Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

KERAPATAN ISI TANAH

NAMA : NUR ASISA HAMMA


NIM : G06I221036
KELOMPOK : 43
KELAS : DASAR-DASAR ILMU TANAH A
ASISTEN : SYAMSYIDAR

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik, untuk mengenal dan
mempelajarinya, dibutuhkan pemilihan bagian agar lebih mudah dan praktis.
Salah satu bagian yang penting adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan
kerapatan isi (bulk density). Didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori.
Ruang pori-pori ini sangat penting oleh karena itu ruang ini di isi dengan air dan
udara. Air dan udara juga bergerak melalui ruang pori. Penyediaan air untuk
pertumbuhan tanaman dan juga air yang bergerak melalui tanah sangat berkaitan
erat dengan jumlah dan ukuran dari suatu pori-pori tanah (Hanafiah, 2010).
Tanah dapat di temukan dimana saja yang ada disekitar kita yang
mempunyai arti yang sangat penting bagi seluruh mkhluk hidup. Kebanyakan
orang tidak bisa berusaha menentukan apakah tanah itu, dari mana asal tanah dan
bagaimana sifatnya. Pasti sediit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita
yag mengetahui sebab perbedaan ini. Kondisi fisik tanah sangat menentukan
aerase, drainase, dan nutrisi tanaman (Hakim, 2015).
Beberapa sifat fisik tanah yang sangat penting adalah bulk density Dan
porositas. Bahan organik dapat memperkecil berat isi tanah karena bahan organik
jauh lebih ringan dari pada bahan mineral. Disamping itu bahan organik dapat
memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori tanah sangat bervariasi dari
satu horizon ke horizon yang lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang di
pengaruhi oleh teksstur tanah dan sifat fisik tanah (Madjid, 2010)..
Berdasarkan keterangan di atas, dalam kesempatan kali ini kami melakukan
pengamatan tentang “Kerapatan Isi” untuk mengetahui definisi kerapatan isi,
faktor-faktor yang memengaruhi kerapatan isi, serta hubungan kerapatan isi
dengan produktivitas tanaman. Dengan demikian, dapat ditelusuri dan memahami
hal-hal yang berkaitan dengan kerapatan isi.
1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mendemostrasikan bagaiman sampel tanah utuh


diambil di lapangan, bagaimana menghitung nilai total ruang pori tanah dan
mendemostrasikan perbedaaan antara tanah yang padat dan tanah yang gembur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerapatan isi (Bulk Density)


Bulk density merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan,
karena keterkaitannya yang erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah,
drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat tanah yang
lainnya, berat volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan temporal
(waktu). Nilai berat volume, DB, bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain
disebabkan oleh variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman
perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan lain-lain (Kurnia, 2006).
Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume
tertentu. Satuannya adalah g/cm³. Volume tanah yang dimaksud adalah volume
kepadatan tanah termasuk ruang-ruang pori. Bulk density merupakan
petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk
density, yang berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai
bulk density yang rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya (Aris, 2013).
Kerapatan isi tanah berkaitan dengan porositas tanah. Bila tanah
mengalami pemadatan, misalnya karena penggunaan traktor di lahan pertanian,
jumlah ruang pori tanah berkurang, dan berat tanah per satuan volumenya
bertambah. Sebaliknya, bila ruang pori tanah bertambah misalnya karena
pengolahan tanah maka berat tanah per satuan volume atau kerapatan isinya
menurun. Kerapatan isi tanah bersifat dinamik, tergantung pada porositas tanah.
Tanah yang baru saja diolah akan memiliki kerapatan isi lebih rendah, sebaliknya
tanah yang telah mengalami pemadatan memiliki kerapatan isi lebih tinggi.
Sebaliknya, kerapatan partikel tanah relatif stabil, kecuali bila ke dalam tanah
diintroduksi padatan lain yang memiliki berat jenis berbeda dengan kerapatan
partikel tanah (Salam, 2020).
Berdarkan uraian diatas, maka praktikum kerapatan isi tanah perlu
dilakukan guna mengetahui penyusun tanah (partikel dan bahan organik) dan
rongga (air dan udara) dalam tanah. Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui cara menghitung kerapatan isi pada suatu sampel tanah dan untuk
mengetahui kerapatan isi yang baik untuk budidaya tanaman.
2.2 Hubungan Kerapatan Isi Terhadap Kesuburan dan pengolahan Tanah
Kerapatan tanah merupakan kerapatan tanah. Semakin padat tanah maka semakin
tinggi kerapatan isinya yang berarti makin sulit untuk meneruskan air ke akar
tanaman. Bulk density sangat penting untuk menghitung kebutuhan pupuk untuk
tiap-tiap hektar tanah yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan
2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 2013).
Tanah yang padat mempunyai kerapatan isi yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas yang mempunyai kandungan kerapatan isi yang lebih
rendah dibandingkan dengan tanah yang ada di bawahnya. Tanah organik
memiliki nilai bulk density yang lebih mudah. Kerapatan isi tanah banyak
mempengaruhi sifat fisik tanah dan kemampuan tanah dalam menyimpan air
drainase. Sifat fisik ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah di dalam
berbagai suatu keadaan (Hardjowigeno, 2013).
Sifat fisik tanah pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan
karena berkaitan dengan pertumbuha. Setiap kelas tekstur berat isi
menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Kerapatan isi dan koporitas
tanah terdapat hubungan proporsi fase padat dan kerapatan isi. Nilai kerapatan isi
dapat menggambarkan adanya lapisan pada tanah, daya memegang air, sifat
drainase dan kemudahan tanah untuk menembus akar (Pedro, 2001).
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi kerapatan Isi
Faktor kerapatan isi di pengaruhi oleh kepadatan tanah, pori-pori, struktur, tekstur,
dan ketersediaan bahan organik. Bahan organic lebih ringn dari pada bahan
mineral. Disamping itu bahan organik penyusun lebih tinggi karena bahan organik
dapatt memperkecil berat tanah dan memperbesar porositas tanah serta memiliki
berat berat yang kecil dibandingkan dengan mineral (Hardjowigeno, 2003).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan
kadar air apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka
bulk density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa Bulk
density dan kadar air berbanding terbalik, hal ini dibuktikan apabila tanah dapat
menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan
di dalam agregata tanah banyak menyimpan air. Kadar air crat hubungannya
dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki
kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat
mempunyai daya melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di
dalam agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organik
sedikit (Madjid, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kerapatan isi tanah ini di lakukan di Laboratorim Kimia Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Jumat, 28
Oktober 2022 pada pukul 11.30 WITA Sampai selesai..
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kerapatan isi yaitu ring sampel,
palu, papan ukuran 30cm x 30cm, linggis, dan cutter.
Adapun bahan yang digunakan yaitu sampel tanah utuh, isolasi, plastik
cetik, dan label.
3.3 Prosedur Kerja
Metode pelaksanaan yang dilakukan pada praktikum kapasitas lapang adalah
sebagai berikut:

1. Membersihkan permukaan tanah dari tumbuhan dan serasah


2 Memasukkan ring sampel dengan menggunakan media datar (papan) sampai
bagian atas ring.
3 Mengeluarkan ring bersama tanah yang ada di dalamnya dengan cara
menggalinya secara hati-hati dari sisi ring, gunakan cutter atau parang agar
hasil lebih maksimal dan tanah didalam ring tidak terganggu.
4 Menimbang berat tanah bersama ring.
5 Memasukkan ring ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 104 oC.
6 Mencatat hasil penimbangan pada lembar data
7 Mengeluarkan ring bersama tanahnya, dan memasukkannya ke dalam
desikator untuk mendinginkan ring dan tanah.
8 Mengeluarkan tanah bersama ringnya setelah 12-24 jam di dalam desikator.
9 Menghitung kerapatan isi dengan rumus :

ρb = Mko/Vt

Keterangan: ρb = Kerapatan isi (Bulk density)


Mko = Massa tanah kering oven (g)

Vt = Volume tanah utuh (cm3)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Data Ring

Berat Ring (g) 121,10g

Diameter dalam ring (mm) 70mm

Tinggi ring (mm) 48mm

Berat tanah + air + ring (g)

Berat tanah + ring (berta


setelah diovenkan) (g) 367,13g

Kerapatan isi (g cm-3)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diperoleh data yaitu berat ring tanpa
tanah diperoleh hasil berat ring (gram) 121,10gram, diameter dalam ring70mm,
tinggi ring (cm) 48cm, berat tanah kering oven + air + ring (gram) 367,13gram,.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) bahwa bulk density  di
lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6
g.cm-3. Tanah organik memiliki nilai bulk density  yang lebih mudah, misalnya
dapat mencapai 0,1 g.cm-3 - 0,9 g.cm-3 pada bahan organik.
Nilai bulk density disebabkan oleh kandungan bahan organik yang lebih
tinggi di lapisan atasnya dan memiliki pori-pori yang renggang. Tanah yang
renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil persatuan volume dan tanah
padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat isi ditentukan oleh padatan
tanah dan porositas. Padatan tanah sangat berpengaruh, dimana tanah yang lebih
padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar daripada tanah yang kurang
padat. Porositas berpengaruh dalam menentukan nilai bulk density tanah, apabila
pori-pori tanah besar atau tinggi maka nilai bulk density kecil, hal ini sesuai
dengan hal yang dikemukakan oleh Pairunan (2001).
Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk lahan pertanian. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Pairunan (2001) bahwa Tanah yang
memiliki bulk density yang kecil maka bahan organik yang dikandungnya akan
semakin besar sehingga akan menyebabkan aerasi dalam tanah tersebut menjadi
lebih baik sehingga cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan kerapatan isi yaitu
Bulk density atau kerapatan isi tanah adalah perbandingan antara berat tanah
kering dengan volume bawah termasuk volume pori-pori tanah. Makin padat
suatu tanah, maka semakin tinggi bulk density yang berarti semakin sulit untuk
meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Nilai bulk density dapat
menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pengolahan tanahnya, kandungan
bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan
kemudahan tanah ditembus akar sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman.
5.2 Saran
Sebaiknya tanah yang memiliki bulk density tinggi dapat dijadikan sebagai lahan
pertanian karena memgandung bahan organik yang tinggi, sehingga aerasi dalam
tanah menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Hakim. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Pustaka Jaya. Jakarta.

Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Intitut Pertanian. Bogor
Hardjowigeno, 2010. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta
Kurnia, U. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Aris, M. 2013. Laporan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah Bulk Density.
Universitas Hasanuddin. Makassar
Salam, A, K. 2020. Ilmu Tanah. Global Madani Press. Bandar Lampung
Pairunan. 2001. Ciri-ciri utama Tanah. Horizon E.
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pengambilan sampel tanah utuh.

Gambar 2. Sampel tanah utuh yang telah diperoleh.

Gambar 3. Penimbangan ring sampel tanah utuh setelah di oven.

Anda mungkin juga menyukai