Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menggambarkankuat-lemahnya gaya


kohesi dan adhesi antarpartikel penyusun tanah.Konsistensi menggambarkan mudah tidaknya
tanah hancur oleh suatu beban atau tekanan (Terzaghi,1943).Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan
tanah terhadap gaya yang dapat mengubah bentuk tanah.Gaya – gaya tersebut misalnya
pencangkulan dan pembajakan tanah.Tanah yang mempunyai konsistensi baik pada umumnya
mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.Oleh karena itu tanah dapat ditemukan
dalam keadaan lembab, basah, atau kering, maka pengklasifikasian konsistensi tanah harus
disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut (Cahyono agus,1998).Konsistensi tanah dapat
ditentukan secara kuantitatif di Laboratorium dengan menentukan batas-batas Nilai Attemberg).
Angka atterberg menunjukkan kadar air pada berbagai batas konsistensi, yakni penetapan batas
cair dan batas plastis suatu tanah, yang selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui indeks
plastisitas suatu tanah.Batas konsistensi tersebut meliputi :

1. Batas cair tanah (BC) yaitu jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah. Kalan air
lebih banyak tanah bersama air akan mengalir. Dalam hal ini tanah diaduk dulu dengan
air sehingga tanah bukan dalam keadaan alami. Hal ini berbeda dengan istilah kapasitas
lapang yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah dalam keadaan
alami.
2. Batas lekat tanah (BL) yaitu kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada
benda lain. Bila kadar air lebih rendah dari batas batas melekat maka tanah tidak dapat
melekat tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas lekat maka tanah akan mudah melekat
pada benda lain. (Foth, 1998)
3. Batas gulung (BG) adalah kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat digolek-
golekkan lagi. Kalau digolek-golekkan tanah akan pecah-pecah ke segala jurusan. Pada
kadar air lebih kecil dari batas menggolek tanah sukar diolah.
4. Batas berubah warna (BBW) yaitu tanah yang telah mencapai batas gulung, masih dapat
terus kehilangan air sehingga tanah lambat laun menjadi keringdan pada suatu ketika
tanah menjadi berwarna lebih terang. (Munir, 1996).

Perhitungan Batas cair dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan titik tunggal,persamaan regresi
dan dengan grafik pada kertas semilog.Ketiga metode perhitungan menunjukan perbedaan hasil
yang tidak terlalu jauh.Perhitungan menggunakan metode titik tunggal menghasilkan nilai
attermberg sebesar 76% yang menurut tabel harkat attermberg masuk kedalam klasifikasi yang
sangat tinggi.Perhitungan menggunakan persamaan regresi menunjukan nilai 75,75% yang juga
diklasifikasikan kedalam harkat amat tinggi.Sedangkan perhitungan dengan grafik pada kertas
semilog menunjukan angka 75,21%.Berdasarkan hasil pengujian,ketiga metode menunjukan
nilai yang sangat tinggi,hal ini menandakan tingginya kadar air maksimum yang dapat disimpan
dalam tanah.Besar kadar air dalam tanah ini dapat menentukan kesesuaian jenis tanaman,kuat
atau tidaknya suatu lahan untuk menahan beban dan tekanan dari tanaman tersebut.Beberapa
faktor yang menyebabkan tingginya batas cair (BC) tanah antaralain adalah jenis tekstur.Tekstur
halus pada sampel tanah yang digunakan menyebabkan jumlah pori tanah yang terdapat pada
sampel tanah cukup banyak,hal ini menyebabkan air yang masuk akan tertampung di pori-pori
tanah.Tanah dengan BC yang tinggi tidak cocok jika ditanami tumbuhan seperti singkong,jagung
dan tanaman lahan kering lainnya karena akar tanaman akan rawan membusuk karena terlalu
banyak air.

Perhitungan Batas Lekat (BL) tanah merupakan perhitungan yang dapat digunakan untuk
mengetahui batas kadar air saat tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain.Bila kadar air
lebih rendah dari pada batas lekat,maka tanah tidak akan melekat,akan tetapi apabila kadar air
lebih besar daripada batas lekat,tanah akan mudah melekat pada benda lain.Berdasarkan
perhiungan ,diperoleh nilai BL sebesar 69,44% yang tergolong dalam harkat terlampau
tinggi.Harkat BL yang terlampau tinggi mengindikasikan adanya kandungan lempung yang
tinggi pada sampel tanah,karena sifat lempung yang akuifug yaitu dapat menyerap air namun
meloloskannya dalam jumlah sedikit.Tanah dengan kandungan lempung tinggi cocok untuk
sektor pertanian lahan basah seperti padi.Akan tetapi apabila digunakan sebagai material dasar
bangunan kurang baik karena memiliki sifat kembang kerut yang cukup tinggi/labil sehingga
dapat merusak infrastruktur. Konsistensi tanah ditentukan secara kuantitatif dengan menentukan
batas-batas nilai atterberg. Angka Atterberg adalah presentase berat lengas tanah yang diukur
pada saat tanah mengalami perubahan konsistensi. Batas Gulung menggambarkan kadar air (Ka)
dalam tanah sehingga memungkinkan tanah dapat dilakukan modifikasi bentuknya (Sartohadi,
2012). Kandungan lengas pada saat keliatan mulai terasa dan tanah dapat dibentuk sesuai dengan
yang dikehendaki. Tanah mulai berada pada kondisi semi-padat yang merupakan batas maksimal
dari pengolahan tanah. Batas Gulung (BG) ialah kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat
digulung-gulungkan menjadi batang kecil berukuran ½ mm serta yang mulai retak-retak dan
pecah ; disebut pula batas plastisitas terendah . tidak semua tanah mempunyai BG ; pasir
misalnya tak dapat digulung-gulungkan. Sebaliknya pada lempung. IP = BC – BG. Pasir tidak
ber - IP karena tidak ber – BG. Plastisitas itu harus didukung oleh ketersediaan zarrah lempung
yang berlempeng – lempeng ( Baver, 1959 ). Hasil perhitungan BG berdasarkan data sekunder
didapatkan persentasi sebesar -347,37% dimana nilai tersebut termasuk dalam persentase yang
rendah. Penetapan letak Batas Gulung (BG) pada grafik, terletak di atas persentase Batas
Berubah Warna (BBW). Hal ini disebabkan oleh.......

Batas Berubah Warna (BBW) adalah tanah yang telah mencapai batas
menggolek/gulung, masih dapat terus kehilangan air, sehingga tanah lambat laun menjadi kering
dan pada suatu ketika tanah menjadi berwarna lebih terang. BBW menggambarkan kondisi tanah
yang kering, jika kadar air dalam tanah melewati BBW maka tanah akan mengalami perubahan
warna khususnya Value dan Chroma akan meningkat (Sartohadi, 2012). Jenis tanah
mempunyai Batas Berubah Warna 19,81%. Ini artinya angka tersebut pada kisaran 19-30 yang
mempunyai harkat tinggi sesuai dengan nilai harkat Batas Berubah Warna.

Persediaan Air Maksimum (PAM) merupakan rentan antara BC dengan BBW.Semakin kecil
rentan/harkat tanah,maka semakin kecil kemampuan menyimpan air dalam tanah.Hal ini
berkaitan dengan faktor pendorong tumbuhnya tanaman dengan baik.Perhitungan nilai PAM
menunjukan nilai 55,81 % yang termasuk dalam golongan tinggi.Nilai tersebut menunjukan
bahwa tanah mampu menyimpan air secara maksimal sehingga lahannya minim potensi
kekeringan dan menjadikan tanah tersebut mudah diolah.

Tanah memiliki sifat yang beraneka ragam salah satunya adalah sifat kembang kerut
tanah.Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE(Coeficient
Of Linier Extensibility).Perhitungan Indeks Cole (IC) dilakukan dalam 2 percobaan yaitu
sebelum dan sesudah dikeringkan.Hasil perhitungan pertama menunjukan nilai 0,71 sedangkan
nilai kedua menunjukan nilai 0,25.Berdasarkan kedua nilai tersebut dapat diketahui bahwa
sampel tanah mengalami pengerutan yang cukup besar.IC dipengaruhi oleh suhu dan curah
hujan.Suhu tinggi akan mengakibatkan tanah mengalami kerut yang cukup tinggi sedangkan bila
hujan meningkat dan suhu menurun yang terjadi adalah pengembangan tanah.Nilai IC yang
tinggi dan sifat kembang kerut yang tinggi ini juga semakin memperkuat dugaan dari
perhitungan nilai BC bahwa sampel tanah yang digunakan memiliki kandungan lempung yang
tinggi.Jenis tanah dengan nilai IC yang tinggi tidak cocok digunakan untuk bangunan dan
pertanian karena selain sifat kembang kerutnya yang tinggi juga pada musim kemarau akan
mengalami kekeringan.
Indeks Plastisitas (plasticity index). Indeks plastisitas menunjukan perbedaan kadar air pada
batas mengalir dengan batas menggolek.Batas menggolek adalah kadar air dimana gulungan
tanah mulai tidak dapat digolek-golekkan lagi. Kalau digolek-golekkan tanah akan pecah-pecah
ke segala jurusan. Pada kadar air lebih kecil dari batas menggolek, tanah sukar
diolah(Hardjowigeno,2010).Berdasarkan hasil perhitungan IP didapatkan nilai 55,81% yang
tergolong terlampau tinggi,tanah dengan kandungan lempung tinggi memiliki indeks plastisitas
(IP) yang tinggi sedangkan tanah dengan kandungan pasir yang tinggi mempunyai indeks
plastisitas (IP) yang rendah.Jangka olah menunjukan besarnya perbedaan kandungan air pada
batas menggolek dengan melekat. Tanah dengan jangka olah yang rendah merupakan tanah yang
lebih sukar diolah daripada tanah yang memilki jangka olah yang tinggi. Bila jangka olahnya
sama, tanah lebih sukar diolah bila indeks plastisitasnya rendah.Berdasarkan perhitungan
didapatkan bahwa nilai jangka olah (JO) sebesar 416,81% yang termasuk kedalam golongan
terlampau tinggi.

Daftar Pustaka

Sartohadi, Junun., Suratman, Jamulya, Nur Indah Sari Dewi. 2012. Pengantar Geografi Tanah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baver, L.D. 1959. Soil Physics. John Wiley and Sons, inc : New York

Anda mungkin juga menyukai