Anda di halaman 1dari 15

MATERI II

TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH

I. TEKSTUR TANAH
1. Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah
merupakan perbandingan antara butir–butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
dikelompokkkan kedalam 12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan presentase
kandungan pasir, debu dan liat. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya
tanah dari fraksi tanah halus. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-
butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam
kelas tekstur. Kelas kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung. Kelas agak
kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus. Tanah-tanah
yang bertekstur pasir, karena butiran - butirannya berukuran lebih besar, maka
setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih
kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).

2. Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Penentuan Kelas Tekstur


a. Metode Kualitatif
Metode Feeling merupakan metode penentuan tekstur tanah dengan
perasaan atau alat indra dalam menggolongkan tanah menjadi pasir, debu,
atau liat. Sehingga kita dapat menentukan kelas tekstur.
b. Metode Kuantitatif
Metode Pipet merupakan metode langsung pengambilan contoh
partikel tanah dari dalam suspense dengan menggunakan pipet pada
kedalaman dan waktu tertentu (LPT, 1979). Metode pipet menggunakan
natrium yang bersifat mampu mendispersikan atau memecahkan partikel
suatu zat (tanah) (Hakim dkk, 1986)
Metode Hidrometer merupakan untuk menghitung distribusi
ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air. Metode
Hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah
yang berbutir halus. Untuk melakukan metode ini sampel tanah harus
dihancurkan dengan cara dipanaskan atu di oven. (Hakim dkk, 1986).

1|D A S A R IL M U TAN A H
3. Kelas Tekstur

Gambar 1. Segitiga Tekstur

Pembagian tekstur berdasarkan kelas tekstur ada 12. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Hanafiah (2005).
1. Pasir (sandy/S) => Pasir mempunyai ukuran > 2 mm dan bersifat kasar dan
tidak lekat.
2. Pasir berlempung (loam sandy/LS) => Tanah pasir berlempung ini
memiliki tekstur yang kasar. Akan membentuk bola yang mudah hancur
karena daya ikat pada partikel-partikel pasir berlempung tidak kuat. Dan
juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan lempungnya
sedikit.
3. Lempung berpasir (Sandy loam/SL) => Rasa kasar pada tanah lempung
berpasir akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak
keras tetapi akan mudah hancur.
4. Lempung (Loam/L) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa
licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung
dengan permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat.
5. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam/SCL) => Lempung liat berpasir
terasa agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga
dapat membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur
serta dapat melekat.
6. Lempung liat berdebu (Silty-clay-loam/SiCL) => Lempung liat berdebu
memiliki rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan
yang mengkilat serta dapat melekat.

2|D A S A R IL M U TAN A H
7. Lempung berliat (Clay loam/SL) => Lempung berliat akan terasa agak
kasar. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk
gumpalan bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur, serta daya lekatnya sedang.
8. Lempung berdebu (Silty loam/SiL) => Lempung berdebu akan terasa agak
licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat
9. Debu (Silt/Si) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola
yang teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap
serta terasa agak lekat.
10. Liat berpasir (Sandy-clay/SC) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi
agak kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar
untuk dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang
tinggi (melekat sekali).
11. Liat berdebu (Silty-clay/SiC) => Liat berdebu akan terasa agak licin.
Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi
mudah digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12. Liat (Clay/C) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik.
Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).

4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah


Hanafiah (2002) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tekstur
tanah adalah sebagai berikut ini:
a. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi
tanah. Hewan penggali seperti semut, cacing dan tikus membawa partikel
tanah ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral. Lubang-
lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan
pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan tanah. Mikroorganisme
seperti bakteri, jamur dan protozoa membantu proses pembusukan lahan
organik menjadi humus.
b. Iklim
1. Curah Hujan
Pengaruh curah hujan ialah sebagai pelarut dan pengangkut maka air hujan
akan memperngaruhi komposisi kimiawi mineral penyusun tanah,
kedalaman dan diferensiasi profil tanah dan sifat fisik tanah.
2. Temperatur
Setiap kenaikan temperatur akan meningkatkan peningkatan laju reaksi
kimiawi menjadi lebih cepat. Meningkatnya pelapukan dan pembentukan
liat terjadi seiring dengan peningkatan temperatur.

3|D A S A R IL M U TAN A H
c. Topografi/Relief
Kemiringan pada lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah
curam, maka runoff dan erosi tanah semakin besar. Hal ini menyebabkan
terhambatnya genesis tanah, pelapukan menjadi terhambat begitu juga dengan
pembentukan liat. Dengan kata lain, tanah lebih tipis dan kurang berkembang
di daerah lereng
d. Waktu
Pembentukan tanah alami membutuhkan proses yang memakan waktu
yang lama dari tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua.
e. Bahan Induk
Jenis bahan induk akan menentukan sifat fisik maupun kimiawi
tanah. Dalam pembentukannya terdapat 2 proses yaitu :
1. Bahan induk terangkut (prinsip erosi dan pengendapan)
Berdasarkan pada aliran air dan partikel tanah serta fragmen bahan
sedimen. Jika air mengalir cepat, maka membawa partikel besar dan
sedimen lebih banyak.
2. Bahan diendapkan air
Seperti endapan aluvial yang terbentuk akibat aliran air terhenti
sehingga sedimen terjadi cepat dan umumnya banyak terjadi di
daerah pegunungan, begitu juga dengan delta yang terbentuk jika sedimen
halus yang dibawa sungai diendapkan.

II. STRUKTUR TANAH


1. Pengertian Struktur Tanah
Struktur Tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-
partikel tanah primer (pasir,liat, debu individual) menjadi partikel-partikel
sekunder, akan tetapi ada beberapa tanah yang kurang berstruktur dan disebut
tanah tak berstruktur pada lapisan / horison yang berstruktur tidak ada satuan
yang dapat diamati di lapangan / setelah tanah terusik. Jika tidak berstruktur
hancur menghasilkan fragmen-fragmen tanah atau butir tunggal. Bahan-bahan
tanah tidak berstruktur disebut butir tunggal atau massive (pejal). Bahan tanah
berbutir tunggal kurang berstruktur dan lepas. Dengan kita mempelajari struktur
tanah maka kita juga akan mengetahui sifat-sifat yang lain seperti bulk density,
partikel density dan porositas tanah.

4|D A S A R IL M U TAN A H
2. Macam-Macam Tipe Struktur Tanah
Tabel 1. Macam-macam Struktur Tanah
Tipe Kode Kriteria (definisi)
Satuan struktur Tanah Alami (struktur pedogenik)
Granular Gr Polihedral kecil dengan permukaan melengkung atau sangat
tidak beraturan
Gumpal GS Polihedral dengan permukaan (bidang) yang saling tegak lurus
Bersudut
Gumpal GB Polihedral dengan agak bulat dan bidang permukaan bersudut
Membulat kurang tajam
Lempeng Lp Satuan struktur datar dan berbentuk tabung
Baji Bj Berbentuk bulat panjang yang bersambungan satu dengan
lainnya yang berujung dengan sudut lancip, terikat oleh
bidang-luncur (slickenside); tidak hanya terbatas pada bahan
vertik
Prisma Pr Satuan struktur yang memanjang secara vertikal dengan ujung
bagian atas rata
Kolumnar Kl Satuan strukrur yang memanjang secara vertikal dengan ujung
bagian atas membulat
Tidak Berstruktur
Butir Tidak memiliki satuan struktur; seluruhnya tidak saling-
tunggal berlekatan; misal pasir lepas
Masip Ms Tidak memiliki satuan struktur; bahan-bahan merupakan
massa yang saling berlekatan (tidak harus tersementasi)
Fragmen Tanah Buatan atau Klod (struktur non-pedogenik)
Klod Kl Bongkahan tidak beraturan yang disebabkan oleh gangguan
buatan; misal oleh pengolahan tanah atau pemadatan

Berikut ini adalah gambar tipe-tipe struktur tanah:

5|D A S A R IL M U TAN A H
Gambar 2. Contoh Macam Struktur Tanah

Gambar 3. Contoh Tanah Tidak Berstruktur

3. Ukuran Struktur Tanah


Tabel 2. Ukuran Struktur Tanah
Ukuran Granular Gumpal Lempeng Prisma
Sangat halus < 1 mm < 5 mm < 1 mm < 10 mm
Halus 1 - 2 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm 10 – 20 mm
Sedang 2 - 5 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm 20 – 50 mm
Kasar 5 - 10 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm 50 – 100 mm
Sangat kasar > 10 mm > 50 mm > 10 mm > 100 mm

4. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Tanah :


a. Tekstur
Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam
tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah
itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur
tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur
tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah
yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya
sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat
sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka
struktur tanahnya granuler.

6|D A S A R IL M U TAN A H
b. Kadar Air
Air berperan dalam pembentukan struktur tanah dengan cara:
a. Pembengkakan dan pengerutan
b. Tegangan muka
c. Pendinginan dan pembekuan secara cepat
d. Air merupakan persyaratan hidup bagi mikrobia dan tumbuhan
e. Air sebagai faktor iklim
c. Aktifitas Biologi
Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka
tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.
d. Bahan Organik
Dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organik berfungsi
sebagai perekat atau lem.Bahan organik mempunyai sifat mengikat,
memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat
individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah
sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga
mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat
kemantapannya.

5. Metode Pengamatan Struktur Tanah


a. Kualitatif → menentukan tipe struktur secara langsung
b. Kuantitatif → menghitung ukuran

7|D A S A R IL M U TAN A H
METODOLOGI

Penentuan Tekstur Tanah dengan Metode Hidrometer


Alat dan Bahan
Alat :
a. Hidrometer ASTM (E100)
b. Thermometer, suhu kamar
c. Erlenmeyer 250 ml,
d. Gelas Ukur 50 ml dan 1.000 ml
e. Pengaduk listrik (mixer) dan pengaduk kayu
f. Ayakan 2.00 mm
g. Timbangan (dengan ketelitian sampai 0.1 g)
h. Oven, cawan dan stopwatch
i. Beaker glass
j. Mortar dan pistil
k. Botol plastik
l. Corong dan sendok
j. Alat pengukur (penggaris)

Bahan :
a. Tanah
Tanah dari Jatikerto (Tanah Alfisols) dan Wajak (Tanah Entisols) sebagai
spesimen yang diamati.
b. Hidrogen peroksida, 30 % (H2O2)
Hidrogen peroksida berfungsi membakar bahan organik sehingga ikatan
antara partikel tanah yang satu dengan lainnya bisa terpisah.
c. Aquades (H2O)
Satu liter aquades berfungsi sebagi pengencer setiap sampel.
d. Kalgon 5 % (Na4P2O7))
Larutkan 40 g NaPO3 (Natrium Metafosfat) dalam kira - kira 750 ml
aquades ke dalam labu ukur 1000 ml dengan cara menaburkan bubuk
tersebut secara perlahan-lahan sambil dikocok. Kemudian tambahkan 10 g
Na2CO3 (natrium karbonat) dan isi aquades sampai tanda batas. Bahan ini
berfungsi untuk mencegah adanya penggumpalan/penyatuan antar partikel
tanah.
d. Asam khlorida (HCl), 2M
Masukan 90 ml HCl pekat ke dalam labu ukur 1000 ml dan dengan
perlahan-lahan masukkan air suling (aquadest) sampai tanda batas. Asam
klorida ini hanya digunakan untuk menghilangkan ikatan karbonat pada
tanah alkali (tanah yang bersifat basa, misalnya tanah kapur)

8|D A S A R IL M U TAN A H
Cara kerja tekstur tanah

Haluskan tanah kering udara dengan pistil dan mortar

Saring tanah dengan ayakan 2 mm

Timbang tanah hasil ayakan sebanyak 50 gram (W)

Masukkan dalam erlenmeyer 250 ml

Tambahkan 100 ml aquades

Tambahkan 10 ml Hidrogen Peroksida (H2O2) 30 %

Masukkan ke dalam ruang asam atau blower

Tunggu selama 1 jam

Tambahkan larutan Na4P2O7 100 ml

Diamkan satu malam

Pindahkan ke tabung dispersi mekanik dan tambahkan air aquades


secukupnya

Kocok dengan mixer listrik selama 5 menit

9|D A S A R IL M U TAN A H
Tampung dalam gelas ukur 1 liter dan tambahkan air aquades
sampai garis batas

Letakkan gelas ukur pada meja pengamatan

Buatlah blanko 50 ml Na4P207 5% ditambah aquades pada gelas


ukur 1000 ml

Kocok dengan tiang pengaduk karet 5x gerakan ke atas dan bawah

Masukkan hidrometer pelan-pelan dan baca skala hidrometer (max.


40 detik setelah diaduk)

Catat bacaan sampel tanah RI :

Amati suhu ruangan TI :

Ulangi pekerjaan setelah 6 jam 52 menit

Untuk praktikum, dan setelah 6 jam 52 menit


untuk penelitian

Bacaan hydrometer blangko B 2 :-------- Bacaan hydrometer

sampel R2 :---------- Bacaan suhu T 2 : --------------------

Tentukan prosentase pasir, debu, dan liat

10 | D A S A R I L M U T A N A H
Cara kerja kadar air

Timbang cawan (C) dan cawan + tanah (Tb+C)

Keringkan pada suhu 105°C atau 1100C pada oven selama 24 jam

Amati berat cawan + tanah (To+C) berikutnya

Hitung nilai kadar air

Contoh : Menghitung kadar air kering udara


Tabel 3. Penentuan Kadar Air
Berat tanah basah Berat tanah kering Kadar air %
41.59 36.21 14,86

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 (𝑀𝑎)


Kadar air = x 100 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑀𝑝)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
= x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
41.59−36.21
= x 100 %
36.21
= 14,86 %

Tabel 4. Hasil Pengamatan Hidrometer


Bacaan Hidrometer I Bacaan Hidrometer II Hasil
Kadar air %
Sampel Blangko Suhu C Sampel Blangko Suhu oC
o
% % %
(M)
(R1) (B1) (T1) (R2) (B2) (T2) Pasir Debu Liat
23 1 27 16 1 27 14.86 44 16 40

100+𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟
% Pasir = 100 – ((R1-B1) + 0.36(T1-20)) x ( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑊)
100+14,86
= 100 - ((23 – 1) + 0.36 (27 – 20)) x ( )
50
= 44 %

11 | D A S A R I L M U T A N A H
100+𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟
% Liat = ((R2-B2) + 0.36(T2-20) x (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑊))
100+14,86
= ((16 – 1) + 0,36 (27 – 20)) x ( )
50
= 40%

% Debu = 100 – (44% - 40%)


= 16 %

Keterangan :
R = pembacaan hidrometer
B = pembacaan blangko (konsentrasi Na4P2O7)
T = pembacaan suhu
M = % kadar air
W = Berat tanah yang di analisa
0,36 = Faktor koreksi suhu
20 = suhu kalibrasi hidometer

Tabel 5. Hasil Perhitungan Presentase Tekstur dengan Hidrometer


% % %
Kode Pasir Debu Liat Klas tekstur
Tanah A 44 16 40 Liat

Penentuan Kelas Tekstur Tanah


Setelah masing-masing fraksi partikel diketahui prosentasenya maka kelas
tekstur tanah dapat diketahui dengan menggunakan bantuan gambar segitiga
tekstur (Gambar 4). Nama-nama kelas tekstur didasarkan pada istilah-istilah pasir,
debu atau lempung liat. Istilah-istilah tersebut bisa digunakan sebagai nama kelas
atau sebagai pernyataan sifat kelas tersebut atau keduanya. Sebagai contoh dapat
dikemukakan disini, apabila suatu tanah mengandung banyak sekali liat maka tanah
itu disebut berkelas tekstur liat, tetapi apabila tanah tersebut juga mengandung
fraksi pasir yang cukup banyak maka namanya menjadi liat berpasir.Apabila
perbandingan antara liat, debu, dan pasir diketahui maka kelas tekstur dapat
ditentukan dengan menggunakan diagram segitiga tekstur. Berikut ini adalah cara
menentukan kelas tekstur tanah pada segitiga tekstur:

12 | D A S A R I L M U T A N A H
Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk penetapan kelas tekstur

Cara kerja Struktur Tanah

Siapkan alat dan bahan

Ambil sampel tanah yang akan diamati

Ukur dengan alat pengukur panjang, lebar, dan tingginya

Tentukan kelas struktur tanah

13 | D A S A R I L M U T A N A H
FORMAT LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN
(dalam bentuk paragraf yang mencakup latar belakang pentingnya melakukan
praktikum tentang tekstur dan struktur serta tujuan dan manfaat praktikum)

BAB II METODOLOGI
2.1 Alat, Bahan, dan Fungsi
2.2 Analisa Perlakuan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data dan Hasil Pengamatan Tekstur Tanah
3.1.1 Hasil Pengamatan Kadar Air
Sampel Tb+C To+C C Kadar air (%)
Alfisols 1 21,29 18,58 3,83
Alfisols 2 21,44 18,73 3,86
Alfisols 3 21,96 19,16 3,72
Entisols 1 33,44 30,61 3,94
Entisols 2 24,21 22,28 3,83
Entisols 3 27,90 25,56 3,71

3.1.2 Hasil Pengamatan Hidrometer


Hidrometer I Hidrometer II
Sampel
T1 B1 R1 T2 B2 R2
Alfisols 1 27 2 14
Alfisols 2 27 3 13
Alfisols 3 27 3 14
Entisols 1 27 2 4
Entisols 2 27 3 4
Entisols 3 27 3 4
Ket: data bacaan Hidrometer 1 diambil saat praktikum di lab

14 | D A S A R I L M U T A N A H
3.1.3 Tabel Kelas Tekstur Sampel Tanah
Sampel %Pasir %Debu %Liat Kelas Tekstur
Alfisols 1
Alfisols 2
Alfisols 3
Entisols 1
Entisols 2
Entisols 3

3.1.4 Pembahasan Hasil Kelas Tekstur pada setiap Sampel Tanah


(bandingkan dengan literatur)
3.1.5 Pemilihan Jenis Tanaman yang Sesuai dengan Tekstur Tanah
(bandingkan dengan literatur)

3.2 Data Hasil Pengamatan Struktur Tanah


3.2.1 Data Hasil Pengamatan Struktur Tanah
Sampel Kelas Struktur

3.2.2 Pengaruh Pengolahan Lahan terhadap Struktur Tanah

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(Lampiran berisikan cara perhitungan kadar air dan tekstur tanah, penentuan
tekstur tanah pada segitiga tekstur dan dokumentasi kegiatan)

Note:
- Sumber tidak boleh dari blog, wordpress, wikipedia
- Margin 3,2,2,2
- Ditulis dengan pulpen biru pada kertas HVS A4
- Cover sama seperti materi sebelumnya, hanya berbeda nama materi
- Dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum

15 | D A S A R I L M U T A N A H

Anda mungkin juga menyukai