Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ILMU TANAH HUTAN

PENETAPAN KERAPATAN ISI DAN POROSITAS TANAH

OLEH

NAMA: RAMBU STEVANI RANGGA

NIM: 2323812059

KELAS: B

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni
bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah
sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik. Yang
terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik.Salah satu bagian yang
cukup penting adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan Bulk Density. Massa
tanah atau biasa juga disebut berat tanah dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat
jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur
alamiah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat tanah makin
tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama
tetapi kurang padat. Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat tanah,
pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang
air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar.
Bulk density suatu tanah penting untuk diketahui karena bulk density menggambarkan
keadaan tekstur, struktur, dan porositas tanah, sehingga dapat mengetahui tanah mana
yang cocok untuk tanaman. Sesuai dengan hasil penelitian pada pertumbuhan tanaman
yang dinyatakan bahwa makin tinggi nilai bulk density suatu lapisan tanah maka produksi
tanaman makin menurun hal ini dikarenakan tanah yang nilai bulk densitynya besar
banyak mengandung bahan mineral. Sedangkan tanah yang mengandung nilai bulk
density rendah kaya akan bahan organik, sehingga makin rendah nilai bulk density suatu
tanah maka makin baik untuk dijadikan tempat budidaya tanaman.
Tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah
dibanding dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1 - 1,6
gr/cm3 , sedangkan tanah organik umumnya memiliki nilai bulk density 0,1 – 0,9 gr/cm3.
Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pengolahan
tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat
drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Porositas tanah sangat menentukan
penggunaaan tanah. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar
karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam mencari bahan organik.
Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu
kekurangan air.Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang
diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim
kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah. Berat dan ruang
pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan
sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur
tanah.Begitu banyak manfaat ruang pori bagi kehidupan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sifat-sifat porositas sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan
perkembangan organisme yang dibudidayakan, karena di alam tanah terdapat sejumlah
ruang pori yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Bahan organik
memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan
mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah. Tanah
dengan struktur remah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan
tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu, untuk
memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan penambahan
bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan
menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk
density dan particle density.

Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan praktikum tentang kerapatan isi dan porositas
tanah yang di laksanakan di laboratorium PH politeknik pertanian negeri Kupang.

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara menetapkan kerapatan isi dan prositas yang tepat.

2. Untuk mengetahui kerapatan isi dan porositas pada tanah-tanah hutan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerapatan Isi/Bulk Density

Menurut Prittchet and Fisher 1987. kerapatan isi atau berat volume atau kerapatan lindak
atau Bulk density adalah berat kering satu satuan volume tanah yang umumnya dinyatakan
dalam g/cm³ Volume tanah termasuk butiran padat dan ruang pori sehingga sangat berhubungan
dengan porositas sedangkan menurut 2003, kerapatan isi merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk
volume pori-pori tanah yang dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
BD/KI
berat tanah kering (9) volume tanah (cc)
Berat volume merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi berat
volume tanah, yang berarti makin sulit meneruskan air atau makin sulit ditembus akar tanaman.
Pada umumnya berat volume tanah berkisar antara 1.1-1.6 cm' (Hardjowigeno, 2003).
Sedangkan pada tanah-tanah hutan, berat volume pada horizon A0 sekitar 0,2 g/cm³ dan pada
horison Al umumnya kurang dari 1,0 g/cm Pada horison yang lebih dalam diperoleh nilai yang
lebih tinggi yaitu 1.5 g/cm' atau lebih (Prittchet and Fisher 1987).
Kerapatan isi berbeda dengan kerapatan partikel atau density. Kerapatan partikel merupakan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume
partikel-partikel (padatan tanah), jadi tidak termasuk volume pori-pori tanah. Partikel density
berkisar antara 2,60 dan 2,75 (Hardjowigeno,2003).

2.2. Porositas
Pori- pori tanah merupakan bagian tanah yang tidak terisi bahan padatan (terisi oleh air
dan udara). Persentase volume ruang pori total dikenal dengan istilah porositas. Porositas dan
padatan tanah sangat menentukan kerapatan isi. Tanah yang bertekstur halus mempunyai
porositas tinggi dan kerapatan isi yang lebih rendah daripada tanah bepasir. Tanah-tanah dengan
struktur granuler atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan
struktur massif(pejal) (Hardjowigeno,2003).
Menurut Hanafiah, 2009, porositas merupakan indicator kondisi drainase dan aerase tanah.
Tanah yang poros berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan
udara sebaliknya, tanah yang tidak poros mempunyai ruang pori yang sedikit sehingga
pergerakan air dan udara tidak leluasa.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Penetapan Kerapatan Isi dan Porositas Tanah ini dilaksanakan pada hari kamis
31 agustus 2023 pada pukul 08.00-12.00 Di laboratorium Pengelolaan Hutan Politeknik
Pertanian Negeri Kupang

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
sampel Tanah utuh dari tegangan hutan sedangkan alat yang digunakan adalah:
1. Lembar praktikum
2. Neraca ohaus atau timbangan digital
3. Ring sampel
4. Cawan Petris
5. Oven
6. Desikator
7. Alat ukur (Mistar atau pita ukur)

3.3. Prosedur Kerja


1. Menyiapkan sampel tanah utuh dari tegakkan hutan!
2. Meletakkan sampel tanah utuh di atas cawan Petris!
3. Masukkan dalam oven pada suhu 105° selama 24 jam!
4. Setelah 24 jam, keluarkan sampel tanah dari dalam oven Dan dinginkan dalam
desikator! Setelah dingin, timbang sampel tanah utuh tersebut bersama ring sampel dan
cawan Petris (a)
5. Keluarkan tanah dari ring sampel dan timbang ring sampel kosong bersama cawan
Petris (b gram)!
6. Hitung berat kering tanah (a gram – b gram)!
7. Hitung volume ring sampai yang digunakan!
8. Hitung kerapatan isi atau BD atau berat isi dengan rumus: BD= Berat kering tanah
Volume ring sampel
9. Hitung porositas dengan menggunakan rumus:
RPT = (1 – BD÷ PD) x 100%
Nilai PD yang digunakan adalah 2,65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan kerapatan isi dan porositas

Sampel Berat a Berat b Berat Volume BD Porositas


kering ring
Hutan 370,4 141,6 228,6 1762335,6 1,295 cm³ 51%
alam gram gram gram cm³

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum hasil kerapatan isi dan porositas tanah maka yang
diperoleh yaitu berat a:370,4gram, berat b:141,6gram, berat kering: 176,6gram, diameter
ring :7,5 cm³, jari-jari: 3,14 cm, setelah mengetahui berat kering dan volume ring, kita perlu
menghitung kerapatan isi atau BD dengan cara:
228,6gram
BD = -
176,6 cm³
= 1,295
Selanjutnya menghitung potositas tanah dengan cara:
1,295 cm³
(1------------------) × 100 %
2,65
= 51 %

Dimana sesuai dengan pendapat Hakin, dkk (1986) bahwa Bulk Density atau kerapatan
isi merupakan perbandingan antara berat tanah kering oven dengan volume tanah, termasuk
volume pori-pori tanah. Contoh tanah yang digunakan untuk untuk menentukan berat jenis harus
diambil secara hati-hati dari dalam tanah dan tidak boleh merusak struktur aslinya. Sedangkan
Porositas menurut Foth H.D (1988) adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran
padat. Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Terganggunya struktur asli dapat
mempengaruhi jumlah pori tanah demikian pula berat per satuan volume. Kandungan bahan
organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kerapatan tanah dan kerapatan
isi yang rendah sehinnga tingkat porositas yang dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang
tinggi terhadap tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut tergolong subur (Hardjowigeno, 2003).

Gambar(1). Ring dan cawan petris Gambar(2). Tanah utuh saat


ditimbang

Gambar(3). Tanah utuh diatas cawan petris


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Bul Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-
pori tanah diantaranya Bulk density, particle density dan porositas tanah memiliki
hubungan yang saling mempengaruhi dalam menentukan tingkat kesuburan tanah serta
sangat berkaitan satu sama lain. Porositas tanah dipengaruhi oleh bulk density dan
particle density-nya. Apabila nilai bulk density dan particle density-nya rendah maka
nilai porositas tanahnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.

5.2. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan
praktikum untuk aktif dan turut serta bekerja sama agar dapat memahami jalananya
praktikum serta mengerti apa yang di praktekkan.
DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2011. Bulk Density. Diakses pada halaman website


http://www.scribd.com/doc/57926062/Laporan-Bulk-Density pada tanggal 28 November
2013. Makassar.
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindoPersada. Pada
tanggal 11 Maret 2013. Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Pada tanggal 17 Juni 2012 pukul 11.00 WITA.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Diakses tanggal 07 Juni 2011
Sutedjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Tanggal 22 Juli 2010 pukul
12.00 WITA.
Pedro, A. Sanchez. 2001. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB Bandung. Bandung.
Diakses tanggal 30 November 2007.
Tim Asisten Laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan
Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada tanggal 01
Desember 2013.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi
H.1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar. Pada
tanggal 13 agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai