Oleh:
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah dalam bahasa yunani: pedon dan dari bahasa latin:
solum adalahsuatu bagian dari kerak bumi yang tersusun atas
Bahan organik dan Mineral.Tanah memiliki peran yang sangat
penting bagi semua mahuk hidup yang ada di bumi karena
selain tempat pijakan, juga sebagai penopang akar. Tanah
memilikistruktur tanah yang berongga-rongga sehingga
memudahkan akar untuk tumbuhdan bernafas. Bukan hanya
manusia saja yang membutuhkantanah sebagai satuhal yang
penting, hewan dan tumbuhan yang lainnya juga sangat
membutuhkansebagai lahan untuk hidup dan bergerak (Muiz,
2016)
Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan
endapan-endapan yangrelatif lepas, yang terlet ak diatas batuan
dasar. Ikatan antara butiran yang relatif lemah disebabkan oleh
adanya kandungan karbonat, bahan organik atau oksida-oksida
yang yang mengendapat di antara partikel-partikel. Ruang di
atara partikel-partikel dapat berisi air, udara maupun keduanya.
Komponen tanah yang terdiri dari bahan padat, air dan udara
merupakan sumberdaya utama yang sangat berperan penting
dalam kehidupan makhluk hidup. Tanah mempunyai
fungsiutama sebagai tempat tumbuh tanaman. Kema mpuan
tanah sebagai tempat tumbunya tanaman dipengaruhi oleh sifat
kimia, fisik dan biologi yang baik.Tanah yang memiliki sifat-
sifat yang baik biasanya menunjukkan tingkat kesuburan tanah
(Sartohadi, dkk, 2013)
Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang
ditentukanoleh banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari
berbagai kelompok ukuran,terutama perbandingan antara fraksi-
fraksi debu, pasir dan liat berukuran 2 mmke bawah. Tekstur
tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah dinyatakan
sebagai perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi
pasir,fraksi liat dan fraksi debu ( Sarma, 2015).
Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan baik secara
fisis maupun kimia dan dibantu pula oleh pengaruh atmosfer,
maka batu-batuan berdisintegrasi dan terdekomposisi
menghasilkan bahan induk lepas dan selanjutnya dibawah
pengaruh proses-proses pedogenesis berkembang menjadi tanah.
Tanah berasal dari pelapukan batuan bahan organik.
Pembentukan tanah memakan waktu yanglama, bisa ribuan
hingga jutaan tahun. Proses pelapukan dibedakan menjadi
tiga,yaitu pelapukan mekanik, kimiawi, dan organik(Trisnadewi,
2014)
Tanpa disadari, dalam waktu yang panjang sistem
pengolahan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah
baik dari segi fisik, kimia maupun biologi. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah yang
berlebihan menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan
struktur tanah, dan kekahatan kandungan bahan organik tanah.
Oleh karena itu, penanganan terhadap pengolahan tanah yang
baik untuk meningkatkan produktivitas sangat penting
dilakukan. Salah satu cara yang baik adalah dengan
menerapkan sistem pengolahan tanah secara konservasi.
(Khairi, et al. 2017).
1.2 Tujuan Peraktikum
2. TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Alat
Suntoro, S., Widijanto, H., Sudadi, dan S., Sambodo, E.E. 2014.
Dampak abu vulkanik erupsi gunung Kelud dan pupuk kandang
terhadap ketersediaan dan serapan magnesium tanaman jagung di
tanah Alfisol. Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11(2):69-
76.
Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. Twelfth
Edition, 2014. United States Department of Agriculture. Natural
Resource Conservation Service, National Soil Survey
Center, Lincoln, Nebraska.
Aditya, H.F. 2017. Studi Morfologi dan Klasifikasi Tanah pada
Toposekuen Lereng Timur Laut Gunung Kelud, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Program Studi Agroekkoteknologi
Universitas Brawijaya. Malang.
Saragih, S.D., Hasanah, Y. dan Bayu, E.A. 2016. Respons
pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merril.)
terhadap aplikasi pupuk hayati dan tepung cangkang telur. Jurnal
Online Agroekoteknologi 4(3):2167-2172.
Sukarman dan A. Dariah. 2014. Tanah Andosol di Indonesia
(Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya untuk
Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian
5.KESMIPULAN DAN (Kementerian Pertanian). Bogor.
SARAN Liyanda,M. Dan Karim, A. 2012. Analisis KriteriaKesesuaian
Lahan Terhadap Produksi Kakao pada Tiga Klaster
5.1 Kesimpulan Pengembangan di Kabupaten Pidie. Jurnal Agrista 16(2):1410-
3389.
Prabowo, R. dan Subantoro, R. 2018. Analisis Tnah
sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Lahan
Budidaya Pertanian di Kota Semarang. Jurnal
Ilmiah Cendekia Eksakta 2(2):59-64.
Syofiani, R., Putri, S.D. dan Karjunita, N. 2020.
Karakteristik sifat tanah sebagai faktor penentu potensi pertanian
di Nagari Silokek Kawasan Geopark Nasional. Jurnal Agrium
17(1):1-6.
5.2 Saran
Rahayu, A., Sri R., dan Mochtar L. 2014. Karakteristik Dan
Klasifikasi Tanah Pada Lahan Kering Dan Lahan Yang
Disawahkan Di Kecamatan Perak Kabupaten Jombang . Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan 1(2): 81.
Markus M., Iswan, dan Muhammad J. 2015. Hubungan Batas
Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Distabilisasi
dengan ISS 2500 Terhadap Nilai Kohesi pada Uji Geser
Langsung dan Uji Tekan Bebas. Jurnal Rekayasa Sipil dan
Desain 3(2) : 280.
6.DAFTAR PUSTAKA