Disusun Oleh:
Fardan Muhammad Rizqin Januar Fadhilah 11520026
Kelompok 1
Asisten :
Fina Lutfia Arouffy 11519015
1.2 Tujuan
1. Menentukan bulk density pada sampel tanah utuh.
2. Menentukan porositas pada sampel tanah utuh.
3. Menentukan kadar air pada sampel tanah utuh.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Gambar 1. Foto Rona Lingkungan Lokasi Gambar 2. Foto Rona Lingkungan Lokasi
Pengambilan Sampel Tanah (TB1) Pengambilan Sampel Tanah (TB2)
(Dokumentasi Pribadi) (Dokumentasi Pribadi)
Jatinangor. Pengambilan sampel dilakukan di Tapak Hutan Campuran dengan dua kali
pengambilan. Sampel tanah pertama diambil pada lokasi berkoordinat S 06o55.856’ E 107
46.262’ sedangkan sampel tanah kedua diambil pada lokasi berkoordinat S 06o55.862’ E
o
107 o46.261’. Kondisi kedua lokasi pengambilan dapat diperhatikan melalui Gambar 1.
dan Gambar 2.
Gambar 3. Grafik Perbandingan Bulk Density Antara Titik Bantu 1 dan Titik Bantu 2
Melalui bulk density atau bobot isi tanah kita dapat mengetahui seberapa padat
suatu tanah. Lebih rincinya kita dapat mengetahui perbandingan amtara berat tanah kering
dengan volume bongkahan tanah yang digunakan sebagai sampel serta merepresntasikan
keadaan volume pori-pori dari tanah tersebut. Jika bobot isi suatu tanah semakin tinggi
maka kepadatan tanah tersebut semakin tinggi. Begitupula sebaliknya, semakin rendah
nilai bobot isi tanah maka tingkat kepadatannya semakin rendah. Akibat dari kepadatan
ini adalah jika tanah semakin padat maka semakin sulit akar tumbuhan menembus tanah
sehingga sulit untuk tumbuhan mendapatkan air, mineral, dan zat hara. Akibat lainnya jika
semakin padat tanah adalah air akan sulit untuk diteruskan sehingga ketersediaan air dapat
berkurang pada tanah tersebut (Haridjaja et al., 2010).
Grafik perbandingan bobot isi tanah pada lokasi titik bantu satu (TB1) dan lokasi
titik bantu dua (TB2) yang ditunjukkan Gambar 3. menunjukkan hasil bahwa bobot isi
tanah pada TB1 bernilai 0,79 g/cm3 dan lebih kecil nilainya dibandingkan dengan bobot
isi tanah pada TB2 yang bernilai 1,21 g/cm3. Hal ini disebabkan karena tanah pada TB1
lebih banyak terdapat tutupan dan vegetasi di atasnya. Tanah dengan jumlah vegetasi atau
tutupan yang lebih banyak tidak akan mudah hancur akibat tumbukan air hujan sehingga
penyumbatan pori tanah dapat diminimalisir. Penyumbatan pori akan membuat tanah
menjadi lebih padat (Sandrawati et al., 2016). Sedangkan tanah pada TB 2 kondisinya
kurang tertutupi oleh tutupan atau vegetasi sehingga memudahkan air hujan langsung
menumbuk permukaan tanah dan menyebabkan pori tanah tersumbat sehingga tanah
menjadi lebih padat. Dari data dan literatur yang ada, dapat disimpulkan bahwa akar
tanaman pada TB1 akan lebih mudah menembus akar dan ketersediaan airnya berpotensi
lebih banyak dibanding tanaman pada TB2 karena bobot isi tanahnya yang lebih kecil.
50
40
30
20
10
0
Porositas Tanah Porositas Tanah
TB 1 TB 2
(%) (%)
Porositas Tanah Porositas Tanah
TB 1 TB 2
(%) (%)
Gambar 4. Grafik Perbandingan Porositas Tanah Antara Titik Bantu 1 dan Titik Bantu
2
terungkap pula bahwa tanah dengan jumlah vegetasi atau tutupan yang lebih banyak tidak
akan mudah hancur akibat tumbukan air hujan sehingga penyumbatan pori tanah dapat
diminimalisir.
Grafik perbandingan porositas tanah pada lokasi titik bantu satu (TB1) dan lokasi
titik bantu dua (TB2) yang ditunjukkan Gambar 4. menunjukkan hasil bahwa porositas
tanah pada TB1 bernilai 69,95% dan lebih besar nilainya dibandingkan dengan porositas
tanah pada TB2 yang bernilai 54,24%. Hal ini disebabkan karena tanah pada TB1 lebih
kecil nilai bobot isi tanahnya. Berdasarkan penjelasan dari literatur sebelumnya, bobot isi
tanah yang kecil akan menyebabkan pori tanah semakin besar sehingga porositasnya
semakin besar pula Sedangkan tanah pada TB 2 nilai bobot isi tanahnya lebih besar
menyebabkan pori tanahnya lebih kecil sehingga porositasnya pun kecil. Dari data dan
literatur yang ada, dapat disimpulkan bahwa pori tanah pada TB1 lebih besar dan akan
lebih memudahkan air untuk diteruskan sehingga ketersediaan airnya berpotensi lebih
banyak dibanding tanah pada TB2 yang pori tanahnya lebih kecil.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Kadar Air Tanah Antara Titik Bantu 1 dan Titik
Bantu 2
menyebabkan tanah akan semakin padat. Tanah yang padat memiliki ikatan partikel yang kuat
sehingga tahan terhdap gesekan dan sulit dibentuk, namun adanya penambahan kadar air akan
membuat ikata partikel tanah melemah sehingga tanah akan mudah dibentuk. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Yulina & Ambarsari (2021) diperoleh informasi tambahan yakni tanah dengan
tekstur yang lebih padat memiliki kemampuan menyediakan air yang lebih kecil dibanding tanah
dengan tekstur yang lebih lunak.
Grafik perbandingan kadar air tanah pada lokasi titik bantu satu (TB1) dan lokasi
titik bantu dua (TB2) yang ditunjukkan Gambar 5. menunjukkan hasil bahwa kadar air
tanah pada TB1 bernilai 24,92% dan lebih besar nilainya dibandingkan dengan kadar air
tanah pada TB2 yang hanya bernilai 6,90% . Hal ini disebabkan karena tanah pada TB1
lebih kecil nilai porositas tanahnya. Berdasarkan penjelasan dari literatur sebelumnya,
bobot isi tanah yang kecil akan menyebabkan pori tanah semakin besar sehingga
porositasnya semakin besar pula, dan porositas yang semakin besar menandakan ruang
pori yang lebih besar sehingga air lebih banyak tertampung dan semakin mudah untuk
diteruskan sehingga ketersediaan kadar airnya semakin banyak. Sedangkan tanah pada TB
2 nilai bobot isi tanahnya lebih besar menyebabkan pori tanahnya lebih kecil sehingga
porositasnya pun kecil, dan porositas yang semakin kecil menandakan ruang pori yang
lebih kecil sehingga air lebih sedikit tertampung dan semakin sulit untuk diteruskan
sehingga ketersediaan kadar airnya semakin sedikit Dari data dan literatur yang ada, dapat
disimpulkan bahwa kadar air tanah pada TB1 lebih besar dan akan lebih menyuburkan
tanah sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimal dibanding tanah pada TB2 yang pori
tanahnya lebih kecil.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Bulk density pada sampel tanah utuh TB1 adalah 0,79 g/cm3 dan pada TB2 adalah 1,21 g/cm3.
Tanah pada TB2 lebih padat sehingga akan sulit ditembus akar tanaman dan sulit meneruskan air
ke dalam tanah serta permukaannya lebih kasar dibanding TB1.
2. Porositas pada sampel tanah utuh TB1 adalah 65,95% dan pada TB2 adalah 54,24%.
Tanah pada TB1 akan lebih mudah menampung dan meneruskan air ke dalam tanah
dibanding TB2.
3. Kadar air pada sampel tanah utuh TB1 adalah 24,92% dan pada TB2 adalah 6,90%. Tanah
pada TB1 memiliki ketersediaan air yang lebih banyak dibanding TB2 sehingga tanaman
yang tumbuh diatasnya akan berpotensi tumbuh lebih optimal.
4.2 Rekomendasi
Nilai dari ketiga parameter yakni bulk density, porositas, dan kadar air tanah telah
didapatkan. Diketahui bahwa tanah pada TB2 kurang baik untuk mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman sehingga solusi yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan
ketersediaan air baik melalui tangan manusi ataupun penambahan vegetasi dengan tingkat
kerapatan dan kerimbunan yang cukup tinggi agar tanah mendapat banyak asupan bahan
organic sehingga akan lebih gembur, tidak kering dan mampu menampung dan
meneruskan air dalam jumlah relative cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA