Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan pustaka

Kerapatan massa tanah

Kerapatan masa tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering


dengan berat volume tanah. Kerapatan isi tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah,
semakin tinggi kerapatan isi tanah maka semakin sulit pula meneruskan air.
Kerapatan isi tanah berkisar antara 1 – 1,6 g/cm 3. Struktur tanah dapat mempengaruhi
kerapatan isi tanah karena merupakan sifat fisik tanah yang dapat menunjukkan
kegemburan atau tingkat kepadatan tanah (Marbun, 2018). Faktor-faktor yang
mempengaruhi dari kerapatan massa tanah anatara lain bahan organik, kedalaman
bahan organik, serta kandungan dari bahan organik yang memiliki pengaruh pada
nilai kerapatan tanah yang ada dan perbedaan jumlah nilai kerapatan massa antara
tanah yang juga menyebabkan adanya perbedaan nilai dari kerapatan partikel tanah
(Martine dkk. 2016).
Berat tanah merupakan berat (massa) tanah per satuan volume daerah tanah
diberikan secara oven-kering pada suhu 105 – 110℃ dan dinyatakan dalam g/cm 3.
Variasi dalam kerapatan massa disebabkan oleh adanya proporsi tanah yang sebagian
besar tanah mineral memiliki kerapatan massa antara 1,0 dan 2,0 g/cm 3 (Hossaine
dkk. 2015). Kerapatan massa tanah adalah massa padatan tanah persatuan volume
tanah total yang biasanya dinyatakan sebagai g/cm3. Tanah tersusun dari partikel yang
halus dan tersusun secara tidak beraturan, mempunyai struktur yang baik, ruang
porinya tinggi dan menjadikan bobot volumenya rendah sekitar 1,2 g/cm 3 (Marbun
2018).

Kerapatan partikel

Kerapatan partikel tanah adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-
partikel bagian padat tanah, tidak termasuk volume pori-pori tanah. Kerapatan
partikel tanah dari setiap jenis tanah adalah konstan,karena dalam kerapatan partikel
tanah yang diperhatikan adalah partikel dari bagian pada tanah. Umumnya nilai
kerapatan partikel sekitar 2,65 g/cm3 (Hasibuan,2011). Kerapatan partikel tanah
adalah kajian dari tanah yang penting untuk menghitung porositas tanah dan angka
pori. Nilai kerapatan partikel tanah bervariasi di seluruh jenis tanah dan wilayah
geografis. Kerapatan partikel tanah menurun dengan meningkatnya kandungan bahan
organik pada tanah dan nilai kerapatan partikel tanah juga akan menurun apabila
kandungan pasir meningkat (Schjonning dkk., 2016).
Kerapatan partikel tanah adalah massa kering tanah dibagi dengan volume
partikel tanah. Kerapatan partikel tanah tetap konstan karena pengolahan tanah dan
perubahan suhu tidak mempengaruhi jumlah total dan komposisi kimia dari partikel-
partikel mineral tanah (Marbun 2018). Beberapa faktor yang mempengaruhi
kerapatan partikel tanah, diantaranya yaitu tekstur, bahan organik, struktur, kerapatan
massa dan topongrafi. Jumlah bahan organik berpengaruh terhadap besarnya
kerapatan butir, karena berat bahan organik lebih kecil dari benda padat yang lain,
kerapatan butir tanah bagian atas akan lebih kecil daripada tanah bagian bawah
(Purbajanti dkk., 2011).

Porositas Tanah

Porositas tanah adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous berarti
tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air serta udara masuk dan
keluar tanah ataupun sebaliknya yang dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas
bakteri pengurai sehingga tanah kurang subur (Marbun 2018). Hubungan antara
partikel tanah dan struktur pori tanah sangat penting karena perannya dalam
meretensi air tanah. struktur pori-pori tanah dipengaruhi oleh tanah fase padat dan
pemisahkan tanah (tanah liat, lumpur dan pasir) yang mempengaruhi perbedaan pori-
pori. Setiap tingkat partikel memiliki tingkat yang sesuai dari pori-pori partikel (Ding
dkk., 2015).
Porositas tanah total atau ruang pori total adalah volume seluruh pori yang ada
dalam suatu volume tanah yang dinyatakan dalam bentuk persen. Porositas tanah total
merupakan indikator awal yang mudah untuk mengetahui apakah suatu tanah
mempunyai struktur baik atau buruk (Marbun 2018). Faktor- faktor yang
mempengaruhi adanya porositas tanah diantaranya tekstur tanah, suhu, kadar material
organik, pH, kadar air tanah dan material tanah (Larasati dkk. 2016).

Dapus
Hossain, M.F., W. Chen, and Y. Zhang. 2015. Bulk density of mineral and organic
soils in the Canada’s arctic and sub-arctic.Information Processing in Agriculture.
2:183-190.
Hasibuan, B.E. 2011. Ilmu Tanah. USU Press. Medan.
Martin, M.A., M. Reyes, andF.J. Taguas. 2016. Estimating soil bulk density with
information metrics of soil texture. Geoderma. 287: 66-70.
Schjonning, P., R.A. McBride, T. Keller, and P.B. Obour. 2016. Predicting soil
particle density from clay and soil organic matter contents. Geoderma. 286: 83-87.
Marbun, S. M. 2018. Evaluasi Kinerja Irigasi Tetes di Tanah Latosol pada Prenursery
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). USU Press. Medan.
Purbajanti, E. D. Anwar, S. dan Karno. 2011. Buku Ajar Ilmu Tanah dan Kesuburan.
Badan Penerbit Undip, Semarang.
Ding, D., Y. Zhao, H. Feng, X. Peng, and B. Si. 2015. Using the doubleexponential
water retention equation to determinate how soil pore-size distribution is linked to
soil texture. Soil & Tillage Research, 156: 119130.
Larasati, W., R. Rahardian., dan M. Hadi. 2016. Struktur komunitas mikroartropoda
tanah di lahan penambangan galian C Rowosari Kecamatan Tembalang Semarang.
J.Bioma. 1 (18) : 79 – 88.

Anda mungkin juga menyukai