatkan berupa tekstur liat atau clay
VII. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air. IPB Press, Bogor.
Buckman, H.O. dan N.C. Brandy, 1982. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta.
Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.
H.Asmadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur, Ujung Pandang.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa:Jakarta.
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Hakim, N.M.Y. Dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
VIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai