Anda di halaman 1dari 2

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai ciri utamanya yaitu tumbuh dan
berkembang. Dalam perkembangannya, tanaman memerlukan kondisi tertentu sesuai dengan
jenisnya untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam menunjang proses pertumbuhkembangannya,
tanaman yang baik harus memiliki ekosistem yang baik pula. Seperti halnya pada manusia yang
dalam ekosistemnya selalu membutuhkan interaksi sosial, tanaman juga membutuhkan interaksi
baik dengan sesama tanaman atau benda lain seperti contohnya tanah. Interaksi yang terjadi pada
tanaman dapat bernilai positif seperti simbiosis atau negatif seperti halnya persaingan atau
kompetisi.
Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organismenya yaitu intraspesifik dan
interspesifik. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal
dari satu spesies, sedangkan interaksi intraspesifik adalah hubungan antara organisme yang berasal
dari spesies yang berbeda. Interaksi intrasepesifik bisa dicontohkan pada tanaman terung (Solanum
melongena) yang ditanam bersamaan pada polybag yang sama. Sedangkan interaksi pada tanaman
intrerspesies terjadi pada jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max) yang ditanaman pada
polybag serta waktu yang sama pula.

Tanaman kedelai dan kacang hijau merupakan tanaman garminae yang sama-sama
mempunyai manfaat sebagai sumber pangan. Pertumbuhan dan perkembangan keduanya diawali
dengan germinasi atau perkecambahan. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak
renah, tumbuh tegak, berdaun lebat dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10-
200 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Jagung
merupakan tanaman berumah satu dimana bunga jantan terbentuk pada ujung batang sedangkan
bunga betina di pertengahan batang. Jagung juga merupakan tanaman monokotil semusim.

Bagi tanaman, interaksi kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin
dewasa tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat akan mencapai
klimaks kemudian akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka terhadap kompetisi, hal itu
disebut periode kritis. Ketika dua atau lebih jenis tanaman tumbuh bersamaan akan terjadi interaksi,
masing-masing tanaman harus memiliki ruang yang cukup untuk memaksimumkan kerjasama dan
meminimumkan kompetisi. Oleh karena itu harus upaya-upaya perawatan bagi tanaman harus
dilakukan secara optimal agar tanaman tetap bisa tumbuh sebagaimana mestinya.
Dalam penanaman, jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh yang
ditempati dalam penyediaan unsur hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang
efisien dalam pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi yang
mengakibatkan produktivitas rendah. Kepadatan populasi tanaman dapat ditingkatkan sampai
mencapai daya dukung lingkungan, karena keterbatasan lingkungan pada akhirnya akan menjadi
pembatas pertumbuhan tanaman. Menurut prinsip faktor pembatas leibig, materi esensial yang
tersedia minimum cenderung menjadi faktor pembatas
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilakukan untuk mengamati pengaruh kompetisi interspesifik terhadap
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max) dan kompetisi intraspesifik
terung (Solanum melongena) agar mampu memberikan informasi tentang pertumbuhan dan hasil
terbaik dari adanya kompetisi pada cara penanamannya.

Anda mungkin juga menyukai