ACARA II
PENETAPAN BOBOT JENIS PARTIKEL (PARTICLE DENSITY)
Dosen Pengampu : Ir. Inkorena G.S Sukartono M.Agr dan Dr. Ir. Seca Gandaseca,
M.Agr
Tanah adalah sumber kehidupan utama di bumi untuk semua jenis makhluk
hidup dan jasad renik. Tanah sendiri merupakan transformasi zat-zat mineral dan
bahan organik yang ada di permukaan bumi. Tanah terbentuk dibawah pengaruh
faktor-faktor lingkungan yang bekerja pada masa yang sangat panjang. Tanah dapat
dipelajari dari sifat kimia, biologi dan fisika, dan kedua sifat tersebut menentukan
kelas kemampuan tanah, tetapi sifat yang mana lebih dominan tergantung dari
peruntukannya dan pada umumnya kemampuan tanah ditentukan oleh sifat fisik
tanah.
Tanah terdiri atas 3 bahan yang bentuknya berbeda yaitu padatan, cairan dan
gas. Ketiga bahan tersebut akan berhubungan satu dengan yang lain sehingga
dikenal dengan istilah Berat Volume tanah (BV), Berat Jenis Partikel Tanah (BJP,)
Porositas/ruang pori, Rasio pori, Derajat kejenuhan, dan kadar air tanah. Sifat fisik
tanah merupakan faktor yang cukup penting untuk memahami ciri dan perilaku
tanah, salah satunya yaitu bobot isi tanah dan bobot jenis tanah. Bobot jenis tanah
berkisar antara 2,60-2,75 g/cm³. Bobot jenis setiap tanah bervariasi tergantung pada
kandungan bahan organik. Sedangkan bobot isi bervariasi pula tergantung
kandungan lengas tanah pada suatu tempat.
Bobot isi tanah sendiri tergantung pada kerapatan partikel dan ruang pori
tanah. Bobot isi ini sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar
dan pengolahan lahan. Oleh karena itu, bobot isi dan bobot jenis partikel sangat
penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan mengenai bobot isi dan bobot jenis
partikel semakin bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan bobot
jenis dan bobot isi suatu tanah pada suatu daerah. Perhitungan bobot isi dan bobot
jenis sendiri bermanfaat untuk mengetahui tentang kandungan kebutuhan air
didalam tanah, kandungan pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas
tanah sampai kedalaman tertentu.
1.2 Tujuan
Berat jenis partikel adalah perbandingan antara berat kering tanah dengan
volume tanah (tidak termasuk pori yang terdapat di antara partikel), yang
dinyatakan dalam gram persentimeter kubik. Berat jenis partikel tanah-tanah
mineral umumnya berkisar antara 2,60 sampai dengan 2,70 g/cm³, sedangkan berat
jenis partikel bahan organik tanah, berkisar antara 1,30 sampai dengan 1,50 g/cm³.
Penetapan berat jenis partikel dipergunakan dalam pergerakan partikel tanah dalam
air, laju pengendapan dan perhitungan porositas tanah (Puja, 2016).
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa
(g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan Rapat jenis adalah
perbandingan antara bobot janis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat
jenis tidak memiliki satuan. Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui
oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat
mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah
dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita
dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya
(Januarti, 2020).
Particle Density adalah suatu satuan volume padat tanah yang dinyatakan
dengan g/cm³. Besar jenis rata-rata butiran tanah mineral biasanya dianggap 2,65
gr/cm³ untuk kepentingan praktis. Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-
tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm³. Berat jenis butiran berubah
dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori. Densitas partikel sangat
berpengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah. Dengan adanya kandungan
bahan organik pada tanah maka nilai ini menjadi rendah. Istilah kerapatan ini sering
digunakan dalam istilah berat jenis atau spesifik graviti, yang berarti perbandingan
kerapatan suatu benda terhadap kerapatan air pada keadaan 40C, dengan tekanan
udara 1 atmosfer (Pairunan, 1997 dalam Fadel, et al., 2021).
2.2 Ruang Pori Total (Porositas Tanah)
Menurut Terzaghi dan Peck (1987) dalam Agusriadi dan Harun (2016)
porositas didefinisikan sebagai rasio ruang pori terhadap volume total agregat
tanah. Porositas juga merupakan perbandingan antara volume total, yang
dinyatakan sebagai suatu butiran. Poro-pori adalah bagian tanah yang tidak terisi
oleh padatan tanah (soild), sehingga memungkinkan masuknya unsur gas dan
cairan. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
dan tekstur tanah. Lebih penting dari porositas adalah sebaran ukuran pori. tanah
berpasir dan tanah berliat mungkin mempunyai porositas yang hampir sama, akan
tetapi sifat-sifatnya yang berhubungan dengan simpanan air.
Ruang pori tanah dibagi atas pori makro dan pori mikro. Pori makro berisi
udara dan air gravitasi yaitu air yang mudah hilang oleh gaya gravitasi, sedangkan
pori mikro berisi air kapiler atau udara. Tanah pasir mempunyai pori-pori makro
yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah liat. Diameter pori dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Pori makro (> 100 µm), dapat dilihat dengan mata telanjang sangat penting
untuk aerasi dan drainase (aliran gravitasi) tanah.
Pori meso (30-100 µm) efektif dalam gerakan air baik vertikal keatas
maupun ke bawah (aliran kapiler).
Pori mikro (< 30 µm), dapat menahan air pada periode kering dan
melepaskannya dengan sangat lambat (Agusriadi dan Harun, 2016).
Porositas tanah adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat
dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti
tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk
dan keluar tanah yang secara leluasa, sebaliknya jika tanah tidak poreus. (Hakim
dan Agustina 2006 dalam Fadel, et al., 2021).
Bobot isi tanah adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan
utuh, dinyatakan dalam gram tiap cm³. Unit volume terdiri dari volume yang terisi
bahan padat dan volume ruangan diantaranya. Bagian volume tanah yang tidak
terisi oleh bahan padat baik bahan mineral maupun bahan organik disebut ruang
pori tanah. Ruang pori total terdiri atas ruang diantara partikel pasir, debu dan liat
serta ruang agregat – agregat tanah (Sukartono dan Gandaseca, 2022).
Bobot isi tanah adalah nisbah berat tanah teragregasi terhadap volumenya,
yang dinyatakan dalam satuan g/cm³. Volume tanah merupakan volume bagian
padat (anorganik dan organik), dan volume pori tanah. Bobot isi tanah biasanya
digunakan untuk keperluan pemupukan, pengairan, maupun untuk perhitungan total
ruang pori tanah. Bobot isi tanah dapat menjadi suatu petunjuk tidak langsung
kepadatan tanah, udara, air, dan penerobosan akar tumbuhan kedalam tubuh tanah.
Keadaan tanah yang padat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena akar-
akarnya tidak berkembang dengan baik (Purwowidodo, 2005 dalam Fadel et al.,
2021).
Botol piknometer (pycnometer bottle atau density bottle) adalah sejenis botol
yang mempunyai volume tertentu. Penutup piknometer terbuat dari kaca yang
ditengahnya mempunyai pipa kapiler. Biasanya pada botol piknometer
dicantumkan volume (volume botol ditambah dengan volume pipa kapiler penutup
piknometer). Bila volume piknometer tidak diketahui, volume dapat ditentukan
dengan menimbang berat piknometer yang diisi penuh dengan zat cair
(Telaumbanua, 2019)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Alat :
1. Piknometer/Labu Ukur
2. Penangas Air
3. Timbangan
4. Panci
Bahan :
1. Ditentukan kadar air tanah kering udara yang akan digunakan (duplo).
2. Ditimbang piknometer/labu ukur bersing dan kering (X gr).
3. Diisikan kurang lebih 10 gr tanah kering, dibersihkan bagian luar dan leher
labu, kemudian ditutup dan ditimbang, koreksi dengan kadar air total tanah
(Y gr).
4. Diisikan aquadest kurang lebih 1/2 nya sambil membilas tanah yang masih
menempel di leher labu.
5. Dididihkan botol labu yang sudah diisi untuk mengurangi udara yang ada di
dalam tanah sambil digoyang-goyang.
6. Didinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian
ditambahkan aquadest dingin yang didihkan sampai batas voume, ditutup,
dan dibersihkan bagian luar labu dengan lap yang kering, lalu ditimbang (Z
gr).
7. Dikeluarkan isi piknometer/labu ukur, dicuci, kemudin diisi dengan
aquadest dingin yang telah dididihkan (suhu harus sama) sampai batas
volume, ditutup dan dibersihkan dbagian luarnya dengan lap kering, lalu
ditimbang( A gr).
8. Dihitung bobot jenis partikel menggunakan rumus.
BAB IV
Parameter Nilai
Piknometer kosong (X) 24,64 g
Piknometer + tanah kering udara (Y) 34,65 g
Piknometer + tanah kering udara + air (Z) 78,96 g
Piknometer + air (A) 73,99 g
(𝑦−𝑥)
BJP = (𝑦−𝑥)−(𝑍−𝐴)
34,65 − 24,64
= (34,65 − 24,64) − (78,96 − 73,99)
10,01
= (10,01) − (4,97)
10,01
= 5,04
= 1,98 𝑔/𝑐𝑚3
= 1 x 100%
= 100%
% Volume Ruang Pori (Porositas Total)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖
PT = [1 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 ] 𝑥 100%
1,98
= [1 − ] 𝑥 100%
1,98
= [1 − 1] x 100%
= 0 x 100%
= 0%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan penetapan bobot jenis partikel pada
suatu sampel tanah. Penetapan bobot jenis partikel kali ini menggunakan metode
piknometer, dimana untuk mendapatkan volumenya maka harus digunakan bahan
lain sebagai pembandingnya, yaitu berupa air aquadest. Setelah dilakukan
penimbangan dan perhitungan, maka didapatkan hasil bobot jenis partikel, bobot
isi, % volume ruang bahan padat dan % volume ruang pori (Porositas Total).
Faktor lain yang mempengaruhi bobot jenis partikel adalah bahan organik
tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian
telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik tanah
memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan organik tanah,
menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah (Rahardjo, 2001 dalam Huda
2010).
Setelah diketahui bobot isinya, maka dapat dicari % volume ruang bahan padat
pada sampel tanah yang digunakan. Hasil dari perhitungan % ruang bahan padat
adalah 100%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa % volume ruang pori
(Porositas tanah) adalah 0%. Hal ini berarti bahwa sampel tanah yang digunakan
merupakan sampel tanah utuh yang hanya terdiri atas ruang bahan padat dan tidak
terdapat ruang pori tanah. Porositas adalah suatu indeks volume relatif nilainya
berkisar 30% - 60%. Tanah bertekstur kasar mempunyai persentase ruang pori total
lebih rendah dari pada tanah bertekstur halus, meskipun rataan ukuran pori
bertekstur kasar lebih besar dari pada ukuran pori tanah bertekstur halus (Arsyad,
1975 dalam Chairani, 2015).
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Chairani, Susi, M. Idkham dan Dina Wahyuliana. 2015. Analisis Pengolahan Tanah
Dengan Menggunakan Traktor Roda Empat Dan Pemberian Sekam Padi
Terhadap Perubahan Sifat Fisika Dan Mekanika Tanah. Prosiding. Seminar
Nasional Biotik : 163-169.
Fadel, Moh, Salapu Pagiu, dan Abdul Rahman. 2021. Analisis Sifat Fisika Tanah
Pada Penggunaan Lahan Kebun Kakao Dan Lahan Kebun Campuran. Jurnal
Agrotekbis, 9 (2) : 512-522.
Huda, Samsul. 2010. Bobot Isi Dan Bobot Jenis. Universitas Brawijaya, Malang.
Januarti, Nana. 2020. Penetapan Bobot Jenis Dan Rapat Jenis. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Minangkabau, Ardian, Joice M.J. Supit, dan Yani E.B. Kamagi. 2022. Kajian
Permeabilitas, Bobot Isi Dan Porositas Pada Tanah Yang Diolah Dan Diberi
Pupuk Kompos Di Desa Talikuran Kecamatan Remboken Kabupaten
Minahasa. Jurnal Soil Enviromental, 22 (1) : 1-5.
Nuraida, Nurmaranti Alim, Muh. Arhim. 2021. Analisis Kadar Air, Bobot Isi dan
Porositas Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan. Prosiding. Biologi
Achieving the Sustainable Development Goals with Biodiversity in
Confronting Climate Change : 357-361.
Sukartono, Inkorena G.S dan Seca Gandaseca. 2022. Penuntun Praktikum Dasar-
dasar Ilmu Tanah. Universitas Nasional, Jakarta.
Surya, Johandre Arpindra, Yulia Nuraini, Widianto. 2017. Kajian Porositas Tanah
Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi
Robusta. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 4 (1) : 463-471.
Telaumbanua, Andi. 2019. Acara 3 Berat Volume, Berat Jenis Dan Porositas Tanah
: Bab 2 Tinjauan Pustaka. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Gambar Keterangan